(Minghui.org) Beberapa hari yang lalu, seorang rekan praktisi berkata, “Seorang praktisi akan pergi ke pedesaan untuk memberikan bantuan kepada praktisi lain yang mengalami kesulitan finansial. Dia meminta kita untuk menyumbangkan sebagian uang.” Saya setuju tanpa berpikir dua kali.
Praktisi tersebut menambahkan, “Situasinya berat. Dia memiliki empat cucu laki-laki. Putranya menderita depresi, dan suaminya menderita stroke. Dia akan memiliki lebih banyak waktu untuk belajar Fa dan berkultivasi jika kita menyediakan bantuan finansial."
Saya bertanya, “Guru mengatur jalur kultivasinya. Mungkinkah Guru membuat pengaturan yang salah? Kesulitan tersebut diatur untuk dia tanggung dan mengultivasi dirinya. Dia hanya dapat mengultivasi dirinya setelah menanggung penderitaan ini. Kesulitan tersebut adalah jalur kultivasinya. Mengapa dia perlu kita untuk membantunya?” Praktisi lain tidak menyumbangkan uang ketika mereka mendengar apa yang saya katakan.
Ketika kami belajar Fa bersama lagi, saya mendengar bahwa seorang praktisi masih memberinya beras dan hal lainnya. Saya jadi mengetahui bahwa puluhan rekan praktisi telah membantunya selama satu dekade terakhir. Beberapa dengan aktif mengoordinasikannya, dan beberapa menyumbangkan uang ketika dia memerlukannya. Beberapa memberinya hal lain seperti susu, sosis, tisu toilet, minyak, dan pakaian. Seorang praktisi telah menyumbangkan sejumlah uang bulanan kepadanya.
Saya merasa ini bukan hal yang baik dalam kultivasi. Saya percaya bahwa para praktisi ini telah menghancurkan jalur kultivasi praktisi yang mengalami kesulitan tersebut, dan praktisi tersebut dengan menerima donasi semacam itu juga dapat memperoleh karma.
Guru berkata,
“Menurut pandangan Sang Maha Sadar, menjadi manusia bukan merupakan tujuan, kehidupan manusia bukan untuk menjadi manusia, tetapi supaya anda dapat pulang kembali. Manusia mengalami banyak penderitaan, dia beranggapan bahwa makin banyak penderitaan yang dialami akan makin baik, mempercepat pembayaran utang, beginilah cara berpikirnya.” (Ceramah 4, Zhuan Falun)
Namun, rekan-rekan praktisi ini telah menyumbang untuknya dalam waktu yang lama. Saya rasa ini masalah serius, jadi saya membagikan pemahaman saya, namun para praktisi ini masih berpikir mereka tidak melakukan sesuatu yang salah. Mereka merasa mereka harus membantunya.
Kenyataannya adalah selama sepuluh tahun terakhir, putra rekan praktisi tersebut mengalami depresi karena istrinya meninggal. Suaminya menderita sroke. Tampaknya kesengsaraannya menjadi bertambah parah ketika dia mengandalkan bantuan rekan praktisi.
Guru berkata,
“Tentu saja, di tengah Xiulian juga ada isyarat dari Shifu dengan meminjam mulut orang lain, karena Xiulian kalian adalah saya yang mengatur, bukan orang-orang itu. Ada beberapa orang yang begitu bersedia memercayai ucapan kacau tak berdasar ini, apakah dia adalah Shifu anda? Apakah ini yang disebut percaya kepada Guru?” (Menghardik Lagi)
Saya merasa bahwa praktisi yang mengoordinir masalah ini tidak melihatnya dari sudut pandang Fa. Mereka yang ikut menyumbang harus menyadari bahwa ini adalah gangguan.
Saya menyarankan semua praktisi yang terlibat dalam hal semacam itu agar membaca kembali ceramah Guru:
“Bagaimanapun, pengikut Dafa yang berjalan kemari dari "20 Juli" 1999, Shifu sangat menyayangi kalian, Dewa yang tak terhitung jumlahnya sangat menghargai kalian, tetapi kalian sendiri juga harus tahu menghargai. Sadarlah! Jalan paling sulit telah dilalui, di saat terakhir jangan sampai terjadi perahu terbalik di selokan yang bau.” (Menghardik Lagi)