Falun Dafa Minghui.org www.minghui.org CETAK

Mengikuti Ajaran Dafa Tanpa Syarat

23 Sep. 2020 |   Oleh praktisi Falun Dafa di Tiongkok

(Minghui.org) Sebagai pengikut Falun Dafa, kita semua tahu pentingnya mempelajari ceramah Dafa dan memahami bahwa hanya dengan berasimilasi dengan Fa serta memperbaiki watak kita barulah kita sungguh-sungguh berkultivasi.

Namun, saya memerhatikan bahwa sebagian praktisi di daerah kami telah gagal mengikuti ajaran Dafa, dan saya ingin membagikan sebagian pemahaman saya di sini.

Mengenai Masalah Xiulian Harus Berspesialisasi Tunggal

Seorang rekan praktisi baru-baru ini tertarik dengan kaligrafi kuas. Meski waktu yang tersisa bagi kita untuk menyelamatkan orang-orang terbatas, dia menyibukkan dirinya setiap hari dengan menyalin kata-kata dalam sebuah naskah suci kuno. Meski penulisnya tidak dapat diverifikasi, banyak orang percaya naskah tersebut ditulis oleh Kaisar Kuning (Huangdi). Mengenai buku ini, orang-orang memiliki tafsir yang berbeda-beda, dan praktisi tersebut menyatakan bahwa dia hanya berlatih kaligrafi tanpa memerhatikan isi dari naskah tersebut.

Guru berkata,

“Perihal apa yang disebut “Huangdi Neijing,” “Xingming Guizhi,” atau “Tao Tsang,” buku sejenis ini juga sama, walaupun tidak membawa benda buruk semacam itu, tetapi di dalamnya juga mengandung eksistensi informasi dari berbagai tingkat. Ia sendiri sudah merupakan metode Xiulian, dengan membacanya juga sudah akan dibubuhkan masuk kepada anda, mengganggu anda.” (Ceramah 6, Zhuan Falun)

Guru menghabiskan satu paragraf penuh yang menjelaskan alasan mengapa kita tidak seharusnya melihat naskah suci kuno. Akan mustahil bagi praktisi untuk tidak membaca kata-kata dalam naskah suci kuno tersebut jika dia menyalin kata-kata darinya setiap hari. Pikiran kita harus tetap lurus. Selama itu adalah naskah suci kuno, tak peduli apa bentuk maupun isinya, kita bahkan tidak seharusnya menyentuhnya. Mengikuti ajaran Guru tanpa syarat sama halnya dengan dengan sungguh-sungguh berasimilasi dengan Fa.

Para Praktisi Tidak Seharusnya Bermain Mahyong

Seorang praktisi lansia bermain mahyong setiap hari dengan teman-temannya.

Guru berkata,

“Ada orang yang juga bertanya pada saya apakah mereka boleh bermain mahjong -- bukankah anda sedang mencoba mengambil uang orang lain melalui judi? Bukankah itu judi?” (“Tanya Jawab Ceramah Fa di Guangzhou,” Zhuan Falun Fajie (draft))

Guru memperingatkan pengikut Dafa untuk tidak bermain mahyong. Ketika saya membagikan pemahaman saya dengan praktisi ini, dia justru membenarkan tindakannya dengan berkata, “Guru bermaksud agar kita tidak terobsesi dengan uang dan judi. Saya tidak memiliki hasrat untuk berjudi namun hanya bermain dengan teman-teman. Meski menggunakan uang jumlahnya tidak banyak, saya tidak memiliki mentalitas seorang penjudi. Saya tidak terobsesi dengan kemenangan atau kehilangan uang, dan saya hanya melakukannya demi kesenangan.”

Epilog

Kedua praktisi yang disebutkan di atas terikat dengan hal-hal duniawi dan menemukan alasan bagi keterikatan mereka.

Pengikut Dafa harus melakukan apa yang Guru ajarkan kepada kita. Jika Guru mengatakan pada kita untuk tidak membaca naskah suci lainnya, kita tidak seharusnya membacanya. Jika Guru mengatakan pada kita untuk tidak bermain mahyong, kita tidak seharusnya memainkannya. Adalah jalan lurus bagi praktisi Dafa untuk berasimilasi dengan Fa.

Saya ingin mengakhiri dengan ceramah Guru,

“Xiulian memang luar biasa sulit, luar biasa serius, anda sedikit saja kurang perhatian mungkin segera jatuh, hancur lebur dalam sesaat, oleh karena itu hati harus tulus.” (Ceramah 6, Zhuan Falun)

Ini adalah pemahaman pribadi saya. Mohon ditunjukkan bila ada yang kurang pantas.