(Minghui.org) Bulan Juli 2020 menandai peringatan 21 tahun penganiayaan terhadap Falun Gong, sebuah aliran spiritual dan meditasi kuno yang telah menjadi sasaran rezim komunis Tiongkok sejak tanggal 20 Juli 1999.
Di bulan ini, 729 praktisi Falun Gong ditangkap dan 681 dilecehkan karena keyakinan mereka. Pada saat penulisan, 460 praktisi masih dalam tahanan dan 7 praktisi dipaksa bersembunyi untuk menghindari penganiayaan lebih lanjut.
Di antara 1.410 praktisi yang menjadi sasaran, 452 rumahnya digeledah. Dua praktisi, termasuk Li Wenjing (wanita) dari Tianjin dan Liu Jieyue (wanita) dari Kota Weifang, Provinsi Shandong, listriknya dipadamkan oleh perusahaan utilitas, ketika polisi datang untuk menangkap dan mengganggu mereka.
Delapan puluh satu praktisi ditangkap (11,1%) dan dari 45 orang yang dilecehkan (6,7%) berusia 65 tahun atau lebih, tiga praktisi dilecehkan berusia antara 90 dan 94 tahun.
Wang Xiangju (wanita), penduduk Kota Dunhua Provinsi Jilin berusia 80-an tahun, ditampar mukanya oleh polisi setelah penangkapannya pada tanggal 15 Juli. Jiang Suzhen (wanita), penduduk Kota Suzhou Provinsi Jiangsu berusia 70-an tahun, ditangkap pada tanggal 19 Juli setelah dilaporkan berbicara dengan orang-orang tentang Falun Gong. Polisi mencengkram tangan Jiang Suzhen dengan erat di belakang punggungnya. Dia tidak tahan sakit dan merasa pusing. Tekanan darahnya juga meningkat.
Anak-anak juga tidak luput dari penganiayaan. Tiga cucu Zheng Huixiang (wanita), berusia antara satu setengah hingga lima tahun, ditahan bersamanya, selama penangkapan kelompok di Kota Gaomi, Provinsi Shandong pada tanggal 22 Juli.
Seorang wanita hamil, Sun Zhongli, dari Kota Dalian, Provinsi Liaoning, dipaksa untuk tinggal jauh dari rumah setelah polisi mengganggunya pada tanggal 11 Juli 2020. Suaminya harus merawat kedua anak mereka, yang berusia 4 dan 9 tahun, sendirian.
Total 2.681.490 yuan disita oleh polisi dari empat puluh empat praktisi. Zhao Xiqing (wanita), seorang wanita berusia 85 tahun penduduk Kota Wuhan, Provinsi Hubei, disita 250.000 yuan. Zhou Xiaoqi (pria), seorang praktisi Kota Changchun Provinsi Jilin, telah disita 184.000 yuan. Delapan praktisi lainnya disita antara 10.000 dan 70.000 yuan.
Jika dibandingkan dengan enam bulan pertama, rata-rata 473 penangkapan dan 478 kasus pelecehan per bulan, pada bulan Juli ini dilaporkan penangkapan dan pelecehan masing-masing 1,5 dan 1,4 kali lebih tinggi, hal ini menunjukkan bahwa penganiayaan yang terjadi pada bulan Juli ini lebih intensif dan bulan Juli juga menandai bulan penganiayaan yang dianggap oleh rezim komunis sebagai “tanggal sensitif.”
Penangkapan kelompok juga lebih menonjol daripada bulan-bulan sebelumnya, terutama di lima provinsi teratas dengan kasus terbanyak yang dilaporkan, termasuk Jilin, Shandong, Liaoning, Heilongjiang dan Hebei.
Di daerah sekitar Kota Changchun, Provinsi Jilin, tempat Falun Gong pertama kali diperkenalkan kepada publik pada bulan Mei 1992, beberapa penangkapan kelompok terhadap praktisi terjadi di Changchun, Kabupaten Nong'an (dibawah administrasi Changchun), Kota Shulan (sekitar 120 mil) dari Changchun), dan Kota Yanbian (260 mil dari Changchun) antara tanggal 16 dan 20 Juli.
Ma Yi (pria), seorang praktisi Changchun yang ditangkap pada tanggal 15 Juli, dipukuli oleh polisi, kepalanya dibenturkan ke dinding dan diseret di lantai beton. Akibatnya, dia mengalami luka parah di lututnya.
Penangkapan kelompok lainnya termasuk lebih dari tiga puluh praktisi yang ditangkap di Kota Dalian, Provinsi Liaoning antara tanggal 10 dan 11 Juli; sepuluh penangkapan di Kota Hulin, Provinsi Heilongjiang antara tanggal 12 dan 13 Juli; dua belas praktisi ditangkap di Beijing antara tanggal 19 dan 21 Juli; hampir lima puluh praktisi dan anggota keluarga mereka ditangkap di Kota Gaomi, Provinsi Shandong pada tanggal 22 Juli; sepuluh ditangkap di Kota Nanjing, Provinsi Jiangsu pada tanggal 22 Juli; dan lebih dari sepuluh praktisi ditangkap di Kota Xi'an, Provinsi Shaanxi pada tanggal 26 Juli. Tujuh praktisi yang ditangkap di Xi'an berusia antara 78 dan 86 tahun.
2 juta yuan uang tunai disita dari salah satu praktisi di Dalian yang ditangkap pada tanggal 11 Juli. Detail lebih lanjut masih harus diselidiki.
Semua praktisi yang ditangkap di Kota Gaomi diambil sampel darahnya. Beberapa praktisi diperas uangnya oleh polisi, berkisar antara 1.000 hingga 5.000 yuan. Polisi hanya menerima uang tunai. Keluarga praktisi mencurigai bahwa polisi tidak mau meninggalkan bukti digital pemerasan mereka.
Seorang petugas berkata pada seorang praktisi ketika diminta menunjukkan ID polisi mereka, “Mengapa anda memiliki begitu banyak masalah? Sangat mudah bagi kami untuk membereskan anda [praktisi Falun Gong]. Kami bisa melakukan apapun yang kami mau. Bahkan jika kami menyiksa anda sampai mati, tidak ada yang berani mengatakan apapun.”
Xu Na (wanita), seorang artis pemenang penghargaan yang ditangkap dalam penyisiran polisi di Beijing, kehilangan suaminya, Yu Zhou, karena penganiayaan di sekitar Olimpiade Beijing pada tahun 2008 dan telah menjalani dua kali hukuman penjara selama total delapan tahun sebelumnya hanya karena berlatih Falun Gong.
Selain penangkapan di sekitar “tanggal sensitif”, praktisi di Henan, Guizhou dan Heilongjiang juga melaporkan penangkapan serta pelecehan terhadap kampanye “zero-out” nasional.
Dalam kampanye “zero-out” baru yang diperintahkan oleh Komite Urusan Politik dan Hukum (PLAC) pusat di Beijing, pekerja komunitas dan petugas polisi setempat dimobilisasi untuk mengunjungi praktisi Falun Gong yang masuk daftar hitam pemerintah. Mereka mengumpulkan informasi praktisi dan berusaha memaksa mereka untuk menandatangani pernyataan siap melepaskan Falun Gong. Beberapa anggota keluarga praktisi juga diganggu serta diancam.
Dalam penganiayaan terhadap Falun Gong, PLAC, sebuah badan di luar hukum yang mengawasi keamanan negara dan cabang peradilan, telah memainkan peran sentral dalam membuat dan melaksanakan kebijakan penganiayaan.
Menurut The Epoch Times, PLAC dan Kantor 610, adalah badan di luar kerangka hukum lain yang didirikan di banyak provinsi dibuat khusus untuk menganiaya Falun Gong, termasuk di Shandong, Hainan, Guangdong, Zhejiang, dan Anhui, bahkan memberikan hadiah hingga 100.000 yuan bagi orang-orang untuk melaporkan praktisi Falun Gong yang menyebarkan informasi tentang penganiayaan.
Di bawah ini adalah cuplikan dari beberapa kasus penangkapan dan pelecehan. Karena blokade informasi yang ketat di Tiongkok, jumlah praktisi Falun Gong yang dianiaya karena keyakinannya tidak selalu bisa dilaporkan pada waktu yang tepat, juga tidak semua informasi tersedia.
Lanjut Usia Menjadi Target
Wanita Berusia 85 tahun Ditangkap dan Uangnya Disita 250.000 Yuan
Zhao Xiqing (wanita), berusia 85 tahun seorang penduduk Kota Wuhan, Provinsi Hubei, sedang mempelajari ajaran Falun Gong dengan tujuh praktisi lainnya (tiga orang berusia 80-an), ketika puluhan petugas masuk ke rumahnya pada tanggal 14 Juli 2020.
Polisi menggeledah rumah Zhao dan menyita tabungannya sebesar 250.000 yuan uang tunai. Meskipun Zhao dibebaskan keesokan harinya, polisi menolak mengembalikan uangnya.
Saat mencoba melarikan diri dari penangkapan, seorang praktisi melompat keluar dari jendela Zhao di lantai dua dan mengalami patah tulang pada betisnya. Dia dirawat di rumah sakit dan dibawa pulang oleh keluarganya sekitar tengah malam.
Xiong Guiju (wanita), yang menemani keluarga praktisi ke rumah sakit, ditangkap dan rumahnya digeledah pada pagi hari tanggal 15 Juli. Dia ditolak masuk oleh pusat penahanan setempat karena tekanan darahnya yang tinggi dan dibebaskan pada malam hari tanggal 17 Juli.
Semua praktisi lain yang ditangkap di rumah Zhao telah dibebaskan pada tanggal 20 Juli.
Wanita Berusia 80 tahun Ditangkap di Jalan dan Diinterogasi selama Berjam-jam
Cheng Sigui (wanita), berusia 80 tahun dari Kabupaten Lu, Provinsi Sichuan, sedang membagikan materi Falun Gong di jalan pada pagi hari tanggal 19 Juli 2020, ketika tiga orang berpakaian hitam datang dan merampas tasnya.
Ternyata ketiga pria itu adalah polisi. Mereka mengambil kunci dan menggeledah rumahnya setelah membawa dia ke kantor polisi setempat. Tidak ada orang di rumah, dan polisi menyita buku-buku Falun Gong, foto pencipta Falun Gong, serta media player yang dia gunakan untuk memutar musik meditasi Falun Gong.
Kelompok petugas lainnya memaksa Cheng memegang materi terkait Falun Gong yang dia bawa dan mengambil fotonya. Mereka juga memaksa Cheng berjalan dan merekam gaya berjalannya. Informasi pribadinya yang lain, termasuk suara, sidik jari, dan cetakan telapak tangan, juga dikumpulkan.
Polisi mempertanyakan dari mana Cheng mendapatkan materi Falun Gong. Dia menolak menjawab tetapi mengatakan pada polisi bahwa dia sembuh dari kanker payudara setelah berlatih Falun Gong dan dia tidak melakukan kesalahan apapun dalam menegakkan keyakinannya.
Cheng dibebaskan dengan jaminan sekitar pukul 11 malam. Polisi menolak untuk mengembalikan buku-buku Falun Gong ketika dia memintanya sebelum meninggalkan kantor polisi.
Cheng pernah bekerja di tambang gas alam Luzhou. Baik suami dan putranya meninggal karena kanker di usia muda. Kanker juga menggerogoti dirinya, tetapi dia senang karena kesehatannya pulih setelah berlatih Falun Gong.
Sebelum penangkapan terakhirnya, Cheng ditangkap pada tanggal 30 Agustus 2015, karena membawa materi terkait Falun Gong. Dia ditipu oleh polisi untuk menghadiri dua sidang pengadilan pada tanggal 31 Maret dan 27 Oktober 2016, yang keduanya berlangsung kurang dari sepuluh menit. Pengadilan Distrik Jiangyang menjatuhkan hukuman dua tahun penjara, dengan denda 3.000 yuan, pada tanggal 6 Desember 2016.
Praktisi Berusia 80-an dan 90-an Dilecehkan
Pada tanggal 11 Juli 2020, polisi mengganggu Lian Shuxian (wanita), seorang warga Kota Dalian, Provinsi Liaoning, berusia 90-an. Enam petugas menggeledah rumahnya dan mengisi mobil polisi dengan barang-barang yang disita dari rumahnya, termasuk komputer, printer, ponsel, pemutar mp3, buku-buku dan materi Falun Gong, serta foto pencipta Falun Gong.
Empat hari kemudian, Yang Yongqing (pria), berusia 94 tahun, penduduk Kota Zhaoyuan, Provinsi Shandong, juga diganggu. Polisi mengambil buku Zhuan Falun, buku utama Falun Gong, serta mp3 player yang dia gunakan untuk memutar musik latihan Falun Gong.
Song (wanita), berusia 82 tahun, adalah penduduk Kota Sanhe, Provinsi Hebei. Delapan petugas mengganggu dia di rumahnya pada tanggal 20 Juli, dengan alasan seseorang telah melaporkannya karena membagikan materi terkait Falun Gong di lingkungannya.
Seorang petugas mencoba mengambil gambar dan merekam video rumah Song, tetapi dia menghentikannya. Petugas lain memerintahkan Song untuk merobek poster Falun Gong di dindingnya. Dia juga menolak untuk patuh. Petugas kemudian menggeledah kamarnya dan mengambil gambar Zhuan Falun, tanpa mengambil bukunya.
Polisi kembali beberapa menit kemudian dan meminta nomor telepon Song. Ketika dia menolak memberi tahu, polisi mengambil foto buku alamat teleponnya dan kemudian pergi.
Menjadi Target karena Berbicara pada Orang-orang
Tiga Praktisi Falun Gong Ditangkap sebagai Pembalasan karena Mengekspos Kematian Praktisi di Tahanan Polisi
Delapan kendaraan polisi mengepung sebuah bangunan tempat tinggal di Kota Yuzhou, Provinsi Henan sekitar pukul 5 pagi pada tanggal 16 Juli 2020. Beberapa praktisi Falun Gong, yang tinggal di dalam gedung, ditangkap.
Pintu rumah Liao Xiangye (wanita) dan Qiao Shuhong (wanita) didobrak oleh polisi. Qiao Yun dan putranya, Xu Mengliang, yang tidak berlatih Falun Gong, juga ditangkap.
Sore harinya, polisi dan staf manajemen properti mengetuk pintu setiap penghuni dan mengajukan pertanyaan. Polisi mengancam akan menangkap semua orang yang tinggal di gedung tersebut.
Menurut sumber, penangkapan dan gangguan dipicu oleh kematian Zhang Zhiwen (wanita), yang tinggal di gedung dan meninggal dalam tahanan polisi empat hari setelah penangkapannya pada tanggal 13 Mei 2020. Polisi mencurigai praktisi yang disebutkan di atas mengekspos Kematian Zhang pada Minghui.org.
Keluarga Zhang sangat terpukul oleh kematiannya dan telah mengajukan pengaduan ke Kejaksaan Kota Xuchang, menuntut penyelidikan menyeluruh atas kematiannya dan para pelaku agar diadili. Tidak jelas apakah mereka telah diintimidasi dalam babak baru penangkapan dan pelecehan.
Sebelum menangkap praktisi, polisi telah memasang dua kamera pengintai di luar gedung tempat tinggal. Dua kamera lagi baru saja dipasang.
Luo Dongjun dan Wang Xiaowei dari Kantor Keamanan Domestik Yuzhou, yang memimpin penangkapan Zhang, juga berpartisipasi dalam babak baru penangkapan.
Pada saat penulisan, Qiao Shuhong telah dikirim ke Pusat Penahanan Kota Xuchang. Qiao Yun telah dibebaskan, tetapi putranya tetap berada di Pusat Penahanan Kota Yuzhou. Kondisi Liao (wanita) tidak jelas.
Zhang Deying dan Shi Zhanhua (keduanya wanita), dari Kota Jinan, Provinsi Shandong, membagikan materi informasi tentang Falun Gong di daerah pemukiman sekitar pukul 8 malam pada tanggal 6 Juli 2020. Ketika mereka meninggalkan subdivisi, mereka dikepung oleh delapan petugas berpakaian preman. Petugas memborgolnya di belakang punggung dan membawa mereka ke Kantor Polisi Xinglong.
Sekitar pukul 10 malam, petugas menggeledah rumah Zhang. Mereka menyita lusinan buku Falun Gong, foto pencipta Falun Gong, dan ponselnya.
Polisi lalu melanjutkan untuk menggerebek rumah Shi sekitar tengah malam. Mereka menghabiskan dua jam berikutnya untuk mencari di mana-mana. Lusinan buku Falun Gong, pamflet, pemutar media, pemutar MP3, empat ponsel dan komputer Shi disita.
Keluarga Shi mengatakan bahwa petugas tampak sangat gembira setelah menemukan uang tunai sebesar 14.200 yuan di dua lokasi berbeda. Salah satu dari mereka berteriak, “Kita mengadakan pesta besar hari ini!”
Polisi kemudian memberitahu kedua praktisi bahwa polisi telah melihat mereka mendistribusikan materi Falun Gong sejak lama melalui kamera pengintai. Mereka telah mengetahui alamat praktisi dan situasi anggota keluarga yang tinggal bersama mereka. Polisi mulai mengikuti mereka seminggu yang lalu, sebelum memutuskan untuk menangkapnya pada malam hari tanggal 6 Juli.
Zhang dan Shi ditahan di kursi besi serta diinterogasi selama lebih dari 24 jam, tanpa diberi makanan atau air. Belasan petugas secara bergiliran mengawasi mereka. Zhang terus mengklarifikasi fakta tentang Falun Gong pada polisi, sementara Shi tetap diam.
Polisi menelepon keluarga praktisi sekitar pukul 8 malam pada tanggal 7 Juli dan meminta mereka untuk membawa 10.000 yuan ke kantor polisi sebagai imbalan pembebasan praktisi. Keluarga tidak menurut.
Polisi menelepon keluarga praktisi lagi dua jam kemudian dan mengatakan mereka tidak perlu membawa uang, tetapi datang hanya untuk membawa pulang praktisi. Keluarga mereka pergi ke kantor polisi dan diperintahkan untuk membayar denda 500 yuan dan menandatangani pemberitahuan penahanan selama 15 hari.
Praktisi meninggalkan kantor polisi bersama keluarganya sekitar tengah malam. Mereka kemudian kembali dan meminta polisi untuk mengembalikan buku-buku Falun Gong, menyita uang tunai, dan kunci rumah mereka. Polisi menolak permintaan tersebut dan mengatakan mereka akan mengembalikan barang-barang tersebut ketika kasus mereka ditutup.
Pada tanggal 8 Juli, lima petugas kembali ke rumah Zhang dan menggeledah ruang bawah tanahnya sekitar pukul 8 pagi, tetapi tidak menemukan apa pun yang mereka inginkan.
Kekerasan Polisi
Ding Yuming (pria), He Yurong (wanita), dan Ren (wanita), dari Kabupaten Huailai, Provinsi Hebei, sedang berjalan di jalan pada tanggal 14 Juli 2020, ketika mereka tiba-tiba ditangkap dan langsung dikirim ke pusat pencucian otak. Sementara He dan Ren dibebaskan tidak lama setelah itu, tetapi Ding tetap ditahan.
Staf pusat pencucian otak menggeledah tubuh Ding dan menyita uang tunai sebesar 100 yuan, kunci, dan ponselnya. Mereka tidak memberi Ding tempat tidur selama lima hari, membuatnya kelaparan, dan juga melarangnya mandi. Ketika dia menolak untuk menonton video propaganda yang mengutuk Falun Gong, staf pusat pencucian otak memukulinya dan memukul kepala serta tubuhnya dengan sepatu.
Ding dikirim ke sel isolasi karena meneriakkan “Falun Dafa baik” ketika direktur pusat pencucian otak datang berkunjung. Staf di sana mengancam akan membunuhnya jika dia “membuat lebih banyak masalah bagi mereka”. Putrinya tidak diizinkan mengunjunginya.
Setelah penganiayaan berulang kali, Ding menjadi sakit parah dan dirawat di rumah sakit pada tanggal 22 Juli. Tidak jelas di mana dia ditahan pada saat penulisan.
Pintu Rumah Wanita Beijing Dirusak saat Penangkapan
Sekelompok petugas masuk ke rumah Zhou Jing di Beijing pada malam hari tanggal 16 Juli. Kaca pada pintu depan rumah dirussak dan rumahnya digerebek.
Pintu depan rusak
Petugas membawa Zhou (wanita), berusia 44 tahun, ke kantor polisi tanpa mengizinkannya mengganti piyama yang dikenakan. Dia menolak untuk bekerja sama dalam interogasi. Polisi mengumpulkan sampel DNA-nya tanpa persetujuan. Mereka berusaha mengirim Zhou ke pusat penahanan polisi malam itu tetapi mengalah setelah menyadari ketika dia menderita demam.
Zhou Jing
“Kami Tidak Akan Membebaskannya Meskipun Dia Meninggal (dalam Penahanan)”
Sekitar pukul 7 pagi pada tanggal 18 Juli 2020, polisi memasuki rumah Liu Shuzhi dengan kunci master dan menangkap penduduk Kota Jilin, Provinsi Jilin. Putranya juga ditangkap karena berusaha mencegah polisi membawa dia pergi. Semua materi terkait Falun Gong dan uang tunai sebesar 10.000 yuan disita.
Seorang petugas berkata pada keluarga Liu sebelum pergi, “Kami tidak memiliki hak suara. Perintah untuk menangkapnya datang dari mereka yang ada di provinsi.”
Keluarga Liu pergi ke kantor polisi beberapa hari kemudian untuk meminta pembebasannya, tetapi hanya diberitahu oleh salah satu petugas bahwa, “Kami telah melaporkan kasusnya ke atasan dan diberitahu bahwa kami tidak boleh membebaskannya bahkan jika dia meninggal (dalam tahanan).”
Biometrik dan Sampel Darah Dikumpulkan
Xue Fenglian (wanita), dari Kota Baoding, Provinsi Hebei, diganggu di rumahnya pada tanggal 21 Juli 2020. Polisi mengklaim bahwa dia dilaporkan karena berlatih Falun Gong. Sementara seorang petugas menunjukkan surat perintah penggeledahan, tetapi tidak ada nama Xue. Meskipun Xue memprotes, polisi menggeledah rumahnya dan menyita barang-barang terkait Falun Gong serta laptop.
Petugas membawa Xue ke kantor polisi dan menginterogasinya. Mereka mengumpulkan sampel darah, sidik jari telapak tangan dan kaki, serta memotret matanya. Petugas juga berusaha merekam suaranya, tetapi Xue menolak untuk berbicara.
Kembali ke bulan April 2020, praktisi lain di Baoding, He Lihong (wanita), juga memiliki data biometrik ekstensif yang dikumpulkan oleh polisi, termasuk iris matanya.
Menurut sebuah artikel berjudul “PKT Menginginkan Anda — dan Mata Anda Juga” yang diterbitkan oleh Bitter Winter pada tanggal 25 Februari 2020, Partai Komunis Tiongkok “mengumpulkan informasi iris tentang semua orang Tiongkok, termasuk anak-anak, dan menyimpannya dalam database raksasa.”
Artikel Musim Dingin Bitter menunjukkan, “Iris adalah bagian melingkar berwarna dari mata yang mengelilingi pupil hitam. Tidak seperti informasi wajah dan sidik jari, anda tidak dapat mengubah iris mata anda — yang menghasilkan data biometrik paling andal, bersama dengan DNA, dan alat yang hebat untuk mengendalikan warga negara polisi seperti Tiongkok.”
Juga di Kota Jining, Mongolia Dalam, Wu Gaoming (pria) diambil sampel darah, sidik jari, sidik jari kaki, suara, foto, gambar iris, dan tinggi badannya oleh petugas, yang menangkap dia di rumahnya pada tanggal 29 Juli. Mereka juga menanyakan tentang kegiatan sehari-harinya, termasuk apakah dia melakukan latihan fisik, kapan dia pergi dan tempat yang biasa dia kunjungi.
Lebih Banyak Kasus Pelecehan
Wanita Jilin Dilecehkan dan Diperintahkan untuk Mengikuti Sesi Pencucian Otak
Lima wanita di Kota Huadian, Provinsi Jilin, dilecehkan pada bulan Juli 2020 karena berlatih Falun Gong.
Pada tanggal 4 Juli, polisi berusaha memaksa Li Fengqin, yang berusia 70-an tahun, untuk menandatangani dokumen dan mengancam bahwa mereka tidak akan membiarkan putranya pergi bekerja jika dia menolak menandatangani. Li tidak menurut.
Quan Jinzi dan putrinya menerima beberapa panggilan telepon yang mengganggu dari direktur komite perumahan pada bulan Juli.
Beberapa anggota komite perumahan mengganggu putri Quan di rumahnya pada akhir Juli, ketika mereka tidak menemukan Quan di rumahnya. Melihat cucu Quan sedang mempersiapkan ujian pegawai negeri, direktur komite perumahan mengancam bahwa dia tidak akan diizinkan menjadi pegawai pemerintah selama Quan masih berlatih Falun Gong.
Direktur memberi tahu putri Quan bahwa mereka mengadakan sesi pencucian otak, yang masih terbuka di tiga tempat. “Ini kesempatan terakhirnya. Jika dia pergi dan memenuhi persyaratan, kami akan menghapus semua informasinya dari sistem kami.”
Putri Quan menjawab, “Ibu saya tidak bisa pergi karena usianya.”
Direktur kemudian menawarkan untuk mengirim orang ke rumah Quan selama satu minggu untuk menjadi tuan rumah sesi cuci otak. Dia juga mengancam akan menangkap Quan dan membawanya ke pusat penahanan jika dia menolak menghadiri sesi tersebut.
Pada tanggal 10 Juli, keluarga Wu Shuqin menerima panggilan telepon yang melecehkan dari seorang pria yang menuntut untuk mengetahui apakah Wu masih berlatih Falun Gong dan mengapa dia melakukannya. Keluarganya menjawab bahwa dia berlatih Falun Gong untuk meningkatkan kesehatan. Pria itu berkata akan menghubungi mereka lagi kapan saja dan mendesaknya untuk memberitahu Wu agar bersiap menghadiri sesi cuci otak.
Wang Fengqin dihampiri oleh seorang petugas dengan kamera. Petugas menunjukkan padanya klip video seseorang yang memasang informasi tentang Falun Gong dan bertanya apakah itu dia. Wang berkata tidak.
Praktisi lain, yang namanya tidak diketahui, juga diganggu dan diperintahkan untuk menghadiri sesi cuci otak. Dia menjawab bahwa dia sibuk merawat cucunya dan tidak punya waktu untuk pergi. Anggota komite perumahan yang mengganggunya mengatakan bahwa mereka bisa merawat cucunya. Putra praktisi berkata dia tidak akan mempercayai mereka dan mengatakan pada mereka untuk tidak mengganggu ibunya lagi.
Laporan terkait:
5,313 Falun Gong Practitioners Targeted for Their Faith in First Half of 2020
938 Falun Gong Practitioners Targeted for Their Faith in May 2020
1,178 Falun Gong Practitioners Targeted for Their Faith in April 2020
747 Falun Gong Practitioners Targeted for Their Faith in March 2020
The Persecution of Falun Gong Continues in China Despite Coronavirus Pandemic
194 Falun Gong Practitioners Targeted for Their Faith in January 2020