Falun Dafa Minghui.org www.minghui.org CETAK

Seorang Rekan Praktisi Merupakan Refleksi dari Keterikatan Saya

7 Sep. 2020 |   Oleh praktisi Falun Dafa di Provinsi Jilin, Tiongkok

(Minghui.org) Saya mulai berlatih Falun Dafa pada tahun 1998. Seperti praktisi lainnya, saya mengalami pasang surut kultivasi. Dengan perlindungan Guru Li, saya berjalan di jalur kultivasi dan melakukan tiga hal yang harus dilakukan oleh seorang praktisi. Saya akan berbagi pengalaman baru-baru ini tentang bagaimana saya membantu seorang praktisi lansia dalam mengatasi karma penyakit.

Terhubung dengan seorang Praktisi karena Keperluan

Saya pernah mengklarifikasi fakta tentang Falun Dafa kepada seorang wanita di lingkungan saya. Dia berkata bahwa dia adalah seorang praktisi. Saya terkejut dan bertanya sudah berapa tahun dia berlatih. Dia bilang dia kadang berlatih kadang tidak. Ibunya juga seorang praktisi, namun kondisinya tidak baik dan telah menggunakan kursi roda selama 10 tahun. Dia meminta nomor telepon saya dan pergi.

Pada bulan Desember 2019, wanita bernama Niu (nama samaran) itu menelepon saya. Dia berkata bahwa ibunya sakit dan meminta saya untuk berkunjung. Ketika tiba di rumahnya, saya melihat seorang wanita tua dengan kulit pucat. Dia muntah dengan mata tertutup. Saya berkata kepada Niu dan ibunya, “Jangan takut. Kita memiliki Guru."

Niu memberi tahu saya bahwa ibunya telah dirawat di rumah sakit selama sehari, namun suntikan dan pengobatan tidak membantu dan mereka menyadari bahwa dia tidak dapat tinggal di sana. Sesampainya di rumah, ibunya semakin muntah setelah mengonsumsi suplemen nutrisi.

Saya meyakinkan dia bahwa semuanya akan baik-baik saja saat Guru memurnikan tubuhnya. Saya meminta praktisi tua itu untuk melafalkan dalam pikirannya, "Falun Dafa Hao (Falun Dafa baik). Zhen-Shan-Ren Hao (Sejati, Baik, Sabar adalah baik).” Kemudian saya duduk untuk memancarkan pikiran lurus.

Setelah beberapa saat, dia merasa jauh lebih baik. Saya melafalkan Lunyu untuknya. Dengan belas kasih dan perlindungan Guru, dia mampu mengatasi penderitaan ini.

Latar Belakang Praktisi

Praktisi tua itu memperoleh Fa pada tahun 1996 dan sekarang berusia 86 tahun. Dia berkata bahwa sebelum berlatih Falun Dafa, dia sangat sakit hingga sekarat. Semua penyakitnya lenyap segera setelah mulai berkultivasi. Kulitnya menjadi cerah, dan dia mulai mendapat menstruasi lagi. Dia rajin dan mengatur rekan-rekan praktisi untuk belajar Fa bersama.

Dia berkata bahwa ada satu ujian Xinxing yang tidak dia lewati. Itu ada hubungannya dengan jam tangan. Putri tertuanya memberinya jam tangan mahal, yang sangat dia hargai. Saat dia pergi ke kelompok belajar, dia melepaskannya dan memasukkannya ke dalam saku sebelum naik bus. Dia ingin memakai jam tangan itu lagi, namun tidak lagi ada di sakunya. Dia berpikir, “Saya seharusnya tidak marah. Saya harus bertanya kepada orang-orang di sekitar saya." Alih-alih melakukannya, dia malah mengumpat. Tiba-tiba, ada rasa sakit yang menusuk di lengannya, namun tidak terlalu dia pikirkan.

Ketika tiba di kelompok belajar Fa, dia memberitahu semua orang apa yang terjadi. Putra seorang praktisi berkata bahwa dia bisa membantu menemukan jam tangannya. Namun, ibunya memberi isyarat agar anaknya tidak melakukannya. Rasa bencinya timbul, dan dia pergi tanpa belajar Fa. Sampai hari ini, dia masih belum memaafkan wanita itu.

Dia memberi tahu saya bagaimana dia menderita sewaktu masih kecil, dan bagaimana dia menghemat banyak uang untuk membantu putrinya setelah dia menjadi seorang praktisi Dafa. Namun, praktisi setempat mengatakan kepadanya bahwa dia tidak sejalan dengan Fa. Dia tidak yakin dan mengatakan bahwa dia menghabiskan semua uangnya untuk orang lain, dan bukan dirinya sendiri. Kemudian dia mengeluh bahwa dia semakin tua dan tidak ada yang datang mengunjunginya. Dia menangis dengan sedihnya.

Dengan sabar saya mencoba mencerahkannya, “Ini semua adalah qing (ikatan perasaan) manusia! Semuanya harus dibuang." Namuni dia tetap melanjutkan. Putrinya kemudian menyela, “Ibu, mengapa ibu masih membicarakannya? Apa gunanya menyebutkan hal-hal ini? Bukankah ini semua adalah keterikatan manusia?”

Dia menjawab, "Sayu benci mereka!" Di dalam hati saya merasa sangat sedih, melihat dia terjerat dalam qing dan segala macam konsep manusia biasa.

Menunjukkan Tanda-tanda Peningkatan

Melalui membaca Fa, wanita tua itu meningkat dengan sangat cepat. Dia mampu mendorong kursi rodanya dan pergi ke kamar mandi sendirian saat kami bertemu untuk kedua kalinya. Saya pergi ke rumahnya setiap hari untuk belajar Fa dengannya. Setelah membaca, kami berbagi pengalaman kami.

Dia menyesal telah membuang-buang waktu di masa lalu. “Belajar Fa kami selama 10 tahun terakhir menjadi sia-sia. Kami hanya membaca, namun tidak tahu apa yang kami baca. Kami tidak pernah berbagi pemahaman kami tentang Fa atau pengalaman kami. Kami sering mengobrol tentang kehidupan sehari-hari, atau bergosip tentang orang lain. Guru memberi kami petunjuk melalui cucu saya, yang mengatakan bahwa kami tidak bertindak layaknya praktisi dan bertanya mengapa kami membicarakan orang di belakang mereka. Kami tidak menganggap serius apa yang dia katakan, dan menganggapnya sebagai anak kecil.”

Dia melanjutkan dengan memberitahu saya bahwa kelompok belajar Fa tersebut bubar. Beberapa praktisi dalam kelompok itu ditahan, beberapa jatuh sakit, dan beberapa pindah. Dia menangis dan berkata bahwa dia sangat merindukan seorang praktisi yang pindah ke kota lain.

Saya membacakan satu paragraf dari Zhuan Falun untuknya:

“Xiulian harus dilakukan di tengah penderitaan agar bisa dilihat apakah anda dapat rela melepas, dapat memandang hambar tujuh perasaan dan enam nafsu anda. Jika anda terikat pada benda itu, anda tidak akan sukses berkultivasi. Segala sesuatu selalu punya Yinyuan Guanxi, manusia mengapa dapat menjadi manusia? Karena di antara manusia ada Qing, manusia adalah hidup demi Qing ini, yakni Qing keluarga, Qing antara pria dan wanita, Qing orang tua, Qing perasaan, Qing persahabatan, dalam melakukan pekerjaan juga memerhatikan aspek Qing, kesemuanya tidak dapat lepas dari Qing ini, ingin atau tidak ingin untuk berbuat sesuatu, senang atau tidak senang, cinta dan benci, segala hal dari segenap masyarakat manusia, semua berasal dari Qing ini. Jika Qing ini tidak diputuskan, anda tidak akan berhasil Xiulian. Jika manusia dapat membebaskan diri dari Qing ini, siapa pun tidak ada yang dapat menggoyahkan anda, hati manusia biasa juga tidak akan dapat memengaruhi anda, sebagai gantinya adalah belas kasih, sesuatu yang lebih mulia. Tentu saja bila ingin serta-merta memisahkan diri dari hal itu tidak mudah, karena Xiulian adalah suatu proses yang panjang, adalah suatu proses yang secara berangsur-angsur membebaskan diri dari keterikatan hati, tetapi anda perlu mematut diri dengan ketat.” (Ceramah 4, Zhuan Falun)

Saya berkata dia harus mengukur segalanya dengan Fa. Dia terdiam. Niu berkata ibunya dominan; dia membuat keputusan akhir dalam segala hal, tidak ada yang bisa mengkritiknya, dan praktisi merasa mereka harus mendengarkannya atau dia akan marah. Tidak ada yang berani membantahnya!

Saya juga memperhatikan keterikatannya akan rasa benci, iri hati, mentalitas pamer, nafsu bersaing, berdebat, tidak mau dikritik, mengutamakan kepentingan pribadi, dan memandang rendah orang lain. Kadang-kadang saya menunjukkan padanya, dan dia protes, "Bagaimana hati saya bisa melepaskan setelah melihat semua yang terjadi di keluarga saya!?"

Sebuah Cermin

Mencari ke dalam dalam setiap situasi adalah pusaka bagi orang Xiulian. Saya pulang untuk belajar Fa dengan tenang dan mencari ke dalam untuk melihat masalah saya. Guru berkata:

“Kultivasi, adalah mengultivasi diri sendiri, sesungguhnya memang adalah demikian halnya.” (“Ceramah Fa pada Konferensi Dajiyuan Tahun 2009” dari Ceramah Fa di Berbagai Tempat - 10)

Saya bertanya-tanya mengapa saya melihat keterikatan rekan praktisi ini? Mereka tampak dengan sangat jelas di depan saya. Bukankah ini memberi tahu saya bahwa saya juga memiliki keterikatan tersebut? Saya memilikinya beberapa tahun yang lalu, namun saya menyingkirkannya melalui belajar Fa dan memancarkan pikiran lurus. Saya merasa bahwa saya telah terbebas dari keterikatan tersebut. Jadi mengapa mereka ditampakkan? Saya melihat dengan cermat setiap pikiran, kata, dan perbuatan saya, namun tidak menemukan keterikatan apa pun yang menonjol.

Suatu hari ketika sedang memasak, sebuah pemikiran muncul di benak saya: Mengapa saya berpikir bahwa orang lain akan mengatakan saya adalah orang yang luar biasa setelah mengobrol dengan mereka? Setelah berbagi dengan rekan praktisi, saya tanpa sadar percaya bahwa mereka akan memuji saya, mengatakan saya memiliki kualitas pencerahan yang lebih baik dan pemahaman yang lebih jelas tentang prinsip-prinsip Fa.

Saya terkejut. Mengapa saya berpikir seperti ini? Apa ini? Saya tidak memperhatikan pemikiran seperti itu sebelumnya, namun hari ini saya memiliki pemikiran tersebut lagi. Bukankah ini adalah keterikatan mencari nama? Ketika menggali lebih dalam, saya menyadari ini adalah keterikatan ingin mendengar hal-hal yang menyenangkan.

Skenario lain muncul di benak saya. Selama belajar Fa bersama, tiga praktisi duduk lebih rendah dari saya. Saat itu, saya berpikir saya lebih baik dari mereka. Bukankah ini memandang rendah orang lain? Saya juga teringat mimpi di mana saya berdiri di tempat yang tinggi, dan beberapa praktisi menatap saya dari posisi yang lebih rendah. Saya terbangun dan berpikir saya lebih baik dan lebih tinggi dari mereka.

Ketika melihat bahwa saya masih tidak menyadari keterikatan saya, Guru mengatur agar praktisi tua ini mencerminkan masalah saya. Saya memiliki semua keterikatan yang dia miliki, terutama mentalitas pamer! Saya sangat malu. Guru sedang membantu saya! Saya meletakkan kedua tangan dalam posisi heshi (telapak tangan menempel di depan dada) dan dengan tulus berterima kasih kepada Guru.

Saya menggali banyak keterikatan sehari-hari, yang membuat saya takut. Bukankah ini mirip dengan timbulnya gangguan iblis oleh pikiran sendiri? Saya hampir tersesat! Guru berkata:

“Di dalam kelas ceramah ini sekarang juga ada yang merasa dirinya hebat, sikap berbicara juga sudah lain. Bagaimana sebenarnya hal ihwal diri sendiri, sekalipun dalam agama Buddha juga sangat mentabukan hal ini.” (Ceramah 6, Zhuan Falun)

Bagaimana saya bisa memiliki pikiran yang kotor? Saya juga memiliki keterikatan pada nafsu birahi. Saya ingin mengekspos semuanya. Mereka tersembunyi begitu dalam! Itu sangat mengerikan! Jika praktisi itu tidak memegang cermin agar saya bisa melihat diri saya sendiri, saya masih akan berpikir saya cukup baik!

Saya segera memancarkan pikiran lurus untuk mencerai-beraikan keterikatan tersebut sepenuhnya, untuk melenyapkan semua konsep berbahaya dan pikiran buruk, dan untuk melenyapkan semua ketidakbenaran. Saya tidak menginginkan mereka. Mereka harus disingkirkan!

Ketika hal-hal yang ditaklukkan ini disingkirkan, saya segera merasa dapat bersama dengan praktisi lain secara harmonis. Saya tidak merasa lebih unggul dari mereka lagi. Jika saya juga bisa mengembangkan kerendahan hati, saya bisa melihat sudut pandang yang baik dari setiap rekan praktisi.

Melepaskan Kepentingan Diri dan Sungguh-sungguh Memikirkan Orang Lain

Saya mempunyai banyak kekhawatiran saat membantu praktisi tua itu. Dia tidak tahu bagaimana mencari ke dalam atas kekurangan diri sendiri. Kadang saya bertanya-tanya apakah saya harus terus membantunya. Namun saya merasa salah jika tidak mendukung seorang praktisi ketika dia berada dalam masalah.

Semua pikiran ini berputar-putar, dan saya tidak bisa mengambil keputusan. Saya takut dia akan meninggal kapan saja; selain itu, ada kamera pengawas di lingkungannya, dan polisi mungkin memperhatikan saya. Saya tahu saya harus memancarkan pikiran lurus untuk melenyapkan rasa takut. Saya terus belajar Fa untuk mengoreksi diri dan memperkuat pikiran lurus.

Kemudian virus PKT (virus corona) merebak di bulan Januari tahun ini. Saya mulai merenungkan apakah saya harus terus mengunjungi wanita ini. Saya tahu semua ini adalah konsep manusia biasa. Saya berpikir saya harus belajar Fa terlebih dahulu, jadi saya mengambil salah satu kumpulan ceramah Guru dan melihat kalimat berikut ini:

“Belas kasih yang sesungguhnya tidak ada sifat ego apapun di dalamnya, terhadap siapapun, terhadap makhluk hidup, segala masalah dipandang dengan pikiran lurus, semuanya diperlakukan dengan kasih dan sayang.” (“Apa yang Disebut Sebagai Pengikut Dafa” dari Ceramah Fa di Berbagai Tempat - 11)

Saya tercengang. Saya membaca paragraf ini berulang kali. Ini adalah Guru yang mencerahkan saya. Semua kekhawatiran saya adalah pikiran egois! Guru juga berkata:

“Sedangkan pengikut Dafa yang kultivasinya benar-benar bagus sungguh tidak bisa diganggu, sedikitpun tidak bisa diganggu, lagi pula pikiran lurusnya sangat kuat, bersamaan juga membantu rekan lainnya, mereka benar-benar adalah membantu Shifu meluruskan Fa.” (“Ceramah Fa pada Konferensi Fa New York Tahun 2010” dari Ceramah Fa di Berbagai Tempat – 11)

“Membantu Guru.” Saya mengulangi kata-kata ini beberapa kali. Saya tahu bahwa membantu wanita ini berarti "membantu Guru." Saya tahu apa yang harus saya lakukan. Saya memancarkan pikiran lurus untuk sepenuhnya mencerai-beraikan semua makhluk jahat dan faktor-faktor yang mengganggu saya dalam menjangkau praktisi lain. Membantu mereka adalah yang harus saya lakukan. Tidak ada yang dapat menghentikan saya. Saya akan melepaskan kepentingan diri dan memikirkan orang lain terlebih dahulu. Tubuh dan pikiran saya tiba-tiba terasa sangat nyaman. Saya memutuskan untuk pergi ke rumahnya pada sore hari.

Beberapa menit kemudian, Niu menelepon dan bertanya, “Kakak, apakah kamu punya waktu? Ibu saya ...” Setelah menutup telepon, saya bersiap untuk pergi ke rumah Niu. Suami berkata, “Apakah kamu masih ingin pergi? Ini adalah periode pandemi!" Saya berkata, “Saya harus pergi. Saya tahu apa yang harus dilakukan."

Ketika tiba di sana, saya melihat sebuah ruangan dipenuhi dengan anggota keluarga. Praktisi tua tersebut mengalami kesulitan bernapas, dan mulutnya terbuka lebar. Saya sangat tenang dan berkata, “Jangan takut. Ini akan baik-baik saja. Kita memiliki Guru. Mari minta Guru untuk menyelamatkanmu!"

Saya juga memohon Guru untuk menyelamatkannya. Saya duduk dan mulai memancarkan pikiran lurus. Kemudian saya membuka Zhuan Falun dan membiarkan dia melihat foto Guru. Saya mulai melafalkan Lunyu untuknya.

Berangsur-angsur dia sadar dan berkata dengan suara lemah, “Guru, tolong bantu saya. Guru, tolong bantu saya ..." Saya memberi tahu dia dan Niu," Mari sama-sama melafalkan, 'Falun Dafa Hao (Falun Dafa baik). Zhen-Shan-Ren Hao (Sejati, Baik, Sabar adalah baik).'” Saat dia melafalkan kata-kata ini, suaranya semakin jelas. Dia tiba-tiba menangis dengan keras, "Terima kasih Guru karena telah menyelamatkan saya ... maafkan saya ... saya akan berkultivasi dengan baik di masa depan dan pulang bersama Guru!"

Melihat dia semakin membaik, saya bertanya, "Apakah kamu marah lagi?" Dia mengangguk.

“Ingatlah pelajaran ini. Jangan marah lagi. Pertahankan de (sejenis substansi putih yang dihasilkan dari perbuatan baik, menanggung penderitaan dan sebagainya) dan mencari ke dalam ketika mengalami konflik. Jangan biarkan kekuatan lama mengambil keuntungan darimu.”

Keluarganya sangat senang dan berkata, “Terima kasih. Terima kasih!" Saya menjawab, “Semuanya dilakukan oleh Guru. Terima kasih Guru!"

Ada empat hal penting seperti ini. Suatu kali Niu berkata, “Ibu menyuruh saya menyiapkan kain kafan untuknya. Dia tidak mau menanggungnya lagi. Terlalu sulit untuk menderita seperti ini terus menerus. Dia ingin menyerah.”

Saya mengatakan kepadanya untuk membuang pikiran ini dan segera melenyapkannya dengan cepat, karena itu bukan yang dia inginkan untuk dirinya sendiri. Saya mengingatkan dia untuk tidak melupakan sumpahnya kepada Guru. Dia telah menunggu kita untuk berkultivasi dengan baik dan pulang bersamanya! Jangan mengecewakan Guru.

Dia berkata sambil menangis, "Kamu membantu saya, saya merasakannya." Saya mengatakan ini adalah yang harus saya lakukan.

Ketika kembali ke rumah, saya mencari ke dalam tentang mengapa praktisi ini ingin menyerah. Dan saya menemukannya! Saya mempunyai pikiran untuk menyerah atas dirinya. Pikiran saya benar-benar berdampak buruk padanya. Jadi saya mengoreksi diri saya berdasarkan Fa.

Sekarang wanita ini jauh lebih baik. Dia telah belajar untuk mencari ke dalam ketika sesuatu terjadi. Dulu saat saya ke rumahnya, rasanya seperti sebuah beban. Sekarang saya dengan gembira pergi ke tempatnya. Betapa bedanya!

Mengenai Niu, dia tidak serius dengan latihan Dafa-nya. Saya mengatakan kepadanya bahwa karena dia memiliki kesempatan untuk belajar Fa, dia seharusnya tidak memiliki satu kaki masuk dan satu kaki keluar. Sekarang dia belajar Fa bersama kami.

Putra dan menantu dari praktisi tua ini sebelumnya tidak percaya pada Dafa. Namun pengalaman ibunya telah mengubah pemikiran mereka. Putranya kemudian mulai mendengarkan file audio Fa.

Dia bertanya, “Bagaimana mungkin putra sulung saya berubah begitu banyak? Dia adalah orang yang dulu membuat saya khawatir." Saya menjawab, “Kamu adalah seorang praktisi. Ketika kamu selaras dengan Fa, yang lainnya akan mengikuti.” Dia tersenyum gembira!

Membantu seorang rekan praktisi adalah membantu diri sendiri. Selama proses tersebut, saya menyingkirkan banyak keterikatan, seperti ketakutan akan masalah, menginginkan hasil, kekhawatiran, ketidaksabaran, dan kebencian. Saya terus menerus mengingatkan diri untuk mencari ke dalam dalam setiap situasi, untuk memikirkan orang lain, dan mempertimbangkan perasaan mereka. Dengan pikiran lurus, saya perlu berjalan di setiap langkah dengan baik, agar dapat mengurangi kekhawatiran Guru.

Saya juga sangat menyadari bahwa Guru dengan susah payah mengatur untuk membawa rekan praktisi tersebut kepada saya untuk meningkatkan kapasitas saya, agar saya dapat mengkultivasi belas kasih. Saya bersyukur atas perpanjangan waktu yang Guru berikan kepada kita untuk memenuhi misi kita. Terima kasih Guru!