(Minghui.org) Anak-anak praktisi memiliki takdir pertemuan dengan Dafa. Sebagai orang tua mereka, kita harus mengingat tanggung jawab kita dan membimbing mereka di jalur kultivasi.
Putra saya berumur 13 tahun. Ketika dia masih muda, saya mengabaikan kultivasinya. Suatu hari, saya bertanya mengapa dia ingin berlatih. Dia berkata, “Saya ingin kembali ke rumah saya yang sebenarnya bersama Guru Li.” Saya terkejut ketika mendengar tanggapannya. Saya menyadari bahwa saya harus menghabiskan lebih banyak waktu untuk membantunya berkultivasi.
Sejak itu, saya memperpanjang waktu untuk belajar Fa bersama putra saya. Kami menonton video tentang Falun Dafa. Setiap kali terjadi sesuatu, kami membahasnya berdasarkan prinsip-prinsip Dafa.
Dia telah membuat kemajuan pesat dalam kultivasi. Sekarang dia bisa mengultivasi dirinya sendiri dan selalu mencari ke dalam.
Membantu dia meningkat juga membantu saya meningkatkan kultivasi. Dia menunjukkan banyak keterikatan fundamental saya dan selalu mengingatkan saya untuk gigih maju. Dia pernah berkata, “Bu, kita adalah rekan praktisi. Kita harus saling mengingatkan ketika melihat satu sama lain mengendur dalam kultivasi. Mari kita kembali ke rumah kita yang sebenarnya bersama-sama.”
Saya baru-baru ini mulai merasa bahwa pekerjaan saya saat ini tidak memiliki masa depan, jadi saya ingin mendapatkan pekerjaan baru. Saya mulai menjelajahi situs web perekrutan setiap hari untuk mencari pekerjaan baru. Suatu hari putra saya berkata bahwa dia hanya tertarik bermain alat musik dan berlatih Dafa. Saya tiba-tiba merasa hidupnya akan terlalu membosankan jika dia hidup seperti itu. Saya mengatakan padanya untuk tidak berlebihan, dan dia masih harus menjalani kehidupan di tengah manusia biasa. Dia berkata, “Saya rasa tidak salah untuk fokus pada kultivasi dalam hidup kita. Siapa yang akan mengatakan saya salah jika saya mengikuti prinsip Sejati-Baik-Sabar?”
Putra saya sekarang duduk di kelas delapan, dan suatu hari dia mendapat pelajaran seks wajib. Malam itu suami saya mengingatkan dia agar tidak terpengaruh oleh fenomena yang merusak di masyarakat. Saya juga mengatakan padanya bahwa Guru Li (pencipta Falun Dafa) sangat ketat dalam hal ini. Dia berkata, “Jangan khawatir Bu. Saya tidak ingin hidup sebagai manusia biasa. Saya ingin bisa bergabung dengan Shen Yun Performing Arts. Jika saya bisa, saya berharap tetap bersama Shen Yun sampai saya menyelesaikan kultivasi dan kembali ke rumah bersama Guru.” Perasaan saya campur aduk ketika mendengar hal ini.
Saya teringat ajaran Guru tentang cara manusia biasa menikmati hidup mereka.
Guru berkata,
“Apa yang saya utarakan tadi maksudnya ialah memberi tahu anda sekalian, sumber pikiran sesungguhnya adalah ekstrem rumit. Manusia di atas dunia, dia hanyalah menikmati proses kehidupan, dahulu saya katakan manusia sangat mengibakan, manusia di atas dunia ini hanyalah menikmati perasaan yang dihantarkan oleh proses kehidupan bagi manusia. Ungkapan saya ini seyogianya lebih tepat. Apa maksudnya? Manusia merasa dirinya sedang mengendalikan diri sendiri, dia ingin berbuat sesuatu, sesungguhnya adalah sedang mengejar perasaan dari kebiasaan dan keterikatan di tengah suatu kegemaran yang terpelihara pasca lahir, hanya sebatas itu; sedangkan unsur di balik itu, yang benar-benar berperan ingin berbuat sesuatu, niscaya memanfaatkan kebiasaan, keterikatan, konsep dan nafsu keinginan manusia untuk memerankan fungsinya. Tubuh manusia yang sesungguhnya adalah demikian, sekadar menikmati perasaan yang terbawa dalam proses kehidupan, anda diberi yang manis anda tahu itu manis, anda diberi yang pahit anda tahu itu pahit, anda diberi yang pedas anda tahu itu pedas, anda diberi suatu penderitaan anda tahu itu adalah menderita, anda diberi suatu kebahagiaan anda tahu itu adalah menyenangkan.” (“Pengikut Dafa Harus Belajar Fa,” Ceramah Fa di Berbagai Tempat 11)
Saya menyadari bahwa saya memiliki keterikatan untuk menikmati hidup yang nyaman.
Ketika kami berpartisipasi dalam latihan bersama keesokan harinya, saya tidak dapat menyelesaikan sepuluh menit terakhir meditasi. Ketika saya membuka mata, saya melihat putra saya sungguh-sungguh bermeditasi.
Ketulusannya menyentuh saya, dan saya tiba-tiba teringat apa yang Guru katakan,
“Ada yang berkata: “Saya datang ke masyarakat manusia biasa ini, hanya seperti menginap di hotel, tinggal sementara beberapa hari, lalu buru-buru pergi lagi.” Sebagian orang justru berat hati meninggalkan tempat ini, telah melupakan rumah sendiri.” (Ceramah 9, Zhuan Falun)
Saya menyadari bahwa saya memiliki keterikatan fundamental. Saya mengingatkan diri sendiri mengapa saya berlatih kultivasi dan bertanya pada diri sendiri mengapa saya masih merindukan kehidupan manusia biasa.
Guru berkata,
“Bila kalian tidak mengubah prinsip manusia yang telah terbentuk mendarah daging pada manusia biasa selama ribuan tahun, maka kalian tidak dapat terlepas dari lapis tempurung permukaan manusia ini, sehingga tidak dapat mencapai kesempurnaan.” (“Teguran,” Petunjuk Penting untuk Gigih Maju 1)
Setelah kami melakukan latihan, putra saya berkata bahwa ketika dia melakukan latihan, dia merasakan aliran panas turun dari kepalanya. Dia bertanya apakah Guru yang menanganinya. Saya berkata bahwa Guru selalu di sisinya. Dia sangat senang. Dia mengatakan pada saya bahwa dia ingin mempertahankan Xinxing yang baik, jika tidak usahanya melakukan latihan akan sia-sia.
Saya tiba-tiba memiliki pemahaman yang lebih dalam tentang kembali ke rumah sejati. Kita harus menemukan jati diri asli kita yang belum tercemar oleh masyarakat biasa. Anak-anak seperti sepotong batu giok murni yang tertutup debu. Setelah menyingkirkan lapisan tipis debu, mereka dapat dengan mudah menemukan jati diri mereka yang sebenarnya. Namun, orang dewasa terkubur di tanah, kita harus mengultivasi diri untuk mengungkapkan sifat sejati kita.
Guru berkata,
“Xiulian bukanlah suatu permainan, ia lebih serius dibandingkan urusan apa pun dalam manusia biasa, bukanlah seperti yang anda pikirkan seharusnya begitu, seketika kehilangan kesempatan, entah kapan lagi akan memperoleh tubuh manusia dalam enam jalur reinkarnasi! Kesempatan hanya ada satu kali, begitu ilusi yang tidak dapat dilepaskan berlalu, baru mengetahui apa yang telah kehilangan.” (“Berkultivasi Setelah Pensiun”, Petunjuk Penting Untuk Gigih Maju)
Kadang-kadang putra saya tidak dapat mempertahankan Xinxing-nya. Kami tegas padanya dalam pekerjaan sekolah dan biasanya memberinya beberapa tugas tambahan. Dia sesekali mengeluh dan bertanya mengapa Guru mengaturnya untuk dilahirkan dalam lingkungan keluarga yang begitu keras.
Suatu malam dia mengendur sampai tengah malam. Dia pikir bisa lolos dari tugasnya karena sudah sangat larut. Kami menyuruhnya untuk menyelesaikan tugasnya bahkan jika perlu harus begadang. Dia menatap kami dengan kebencian. Setelah jam 1 dini hari, saya merasakan bayangan hitam besar dari putra saya, penuh kebencian menekan saya. Saya hampir tidak bisa bernapas, dan saya bangun. Saya memberi tahu putra saya apa yang saya lihat dalam mimpi. Dia ketakutan. Kami memancarkan pikiran lurus bersama.
Setelah kami memancarkan pikiran lurus, dia berlutut di samping tempat tidur saya dan dengan tulus meminta maaf. Dia mengatakan bahwa dia bersalah. Ia pun mengaku tidak mengerjakan tugas karena menyia-nyiakan waktu bermain di ponselnya.
Kami berbagi pemahaman tentang apa yang Guru katakan dalam Zhuan Falun,
“Keterikatan di tengah manusia biasa yang belum dapat dilepas, harus dapat anda lepas. Segala keterikatan hati asalkan masih anda miliki, lewat berbagai situasi harus dikikis habis. Anda dibiarkan terjungkal, agar dapat sadar akan Tao, demikianlah Xiulian itu berlangsung.” (Ceramah Empat, Zhuan Falun)
Saya memberi tahu dia ketika dia melenyapkan pikiran buruk, materi hitam di dimensinya juga disingkirkan, dan Xinxing-nya meningkat. Proses melenyapkan keterikatan adalah kultivasi. Dia begadang dan menyelesaikan semua tugas sebelum tidur. Keesokan harinya saya belajar Fa dengannya. Dia berkata bahwa dia mengerti bahwa seorang praktisi harus melenyapkan pikiran buruk. Dia berkata bahwa dia menyingkirkan kebencian sepenuhnya.
Saya memiliki pemahaman yang lebih dalam tentang prinsip materi dan spirit adalah satu dan sama. Kita harus mengultivasi setiap pikiran dan tidak memiliki pikiran negatif tentang orang lain. Ketika kita memiliki pikiran buruk, itu akan menghasilkan substansi negatif. Hal itu akan menyakiti orang lain, dan menciptakan karma untuk diri kita sendiri.
Guru berkata saat Ceramah Fa pada Konferensi Fa di Swiss,
“Xiulian mengapa harus mencapai kriteria taraf alam barulah dapat ke sana? Karena tingkat tersebut eksis Fa tingkatan itu. Persyaratan terhadap kehidupan dan lingkungan kehidupan pada taraf alam tersebut mempunyai kriteria. Tubuh yang membawa karma, yang tidak sesuai dengan lingkungan pada dimensi itu tidak dapat diterima. Tubuh yang kotor mutlak tidak dapat memasuki dimensi yang begitu tinggi. Oleh karena itu anda harus menyesuaikan kondisi tubuh dengan taraf alam yang demikian tinggi, yaitu kondisi tanpa karma. Tidak hanya harus bebas dari karma, tetapi substansi tubuh anda juga harus mikroskopis dan halus seperti itu. Ini adalah sesuatu yang tidak dapat diperoleh oleh orang yang tidak berkultivasi sejati, meskipun mereka menginginkan dan mengharapkannya, hanya bisa diperoleh dengan kultivasi. Melalui penderitaan dan Xiulian yang pahit getir.”
Putra saya selalu berkata, “Bu, kita sangat beruntung bisa berlatih Dafa.” Kami menghargai belas kasih Guru.
Sebagai orang tua, kita memiliki tanggung jawab besar untuk membimbing anak-anak kita di jalur kultivasi. Saya menyadari kita harus gigih dan mengultivasi diri dengan baik. Hanya dengan melakukan itu kita dapat meningkat bersama anak-anak kita.