(Minghui.org) Praktisi Falun Dafa dari Kota Hannover dan sekitarnya menggelar kegiatan untuk mengungkap penganiayaan brutal selama 21 tahun oleh Partai Komunis Tiongkok (PKT), pada 12 Desember 2020, di dekat dinding jembatan menuju Niki-de-Saint-Phalle-Promenade, juga sekaligus memperingati Hari HAM Sedunia yang jatuh pada 10 Desember.
Cuaca di Jerman sangat dingin di bulan Desember. Karena dampak virus Corona, yang juga dikenal sebagai virus PKT, dan peningkatan tindakan pencegahan, praktisi Falun Dafa tidak dapat membagikan brosur di stan informasi. Terlepas dari pembatasan virus corona, banyak pejalan kaki berada di jalan pada hari itu. Tertarik dengan peragaan latihan, orang-orang datang untuk mengambil brosur Falun Dafa dari kotak, dan banyak yang berhenti di papan informasi untuk mempelajari tentang penganiayaan. Banyak orang juga langsung pergi ke meja informasi untuk menandatangani dua petisi: "Menentang pengambilan organ praktisi Falun Gong secara hidup-hidup oleh PKT" dan "Menceraiberaikan PKT."
Orang-orang menghampiri meja informasi untuk mempelajari tentang Falun Dafa dan penganiayaannya di Tiongkok.
Setelah mengetahui tentang metode penganiayaan PKT dan pengambilan paksa organ praktisi Falun Dafa, orang-orang menandatangani petisi untuk mendukung diakhirinya penganiayaan dan penceraiberaian PKT.
Praktisi masih melakukan persiapan ketika beberapa polisi mendatangi meja informasi untuk pemeriksaan rutin izin acara. Polisi bahkan tidak keluar dari mobil patrolinya kali ini. Sebaliknya mereka mengamati stan informasi dan berkata kepada praktisi, “Saya berharap anda dapat sukses dan mendapatkan dukungan sebanyak mungkin!”
Alexander Bauersfeld, seorang pria lansia, mendatangi meja informasi dan mulai mengobrol dengan praktisi. Bauersfeld memberitahu praktisi bahwa dia pernah menjadi tahanan politik di Jerman Timur karena pekerjaannya dalam mendorong perdamaian. “Saya ingin berkerja agar dunia memiliki lebih banyak kebebasan dan agar orang-orang bebas kembali, terutama bagi mereka yang dianiaya di Tiongkok daratan karena alasan agama dan politik,” katanya.
"Bagi saya, ini adalah skandal bahwa pemerintah Jerman dan pemerintah Tiongkok menjaga hubungan baik ketika hak asasi manusia sangat parah di Tiongkok, seperti praktisi Falun Dafa yang mengalami penganiayaan, dipenjara, dan bahkan dibunuh," katanya.
Dia berkata pengambilan organ secara paksa terhadap tahanan hati nurani yang terjadi di Tiongkok merupakan kejahatan, dan bahwa Perserikatan Bangsa-Bangsa dan pemerintah federal Jerman harus secara terbuka mengutuk dan memonitor masalah ini. "Penganiayaan terhadap Falun Dafa harus diakhiri," katanya.
Kemeja Bauersfeld dihiasi dengan kata-kata: "Komunis Tiongkok harus dilarang" dan "Kembalikan kebebasan Tiongkok dan Hong Kong" dengan huruf merah.
“Pemerintah federal Jerman harus menjelaskan kepada Tiongkok bahwa terlepas dari semua keuntungan ekonomi ini, kami tidak dapat menerima bahwa orang-orang mengalami penganiayaan di Tiongkok karena keyakinan dan alasan lain. Menurut saya, orang-orang seharusnya tidak mendahulukan kepentingan ekonomi di atas HAM, ”ujarnya. "Jika seseorang merasa bahwa mereka harus menjaga hubungan ekonomi yang baik dengan Tiongkok, tetapi diam terhadap kejahatan [mereka] terhadap hak asasi manusia, maka orang itu ikut terlibat."
Dia berkata pada praktisi, "Saya berharap yang terbaik untuk anda! Saya berharap kita bisa bertemu kembali dan menantikan lenyapnya [rezim] komunis."