(Minghui.org) Provinsi Shanxi, dikenal sebagai Jin di zaman kuno, terkenal karena sumber daya mineral yang kaya dan pertanian yang berkembang pesat. Tetapi di provinsi ini, praktisi Falun Gong dianiaya karena keyakinan mereka.
Falun Gong, juga dikenal sebagai Falun Dafa, adalah latihan kultivasi watak dan raga yang telah dianiaya oleh rezim komunis Tiongkok sejak Juli 1999.
Menurut ringkasan laporan dari Minghui di bulan Agustus, antara tahun 2018 hingga 2020 saja, lima praktisi Shanxi tewas akibat penganiayaan, 48 dipenjara, setidaknya 398 ditangkap dan 249 dilecehkan karena keyakinan mereka pada prinsip Sejati-Baik-Sabar.
Budaya Tradisional Tiongkok percaya pada keharmonisan langit, bumi dan manusia. Ketika pejabat terpilih dan/atau warga biasa melakukan kesalahan besar, konsekuensi serius akan terjadi.
Sejak awal Oktober, 51 Kabupaten di Shanxi telah dihantam hujan badai tanpa henti, mengakibatkan level air yang lebih tinggi dari normal di Sungai Qin, Sungai Zhuozhang, Sungai Fen, dan di tempat lain. Ketinggian air di 27 waduk berada di atas tahap banjir, termasuk Wanjiazhai dan Zhangze.
Khususnya, tingkat air di hilir Sungai Fen di Kabupaten Xinjiang adalah yang tertinggi dalam 40 tahun terakhir. Pukul 5 sore pada 7 Oktober, 20 meter dari tepi utara Sungai Fen di Kabupaten Xinjiang meluap, membanjiri lahan pertanian di dekatnya.
Sejumlah bencana tanah longsor terjadi di Kota Jinzhong, Kota Luliang dan Kota Linfen, menyebabkan banyak orang terluka dan meninggal. Satu tanah longsor di malam hari pada 5 Oktober mengubur lima orang, empat dari mereka tewas. Beberapa jalan di Kabupaten Pu juga rusak.
Sungai Wuma meluap di beberapa lokasi di Kota Houma, Kabupaten Qingxu, dan Kabupaten Qi. Banyak desa yang terendam banjir, memaksa 15.000 penduduk dari delapan desa mengungsi dalam semalam.
Di pagi hari tanggal 6 Oktober, Sembilan wilayah di Jalan Tol G5 Beijing-Kunming runtuh. Bagian Taichang dari Jalan Tol G55 Erenhot-Guangzhou juga runtuh. Pada hari yang sama, tempat parkir di Kabupaten Hongdong ambruk ke dalam lubang yang dalam. Banyak kendaraan jatuh dan lubang terus meluas. Air hujan memenuhi lubang itu dengan air, dan penduduk sekitar mulai mengungsi.
Jembatan Yuanhe juga rusak pada 6 Oktober, rel dan bantalan rel kereta api menggantung di udara. Sepuluh kereta terpaksa berhenti.