Falun Dafa Minghui.org www.minghui.org CETAK

Pawai Menyerukan Perhatian pada Penganiayaan

8 Okt. 2021 |   Oleh praktisi Falun Dafa di Belanda

(Minghui.org) Praktisi Falun Dafa dari Belanda dan negara-negara Eropa lainnya, seperti Jerman, Prancis, Belgia, Finlandia, Polandia, Republik Ceko, dan Hongaria, berkumpul di pusat kota Amsterdam pada tanggal 25 September 2021. Mereka mengadakan pawai untuk meningkatkan kesadaran penganiayaan Partai Komunis Tiongkok (PKT) yang sedang berlangsung terhadap praktisi Falun Dafa di Tiongkok dan menyerukan diakhirinya penganiayaan.

Mengungkap Penganiayaan PKT di Pusat Kota Amsterdam

Dam Square di pusat kota Amsterdam adalah objek wisata yang terkenal. Pada tanggal 25 September, praktisi mendirikan stan dan poster di alun-alun.

Selama rapat umum yang diadakan sebelum pawai, juru bicara Himpunan Falun Dafa Belanda Silvio Verbeek memberikan pidato memperkenalkan Falun Dafa dan prinsip-prinsip Sejati-Baik-Sabar. Dia berkata bahwa Falun Dafa telah menyebar ke seluruh dunia, dengan lebih dari seratus juta orang telah merasakan manfaat dari latihan ini secara fisik dan mental. Dia juga mengungkap kejahatan PKT dalam pengambilan organ paksa dari praktisi Falun Dafa yang dipenjara dan kejahatan lainnya selama 22 tahun penganiayaan.

Liu Wei dan Ding Lebing, anggota dari Tian Guo Marching Band Eropa, berbicara tentang pengalaman pribadi mereka ketika mereka ditangkap dan ditahan secara ilegal oleh PKT. Mereka mengungkap sifat jahat PKT dan penganiayaan brutal terhadap praktisi Falun Dafa di Tiongkok.

Setelah mengadakan rapat umum, para praktisi memulai pawai dari Dam's Square melewati kawasan bisnis lokal dan Pacinan.

Selain melihat beragam iring-iringan spanduk Falun Dafa, penonton menyaksikan praktisi memperagakan latihan Falun Dafa yang lembut. Anggota Tian Guo Marching Band menampilkan musik yang merdu dan bermartabat, sementara pemain genderang pinggang yang lincah juga mendapat pujian. Penari singa yang energik juga menjadi bagian dari pawai. Pertunjukan tersebut menampilkan keagungan Falun Dafa.

Penduduk setempat Memuji dan Mendukung Praktisi Falun Dafa

Praktisi mengadakan pawai untuk meningkatkan kesadaran akan penganiayaan PKT terhadap Falun Dafa

Marching Band Tian Guo Eropa memimpin pawai. Anggota band ini berasal dari berbagai negara, dan mereka telah tampil di berbagai negara di Eropa selama dekade terakhir.

Penonton bertepuk tangan ketika mereka mendengar marching band dan tim genderang pinggang menampilkan musik menyenangkan yang digubah oleh praktisi seperti "Falun Dafa Baik." Orang-orang tersenyum dan banyak yang mengacungkan jempol dan mengatakan hal-hal seperti, “Bagus!” Beberapa praktisi berjalan di sepanjang marching band dan membagikan bunga lotus origami dan brosur.

Pawai berakhir di depan Museum Nasional Belanda di mana seorang praktisi Falun Dafa bernama Zhao Meiling memberikan pidato yang menceritakan bagaimana dia dianiaya di Tiongkok karena percaya pada Falun Dafa.

Pendiri Media: Lebih Banyak Orang Perlu Menyadari Kejahatan PKT Pengambilan Organ Hidup Secara Paksa

Tanja Zondervan, pendiri situs web media Belanda, Peringatan Tiongkok, menyatakan: “Saya mendirikan situs web 'China Alarm' enam bulan setelah mengetahui tentang kejahatan PKT dalam pengambilan organ hidup paksa dari praktisi Falun Dafa. Ini sangat mengerikan dan lebih banyak orang perlu mengetahuinya. Ini adalah cara saya untuk memberi tahu lebih banyak orang tentang kekejaman ini.”

Zondervan berkata: “Pengambilan organ hidup secara paksa adalah kejahatan terhadap kemanusiaan dan PKT melakukan genosida. PKT telah membunuh massal orang-orangnya selama lebih dari 20 tahun dan sekarang mereka juga menargetkan orang-orang Uyghur. Jika kita tidak menghentikan ini sekarang, keadaannya mungkin akan menjadi lebih buruk. Pada pertemuan para pemimpin dunia, beberapa dokter telah mengklaim bahwa ini adalah tindakan mencuri organ manusia! Ini bahkan lebih buruk daripada Hitler dan Nazi selama Perang Dunia II. Ini sangat tidak manusiawi! Ini mengerikan! Kita harus menghentikan ini!”

Sirikit Dassen, seorang profesor di sebuah universitas di Utrecht, mendengarkan seorang praktisi menggambarkan penganiayaan terhadap praktisi Falun Dafa di Tiongkok. Dia berkata, “Banyak dari kita tahu tentang betapa jahatnya rezim PKT. Mereka tidak hanya menganiaya praktisi Falun Dafa, tetapi mereka juga memperlakukan orang-orang Tibet dan banyak orang Tiongkok lainnya dengan buruk. PKT mengerikan. Praktisi Falun Dafa berkultivasi untuk menjadi orang yang lebih baik. Dari pada menganiaya mereka, PKT seharusnya memuji kelompok orang ini. Saya berharap lebih banyak informasi tentang praktisi Falun Dafa yang dianiaya di Tiongkok akan terungkap di media seperti Facebook dan media sosial lainnya. Seluruh dunia harus tahu tentang apa yang terjadi di Tiongkok.”

Sandra de Bruin, seorang konsultan yang saat ini bekerja dan belajar di Belanda, berkata kepada seorang praktisi: “Bagus sekali anda mengadakan rapat umum untuk mengekspos pengambilan organ hidup secara paksa. Ini membantu lebih banyak orang menyadarinya. Saya berharap kebrutalan ini berhenti.”

“Saya juga suka marching band anda. Saya mendukung anda dalam berkultivasi Sejati-Baik-Sabar dan kembali ke tradisi. Beginilah seharusnya kita hidup: Dengan melakukan perbuatan baik dan menyebarkan kasih sayang.”

Annelies Bakker, seorang jurnalis yang meliput pertanian, mulai memotret rapat umum setelah mengambil brosur Falun Dafa. Seorang praktisi memberitahunya tentang pengambilan organ hidup secara paksa yang saat ini terjadi di Tiongkok. Dia terkejut, “Pengambilan organ hidup secara paksa? Di negara bebas seperti Belanda, ini tidak terbayangkan! Jika ini terjadi di Belanda, pasti Belanda akan protes. Namun, jika orang-orang di Tiongkok memprotes, mereka mungkin menghadapi bahaya dianiaya. Kami beruntung tinggal di Belanda.”

Annemarie van den Berg, teman Bakker, menyatakan: “Saya tahu orang-orang di Tiongkok tidak punya kebebasan berbicara. Saya akan menandatangani petisi untuk mendukung anda dalam mengakhiri penganiayaan terhadap Falun Dafa di Tiongkok. Setiap orang harus memiliki hak untuk hidup bebas.”

Wisatawan Jerman: Rezim Komunis Tiongkok Adalah Ancaman Bagi Dunia

Bapak Michael Koehler, yang berasal dari Jerman utara, menyatakan: “Saya adalah pensiunan manajer logistik dari Jerman. Saya mengunjungi Belanda dengan teman saya yang berasal dari Iran. Marching band ini bagus sekali! Sangat bagus bahwa anda [praktisi] melakukan protes damai di sini karena banyak orang masih tidak tahu apa yang terjadi di Tiongkok. Saya akan menunjukkan kepada keluarga saya foto-foto yang telah saya ambil. Rezim PKT adalah ancaman bagi seluruh dunia.”

Martha Gudmandsen, seorang mahasiswa dari Denmark, berkata: “Pawai ini mengutuk PKT dan saya mendukung praktisi Falun Dafa karena saya tahu bahwa PKT telah melakukan banyak hal mengerikan di negara lain. Saya percaya bahwa orang harus memiliki kebebasan berkeyakinan. Namun, ini tidak terjadi pada komunis Tiongkok karena rezim komunis tidak punya etika dan mengerikan. Seseorang tidak bisa terus-menerus hidup dalam ketakutan karena apa yang dipilihnya untuk dipercaya.”

“Ketika saya kembali ke Denmark, saya akan melakukan penelitian dan melihat apakah orang-orang Denmark dapat berbuat sesuatu tentang hal itu.”

Zack, pemilik apotek, berkata: “Ini pertama kalinya saya menyaksikan rapat umum seperti ini. Saya benar-benar ingin tahu lebih banyak tentang Falun Dafa. Sejati-Baik-Sabar adalah prinsip yang sangat baik dan mewakili sesuatu yang sangat baik. Mengapa praktisi di Tiongkok dianiaya? Saya tahu bahwa jika anda tidak mengikuti aturan mereka di komunis Tiongkok, anda akan dianiaya. Saya pikir komunisme adalah inti dari semua masalah.”

Enzing Noah, seorang mahasiswa di Belanda, berkata: “PKT menghukum orang-orang yang tidak mematuhi mereka dan melarang siapa pun yang menyuarakan pendapat mereka. Ini tidak benar. PKT harus dihentikan.”