Falun Dafa Minghui.org www.minghui.org CETAK

Gunung Berapi Indonesia Meletus, 14 Orang Meninggal

11 Des. 2021 |   Oleh koresponden Minghui Ji Zhenyan

(Minghui.org) Dalam sepekan terakhir, 14 orang meninggal dunia akibat letusan gunung berapi di Indonesia. Sebuah desa di Jepang diguncang oleh 91 gempa bumi dalam kurun waktu dua hari. Petani Australia hancur oleh curah hujan yang belum pernah terjadi sebelumnya yang meredupkan harapan mereka untuk panen besar.

Gunung Berapi Indonesia Meletus, 14 Orang Meninggal

Gunung Semeru, puncak tertinggi di pulau Jawa Indonesia, meletus lagi pada pukul 3 sore pada 4 Desember 2021.

Berdasarkan video yang dirilis Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), pasca erupsi Gunung Semeru di ketinggian 3.676 meter, asap menyembur hingga ketinggian 12.000 meter dan lahar mengalir turun hingga 500 meter dari ketinggian kawah.

Gambar 1: Gunung berapi Gunung Semeru di Jawa Timur, Indonesia meletus pada sore hari tanggal 4 Desember, sedikitnya 14 orang meninggal

Seorang pejabat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengatakan pada konferensi pers pada Minggu (5 Desember) malam bahwa sedikitnya 14 orang meninggal dan 56 orang terluka dalam bencana (kebanyakan luka bakar). Sebanyak 1.300 orang dievakuasi.

Gunung Semeru terletak di Provinsi Jawa Timur. Ini adalah gunung berapi tertinggi di Pulau Jawa dan daerah pendakian gunung yang terkenal. Ini juga salah satu dari sekitar 130 gunung berapi aktif di Indonesia. Itu meletus awal tahun ini pada 16 Januari, tetapi tidak ada korban yang dilaporkan pada waktu itu.

Menurut laporan Reuters, abu vulkanik, kerikil dan gas alam yang meletus dari Gunung Semeru pada 4 Desember membentuk awan vulkanik yang menjulang tinggi. Sedikitnya sebelas desa di Kabupaten Lumajang diselimuti lapisan abu vulkanik yang mengubur rumah-rumah dan menyebabkan ternak mati lemas.

Letusan gunung tersebut merusak jembatan penghubung Kabupaten Lumajang dan Kota Malang (Malang), serta sejumlah bangunan.

Seorang warga dan relawan di Lumajang mengatakan bahwa pekerjaan penyelamatan sangat sulit karena terputusnya jembatan dan kurangnya pengalaman para relawan.

Selain itu, Pulau Halmahera, yang terletak sekitar 2.000 kilometer timur laut gunung berapi Semeru, dilanda gempa berkekuatan 6 pada 5 Desember, menurut Pusat Seismik Mediterania Eropa (EMSC).

Sedikitnya 91 Gempa Mengguncang Oshijima, Jepang dalam Dua Hari

Sedikitnya 91 gempa bumi berkekuatan antara 1 dan 4 diamati di Oshijima, Desa Toshima, Prefektur Kagoshima, Jepang, antara tanggal 4 dan 5 Desember, yang menimbulkan kekhawatiran.

Japan Broadcasting Corporation (NHK) melaporkan bahwa gempa berkekuatan 4,8 diperkirakan terjadi sekitar pukul 11:14 pada tanggal 5 Desember di Kepulauan Tukara di Prefektur Kagoshima. Magnitudo maksimum gempa terjadi di Pulau Eshidao dan memiliki kedalaman 20 kilometer.

Gempa bumi terus diamati di Pulau Eshi sejak siang hari pada tanggal 4 Desember pada pukul 11:30 pada tanggal 5 Desember, total sedikitnya 91 gempa bumi tercatat.

Curah Hujan November di NSW, Australia Pecahkan Rekor 100 Tahun

New South Wales (NSW), Australia baru saja mengalami November terbasah dalam lebih dari 100 tahun, dengan curah hujan tiga kali rata-rata. Beberapa petani mengeluh tentang waktu putaran curah hujan ini, yang terjadi ketika industri penanaman membutuhkan hujan paling sedikit.

Menurut data dari Biro Meteorologi Australia, total curah hujan di NSW pada November tahun ini telah memecahkan rekor sejak 1917, dan itu juga merupakan November terdingin di NSW dalam catatan.

Wilayah Bathurst di NSW mencatat 241,6 mm curah hujan pada November tahun ini, memecahkan rekor 195,7 mm 113 tahun lalu.

Curah hujan di ibu kota Canberra, Orange dan Wagga Wagga di NSW semuanya memecahkan rekor.

Hujan terus-menerus pada bulan November menyebabkan banjir di banyak wilayah NSW, terutama wilayah barat laut, barat tengah, pemburu, dan pantai utara NSW.

Hujan lebat telah menghancurkan sebagian besar tanaman musim panas di Queensland, Australia. Bundaberg, daerah berkembang di Queensland, mencatat rekor curah hujan dalam dua minggu terakhir. Kepala asosiasi penanaman setempat, Bree Grima, mengatakan kepada Australian Broadcasting Corporation, “Kami telah mengharapkan hujan selama bertahun-tahun, tetapi kami menerima terlalu banyak curah hujan. Beberapa petani melaporkan bahwa curah hujan dalam dua minggu terakhir lebih dari 600 mm. Mereka yang bercocok tanam di ladang melaporkan bahwa kerugian panen mencapai 85%.”

Beberapa petani dengan pengalaman menanam selama puluhan tahun mengatakan bahwa ini adalah bencana alam terburuk yang pernah mereka lihat.