(Minghui.org) Seorang wanita berusia 67 tahun di Kota Taiyuan, Provinsi Shanxi baru-baru ini dipenjara menjalani hukuman 4,5 tahun karena keyakinannya pada Falun Gong, disiplin spiritual yang telah dianiaya oleh rezim komunis Tiongkok sejak 1999.
Xia Yilin ditangkap pada 22 Juni 2020, setelah dilaporkan karena menyebarkan materi informasi tentang Falun Gong di dekat stasiun kereta api. Dia ditahan di Pusat Penahanan No. 3 Kota Taiyuan dan kunjungan keluarganya ditolak.
Pengadilan setempat diam-diam menghukum Xia 4,5 tahun. Keluarganya tidak menerima kabar terbaru tentang kasusnya sampai dia dibawa ke Penjara Wanita Yuci. Karena dia menolak untuk melepaskan Falun Gong, keluarganya tidak diizinkan untuk mengunjunginya, tetapi hanya bisa menelepon atau menulis surat kepadanya.
Dua Hukuman Penjara Sebelumnya
Xia mengalami masalah perut pada usia 7 tahun. Ibunya adalah seorang dokter pengobatan barat dan ayahnya seorang dokter pengobatan tradisional Tiongkok. Bibinya adalah seorang ahli gastroenterologi di Shanghai Medical School. Namun tidak satu pun dari mereka yang mampu menyembuhkan gejalanya, yang menjadi sangat parah di masa dewasanya sehingga dia harus mengambil cuti kerja setiap beberapa hari. Dia menjadi lumpuh, dan gejalanya berkembang menjadi kanker perut.
Namun, setelah dia mulai berlatih Falun Gong pada Maret 1998, masalah perutnya, yang telah mengganggunya selama 38 tahun, hilang sepenuhnya. Setelah mengalami keajaiban Falun Gong, dia tidak pernah goyah dalam keyakinannya setelah penganiayaan terhadap Falun Gong dimulai pada tahun 1999. Akibatnya, dia menjadi sasaran karena keyakinannya.
Xia pertama kali ditangkap pada 24 Oktober 2000 karena menyebarkan materi informasi tentang Falun Gong. Dia dipukuli di pusat penahanan setempat karena melakukan meditasi Falun Gong. Para penjaga pernah memborgolnya selama tujuh hari.
Xia dijatuhi hukuman tiga tahun pada September 2001. Keluarganya tidak diberitahu tentang persidangan dan pembelaannya sering diinterupsi oleh hakim.
Setelah dibawa ke Penjara Wanita Provinsi Shanxi, dia diawasi oleh narapidana sepanjang waktu. Dia tidak diizinkan untuk berbicara dengan orang lain atau menekuk kakinya saat tidur. Ketika dia pergi ke kamar kecil, para narapidana berdiri di sampingnya dan memeriksa apakah tisu yang dia bawa memiliki tulisan di atasnya.
Xia ditangkap lagi pada 17 September 2015, karena mengajukan tuntutan pidana pada 10 Agustus 2015 terhadap Jiang Zemin, mantan ketua rezim komunis, karena memerintahkan penganiayaan.
Polisi mendobrak rumahnya pada pukul 7 pagi hari itu dan membawa Xia, suaminya, putrinya, dan cucunya yang berusia tiga tahun ke kantor polisi. Setelah menginterogasinya, polisi kembali ke rumahnya dan menyita dua komputernya, dua printer dan DVD burner yang rusak. Mereka juga menggeledah rumah putrinya, tanpa memberikan daftar barang yang disita.
Sementara suami dan putri Xia dibebaskan pada hari berikutnya, dia ditahan di Pusat Penahanan No.1 Kota Taiyuan dengan tuduhan “merusak penegakan hukum dengan organisasi aliran sesat,” dalih standar yang digunakan oleh pihak berwenang untuk menjebak praktisi Falun Gong.
Xia kemudian didakwa oleh Kejaksaan Distrik Yingze dan dijatuhi hukuman empat tahun dengan denda 10.000 yuan oleh Pengadilan Distrik Yingze.
Sejak dimulainya penganiayaan pada tahun 1999, pihak berwenang di Taiyuan telah mengikuti kebijakan penganiayaan dengan cermat. Selama dua dekade antara Juli 1999 dan Juli 2019, sedikitnya 725 praktisi lokal ditangkap; 49 dianiaya hingga meninggal; 5 menjadi cacat; 4 mengalami gangguan mental; sedikitnya 80 diberikan hukuman kamp kerja paksa; dan 143 dijatuhi hukuman penjara, dengan hukuman terlama 11 tahun dan praktisi tertua adalah 81 tahun.
Laporan terkait dalam bahasa Inggris:
Taiyuan Woman Arrested Again for Suing Chinese Dictator
Practitioners Incarcerated in Shanxi Province Women's Prison, Families Prevented from Visiting