Falun Dafa Minghui.org www.minghui.org CETAK

Wanita Lanjut Usia Menghadapi Penuntutan karena Menyebarkan Informasi tentang Cara Mengakses Informasi Tanpa Sensor

31 Des. 2021 |   Oleh koresponden Minghui di Provinsi Gansu, Tiongkok

(Minghui.org) Zhou Yuezhen, 68, ditangkap di rumah putrinya di Kota Lanzhou, Provinsi Gansu pada tanggal 18 November 2021. Polisi mengklaim mereka menindaklanjuti penangkapan sebelumnya pada Mei 2020.

Zhou, penduduk asli Kota Tianshui di provinsi yang sama, telah tinggal di rumah putrinya di Lanzhou dalam beberapa tahun terakhir untuk membantu merawat cucunya. Dia dilaporkan karena mendistribusikan kode QR yang terhubung ke situs web tanpa sensor pada malam 11 Mei 2020. Polisi menangkapnya dan menemukan belasan salinan kode QR lainnya, yang dikembangkan oleh praktisi Falun Gong, sebuah disiplin spiritual yang telah telah dianiaya oleh rezim komunis Tiongkok sejak 1999.

Untuk meningkatkan kesadaran tentang penganiayaan dan memberikan informasi gratis kepada orang Tionghoa yang hidup di bawah sensor ketat rezim komunis, praktisi Falun Gong, termasuk Zhou, sering membagikan alat gratis yang dikembangkan oleh praktisi luar negeri untuk mereka yang berada di dalam Tiongkok untuk menerobos blokade internet.

Ketika keluarga Zhou diminta untuk menjemputnya pada pukul 04:00 pagi, polisi mengatakan mereka akan meminta instruksi dari atas tentang bagaimana menangani kasus Zhou. Mereka memerintahkannya agar siap dipanggil kapan saja dalam beberapa hari ke depan. Untuk menghindari penganiayaan, Zhou memutuskan untuk tinggal jauh dari rumah. Polisi terus menelepon keluarganya, menanyakan apakah dia sudah kembali.

Tak lama setelah Zhou pulang ke rumah sekitar September 2021, kasus virus corona baru muncul di wilayahnya. Lingkungannya dikunci dan semua penduduk setempat dipaksa untuk melakukan tes virus corona sembilan kali.

Tepat setelah kasus infeksi bersih, polisi menangkap Zhou di rumahnya pada 18 November. Penangkapannya disetujui pada tanggal 2 Desember. Polisi mengancam bahwa dia akan dijatuhi hukuman menjelang akhir tahun.

Zhou sekarang ditahan di Pusat Penahanan No. 1 Kota Lanzhou. Para penjaga tidak mengizinkannya memakai gigi palsu, menyebabkan dia banyak kesulitan saat makan. Karena penglihatan di satu mata suaminya babur dan dia berjuang untuk merawat dirinya sendiri, keluarganya menjadi sangat tertekan.

Penganiayaan Sebelumnya

Zhou, seorang pensiunan karyawan pabrik, mulai berlatih Falun Gong pada awal 1997. Dalam sebulan, penyakit kulit dan TBC-nya sembuh.

Ketika rezim komunis mengumumkan penganiayaan terhadap Falun Gong pada tanggal 20 Juli 1999, Zhou pergi ke Beijing untuk memohon hak untuk berlatih Falun Gong. Dia ditangkap segera setelah dia turun dari kereta dan dibawa ke Stadion Fengtai di Beijing. Dengan suhu sekitar 40 derajat celsius, polisi meniupkan udara panas ke dia dan praktisi lain yang ditahan di stadion yang penuh sesak.

Zhou segera dikirim kembali ke Tianshui dan rumahnya digeledah oleh petugas Fang Shuangcun, Pei Guilin dan Guo Jianwei pada tanggal 26 Juli. Buku-buku Falun Gong, kaset audio dan video miliknya disita. Setelah penggerebekan polisi secara verbal melecehkan dan mengintimidasi dia dan keluarganya.

Ditekan oleh polisi, tempat kerja Zhou menurunkan pangkatnya dan menugaskannya untuk bekerja di bengkel. Mereka juga memerintahkan atasan dan suaminya untuk memantau kehidupan sehari-harinya. Mereka mencatat waktu ketika dia tiba di tempat kerja dan berangkat, serta ketika dia pergi mengunjungi orang tuanya setiap minggu. Pihak berwenang mengancam akan menangguhkan gaji penyelianya jika dia pergi ke Beijing untuk mengajukan permohonan bagi Falun Gong lagi.

Tempat kerja Zhou mengaturnya untuk pensiun pada tahun 2000. Dia pergi ke Beijing lagi pada akhir Desember tahun itu. Di Lapangan Tiananmen, sekelompok petugas mengelilinginya, mendorongnya ke tanah, memukuli dan menyetrumnya dengan tongkat listrik. Salah satu gigi depannya copot. Darah memenuhi seluruh wajahnya dan memar di sekujur tubuhnya. Dia dibawa ke Pusat Penahanan Mentougou dan dibebaskan sembilan hari kemudian setelah dia melakukan mogok makan.

Zhou ditangkap lagi pada tanggal 5 April 2003 karena berbicara dengan orang-orang tentang Falun Gong. Polisi menggeledah rumahnya dan mengambil semua buku-buku Falun Gong, komputer, printer dan barang-barang pribadi lainnya. Petugas Pei Guilin memeras 3.000 yuan (Rp 6.600.000) dari suaminya tanpa memberikan tanda terima.

Petugas Pei, Zhang Baoyong, Dong Quanzi dan Yang Yongzhou memborgolnya menghadap sebuah tiang besar. Dia sedang mengalami periode menstruasi, tetapi mereka tidak mengizinkannya menggunakan kamar kecil. Selama lima hari, mereka memborgolnya dari pukul 07:00 pagi hingga 24:00 malam menghadap ke tiang dan kemudian menghadap ke pipa pemanas di malam hari, dengan kakinya hampir tidak menyentuh tanah. Kakinya bengkak dan sakit untuk waktu yang lama. Dia kemudian dibawa ke Pusat Penahanan Qinzhou dan ditahan di sana selama 3,5 bulan.

Penangkapan Zhou berikutnya adalah pada tanggal 5 April 2008 oleh petugas Zhang Wen, Yang Yuancang dan Yang Yongzhou. Mereka menyita buku-buku Falun Gong, parabola, printer, dua pemutar mp3 dan uang tunai 2.500 yuan (Rp 5.500.000). Petugas Pei memeras 2.000 yuan (Rp 4.400.000) lagi dari keluarganya.

Zhou kemudian dijatuhi hukuman lima tahun dan dibawa ke Penjara Wanita Provinsi Gansu pada tanggal 23 Februari 2009. Pihak berwenang memilih terpidana mati atau mereka yang menjalani hukuman seumur hidup untuk menyiksa para praktisi, dengan pengurangan hukuman sebagai hadiah. Sementara para narapidana sering berkelahi satu sama lain, mereka selalu bekerja sama dengan baik dalam menganiaya para praktisi, termasuk mencaci maki dan menggunakan penyiksaan ekstrim terhadap mereka.

Narapidana yang ditugaskan untuk mengawasi Zhou adalah Li Yan, berusia 30-an. Dia dengan narapidana lain sering memukul Zhou, termasuk Meng Haihong dan Yan Feng. Meng menendang tubuh bagian bawah Zhou beberapa kali, menyebabkan rasa sakit yang luar biasa padanya. Ketika keluarga Zhou mengunjunginya dan membawakan kebutuhan sehari-hari untuknya, para narapidana mengambil barang-barang yang diperlukan.

Selain pemukulan terus-menerus dan pelecehan, narapidana juga memerintahkan Zhou untuk mencuci pakaian dengan tangan, terutama di musim dingin. Mereka sering berkata kepadanya: “Kami mendapat dukungan dari pemerintah. Kamu boleh melanjutkan dan mengajukan keluhan terhadap kami. Kamu harus bersyukur kami tidak menyiksa kamu sampai mati.”