(Minghui.org) Dalam 21 tahun terakhir penganiayaan terhadap Falun Gong, Partai Komunis Tiongkok telah melakukan kejahatan yang tidak dapat diungkapkan dengan kata-kata terhadap kemanusiaan serta menargetkan banyak praktisi untuk ditangkap, dipenjara dan disiksa. Banyak yang meninggal akibat penganiayaan, termasuk mereka yang tinggal di barat laut provinsi Qinghai yang terpencil.
Laporan ini merinci enam praktisi pria dan enam praktisi wanita di Qinghai yang meninggal dalam penganiayaan. Mereka adalah He Wanji dan istrinya Zhao Xiangzhong, Ping Chunfeng, Tang Fabang, Wu Zhongmin, Wei Haiming, Tan Yingchun, Zhang Youzhen, Zhang Xiuqin, Fan Lihong, Xu Chunfang, dan Li Yujun.
Usia praktisi berkisar antara 29 sampai 85 tahun. Mereka berasal dari semua lapisan masyarakat, termasuk polisi, guru, kepala sekolah dasar, dan pengusaha. Beberapa dari mereka meninggal karena penyiksaan di dalam tahanan, beberapa disuntik dengan obat-obatan beracun, dan beberapa tidak tahan akibat gangguan dan intimidasi oleh pihak berwenang.
Karena sensor informasi di Tiongkok, jumlah kematian sebenarnya diperkirakan akan jauh lebih tinggi.
He Wanji Meninggal Enam Bulan Setelah Dipenjara; Istri Meninggal Setelah Disiksa di Kamp Kerja Paksa Empat Kali
He Wanji
He Wanji meninggal ketika dia baru berusia 53 tahun. Sebelum meninggal, dia adalah seorang petugas di Departemen Kepolisian Cabang Kereta Api Kota Xining di Provinsi Qinghai. Karena berlatih Falun Gong, dia berulang kali dianiaya. Pertama, dia ditahan di Kamp Kerja Paksa Provinsi Qinghai selama setahun. Setelah dia masuk ke stasiun televisi di Provinsi Qinghai dan Gansu dan menyiarkan video yang mengekspos penganiayaan terhadap Falun Gong pada bulan Juli 2002, dia dijatuhi hukuman 17 tahun pada tanggal 30 Desember tahun itu.
Saat dihukum di Penjara Menyuan (sebelumnya dikenal sebagai Penjara Haomen) di Provinsi Qinghai, dia mengalami penyiksaan jangka panjang yang menyebabkan dia menderita tekanan darah tinggi. Pada tanggal 28 Mei 2003, Penjara Menyuan memberi tahu keluarga He bahwa dia meninggal karena stroke.
He Wanji and Zhao Xiangzhong
Setelah penganiayaan terhadap Falun Gong dimulai pada bulan Juli 1999, Zhao Zhongxiang, istri He, diahan di Kamp Kerja Paksa Wanita Qinghai sebanyak empat kali. Tepat sebelum Kongres Nasional ke-16 Partai Komunis Tiongkok (PKT) pada tahun 2004, dia ditangkap untuk keempat kalinya. Polisi dengan mengendarai enam kendaraan mengepung kediaman mertuanya. Akibatnya, He dan seluruh keluarganya, termasuk dua anak kerabatnya, yang tinggal bersama mereka, semuanya ditangkap. Salah seorang dari mereka adalah seorang gadis berusia 12 tahun dan yang lainnya adalah seorang anak laki-laki berusia dua tahun. Mereka ditahan lebih dari sepuluh jam.
Zhao ditahan di sel isolasi dan disiksa secara brutal. Saat itu musim dingin dan dia hanya diizinkan tidur di lantai semen yang dingin beku. Setelah sekitar 20 hari, dia tidak bisa berjalan lagi. Tubuh bagian bawahnya mati rasa dan bagian atas tubuhnya sakit parah. Dia hampir tidak bisa makan apa pun. Dia terbaring di tempat tidur dan berada di ambang kematian. Pada tanggal 22 Februari 2004, Zhao meninggal dunia di usia 50 tahun.
Ping Chunfeng Meninggal Setelah Diberi Suntikan Obat Tak Dikenal
Ping Chunfeng bekerja di Universitas Normal Qinghai. Dia ditahan di Kamp Kerja Paksa Provinsi Qinghai dua kali. Setelah dibebaskan pertama kali sekitar tahun 2002, dia menceritakan bagaimana dia pernah disuntik dengan obat-obatan beracun sebanyak dua kali dan diberi racun ketika dia di dalam tahanan. Karena racun itu, dia mengalami disorientasi mental dan berperilaku tidak normal. Dia tidak bisa mengekspresikan dirinya dengan baik.
Saat Ping dibebaskan untuk yang kedua kali, dia diawasi dengan ketat oleh pihak berwenang. Dia meninggal dunia pada tahun 2005 namun pihak berwenang di Universitas Normal Qinghai menyembunyikan informasi tersebut. Bahkan sekarang, masih belum jelas bagaimana dia meninggal.
Tang Fabang Meninggal di Penjara Setelah Gagal Organ
Tang Fabang adalah seorang guru bahasa Inggris di Sekolah Dasar Lejiawan di Kota Xining. Penangkapan terakhirnya pada bulan September 2009 yang menyebabkan kematiannya di Penjara Menyuan, tempat dia ditahan antara tahun 2010 dan tahun 2015. Dia berusia 40-an tahun. Tang telah dipenjara beberapa kali sebelumnya karena menolak melepaskan keyakinannya pada Falun Gong.
Tang pergi ke Beijing untuk mengajukan permohonan terhadap Falun Gong setelah penganiayaan dimulai pada tahun 1999. Dia kehilangan pekerjaan sebagai akibat dari permohonannya tersebut.
Kemudian, Tang ditahan tiga kali dengan total 75 hari. Dia juga dibawa ke kamp kerja paksa tiga kali dengan total 784 hari. Rumahnya digeledah dua kali.
Masa hukuman kamp kerja paksa pertamanya adalah di Kamp Kerja Paksa Duoba yang berakhir pada bulan Februari 2001. Karena dia menolak melepaskan keyakinannya, masa hukuman Tang diperpanjang. Bersama dengan praktisi lain, Li Shengxi, Tangan Tang diborgol ke belakang oleh petugas Lu Xin. Mereka berdua dipaksa berlari-lari di bawah terik matahari dalam waktu yang lama yang diikuti dengan sel isolasi. Tujuh hari kemudian, Tang berada dalam kondisi yang mengancam jiwa dan dikembalikan ke sel biasa.
Setelah keluar dari kamp kerja paksa pada tanggal 16 Desember 2001, Tang ditangkap lagi karena keyakinannya pada tanggal 28 Desember tahun itu. Dia dikirim ke kamp kerja paksa yang sama setelah Tahun Baru. Para penjaga memukulinya dan menyetrumnya dengan beberapa tongkat listrik 100.000 volt selama dua jam. Kemudian, tangannya diborgol di belakang punggungnya dan dimasukkan ke dalam sel isolasi selama tujuh hari. Untuk memprotes penganiayaan, dia memulai mogok makan pada bulan April 2002. Dia berada dalam kondisi yang mengancam jiwa beberapa kali selama dua tahun di kamp kerja paksa karena penyiksaan.
Karena agen dari Kantor 610 berulang kali mengganggu majikan dan kerabatnya, kesehatan orang tuanya memburuk. Istrinya tidak dapat bekerja secara normal dan putranya mengalami diskriminasi.
Setelah dibebaskan, Tang terpaksa menjauh dari rumah untuk menghindari gangguan. Ketika dia pulang ke rumah untuk melihat istri dan anaknya, dia ditangkap oleh agen dari Divisi Keamanan Domestik Xining dan Kantor Polisi Pengjiazai. Dia diikat di perangkat penyiksaan bangku harimau dengan keempat anggota tubuhnya tidak bisa bergerak saat diinterogasi di Biro Keamanan Domestik Xining. Polisi bergantian mengawasinya dan tidak mengizinkannya tidur. Namun, tiga hari kemudian, Tang berhasil melarikan diri dari fasilitas tersebut.
Petugas dari Biro Keamanan Domestik Xining menangkap Tang lagi pada tanggal 8 September 2009. Mereka membawanya ke Pusat Penahanan Ershilipu dan mengajukan kasusnya ke pengadilan.
Dia dikirim ke Penjara Menyuan pada tahun 2010 dan ditempatkan di Bangsal Pertama. Dia menolak untuk melepaskan keyakinannya dan ditahan di sel isolasi selama beberapa bulan. Dia melakukan mogok makan sebagai protes dan dia dicekok paksa makan.
Para penjaga memutar rekaman audio yang memfitnah Falun Gong dengan pengeras suara. Hal itu membuat Tang stres dan kesehatannya menurun. Akhirnya, dia mengalami kegagalan organ dan meninggal di Rumah Sakit Palang Merah Qinghai. Waktu pasti kematian Tang masih harus diselidiki.
Beberapa petugas yang bertanggung jawab dalam penganiayaan Tang, termasuk Guo, wakil direktur politik Bangsal Pertama penjara, dan Chen Jie, direktur departemen psikologi di Pusat Rehabilitasi Narkoba Golmud (sebuah pusat pencucian otak yang sebelumnya dikenal sebagai Kamp Kerja Golmud). Chen terlibat dalam pencucian otak banyak praktisi di Qinghai dan berpartisipasi dalam penangkapan Tang.
Wu Zhongmin Lumpuh Akibat Penyiksaan di Penjara dan Meninggal Setelah Bertahun-tahun Disiksa
Wu Zhongmin, seorang praktisi Falun Gong dari Kota Xining, Provinsi Qinghai, secara tidak sah menjalani kerja paksa dua kali. Dia disiksa selama masa hukuman pertamanya karena dia tidak melepaskan keyakinannya pada Falun Gong. Akibatnya, dia menjadi cacat dan tidak bisa berjalan. Selama masa hukuman keduanya, keempat anggota tubuh Wu menjadi cacat karena penyiksaan. Akhirnya, dia meninggal pada usia 50 tahun, tanggal 20 Mei 2013.
Wu lulus dari Zhengzhou Mechanical College di Provinsi Henan dan ditugaskan untuk bekerja di Pabrik Perkakas Mesin Yuxi di provinsi yang sama. Setelah pabrik ditutup, dia pindah ke Provinsi Guangdong. Dia hanya tinggal di rumah dan menderita banyak penyakit.
Setelah mulai berlatih Falun Gong pada tahun 1993, dia dengan cepat mendapatkan kembali kesehatan mental dan fisiknya dan dia mulai terkenal dan mendapat keuntungan dengan mudah.
Pertama kali Wu menjalani kerja paksa adalah di Kamp Kerja Paksa No. 3 Provinsi Henan. Selama empat tahun di sana, ia mengalami cacat di kaki kanannya akibat penyiksaan yang dideritanya. Penyiksaan itu juga menyebabkan tangannya tidak bisa digerakkan. Menurut seorang dokter, cacatnya itu karena kerusakan sistem saraf pusat.
Dia telah mengajukan banding ke banyak departemen termasuk Kejaksaan Rakyat Agung, kejaksaan provinsi, kejaksaan kota, sistem keamanan publik, dan Kementerian Urusan Sipil, tetapi tidak berhasil.
Sekitar tujuh petugas dari Departemen Kepolisian Kabupaten Shan pergi ke rumah Wu pada tanggal 12 Juli 2006. Mereka menangkapnya. Dia diborgol dan dibawa ke Kamp Kerja Paksa No. 3 Provinsi Henan yang terletak di dekat daerah Balingqiao, di pinggiran barat Kota Xuchang. Dengan pengetahuan penuh bahwa dia tidak bisa menjaga dirinya sendiri dan tidak bisa berjalan, otoritas kamp masih menerimanya.
Wu berteriak, “Falun Dafa Baik!” dan dipukuli tanpa ampun. Seorang penjaga menghasut seorang narapidana untuk menendang bagian bawah telinga kirinya, yang hampir membuatnya pingsan.
Wu berulang kali menderita syok saraf antara akhir bulan September dan bulan November 2006 dan dia dirawat di rumah sakit beberapa kali. Penjaga Shi Baolong menghasut narapidana untuk menggendong Wu di pundaknya sambil berlari ke kantin. Mereka juga menyiksanya dengan metode penyiksaan yang menyebabkan rasa sakit yang luar biasa.
Pada tanggal 7 Juli 2007, Wu berdiri di belakang dan dengan suara keras memberitahu orang yang mengunjunginya tentang kesehatannya yang buruk dan penyebabnya. Begitu pengunjung pergi, penjaga Zhu Yingkui memerintahkan agar tongkatnya diambil dan dipatahkan. Seorang penjaga menghasut narapidana untuk menghina Wu dan menendang kakinya. Kuku kakinya lepas dan jari kakinya berdarah. Jari-jari kaki kirinya bengkak juga terluka dan kemudian menjadi infeksi. Dia hanya bisa berjalan dengan kaki yang sakit dan menopang dirinya dengan sebatang bambu.
Dua narapidana yang ditugaskan untuk mengawasi Wu berulang kali mengangkatnya dan melemparkannya ke lantai. Di malam hari, mereka menginjak kaki Wu, yang menyebabkan jempol kaki kirinya putus.
Ketika masa hukuman Wu berakhir pada tanggal 30 November 2007, dokter kamp Zhang Xin menyatakan bahwa dia tidak dapat menemukan catatan medisnya dan oleh karena itu tidak mengisi formulir pemeriksaan fisik dengan jujur. Zhang hanya menulis bahwa pergelangan kaki kanan Wu tidak bisa bergerak dan infeksi serta TBC-nya kambuh.
Empat petugas dari Kantor 610 Kabupaten Shan membawa Wu kembali ke kampung halamannya di Provinsi Qinghai. Wu dipaksa memakai dua lapis masker wajah agar petugas tidak tertular.
Terlepas dari kenyataan bahwa dia memiliki cacat pada kakinya dan tidak dapat merawat dirinya sendiri, Wu ditangkap lagi pada tanggal 9 Mei 2011. Dia dibawa ke pusat pencucian otak yang terletak di Pusat Pelatihan Layanan Pendapatan Dalam Negeri Provinsi Qinghai di Daerah Tuanjieqiao, Kota Xining, yang didirikan oleh pejabat Komite Urusan Politik dan Hukum Provinsi Qinghai.
Sebagai akibat dari penganiayaan berat yang dialaminya dari tahun ke tahun, Wu memiliki cacat di keempat anggota tubuhnya dan tidak bisa menjaga dirinya sendiri. Akhirnya, dia meninggal pada tanggal 20 Mei 2013.
Wei Haiming Meninggal Sendirian di Rumah dengan Penyakit yang Kambuh di Penjara
Mantan pengusaha Wei Haiming dan istrinya, keduanya berlatih Falun Gong, ditangkap secara ilegal di rumah mereka pada bulan Desember 2007. Keduanya dijatuhi hukuman lima tahun penjara. Wei disiksa karena menolak untuk memakai seragam penjara dan asmanya kambuh. Ketika dia dibebaskan pada bulan Desember 2012, dia tidak dapat pulih dari asmanya. Dia meninggal saat sendirian di rumah pada bulan Juli 2013, tujuh bulan setelah dibebaskan, pada usia 58 tahun. Istrinya masih di penjara pada saat kematiannya.
Ketika Wei dan istrinya, Zhao Zonghua, dari Kota Xining, Provinsi Qinghai, berbicara kepada orang-orang tentang penganiayaan Falun Gong pada bulan April 2007, petugas polisi setempat mengawasinya dan mengikuti mereka. Zhang Xingnong, kepala Bagian Kejahatan dari Departemen Kepolisian Kabupaten Datong, bersama dengan beberapa petugas polisi, masuk ke rumah mereka pada tanggal 15 Desember 2007. Petugas menggeledah rumah mereka dan menangkap pasangan itu. Mereka menyita mobil, mesin fotokopi, ponsel, uang tunai, dan barang-barang pribadi lainnya.
Pasangan itu pertama kali ditahan di departemen kepolisian setempat, di mana mereka disiksa. Saat Wei ditahan di pusat penahanan, dia melakukan mogok makan dua kali untuk memprotes penangkapan mereka dan dia menjadi kurus.
Pengadilan Kabupaten Datong mengadili pasangan itu pada tanggal 16 April 2008, namun tidak ada keputusan yang diambil. Namun, pengadilan diam-diam mengadili mereka lagi pada bulan Juli 2008 dan menghukum keduanya lima tahun penjara. Pejabat pengadilan tidak memberi tahu keluarga atau pengacara mereka tentang persidangan tersebut.
Wei ditahan di Penjara Menyuan dan Zhao dikirim ke Penjara Wanita Provinsi Qinghai.
Wei mulai berlatih Falun Gong pada bulan April 1997, asmanya yang parah sembuh. Dia memiliki perusahaan konstruksi dan memiliki reputasi yang baik. Namun, setelah penganiayaan terhadap Falun Gong dimulai pada tahun 1999, petugas dari Departemen Kepolisian Kota Xining dan Divisi Keamanan Nasional memaksanya untuk menutup perusahaannya.
Istri Wei adalah seorang guru di Sekolah Dasar Chaoyang di Xining. Dia dikenal berkali-kali atas prestasinya yang luar biasa. Namun, dia diturunkan pangkatnya dan gajinya dipotong karena keyakinannya pada Falun Gong. Dia dipaksa berhenti mengajar dan melakukan pekerjaan bersih-bersih. Ketika dia ditangkap pada bulan Februari 2008, sekolah berhenti membayar gajinya.
Tan Yingchun Meninggal karena Kemungkinan Dicekik
Tan Yingchun adalah seorang guru biologi di SMA Kunlun di Kota Xining. Pada tanggal 29 Desember 2002, dia disiksa sampai meninggal dunia di Kamp Kerja Paksa Wanita Provinsi Qinghai. Dia berusia 46 tahun.
Sebelum dia meninggal, seorang praktisi yang ditahan bersamanya melihat luka yang mengkhawatirkan dan mengganggu di kakinya. Praktisi lain menyaksikan bahwa penjaga mengikatkan tali di leher Tan dan kemudian menyeretnya ke belakang. Dia hampir mati lemas.
Untuk menghancurkan bukti dan menutupi kejahatan mereka, kamp kerja paksa tidak merilis pemberitahuan kematian Tan sampai tiga hari kemudian. Pihak berwenang di kamp mengklaim bahwa dia telah “gantung diri”. Namun, ketika beberapa praktisi menunjukkan bahwa jika dia gantung diri, akan ada bukti fisik di lehernya, penjaga berkata, “Tan adalah seorang jurusan biologi. Dia tahu bagaimana cara bunuh diri.”
Zhang Youzhen Dipermalukan dan Disiksa di Depan Umum
Zhang Youzhen disiksa sampai meninggal dunia pada usia 47 tahun. Dia adalah warga Kabupaten Huzhu, Provinsi Qinghai. Dia adalah kepala sekolah SD Shuidong di Kabupaten Biantan. Dia telah menerima lebih dari selusin gelar kehormatan karena menjadi kepala sekolah yang sangat bertanggung jawab.
Namun, karena dia berlatih Falun Gong, dia diborgol dengan sebuah papan digantung di lehernya dan secara terbuka dihina di depan lebih dari sepuluh ribu orang. Untuk lebih mempermalukannya, dia diarak di jalanan.
Akibat penyiksaan ekstrem yang dia alami di Pusat Penahanan Kabupaten Huzhu dan Kamp Kerja Paksa Provinsi Qinghai, dia meninggal dunia pada tanggal 19 Juni 2003.
Zhang Xiuqin Kehilangan Kesadaran dan Meninggal Setelah Disiksa
Zhang Xiuqin (wanita) berusia sekitar 47 atau 48 tahun ketika dia meninggal.
Pada tanggal 13 November 2008, dia ditangkap dan ditahan di Pusat Penahanan Kota Xining karena mendistribusikan materi informasi Falun Gong.
Menurut penjaga di pusat penahanan, sekitar tengah malam pada tanggal 7 Desember 2008, Zhang pingsan tiba-tiba. Dokter pusat dan perawat mencoba menyadarkannya dan kemudian membawanya ke Rumah Sakit Palang Merah Provinsi Qinghai. Zhang tetap tidak sadarkan diri.
Pada tanggal 12 Desember, rumah sakit menghentikan upaya penyelamatannya dan meminta suami Zhang bertanggung jawab penuh atas istrinya. Dia meninggal pada pukul 16:00 pada tanggal 13 Desember, hanya satu bulan setelah dia ditangkap.
Fan Lihong Meninggal karena Overdosis Obat Setelah Disiksa di Rumah Sakit Jiwa
Pada tanggal 6 Mei 2001, petugas di Kamp Kerja Paksa Wanita Qinghai yang terkenal kejam memindahkan Fan Lihong ke rumah sakit jiwa, di mana dia dicekoki obat yang tidak diketahui jenisnya. Setelah itu, dia beberapa kali ditahan di rumah sakit jiwa. Obat-obatan tersebut menyebabkan dia mengalami gangguan mental dan akhirnya dia meninggal. Pada bulan Januari 2002, tubuhnya ditemukan di Taman Rakyat Qinghai. Dia berusia 29 tahun.
Dua Praktisi Lanjut Usia Meninggal Dunia karena Terus-menerus Diteror dan Disiksa,
Xu Chunfang, hampir berusia 70 tahun, ditangkap dan dibawa ke pusat pencucian otak pada bulan Oktober 2015. Pejabat di pusat pencucian otak menyiksa, mengintimidasi, dan mengancamnya. Mereka memerintahkannya untuk melepaskan keyakinannya, yang mengakibatkan ketidaknyamanan fisik yang serius. Setelah pulang ke rumah, anggota keluarga membawanya ke rumah sakit. Xu meninggal dunia pada tanggal 22 April 2016.
Li Yujun, 85 tahun, dan praktisi lainnya ditangkap oleh petugas dari Divisi Keamanan Domestik Kota Xining, Departemen Kepolisian Chengbei dan Kantor Polisi Shengwuyuanqu ketika mereka sedang mempelajari ajaran Falun Gong di rumah Li pada tanggal 21 Juni 2018. Petugas menyita buku-buku Falun Gong dan pemutar audio. Li jatuh sakit setelah pulang ke rumah. Dia juga diawasi dan diikuti. Dia meninggal pada tanggal 25 Agustus 2018.
Laporan terkait:
A Brief Account of the Persecution of Falun Gong Practitioners in Qinghai Province
Drug Poisoning - A Method of Torture Often Used by the CCP
Disclosure of the Severe Persecution in the Qinghai Provincial Women's Forced Labor Camp
Qinghai Policeman and Wife Persecuted to Death for Their Faith, Father Died of Grief
Belated News: English Teacher Died in Prison Years Ago
Mr. Wu Zhongmin Disabled as a Result of Persecution, Recently Passed Away
Entrepreneur Passes Away Shortly After Five Years of Imprisonment
Ms. Zhang Xiuqin Dies One Month after Being Arrested