Falun Dafa Minghui.org www.minghui.org CETAK

Pelajaran yang Dipetik dari Tidak Menghargai Kesempatan

14 Maret 2021 |   Oleh praktisi Falun Dafa di Tiongkok

(Minghui.org) Teman sekelas suami saya, Ding, didiagnosis menderita kanker hati stadium akhir, dan kanker juga sudah menyebar ke paru-parunya. Dia terbaring di tempat tidur, terlihat sangat sakit, dan tidak dapat berbicara atau makan. Ding juga tidak bisa tidur, dan hampir meninggal dunia.

Saya memberi tahu Ding bahwa dengan tulus melafalkan “Falun Dafa Baik. Sejati-Baik-Sabar Baik” dia akan sembuh. Dengan mempercayai kata-kata saya, dia mulai melafalkannya. Berangsur-angsur, dia merasa lebih baik, dan berkata bahwa Falun Dafa memang baik.

Saya memberi Ding buku Falun Dafa Zhuan Falun, dan perangkat yang berisi ceramah Guru di Guangzhou dan musik untuk lima perangkat latihan, juga memiliki cerita tentang bagaimana orang sembuh dari penyakit terminal. Selain itu, saya juga mengajarinya cara berlatih lima perangkat gerakan. Ketika dia kembali ke rumah sakit untuk pemeriksaan dua bulan kemudian, dia diberi tahu bahwa kankernya telah hilang. Itu benar-benar keajaiban dan semua orang sangat bahagia.

Ding mulai merasa sangat sakit empat bulan kemudian dan dirawat di rumah sakit. Dia meninggal keesokan harinya. Kenapa ini terjadi?

Saya bertanya kepada istrinya apakah Ding terus berlatih gerakan dan belajar Fa. Istrinya berkata bahwa sejak dia sembuh, dia mulai menonton drama televisi terus menerus, mengabaikan apa yang orang lain katakan kepadanya.

Di kemudian hari, saya kebetulan bertemu dengan teman lama Ding, Yang. Yang pernah bertanya kepada Ding bagaimana dia sembuh dari penyakit mematikannya dan apakah itu karena dia berlatih Falun Dafa. Ding menyangkal bahwa Dafa menyelamatkan hidupnya, dan menyatakan bahwa kesembuhannya karena minum obat impor.

Saya lumayan kesal karena tidak mengklarifikasi fakta kepada Ding. Adalah belas kasih Guru yang tak terbatas yang telah menyembuhkan penyakitnya yang mematikan. Guru berbelas kasih, melunasi hutang dan karmanya, dan menyelamatkannya dari penyakit yang mengancam jiwa ketika Ding hanya melafalkan “Falun Dafa Baik. Sejati-Baik-Sabar baik.” Dia tidak menghargai dan mengabaikan bahwa Guru telah menyelamatkannya. Melihat hal ini, penagih utang dari dimensi lain berani campur tangan dan mengambil nyawanya.

Fa Buddha mampu menyelamatkan makhluk hidup, tetapi harus diperlakukan dengan bermartabat dan serius. Hanya ketika orang membedakan antara yang baik dan yang buruk dan benar-benar percaya pada yang ilahi, barulah mereka benar-benar akan diselamatkan!

Menjadi seorang ateis benar-benar berbahaya! Bagaimana orang bisa tetap begitu tertipu dan kehilangan nyawa yang berharga, ketika mukjizat terungkap? Ini sungguh menyedihkan!