(Minghui.org) Provinsi Yunnan di Barat Daya Tiongkok adalah tempat yang indah dan unik. Banyak kelompok etnis berbeda telah menetap di sana sejak zaman kuno. Guru Li Hongzhi mulai mengajarkan Falun Dafa pada Mei 1992 dan praktik meditasi diperkenalkan di Yunnan pada Agustus 1994. Praktik ini dengan cepat dikenal penduduk dari mulut ke mulut karena kemampuannya yang luar biasa untuk menyembuhkan penyakit.

Pada Juli 1999, mantan pemimpin Tiongkok waktu itu Jiang Zemin melancarkan penganiayaan terhadap praktik ini dan menghancurkan banyak hidup praktisi. Tujuan Jiang adalah untuk memberantas Falun Dafa. Bahkan meskipun penganiayaan telah berlanjut selama 21 tahun, tidak hanya praktik ini tidak tersingkirkan di Tiongkok, ia menyebar dan sekarang dilatih oleh orang-orang di lebih dari 100 negara dan wilayah di seluruh dunia. Lebih banyak orang sadar akan kebaikan Falun Dafa, mengalami peningkatan besar pada tubuh, jiwa dan raga.

Keajaiban yang terjadi pada praktisi Falun Dafa, dan pengalaman mereka yang positif, telah menginspirasi banyak orang di Yunnan. Dalam artikel ini kami membagikan kisah-kisah luar biasa dari beberapa praktisi senior di Provinsi Yunnan.

1. Berjanji untuk Membantu Orang Lain dengan Memberi Tahu Mereka tentang Falun Dafa

Seorang praktisi berumur 88 tahun terlihat seperti berumur 60an. Ia hanya mempunyai sedikit kerutan dan bisa melihat, berbicara dan mendengar dengan jelas. Ketika orang-orang melihat bagaimana sehat dan begitu berenerginya ia, tidak seorang pun percaya ia hampir berumur 90 tahun.

Praktisi ini tumbuh dewasa di sebuah keluarga penganut Ajaran Buddha selama beberapa generasi. Ia memulai perjalanannya berlatih Falun Dafa setelah ia menghadiri kelas ceramah Guru Li. “Saya menjadi orang yang berbeda setelah saya menghadiri kelas. Penyakit saya hilang dan saya melihat dunia dengan pandangan berbeda. Setelah saya menemukan Falun Dafa saya mengetahui bahwa ini adalah apa yang telah saya cari selama hidup saya.” Ia memperkenalkan latihan ini kepada keluarganya dan teman-teman beserta orang-orang yang ia temui. Ia tidak pernah menolak orang-orang yang ingin mempelajari latihan ini.

Setelah penganiayaan dimulai, ia tetap teguh dan menolak melepaskan keyakinannya. Polisi lokal menangkapnya dan menaruhnya di pusat penahanan. Akhirnya polisi membawanya ke kamp kerja paksa selama satu tahun. Ia berumur 70 tahun waktu itu dan ia disiksa sangat parah.

Seorang petugas memerintahkan seorang tahanan untuk memukulinya dan memaksanya menjilati toilet hingga bersih. Karena pemukulan itu, seluruh tubuhnya diselimuti luka. Petugas kamp kerja menghukumnya dengan membuatnya berdiri untuk waktu yang lama. Mereka secara terus menerus mengumpatnya dan memaksanya melakukan pekerjaan kasar.

Meskipun ia mengalami penyiksaan, setelah ia dibebaskan dari kamp kerja paksa ia terus berlatih Falun Dafa dan berbicara kepada orang-orang mengapa penganiayaan itu salah.

Ia pergi ke taman-taman di mana orang berkumpul untuk berlatih atau mengadakan acara. Setelah berbicara kepada mereka, ia akan meminta mereka menebak umurnya. Ketika orang-orang terkejut dengan umur sesungguhnya dan bertanya bagaimana ia tetap sehat, ia kemudian berkata kepada mereka tentang kekuatan ajaib Falun Dafa untuk menyembuhkan penyakit dengan menceritakan pengalamannya sendiri. “Saya bekerja di sebuah pabrik pembuat baterai. Banyak teman kerja saya meninggal akibat keracunan timah. Saya satu-satunya yang masih hidup, terima kasih kepada Falun Dafa.”

Suatu kali, setelah ia memberi tahu seorang pria tentang Falun Dafa dan penganiayaan, orang itu berkata kepadanya bahwa ia adalah seorang kepala polisi. Tanpa takut ditangkap, ia berkata, “Saya tidak peduli siapa anda. Kita bertemu karena suatu alasan dan saya ingin membantu anda dengan memberi tahu anda tentang Falun Dafa dan juga memberi tahu anda bahwa penganiayaan adalah salah.” Di akhir pembicaraan kepala polisi itu berkata kepadanya, “Kata yang bagus. Tolong tetap aman. Tapi dari sekarang, tanyakan kepada mereka apa pekerjaan mereka sebelum memberi tahu mereka tentang Falun Dafa.”

Suatu kali ia melihat sebuah kelompok orang-orang sedang duduk di rumput mendengarkan seseorang yang sedang memberikan presentasi. Setelah orang itu selesai berbicara, ia berjalan dan bertanya kepadanya apakah ia boleh berbicara kepada kelompok itu. Ketika ditanya apa yang ingin ia katakan, ia menjawab, “Bagaimana tetap fit dan sehat.” Orang tersebut senang dan meminta semua orang mendengarkan dengan seksama. Ia mulai menceritakan kisah bagaimana hidupnya berubah lebih baik setelah menjadi praktisi Dafa. Orang-orang kagum. Ia memberikan semua orang brosur Falun Dafa dan amulet setelah ia selesai berbicara. Ia mempunyai 36 lembar selebaran dan ternyata hari itu di sana ada 36 orang.

Praktisi ini tidak pernah berhenti memberi tahu orang-orang tentang Falun Dafa dan penganiayaan. “Shifu [gelar kehormatan yang digunakan di Tiongkok untuk guru yang sangat dihormati] menyelamatkan saya, jadi saya ingin membantu orang lain. Saya akan tetap setia pada janji saya dan selalu memberi tahu orang-orang bahwa Falun Dafa baik, Sejati-Baik-Sabar baik.”

2. Selamat dari Tabrakan bus

Wu Xinglan [Perempuan] berumur 97 tahun ini. Ia dilahirkan dengan rakhitis dan kemudian mengalami masalah jantung dan tekanan darah rendah. Tingginya 1,4 meter (4 kaki 7 inci), beratnya kurang dari 40 kg (88 lbs) dan terus-menerus sakit.

Wu mendengar tentang Falun Dafa pada September 1997. Seluruh penyakitnya hilang setelah ia mulai berlatih. Ia hidup harmonis dengan keluarganya yang empat generasi. Penganiayaan menghancurkan hidup bahagia mereka tapi ia menolak melepaskan Falun Dafa. Ia terus memberi tahu orang-orang bagaimana indahnya Falun Dafa dan bagaimana ia selamat dari kematian beberapa kali karena perlindungan Guru.

Berikut ini adalah kisahnya tentang pengalaman yang mengancam jiwa yang terjadi pada tanggal 13 Mei 1999.

“Saya naik bus No. 22 di Kota Kunming hingga ke pemberhentian terakhir. Seperti biasa saya membiarkan orang-orang turun dahulu. Ketika saya melangkah turun dari bus, bus lain yang penuh dengan penumpang menabrak saya dari belakang. Roda bus menabrak kaki kanan hingga ke wajah saya. Saya berteriak, ‘Hentikan Busnya! Seseorang berada di bawah bus!’ Bus langsung berhenti.

“Saya terbaring di tanah dan roda bus berada di dada dan wajah saya. Orang-orang berusaha menarik saya keluar tapi saya tersangkut. Seseorang menyarankan pengemudi bus untuk mundur tapi ia sangat terkejut hingga tidak bisa mengendarai busnya. Orang-orang secara manual mendorong bus ke belakang. Rodanya melewati perut dan kaki saya lagi. Akhirnya mereka berhasil mengeluarkan saya dari bawah bus. Ada banyak orang berkeliling di tempat kejadian dan mereka semua terlihat ketakutan.

“Saya menggerakkan kaki dan terasa baik-baik saja. Saya perlahan berdiri dan berkata, ‘Semuanya baik-baik saja. Saya akan pulang.’

“Ketika saya akan pergi, supervisor perusahaan bus dan polisi lalu lintas datang dan memaksa saya pergi ke rumah sakit. Saya berkata kepada mereka bahwa saya adalah praktisi Falun Dafa dan saya akan baik-baik saja. ‘Saya tidak perlu ke rumah sakit. Lihat tangan dan kaki saya, saya bisa bergerak dengan baik-baik saja,’ saya berkata. Polisi kemudian merespons, ‘Saya tahu praktisi Falun Dafa tidak minum obat.’ Saya berkata dengan lantang jadi semua orang bisa mendengar, ‘Guru tidak pernah memberi tahu kami untuk tidak minum obat. Tapi praktisi sejati benar-benar sehat sepenuhnya dan tidak membutuhkan obat.’

“Polisi itu terus bersikeras saya harus ke rumah sakit dan diperiksa, ‘Pemerintah akan membayar, anda harus pergi.’ Saya tidak ingin menyia-nyiakan uang pembayar pajak dan berkata kepadanya, ‘tidak perlu saya baik-baik saja.’ Pejalan kaki berusaha membawa saya ke rumah sakit. Satu dari mereka menangis dan berkata ia akan merasa lebih baik jika saya ke rumah sakit. Saya berkata kepada mereka untuk tidak khawatir, ‘saya berlatih Falun Dafa dan Guru akan melindungi saya dari bahaya.’

“Polisi ingin memfoto saya jadi mereka bisa membuat kasus. Saya tahu jika kasusnya dibuat pasti pengemudi bus akan mendapat masalah. Guru berkata kepada kita untuk mementingkan orang lain dahulu dan menjadi orang yang baik. Saya tetap teguh untuk mencegah pengemudi bus dihukum. Saya menaikkan tangan kanan untuk menutup wajah saya, yang bengkak, untuk mencegah foto saya diambil. Bahu saya begitu sakit hingga saya hanya bisa menggerakkan lengan bagian bawah. Saya berkata kepada orang-orang itu tidak ada yang salah dan menggoyangkan pergelangan tangan dan jari. Supervisor itu menawarkan saya uang karena saya tidak mau ke rumah sakit. ‘Tentu tidak,’ saya berkata. Ia kemudian menawarkan untuk menelepon keluarga saya untuk menjemput saya. Saya dengan cepat menolak dan berkata, ‘saya mempunyai lebih dari 30 anggota keluarga dan kebanyakan dari mereka bukan praktisi. Jika mereka melihat saya seperti ini, mereka akan kesal dan meminta kompensasi. Anda pasti tidak menginginkannya!”

“Sebelum mereka membawa saya pulang, saya berkata kepada supervisor untuk tidak mempersulit pengemudi itu, ‘ini adalah kecelakaan, ia tidak melakukannya dengan sengaja. Dan jangan khawatir, saya tidak akan menghubungi anda atau menyebabkan masalah bagi anda.’

“Ketika saya tiba di rumah, saya menutupi kepala saya dengan mantel, tidak ingin membuat tetangga melihat bahwa saya cedera parah. Saya berusaha naik ke lantai empat dan suami saya membuka pintu. Sebelum ia mengetahui bahwa saya cedera parah, saya berterima kasih kepada orang yang membantu saya pulang ke rumah dan dengan sopan meminta mereka pergi.’

“Saya menunjukkan kepada suami saya, yang juga praktisi, wajah saya dan berkata kepadanya apa yang terjadi. Ini waktu baginya untuk melakukan latihan dengan praktisi lain. Saya mendesaknya untuk pergi dan tidak khawatir. Segera setelah ia pergi, saya mulai muntah karena rasa sakit luar biasa di dada. Singkat setelahnya, saya merasakan sakit menusuk di perut. Dengan bersender pada dinding saya berhasil ke kamar mandi. Saya mengalami diare hebat. Tidak ingin suami saya melihat bagaimana saya kesakitan, saya membersihkan semuanya meskipun kesakitan.

“Suami saya berkata kepada praktisi di tempat latihan bahwa saya, seseorang berumur 76 tahun, ditabrak bus tapi bisa pulang ke rumah dengan selamat. Ia mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada Falun Dafa.

“Beberapa praktisi menemui saya. Saat itu kepala saya membengkak dengan parah. Saya hampir tidak bisa membuka mata kanan saya. Separuh wajah saya berwarna hitam dan ungu. Sisi kanan dada saya membengkak hingga 10 cm (4 inci). Kaki kanan dan jari kaki saya berwarna ungu tua dan bengkak. Praktisi takjub bahwa saya selamat, oleh kekuatan Falun Dafa.

“Tiga hari kemudian pengemudi datang menemui saya. saya menenangkannya dan berkata kepadanya untuk melanjutkan hidupnya dan untuk tidak perlu khawatir.

“Terlepas dari kondisi saya, saya bersikeras tetap belajar ajaran Falun Dafa. seminggu kemudian semua bengkak hilang. Saya tahu Guru menyelamatkan hidup saya. orang-orang yang mengetahui apa yang terjadi menjadi saksi keajaiban dan kekuatan luar biasa Falun Dafa.”

(bersambung)