(Minghui.org) Belum lama ini, beberapa kerabat saya meninggal secara berurutan. Karena harus menghadiri begitu banyak pemakaman berturut-turut, banyak teman dan keluarga saya tersiksa oleh kesedihan. Namun dalam kesedihan ini, ada juga sentimen yang lebih halus, yang tidak terlalu terwujud dalam air mata dan lebih banyak lagi dalam desahan yakni: pengakuan bahwa manusia adalah makhluk fana.
“Untuk apa kita hidup? Kita semua bekerja keras selama beberapa dekade, dan akhirnya, kita meninggal. Apa yang bisa kita bawa dari diri kita? Nama? Nasib? Cinta? Kebencian?"
Saya percaya bahwa setiap orang yang pernah ke pemakaman mungkin mengetahui perasaan ini. Di pemakaman, orang-orang sering kali diingatkan tentang pertanyaan terakhir tentang hidup — ketika kita mati, apakah kita benar-benar tidak memiliki apa pun? Apakah ada kehidupan lain setelah kematian?
Misteri Hidup Terus Terungkap
Jika anda pikirkan, seandainya manusia tidak memiliki jiwa dan kehidupan, tidak ada reinkarnasi; maka eksistensi adalah hal yang kejam dan mengerikan.
Namun, karena sains telah berkembang lebih jauh ke dalam mekanika kuantum dan sarana teknologi tinggi lainnya, kita dapat mempelajari lebih banyak fenomena yang sebelumnya tidak tersentuh, seperti situasi mendekati kematian, hipnosis, eksistensi jiwa, dan reinkarnasi. Banyak contoh penelitian ini yang memperkuat klaim bahwa manusia memiliki jiwa selain tubuh fisik mereka, dan bahwa setelah kematian, memang ada fenomena reinkarnasi. Selain alam manusia tempat kita tinggal, ada ruang-waktu lainnya. Penemuan baru terus-menerus dibuat berkaitan misteri kehidupan.
Eksistensi Keyakinan Abadi
Selama berabad-abad, kebanyakan manusia telah mempercayai keberadaan Tuhan, Buddha, dan reinkarnasi selama ribuan tahun. Hanya setelah pengenalan komunisme, kepercayaan tradisional seperti itu berangsur-angsur lenyap.
Di Timur, selama ribuan tahun, orang Tionghoa percaya pada prinsip ketuhanan bahwa kebaikan akan dibalas kebaikan dan kejahatan akan mendapat ganjaran hukuman.
Di Barat, orang-orang mengikuti ajaran orang-orang suci — seperti Musa, Yesus Kristus, dan Perawan Maria — untuk menjadi manusia yang beradab. Jika menurutinya, mereka percaya bahwa mereka akan diberkati selama mereka hidup dan naik ke surga setelah mereka meninggal.
Selain itu, kultivasi telah lama ada dan mengandung misteri yang berasal dari aspek peradaban manusia, yang siginifikansinya melampaui filosofi dan kesehatan semata.
Kultivasi Sejati di Dunia Sekuler
Dengan moralitas manusia yang terus semakin merosot, manusia tidak lagi menyembah dewa dan Buddha seperti dahulu, bahkan mempromosikan ideologi ateis. Mereka mengejek praktisi Buddha dan kehidupan biara. Bahkan biara dan kuil Tao, yang seharusnya menjadi tempat sakral bagi jiwa, jarang dipenuhi orang yang benar-benar mengultivasi dirinya.
Pada tahun 1992, sebuah latihan kultivasi aliran Buddha bernama Falun Dafa disebarkan di Changchun, Tiongkok. Latihan ini memungkinkan para praktisi untuk benar-benar mengultivasi diri sendiri tanpa meninggalkan dunia sekuler. Selama seseorang membaca buku utamanya Zhuan Falun, meningkatkan karakter dan moral sesuai kriteria Sejati-Baik-Sabar, serta melakukan lima perangkat latihan Gong, seseorang dapat berkultivasi ke tingkat tinggi yang tidak dapat dia bayangkan dalam waktu singkat.
Falun Dafa menjelaskan misteri alam semesta, kehidupan, dan tubuh manusia pada tingkat fundamental. Ini menjawab tiga pertanyaan utama “Siapakah saya? Saya berasal dari mana? Saya akan kemana?" Zhuan Falun adalah tangga menuju langit yang ditinggalkan Sang Pencipta kepada kita pada titik terendah moralitas manusia saat ini.
Mengapa Praktisi Falun Dafa Dianiaya?
Namun, sejak 1999, Partai Komunis Tiongkok (PKT) telah menganiaya dan menindas Falun Dafa dan praktisinya. Mereka menyebarkan propaganda jahat untuk menipu dan mencuci otak masyarakat umum, membuat orang-orang yang tidak tahu kebenaran menjauh dari Falun Dafa.
Falun Dafa menuntut para praktisi untuk meningkatkan standar moral dan taraf kondisi mereka sesuai dengan Sejati-Baik-Sabar. Praktisi sejati selalu mengejar penyelesaian kultivasi mereka, dan pencerahan yang melampaui duniawi. Bagaimana orang seperti ini bisa tertarik pada nama, keuntungan, dan kekuasaan duniawi?
Lalu mengapa Partai Komunis bersusah payah menganiaya Falun Dafa? Ini ada hubungannya dengan sifat jahat komunisme, yang terungkap dalam tiga buku: “Sembilan Komentar Mengenai Partai Komunis”, “Tujuan Utama Komunisme”, dan “Bagaimana Roh Jahat Komunisme Menguasai Dunia Kita”. Buku-buku ini sekarang beredar luas di seluruh dunia.
Mengapa praktisi Falun Dafa menentang penganiayaan secara damai selama dua puluh satu tahun, masih tetap teguh dalam memberitahu orang-orang tentang fakta penganiayaan? Jawabannya adalah belas kasih. Manusia sedang menuju ke jalan yang berbahaya ketika mereka secara tidak sadar melanggar nilai-nilai yang mengatur alam dan moralitas. Mereka tertipu oleh suatu kekuatan yang tujuannya hanya untuk menghancurkan umat manusia. Tetapi banyak orang menganggap ini sebagai aktivitas "berpolitik" dan percaya itulah mengapa Partai Komunis menargetkan Falun Dafa
Saat ini, moralitas manusia telah menyimpang dari norma-norma yang ditetapkan oleh Tuhan, terutama belakangan ini ketika roh jahat komunis telah menguasai dunia selangkah demi selangkah. Di Timur, komunis memanfaatkan revolusi kekerasan. Tetapi di Barat, mereka menggunakan cara-cara damai, memengaruhi, menyusup dan secara bertahap menghancurkan sistem sosial yang telah menjaga stabilitas. Hal ini telah menyebabkan orang-orang berakhlak semakin tidak memiliki pijakan dalam masyarakat seiring berjalannya waktu.
Melalui drama pemilu AS tahun lalu, banyak orang telah mengakui — dan menyadari — bahwa bencana besar ada di hadapan umat manusia.
Memilih Masa Depan yang Cerah
Apapun masalahnya, kebenaran akan menang. “Langit akan melenyapkan PKT” bukan hanya slogan semata.
Selama bertahun-tahun, praktisi Falun Dafa telah mempertaruhkan hidup mereka untuk memberi tahu dunia bahwa, "Falun Dafa baik,” meyakinkan orang-orang agar mundur dari PKT dan organisasi pemudanya. Semua itu agar umat manusia bisa lepas dari nasib terseret kejahatan PKT dan agar mereka memiliki masa depan yang lebih baik.
Saat ini, Falun Dafa adalah kabar gembira bagi umat manusia, karena orang yang percaya pada "Sejati-Baik-Sabar" akan memiliki masa depan yang cerah.
“Nama dan kekayaan bagaikan awan berlalu; kita datang dan pergi dengan kedua tangan kosong." Untuk apa kita hidup? Jika kita hidup memiliki tujuan, memahami dari mana kita berasal, ke mana kita akan pergi, kita tidak akan menjalani hidup secara sia-sia, dan kita ditakdirkan memiliki masa depan yang cerah.