(Minghui.org) Telah kehilangan putra bungsunya yang berusia 32 tahun pada tahun 2007, seorang ayah di Kota Yushu, Provinsi Jilin merasa hancur karena putra sulungnya ditangkap lagi pada tanggal 12 November 2020, karena keyakinan yang sama terhadap Falun Gong. Yu Chunbo yang berusia 48 tahun kini dalam kondisi kritis dalam tahanan. Ayahnya menyerukan pembebasannya.
Cobaan berat Keluarga Yu dimulai ketika Partai Komunis Tiongkok memerintahkan penganiayaan terhadap Falun Gong, sebuah latihan spiritual dan meditasi, pada bulan Juli 1999, karena kepopuleran dan pengaruhnya yang sangat besar.
Abangnya, Yu Chunbo, ditangkap pada akhir tahun 2000 karena pergi ke Beijing untuk memohon secara damai demi Falun Gong. Dia diberikan hukuman dua tahun di Kamp Kerja Paksa Chaoyanggou. Penjaga menyetrumnya dengan tongkat listrik, memukulnya, menendang kakinya, tidak membiarkannya tidur dan memaksanya melakukan pekerjaan berat. Tangannya penuh dengan kudis namun penjaga masih memaksanya bekerja di pabrik batu bata atau menggali tanah.
Sementara Yu menjalani masa hukumannya, adik laki-lakinya, Yu Chunhai, juga ditangkap karena berlatih Falun Gong dan ditahan pada waktu yang sama di Kamp Kerja Paksa Chaoyanggou. Siksaan dan pekerjaan berat berdampak pada kesehatan Yu bungsu. Dia berjuang dengan kesehatannya yang buruk selama tiga tahun setelah pembebasannya dan meninggal pada tanggal 21 Januari 2007, di usia 32 tahun. Dia bertahan berkat istri dan kedua anaknya, yang saat itu masih berusia dua dan delapan tahun.
Yu tua ditangkap kembali tanggal 12 November 2020. Istrinya, Li Fengxia, yang tidak berlatih Falun Gong, juga ditangkap. Penangkapan pasangan tersebut membuat putri mereka, yang duduk di bangku SMA, berada dalam tekanan mental serta finansial yang besar.
Seorang penjaga dari Pusat Penahanan No. 2 Kota Changchun menelepon keluarga Yu tanggal 13 Januari 2021, dan mengatakan bahwa Yu telah dirawat di rumah sakit karena kondisi medis, tanpa menyediakan informasi lebih lanjut.
Pihak berwenang awalnya setuju untuk membiarkan pengacara Yu mengunjunginya tanggal 1 Februari, namun mereka kemudian membatalkan keputusan tersebut. Dengan permintaan pengacara yang berulang-ulang, dia akhirnya diizinkan mengunjungi Yu di rumah sakit tanggal 2 Februari. Yu memberi tahu pengacara bahwa dia dirawat di rumah sakit sejak tanggal 13 Desember. Dia tidak dapat makan dan berat badannya menurun dengan cepat. Dengan tinggi badan 170 cm, sekarang dia hanya memiliki berat badan 40 kg.
Karena kondisi kesehatannya, Pengadilan Distrik Chaoyang membatalkan sidang yang dijadwalkan pada awal bulan Februari.
Beberapa minggu terakhir, ayah Yu yang berusia 70 tahun sering mengunjungi instansi pemerintahan yang berbeda, termasuk kantor polisi dan kejaksaan, untuk memohon pembebasan anaknya, namun tidak membuahkan hasil.
Dia baru-baru ini menulis surat terbuka, menyerukan pembebasan Yu oleh pihak bewenang. Berikut ini adalah suratnya.
***Kepada para pemimpin,
Saya ayah Yu Chunbo. Saya tinggal di Desa Changde Yushu. Selama ini saya bekerja sebagai petani. Baru-baru ini, putra sulung saya difitnah dan ditangkap. Demi mencari keadilan dan perlindungan baginya, saya menulis surat untuk memberi tahu anda penganiayaan terhadap putra saya dan berharap anda dapat membantu menghentikan tragedi ini terjadi lagi.
Sejak tanggal 20 Juli 1999, dua putra saya, Yu Chunbo dan Yu Chunhai, dianiaya karena berlatih Falun Gong dan ingin menjadi orang baik dengan mengikuti “Sejati, Baik, Sabar.” Rumah mereka digeledah dan mereka dijatuhi hukuman penjara atau dikirim ke kamp kerja paksa.
Di pusat penahanan, mereka dipukuli dengan kejam dalam jangka waktu lama, dicaci maki, disetrum listrik, duduk di kursi kecil tanpa diperbolehkan bergerak, dilarang tidur, disiram dengan air dingin, ditendang dengan sepatu kulit dan dipaksa melakukan pekerjaan berat. Tubuh mereka penuh luka dan mereka berada di ambang kematian. Karena siksaan, putra bungsu saya meninggal di tahun 2007, meninggalkan cucu kecil saya, yang baru berusia 2 dan 8 tahun.
Putra saya baru berusia 32 tahun ketika dia meninggal. Tidak ada yang lebih menyakitkan di dunia selain orang tua yang kehilangan anaknya.
Sekarang penganiayaan serupa terjadi lagi. Putra sulung, satu-satunya anak yang dapat merawat saya dan menyokong keluarga, ditangkap pada tanggal 12 November 2020, bersama menantu perempuan saya Li Fengxia. Rumah mereka digeledah. Cucu perempuan saya, yang baru masuk SMA, sering menangis di rumah. Hati saya pilu, seorang pria tua, dihadapkan pada keluarga yang tidak lengkap dan cucu perempuan saya yang malang.
Putra saya orang yang sangat baik. Dia baik dan tulus. Dia berhati besar dan tidak pernah bertengkar dengan orang lain. Banyak penduduk desa memujinya. Hanya saja saya tidak mengerti, mengapa dia ditangkap—dia tidak melakukan kesalahan yang melanggar hukum. Sejak kapan percaya terhadap “Sejati, Baik, Sabar” menjadi sebuah kejahatan? Apakah keadilan masih ada?
Bagi mereka yang tidak tahu latar belakangnya, tidak ada hukum yang pernah mengkriminalisasi Falun Gong atau menunjukkan Falun Gong sebagai aliran sesat. Saya sudah mencari banyak materi, tapi tidak dapat menemukan dasar hukum atas penganiayaan. Saya juga tahu bahwa biro publikasi Tiongkok telah mencabut larangan terhadap buku-buku Falun Gong pada bulan Maret 2011. Jadi tidak ada seorangpun yang seharusnya dituntut karena memiliki buku-buku Falun Gong, tak peduli berapa banyak yang mereka punya.
Faktanya, banyak pengacara Tiongkok mengutuk penganiayaan dan ratusan dari mereka telah mewakili praktisi Falun Gong di pengadilan dan mengajukan pembelaan tidak bersalah bagi praktisi.
Sebagai instansi penegak hukum atau hakim, prioritas pertama anda adalah mematuhi hukum dan menegakkan keadilan. Putra saya sekarang sudah ditahan selama beberapa bulan dan dia menderita kondisi medis yang serius, namun rumah sakit tidak mengizinkan kami mengunjunginya. Ini sungguh tidak dapat diterima! Kami sangat mencemaskannya. Ini tidak adil baginya.
Saya yakin anda juga memiliki orang tua dan anak. Saya harap anda dapat mengerti rasa sakit yang saya miliki dan rasa sakit fisik dan mental tak terbayangkan yang keluarga kami derita selama bertahun-tahun. Saya tidak ingin kehilangan putra saya yang lainnya juga. Langit mengetahui segala yang kita lakukan. Saya tahu putra saya tidak bersalah, anda juga tahu itu.
Saya dengan tulus berharap anda dapat menegakkan keadilan dan menjunjung nurani anda. Bebaskan putra dan menantu perempuan saya sesegera mungkin. Saya akan sangat berterima kasih seumur hidup saya!
Laporan terkait (dalam bahasa Inggris):
Ailing Man Hospitalized After Being Arrested, Faces Trial for His Faith in Falun Gong
Younger Brother Tortured to Death, Older Brother Detained and Tortured