Falun Dafa Minghui.org www.minghui.org CETAK

Pejabat Senior Tiongkok Mundur dari Partai Komunis Tiongkok (Bagian 2)

19 April 2021 |   Oleh koresponden Minghui Zhang Yun

(Minghui.org)

Bagian 1: Pejabat Senior Mundur dari PKT

Saat penganiayaan Falun Gong di Tiongkok memasuki tahun ke-22, praktisi Falun Gong di seluruh dunia bekerja tanpa lelah untuk menarik perhatian publik terhadap kekejaman yang terjadi terhadap latihan kultivasi damai untuk jiwa dan raga ini. Partai Komunis Tiongkok (PKT) telah melakukan kampanye kotor selama lebih dari dua dekade untuk menyesatkan warganya tentang Falun Gong dan menumbuhkan lingkungan di mana penganiayaan semacam itu dapat terjadi. Untuk membantu menghilangkan kebohongan dan fitnah, praktisi Falun Gong di Amerika Utara menelepon orang-orang di Tiongkok untuk membantu mereka memahami latihan Falun Gong dan bagaimana PKT telah menganiaya praktisi Falun Gong dan warga tidak bersalah lainnya. Pekerjaan ini sangat penting, diakibatkan oleh blokade dari internet PKT, sangat sulit bagi warga Tiongkok untuk mendapatkan informasi yang benar dan tidak disensor. Sejak awal 2021, praktisi telah meningkatkan upaya mereka untuk menjangkau lebih banyak orang Tiongkok.

Banyak yang menerima telepon telah mengungkapkan rasa terima kasih mereka kepada praktisi karena telah berbagi informasi yang tidak mereka ketahui. Sebagian lagi dengan senang hati melepaskan keanggotaan mereka di PKT dan organisasi afiliasi baik dari Liga Pemuda Komunis maupun Pionir Muda. Sejumlah orang mengatakan mereka telah keluar dari organisasi ini.

Dalam artikel ini, kami menyajikan tiga buah kisah.

Pejabat Senior di Provinsi Henan: Banyak Orang di Sekitar Saya Mundur dari PKT

Seorang pejabat senior di Kota Jiaozuo, Provinsi Henan mengatakan bahwa banyak pejabat di sekitarnya secara bertahap mengetahui bahwa penganiayaan yang terjadi terhadap Falun Gong tidak memiliki dasar hukum. "Beberapa dari mereka lebih jelas dalam hal ini daripada saya," tambahnya. “Sebagai pejabat, mereka semua memiliki kepentingan pada PKT. Tapi sejauh yang saya tahu, beberapa dari mereka telah sadar dan mundur dari Partai.” Melalui pengaruhnya, pejabat itu juga membantu beberapa orang lain untuk memutuskan hubungan dengan PKT.

Pejabat itu mencatat bahwa saat ini orang lebih mementingkan diri mereka sendiri dan keluarga mereka daripada Partai. "Siapa yang mau berkorban untuk apa yang disebut Partai?" Dia merasa heran, “Ditambah lagi, ini adalah rezim yang tidak peduli pada orang lain. Lebih baik menghindarinya daripada ikut jatuh bersama mereka."

Dia mengakui bahwa jalan masih panjang, dan dia berharap semua praktisi baik-baik saja. “Ini harus kita lakukan untuk bangsa kita dan generasi yang akan datang, agar rakyat memiliki kebebasan dan keadilan,” jelasnya.

Pejabat di Shanghai: Membangkitkan Kesadaran Orang Satu per Satu

Seorang pejabat berusia lanjut di Shanghai dengan senang hati menerima panggilan telepon dari seorang praktisi. Dia telah mendengar tentang pengunduran diri dari PKT dan telah melakukannya lebih dari 10 tahun yang lalu. Dia juga menghindari blokade internet untuk mengakses berita luar negeri. Dia berkata juga tahu melafalkan kalimat "Falun Dafa baik" dan "Sejati-Baik-Sabar baik."

“Dari waktu ke waktu, saya membagikan informasi dari The Epoch Times di media sosial,” tambahnya, “tetapi saya tidak dapat melakukannya terlalu sering; jika tidak, pihak berwenang dapat memblokir akun saya atau memanggil saya untuk bertemu dengan pejabat keamanan negara. Saya berharap PKT akan segera berakhir.”

Di antara 1,4 miliar rakyat Tiongkok, tidak banyak dari mereka yang mampu melepaskan diri dari pencucian otak PKT, kata pejabat itu. Dia mengatakan terkadang orang berdebat tentang topik ini dengan anggota keluarga mereka. “Tapi tidak peduli apa yang orang lain katakan, saya tahu ini bermakna penting maka saya memposting informasinya di media sosial untuk menyadarkan orang satu per satu,” katanya, seraya menambahkan bahwa dia percaya bahwa mereka yang mengikuti hati nuraninya akan diberkati oleh Tuhan.

Pejabat tersebut mengatakan bahwa menjadi orang baik itu tidak mudah dan banyak pejabat yang sangat korup. Lebih buruk lagi, katanya, mereka telah dicuci otak dan tidak mau mendengarkan. "Bahkan anak saya belum mundur dari PKT," keluhnya. "Dia tidak suka Partai, tapi dia berkata tidak ingin mendapat masalah."

Praktisi menyarankan agar dia menjelaskan kepada putranya bahwa mundur dari PKT tidak memengaruhi pekerjaan seseorang. Ditambah lagi, seseorang dapat berhenti dengan nama samaran karena Tuhan menilai seseorang berdasarkan hatinya. Pejabat itu berterima kasih kepada praktisi dan berkata dia akan mengikuti nasehat ketika dia berbicara dengan putranya lagi tentang pengunduran diri dari PKT.

Pejabat di Beijing: PKT Tidak Ada Bedanya dengan Nazi

Seorang pejabat di Beijing berkata bahwa dia bukan anggota PKT. “Saya tidak pernah menyukai Partai sejak awal, jadi tidak mungkin bagi saya untuk bergabung,” jelasnya. Dia bergabung dengan Liga Pemuda Komunis dan Pionir Muda di usia muda, tetapi keluar dari keduanya sekitar 10 tahun yang lalu.

Pejabat itu berkata bahwa dia juga tidak setuju dengan penganiayaan agama oleh PKT. Salah satu contohnya adalah insiden kebohongan bakar diri yang dilakukan PKT untuk memfitnah Falun Gong. “Sejak pertama kali mendengarnya di berita, saya tahu dari ceritanya ada kelemahan. Banyak bukti bahwa itu adalah rekayasa, propaganda fitnahan belaka,” jelasnya.

Dia bersimpati kepada korban penganiayaan seperti praktisi Falun Gong. “Terkadang orang merasa tidak berdaya, karena [PKT] ibarat mesin yang mengendalikan segalanya. Ini sangat kejam dan tidak ada bedanya dengan Nazi,” lanjutnya.

Pejabat itu berkata bahwa Falun Gong baik karena memberitahu seseorang bagaimana menjadi warga negara yang lebih baik. “Beberapa orang telah disesatkan karena mereka tidak tahu bahwa hampir semua yang keluar melalui mesin propaganda PKT adalah kebohongan,” katanya. “Kami berharap semuanya akan menjadi jelas karena lebih banyak orang menjadi sadar.”

Dia bercerita bahwa salah satu kerabatnya juga menjadi sasaran PKT karena berlatih Falun Gong. "Dia dipenjara selama beberapa tahun dan kehilangan pekerjaannya sebagai pejabat pemerintah," jelas pejabat itu. "Meskipun demikian, kerabat itu tidak melepaskan keyakinannya," katanya, menambahkan bahwa dia mengagumi kerabat itu serta praktisi Falun Gong lainnya.