Falun Dafa Minghui.org www.minghui.org CETAK

Membantu Guru Meluruskan Fa adalah Kuncinya

20 April 2021 |   Oleh pengikut Falun Dafa di Tiongkok Daratan

(Minghui.org) Suatu hari, rekan praktisi bertanya kepada saya, kapan partai jahat runtuh? Kapan waktu pelurusan Fa berakhir? Di musim semi, musim gugur, atau tahun depankah? Sambil tersenyum saya berkata, Anda tidak perlu peduli kapan ia runtuh, itu ditentukan oleh Guru berdasarkan kebutuhan kultivasi para murid, bukan berdasarkan ramalan siapapun, anda terus saja melangkah ke depan, jangan menengok kanan-kiri, selamatkan makhluk hidup, tunaikan sumpah janji prasejarah, membantu Guru meluruskan Fa itulah hakikinya.

Lalu, apa artinya terus melangkah ke depan dan jangan menengok kanan-kiri? Tidak perlu dikatakan pun sudah jelas, yaitu senantiasa berjalan di jalur kembali pulang yang dipandu oleh Guru, berjalan di jalan besar cahaya emas yang membantu Guru meluruskan Fa dan menyelamatkan makhluk hidup. Di jalur ini, meski gelombang besar bergolak, kesengsaraan dan masalah besar, ujian hidup dan mati, dan lainnya, kita tidak akan pernah berpaling, tanpa keraguan sedikitpun, (tidak berubah) seperti biasanya, sekokoh batu karang, rajin dan tekun, gigih maju, hingga mencapai kesempurnaan.

Lalu, “tidak menengok ke dua sisi?” Artinya, sebagai praktisi Xiulian, Anda tidak boleh menatap ke luar, tidak boleh memaku pandangan anda pada diri orang lain, melihat keburukan, kesalahan dan kekurangan orang lain, tetapi harus selalu mencari ke dalam diri, melihat kekurangan diri anda sendiri, melihat apakah Anda memiliki keyakinan 100% pada Guru, membandingkan diri sendiri dengan Fa, apakah di dalamnya masih ada celah kebocoran, dlsb., dengan demikian barulah Anda dapat meningkat membubung, memenuhi kriteria Fa (hukum alam semesta) pada tingkatan yang berbeda.

Lalu, yang kedua? Jangan menaruh pandangan dan terpaku pada kekacauan masyarakat sosial, jangan menaruh harapan pada orang biasa atau penyebab eksternal/permukaan. Semua tren masyarakat dan fenomena langit eksis demi Dafa, mendampingi pengikut Dafa. Kita seyogianya sangat jelas, kitalah penguasa alam semesta, kitalah peran utama dari drama kolosal ini. Yang lainnya merupakan peran pendukung atau peran badut. Jika ingin menyelamatkan lebih banyak makhluk hidup, mengakhiri penganiayaan ini secepat mungkin, hanya ketika kita secara keseluruhan mengklarifikasi fakta, melepaskan keterikatan, mengultivasi diri kita sendiri, tidak tergerak oleh kekacauan, tidak dibingungkan oleh ilusi, tidak dikacaukan oleh emosi Qing, tidak dicemari oleh kekeruhan, jangan seperti kerbau yang dicucuk hidungnya oleh keuntungan materi. Benar-benar mencapai taraf kondisi tinggi “Lihat tapi tidak kelihatan Tidak Bingung tidak terpesona Dengar tapi tidak kedengaran Sulit mengacaukan hatinya" (Dalam Tao, Hongyin I)

Bagaimana kita bisa mencapai taraf kondisi ini? Hanya melalui belajar Fa dengan mantap, mendapat pencerahan Fa yang lurus, melihat masalah dari sudut pandang rasional, mempelajari Fa harus dipahami dari akarnya dan bukan disadari dari dahan ranting. Guru adalah Raja Segala Raja, Penguasa Tertinggi Alam Semesta serta Sang Pencipta Alam. Fa Guru adalah sari pati kebijaksanaan tak terbatas, sumber segala kehidupan, terlebih merupakan kriteria segala kehidupan, itu adalah akar, sepatutnya diteladani, diikuti tanpa kompromi, jangan ditambah-kurangi, sedangkan, artikel berbagi pengalaman praktisi ibaratnya dahan ranting pohon, hanya dapat dipakai sebagai referensi, tidak dapat diikuti atau disamakan, jangan sebaliknya. Dengan kata lain, belajar Fa dan memahami Tao, dengan anda memahami Maha Fa fundamental Guru, barulah itu “Tao Lurus Wu Lurus” (Jalan Lurus Pencerahan Lurus), yang merupakan hasil perolehan sejatinya diri anda sendiri, Pencerahan Lurus Kebenaran yang kita dapatkan sendiri. Pepatah mengatakan, "mengunyah roti yang telah dikunyah orang lain - tidak ada rasanya", lagipula anda tidak bisa mengambil jalan pintas, hasil kesadaran/WU milik orang lain, anda petik milik orang lain yang sudah jadi, tinggal anda pakai. Itu dapat menyimpang dari jalur besar, jauh dari Tao, sangat mudah jatuh terperosok. Perhatikan beberapa contoh kecenderungan seperti di bawah ini…

1. Belajar dari orang bukannya dari Fa, layaknya bagai orang buta yang menunggangi kuda buta. Mereka yang belajar dari orang lain umumnya berperilaku sebagai berikut: orang bicara ikut berbicara, orang belajar ikut belajar, orang berlatih ikut berlatih, orang berbuat ikut berbuat, orang berhenti ikut berhenti, orang jatuh ke dalam parit, perahunya juga terbalik, demikian seterusnya. Kultivasi tidak ada contoh teladan, tidak ada referensi, jalan kultivasi setiap orang berbeda, tingkat besar kecilnya karma berbeda, daya menanggung setiap orang pun berbeda, cara pencerahan berbeda, prinsip Fa yang disadari juga berbeda.

2. Belajar Fa tidak boleh mengutip lepas konteks, membaca bagian tertentu. Fa Guru sejak dari awal hingga akhir, setiap bab saling terkait, setiap bagian saling menyatu, tak terpisahkan, merupakan sistem yang maha besar. Sama seperti gedung bertingkat tinggi dan sebuah tangga menuju ke langit, Anda tarik salah satu lapisan batu bata atau anak tangga, maka di mana yang tanggal muncul patahan dalam pikiran Anda, menjadi serpihan kepingan atau tidak dapat dipanjat. Jangan ada satu huruf pun yang tertinggal, menyatu menyeluruh, menjalani lengkap keseluruhan proses, barulah dapat mencapai kesempurnaan. Setiap tindakan mengutip lepas konteks adalah tidak rasional, dan hasilnya pasti seperti orang buta meraba gajah, serpihan tidak lengkap, bahkan menyesatkan Anda pada pencerahan jahat.

3. Jangan ekstrim saat belajar Fa, ada yang belajar Fa untuk menjadi mata-mata, menjadi modal, oleh karenanya mereka tidak melakukan apa-apa lagi, belajar! belajar! belajar! Belajar mati-matian. Guru berkata: “Pengikut Dafa bila ada waktu maka anda belajarlah Fa, karena anda adalah orang Xiulian, jika anda tidak belajar Fa, apa yang anda lakukan? Waktu yang tersisa dapat menolong lebih banyak orang, itu baru bagus!" (Ceramah Fa pada Konferensi Fa di New York 2016) Fa Guru adalah mercusuar, navigasi dalam kehidupan, sekaligus sebuah cermin, setiap kata setiap huruf adalah Falun dan tubuh Fa, memancarkan cahaya keemasan yang tak terbilang. Jika Anda tidak tulus sepenuh hati mempelajarinya, bagaimana kandungan sari pati dan konotasi dari prinsip Fa yang tak berbatas bisa terpapar jelas bagi Anda? Jika Anda tidak mematut perkataan dan tindakan diri Anda dengan Fa, bagaimana bisa disebut belajar Fa? Belajar namun tidak mendapat pencerahan, itu namanya belajar sendiri, menyadari namun tidak belajar, pandangan dangkal, bagai katak dalam tempurung, belajar namun tak ada tindakan nyata bagaimana bisa disebut kultivasi? Belajar Fa harus tulus tidak mendua, jangan seperti melihat bunga dari kejauhan, atau belajar sebatas kulit kuku (permukaan), terlebih jangan ekstrim. Segala bentuk perbuatan ekstrim adalah salah menafsirkan serta menghujat Fa.

4. Berkultivasi jangan berketerikatan dengan waktu, waktu adalah emas sekali pergi tak kembali, setiap detiknya sangat berharga. Jika bukan Guru menukarnya dengan menanggung penderitaan yang amat sangat besar, waktu awal yang ditetapkan telah berakhir, keterikatan dengan waktu sama dengan mengkhianati begitu banyak makhluk kehidupan alam semesta, juga pengkhianatan terhadap Guru. Tanyakan pada diri sendiri, jika waktu berakhir sekarang, bisakah anda mencapai kesempurnaan? Sudahkah Anda mencapai taraf kondisi yang ‘tanpa kebocoran tanpa keterikatan’, tanpa citra manusia, kemampuan Shen Tong (supranatural) yang besar terpancar? Jujurnya belum mencapai. Anda belum mencapainya, maka banyak penyesalan belum sempat ditambal bukan? Karenanya tak peduli pelurusan Fa kapan berakhir, selama belum berakhir, itu adalah kesempatan, jangan lewatkan kesempatan, waktu yang telah pergi tidak akan pernah kembali lagi. Setelah melewati desa ini, tidak akan ada toko seperti itu lagi. Kesempatan sekali dalam sejuta tahun, sekali terlewatkan, akan menjadi kerugian besar yang tidak akan pernah bisa diperbaiki, dan akan menjadi penyesalan dan penyesalan abadi.

Singkat kata, di jalur kultivasi ini, Anda terus saja melangkah ke depan, tidak menengok ke arah mana pun. Tidak peduli situasi kerap berubah, masyarakat bergejolak, hati manusia lebih banyak yang jahat menyeramkan, betapapun kejamnya kejahatan, tidak peduli berapa lamanya waktu tersisa, seberapa jauhnya perjalanan, jalan besar terbuka menuju langit, Anda bertekad tidak menyerah hingga mencapai tujuan Anda. Gigih maju, hingga mencapai kesempurnaan, barulah anda dapat memiliki langit biru anda di alam semesta di masa depan.

Terakhir, saya mengutip puisi "Hong Yin" "Dalam Tao" untuk menyemangati sesama rekan praktisi:

Dalam Tao

Hati tidak terikat ----------
Tidak berebut dengan dunia.
Lihat tapi tidak kelihatan ----------
Tidak bingung tidak terpesona.
Dengar tapi tidak kedengaran ----------
Sulit mengacaukan hatinya.
Makan tapi tidak merasakan ----------
Mulut bebas dari keterikatan.
Berbuat tapi tidak mengejar ----------
Selalu tinggal dalam Tao.
Tenang tapi tidak berpikir ----------
Muskil dapat terlihat.

Sekilas pemahaman dangkal saya pada tahap sekarang, saya tuliskan sebagai sharing dengan rekan praktisi, jika terdapat kata yang tidak pantas, mohon mengoreksinya dengan belas kasih.