Falun Dafa Minghui.org www.minghui.org CETAK

Pemahaman Saya tentang Menjadi “Terjebak”

26 April 2021 |   Oleh praktisi Falun Dafa di Tiongkok

(Minghui.org) Saya sering merasa frustrasi akhir-akhir ini, tetapi saya tidak dapat menemukan akar penyebabnya ketika saya mencoba mencari ke dalam. Tampaknya itu dipicu oleh perilaku keluarga dan teman-teman saya yang tidak masuk akal. Saya tidak dapat memahami mengapa ini terjadi, karena perilaku mereka bahkan tidak sesuai dengan standar manusia biasa. Saya terus memperkuat kesadaran utama saya, mencari ke dalam untuk kekurangan saya sendiri, dan mencoba untuk mengatasi konsep yang tidak layak di benak saya.

Kecemasan saya begitu kuat sehingga saya merasa lemah. Sebuah pikiran negatif muncul di benak saya bahwa saya sudah cukup dan saya tidak dapat mengubah apa pun. Setiap hari sepertinya menjadi pengulangan dari hari sebelumnya, dan saya tidak dapat menemukan cara untuk menjadi semangat.

Saat saya secara pasif mengakui pikiran negatif ini, mereka meningkat dan terwujud dalam situasi lain. Apa yang dikatakan dan dilakukan orang lain di sekitar saya menjadi semakin tidak masuk akal. Beberapa dari mereka mengkritik saya karena hal-hal kecil. Saya merasa lemah dan tertekan setiap hari.

Ketika saya duduk di depan potret Guru Li, pencipta Falun Dafa, saya merasa seperti anak kecil yang berperilaku buruk tetapi tidak tahu apa yang sebenarnya telah saya lakukan. Saya melihat wajah Beliau dengan tenang dan pikiran yang murni.

Melihat betapa bingungnya saya, Guru memberi saya pencerahan pada sesuatu dua hari yang lalu. Kata “terjebak” berulang kali muncul di benak saya. Saya sadar, “Ya, saya terjebak!” Hal itu mengingatkan saya pada sebuah penglihatan yang Guru tunjukkan untuk membantu saya tercerahkan pada sesuatu: Saya dan saudara perempuan saya terjebak dalam lumpur dengan ombak hitam. Bagi saya saat itu persis seperti itu keadaannya.

Mengikuti petunjuk itu, saya memang menemukan keterikatan yang tersembunyi. Berpikir tentang kondisi kultivasi saya selama 20 tahun terakhir, saya menyadari bahwa saya membutuhkan waktu lama untuk menerobos segala bentuk kenegatifan. Saya menemukan alasan untuk kenegatifan saya, seperti kepribadian saya yang tertutup, standar moral yang lebih rendah saat ini, dan terkadang keluhan saya sendiri.

Guru telah memberi tahu kita bahwa, sebagai seorang kultivator, tidak ada yang tidak disengaja. Dunia ini seperti panggung, dan kita adalah aktornya. Kita tidak boleh dibutakan oleh penampilan palsu dalam drama tetapi harus berusaha melepaskan diri dari hal-hal duniawi dan memurnikan pikiran kita. Itu satu-satunya cara agar kita bisa naik ke tingkat tinggi.

Di atas adalah pemahaman saya yang terbatas. Jangan ragu untuk menunjukkan apa pun yang tidak pantas.

Catatan redaksi: Pandangan yang diutarakan dalam artikel mewakili pendapat pribadi penulis, dan menjadi tanggung jawab penulis sepenuhnya. Pembaca disarankan mengevaluasi sendiri manfaat artikel tersebut.