Falun Dafa Minghui.org www.minghui.org CETAK

Pria Jilin Meninggal Setelah Bertahun-Tahun Ditahan, Disiksa, dan Mengembara

29 Mei 2021 |   Oleh koresponden Minghui di Provinsi Jilin, Tiongkok

(Minghui.org) Seorang pria asal Kota Gongzhuling, Provinsi Jilin, meninggal dunia pada tanggal 3 April 2021, setelah ditahan, disiksa, dan mengembara selama bertahun-tahun karena menolak untuk melepaskan keyakinannya terhadap Falun Gong, sebuah latihan spiritual yang telah dianiaya oleh rezim komunis Tiongkok sejak tahun 1999. Wang Sheng berusia 73 tahun.

Awal Mula Penganiayaan

Wang mulai berlatih Falun Gong pada tahun 1993. Latihan kultivasi diri ini membantunya menghentikan kebiasaan buruk, seperti minum-minum, berjudi, dan mengunjungi pelacur. Kesehatannya membaik, dan kehidupan keluarganya menjadi harmonis.

Beberapa bulan sebelum rezim komunis Tiongkok melancarkan penganiayaan terhadap Falun Gong karena popularitasnya yang besar pada bulan Juli 1999, petugas berpakaian preman mulai muncul di tempat latihan Falun Gong demi mengumpulkan informasi. Seorang petugas juga memerintahkan Wang untuk melaporkan kegiatan Falun Gong.

Wang dan praktisi lainnya pergi ke Biro Pengaduan Provinsi Jilin pada bulan Juni 1999. Dia dibawa ke departemen polisi setempat untuk diinterogasi keesokan harinya. Ketua departemen menuduhnya tidak menyediakan informasi Falun Gong seperti yang diperintahkan.

Ketika Wang dan praktisi lainnya berencana pergi ke Beijing untuk memohon secara damai kepada pemerintah pusat, petugas polisi mencekal mereka di stasiun kereta.

Sejak saat itu, polisi sering mengganggu Wang di rumahnya. Mereka juga membawanya ke departemen polisi untuk diinterogasi dan menuntutnya untuk menjadi informan lagi, namun Wang menolak.

Suatu hari dua orang dari departemen polisi muncul di rumah Wang, mengaku bahwa mereka dari Biro urusan Pengaduan yang mencoba mengumpulkan infromasi tentang Falun Gong. Wang memberi tahu mereka tentang manfaat yang dia dapat dari berlatih Falun Gong dan tidak memberikan informasi apa pun tentang praktisi lainnya. Sebagai balasannya, polisi mencoba menjebak Wang namun tidak berhasil.

Bersembunyi

Rezim komunis secara resmi melancarkan penganiayaannya terhadap Falun Gong pada tanggal 20 Juli 1999. Wang dan praktisi lainnya pergi ke Changchun, ibu kota Provinsi Jilin, untuk memohon secara damai hak untuk berlatih Falun Gong, namun justru dipukuli oleh polisi.

Wang pergi ke Beijing untuk memohon secara damai pada bulan Oktober 2000. Polisi memukulinya lagi di Lapangan Tiananmen. Wajah dan mulutnya berdarah.

Setelah kembali ke rumah, dia diberi tahu bahwa polisi mencoba menangkapnya beberapa kali. Belasan praktisi setempat telah ditangkap pada waktu itu. Mereka diancam akan kehilangan pekerjaan dan keluarga mereka juga akan terlibat. Wang memutuskan untuk pergi bersembunyi demi menghindari penganiayaan lebih lanjut. Sebagai balasannya, pihak berwenang menunda uang pensiunnya dan anggota keluarganya.

Selama lima tahun berikutnya, Wang hidup melarat dan terus menghadapi bahaya. Terkadang dia berada di jalanan larut malam di bawah cuaca dingin membeku. Dia tinggal selama satu malam di rumah kerabatnya dan pergi keesokan paginya agar kerabatnya tidak ikut terlibat.

Polisi pergi ke rumah Wang siang dan malam untuk mergganggu keluarganya. Istrinya terguncang dengan rasa takut kapanpun mendengar ketukan pintu.

Suatu kali, lebih dari 20 petugas menerobos masuk ke rumah kerabatnya di tengah malam. Ketika kerabatnya pergi ke kantor polisi untuk mengajukan keluhan bahwa polisi telah menakuti anak kecil mereka, petugas memukul kerabat tersebut dan mengusirnya dari kantor polisi.

Tiga tahun Masa Kamp Kerja Paksa

Lebih dari 20 petugas mengelilingi gedung dan membobol masuk ketika Wang berada di rumah keponakannya pada tanggal 24 Mei 2004. Petugas mendorong Wang ke bawah, memborgolnya, dan melepaskan ikat pinggangnya. Mereka menyita ponsel serta uang tunainya, uang keponakan serta semua perhiasannya.

Di pusat penahanan, polisi memborgol Wang ke kursi besi di sel isolasi dan tidak membolekannya makan serta minum selama tiga hari.

Untuk memprotes siksaan tersebut, Wang melakukan aksi mogok makan. Pada hari ke-13, ada darah di kursinya dan dia merasa sangat pusing. Tahanan lain tidak dapat merasakan denyut nadinya dan memanggil penjaga. Dia dipindahkan ke rumah sakit dan didiagnosis dengan kanker usus besar. Dokter berkata bahwa dia berada di ambang kematian.

Keesokan harinya, petugas penjara memanggil keluarganya dan menyarankan agar mereka bersiap-siap atas kematiannya. Keluarga membawa Wang ke rumah sakit yang memiliki perlengkapan lebih baik di ibu kota provinsi, dimana dia didiagnosis memiliki masalah hati dan ginjal, diabetes, kolesistitis, serta kanker usus besar. Dokter di sana juga memberi tahu keluarganya untuk mempersiapkan pemakamannya. Berat badannya turun dari 77 kg menjadi kurang dari 50 kg.

Meski kondisinya yang demikian, pihak berwenang memberinya tiga tahun kerja paksa. Ketika Wang menolak untuk menandatangani dokumen hukuman, pihak berwenang memaksa keluarganya untuk tanda tangan atas nama Wang.

Tiga Setengah Tahun di Penjara

Penangkapan Wang yang terakhir terjadi pada tanggal 26 April 2014, setelah dia pulang dari pemakaman kerabatnya. Begitu dia turun dari bus, beberapa petugas datang dari belakang dan menyergapnya. Di depan kerumunan, mereka memukuli dan menendangnya, membuat tulang paha dan tulang ekornya patah.

Wang kemudian dihukum tiga setengah tahun dan dibawa ke Penjara Gongzhuling pada tanggal 2 Maret 2015. Dia ditahan di bangsal yang diperuntukkan bagi tahanan yang baru selama lima bulan. Selama waktu itu, dia dipaksa duduk diam di kursi kecil dari dini hari hingga jam 8 malam. Para penjaga memerintahkannya untuk melafal aturan penjara. Ketika dia menolak untuk bekerja sama, mereka memaksanya untuk berdiri menghadap dinding. Dia kurus kering dan sangat lemah ketika dibebaskan pada tanggal 28 Desember 2016.

Gangguan Berlanjut Setelah Dia Dibebaskan

Polisi terus menggangu Wang di rumahnya dan meneleponnya berulang kali. Meski dia dipaksa tinggal jauh dari rumah lagi, polisi masih dapat menemukannya. Pada awal bulan September 2017, petugas dari tempat tinggalnya yang asli dan tempat tinggalnya yang baru datang mengganggunya. Karena dia kebetulan berada jauh dari rumah, polisi mengambil foto istrinya.

Perpindahan terus-menerus tersebut berdampak pada kesehatannya. Setelah berjuang dengan kesehatan yang buruk selama beberapa tahun, dia meninggal pada tanggal 3 April 2021.

Laporan terkait (bahasa Inggris):

The Repeated Abuse and Torture of An Elderly Man for Practicing Falun Gong

66-Year-Old Man Caged Following Arrest, Sentenced to 3.5 Years

Family Sues after Police Torture Older Man, Fracturing His Femur and Tailbone

Mr. Wang Sheng, Over 70, Tortured, Family Not Told His Whereabouts or Allowed to Visit Him