(Minghui.org) Saya adalah wanita pedesaan berusia 56 tahun. Saya belajar Falun Dafa pada tahun 1998, dan Guru Li yang belas kasih menyelamatkan saya. Guru mengubah saya dari ujung kepala sampai ujung kaki dan memberi saya keluarga yang bahagia. Seluruh keluarga kami mendapat manfaat dari Dafa.
Membalas Siksaan Dengan Kebaikan
Tidak lama setelah saya menikah, ibu mertua meminta kami untuk pindah, hanya memberi kami utang sebesar 20.000 yuan. Saya dan suami hidup dari bercocok tanam dan memiliki penghasilan yang sangat terbatas. Kami butuh sepuluh tahun untuk membayar kembali semua utang. Bisa dibayangkan bagaimana kami harus menjalani hidup.
Ibu mertua membesarkan empat anak: suami saya, dua kakak laki-laki, dan adik perempuan. Kakak laki-laki kedua meninggal karena sakit, dan istri saudara laki-lakinya yang masih hidup memiliki kepribadian yang agresif seperti ibunya. Karena saya baik dan jujur, ibu mertua berani menyiksa saya, tetapi tidak menantu perempuannya yang lain. Dia memberi makanan dan hal-hal lain untuk adik ipar dan keluarganya, tetapi tidak untuk saya dan suami.
Dia pernah berutang 500 yuan pada seseorang tetapi dia ingin saya membayarnya kembali. Ketika saya tidak mau melakukannya, dia menghasut ayah mertua untuk mengejar saya sambil membawa sekop. Saya sangat takut sampai pingsan.
Suami saya pemarah, dan mempunyai kebiasaan buruk berjudi serta minum. Dia memukuli saya ketika dia tidak mendapatkan apa yang diinginkannya, dan kadang-kadang saya harus pergi ke rumah sakit untuk merawat luka. Saya tidak hanya mengurus semua pekerjaan rumah dan anak-anak, saya juga harus bekerja di ladang. Saya bekerja tanpa lelah sepanjang waktu dan menjalani kehidupan yang sangat keras. Saya menangis sepanjang waktu.
Selain menindas saya, mertua dan suami juga memperlakukan anak-anak dengan buruk. Saya tidak bisa melepaskan apa yang mereka lakukan terhadap saya. Saya mengeluh kepada teman-teman tanpa henti selama berhari-hari. Saya diam-diam menabung uang untuk mempersiapkan perceraian setelah anak-anak tumbuh besar.
Seorang teman baik memperkenalkan saya pada Falun Dafa bulan Agustus 1998 dan saya mulai berlatih. Saya menonton video serta mendengarkan rekaman ajaran Guru, dan membaca buku Zhuan Falun. Saya mengerti mengapa saya menderita: itu karena utang karma yang saya miliki dalam kehidupan sebelumnya.
Guru berkata,
“Sebab penyakit dan kesengsaraan seseorang ditimbulkan oleh karma karena perbuatan buruk yang dilakukan pada masa lalu, mengalami kesusahan adalah membayar utang karma, maka siapa pun juga tidak boleh sembarangan mengubahnya, bila diubah berarti setelah berutang boleh tidak membayar, lagi pula hal ini tidak boleh dilakukan sekehendak hati, bila dilakukan, berarti berbuat kejahatan.” (Ceramah 1, Zhuan Falun)
Ajaran mendalam dari Dafa menghangatkan hati saya, dan cahaya Sejati-Baik-Sabar melenyapkan hal-hal suram yang membebani saya selama sepuluh tahun. Saya akhirnya melihat cahaya di ujung terowongan. Hati saya sekarang terbuka dan tidak lagi menangis. Saya bahagia setiap hari, dan tetangga berkata bahwa saya menjadi orang yang berbeda.
Saya mengikuti ajaran Guru untuk menjadi orang yang lebih baik. Saya secara proaktif mendekati mertua, memperlakukan mereka dengan baik, dan kurang peduli tentang bagaimana mereka memperlakukan saya. Meskipun mereka memiliki tiga anak yang masih hidup, putra tertuanya dan satu-satunya yang tidak ingin mengasuh mereka. Jadi saya selalu mengesampingkan pekerjaan saya sendiri untuk membantu mereka. Bahkan ketika saya sibuk dan lelah untuk mereka, saya tidak pernah mengeluh.
Ketika ibu mertua meminta saya untuk mencuci pakaiannya, saya langsung melakukannya. Sejak mereka bertambah tua dan berjuang untuk mengurus ladangnya, saya dan suami melakukannya untuk mereka setiap tahun. Ketika suami saya pergi ke luar kota untuk bekerja, saya merawat orang tuanya sendiri. Mertua meminta kami untuk mengerjakan ladangnya terlebih dahulu dan setelah itu baru ladang kami, saya hanya mengikuti perintahnya dan melakukan dengan cara mereka selama lebih dari sepuluh tahun.
Suatu ketika, di tengah malam, ayah mertua yang pernah menderita stroke merasa tidak enak badan. Dia mengetuk pintu saya dan meminta bantuan. Saya membawanya ke rumah sakit segera setelah taksi tersedia. Dia tidak bisa berjalan dengan mantap. Saya membawanya ke atas dan bawah di sekitar rumah sakit. Dia sangat tersentuh sehingga menangis, dan berkata pada saya, “Kamu baik hati. Bahkan jika anak saya ada di rumah, dia tidak akan memperlakukan saya dengan baik.”
Setelah ayah mertua meninggal, saya mengurus kebutuhan sehari-hari ibu mertua. Saya membeli kebutuhan yang dia suka untuk makan dan minum, membawanya ke dokter, dan menjaganya di rumah sakit ketika dia sakit.
Ibu mertua kemudian menderita penyakit usus yang parah dan sering buang air di celana. Saya selalu membersihkan dan mencuci celananya yang kotor, kadang dua atau tiga kali sehari. Suatu kali, setelah saya membersihkannya, dia menangis dan berkata, “Kamu memperlakukan saya lebih baik daripada putri saya. Saya telah memperlakukan kamu dengan buruk sejak kamu menikah dalam keluarga saya, dan kamu belum menikmati satu hari pun kebahagiaan. Ibu tidak bisa membalasmu kembali dalam hidup ini.” Saya mengatakan padanya untuk berterima kasih kepada Guru Falun Dafa.
Musim dingin yang lalu, ketika ibu mertua sakit parah, saya menasihati suami agar tidak pergi bekerja tetapi tinggal di rumah dan merawatnya. Dia mengikuti saran saya dan pergi untuk tinggal bersama ibu, serta mengawasinya siang dan malam sampai dia meninggal dengan damai. Suami dan saya menguburkannya sesuai dengan adat setempat, dengan bantuan dari praktisi lain. Tak satu pun dari anak-anaknya yang lain bisa hadir.
Suami sangat tersentuh dan berterima kasih kepada Falun Dafa dari lubuk hatinya. Sejak itu suami saya secara aktif mempersembahkan dupa dan buah ke altar Guru.
Keluarga Diberkati dan Menantu Melindungi Dafa
Putra saya tahu bahwa Falun Dafa baik sejak dia masih kecil, dan mendukung saya berlatih Dafa serta menyebarkan fakta tentang penganiayaan. Ketika dia masih di sekolah dasar, sekolah memberi setiap siswa sebuah buku yang memfitnah Dafa. Setelah membacanya, dia memberi tahu orang lain, “Ibu saya adalah seorang praktisi Falun Gong, dan saya tahu buku itu tidak mengatakan yang sebenarnya.” Dia merobeknya di depan seluruh kelas.
Setelah dia dewasa dan mulai bekerja, dia memberi tahu rekan kerjanya tentang fakta kebenaran Dafa, dan juga menyarankan mereka untuk mundur dari Partai Komunis Tiongkok serta organisasi afiliasinya. Belakangan, putra saya bertemu dengan seorang pria baik yang melatihnya dalam keterampilan teknik konstruksi. Dia berpenghasilan bagus.
Cucu saya tumbuh dan senang bersama saya. Saya membacakan buku-buku Dafa untuknya, dan dia senang mendengarkannya. Saya juga memutar lagu dan video pertunjukan yang digubah oleh pengikut Falun Dafa, dan dia senang menontonnya. Saya kemudian mengajarinya untuk menghafal puisi Guru dalam Hong Yin, dan sekarang dia bisa melafalkan banyak puisi. Dia juga bisa membaca Zhuan Falun sendiri.
Dia juga mengikuti prinsip-prinsip Dafa dalam hidupnya. Saat teman sekelasnya mengganggu, dia tidak pernah melawan dan tidak marah. Guru memberinya kebijaksanaan dan kecerdasan. Dia unggul dalam studinya dan berada di peringkat atas di kelasnya.
Menantu perempuan menikah dalam keluarga saya lebih dari sepuluh tahun yang lalu dan telah melihat keindahan Falun Dafa dalam diri saya. Dia tahu bahwa praktisi Falun Dafa adalah orang baik. Dia ramah dan pandai bicara. Dia secara terbuka membela Dafa ketika orang lain memfitnah Dafa.
Suatu hari, ketika dia berada di bus jarak jauh, seorang penumpang pria yang duduk di belakangnya secara terbuka merendahkan Guru dan berkata bahwa tidak ada lagi yang berlatih Falun Gong. Dia segera berdiri, berbalik, dan meneriaki pria itu, “Siapa bilang tidak ada lagi yang berlatih Falun Gong? Saya orang yang berlatih Falun Gong! Falun Gong adalah latihan aliran Buddha, mengultivasi belas kasih. Mengajari orang untuk menjadi baik. Bagian mana yang tidak baik?” Pria itu tidak bisa memikirkan apa pun untuk menegurnya. Semua penumpang di bus menatapnya, mengagumi keteguhan dan keberaniannya.
Pada kesempatan lain, putra saya membawanya ke dokter di rumah sakit besar. Mereka mengobrol dengan dua orang, dan topik tentang Falun Gong muncul. Salah satu dari mereka berkata bahwa Falun Gong tidak baik. Menantu perempuan saya tidak setuju, “Bagaimana bisa Falun Gong menjadi buruk? Jika semua orang berlatih Falun Gong, tidak akan ada lagi orang jahat. Ibu mertua saya adalah seorang praktisi Falun Gong. Dia dalam keadaan sehat dan baik hati, selalu memikirkan orang lain, dan tidak bertengkar dengan siapa pun.” Setelah dia mengatakan itu, penumpang itu tidak berkata apa-apa lagi.
Seluruh keluarga saya bermandikan cahaya Falun Dafa.