Falun Dafa Minghui.org www.minghui.org CETAK

Beberapa Pemikiran Tentang “Tidak Bekerja Sama dengan Kejahatan”

25 Juni 2021 |   Oleh praktisi Falun Dafa di Tiongkok

(Minghui.org) Guru berkata, “Dalam keadaan apapun jangan bekerja sama dengan permintaan, perintah, atau suruhan kejahatan.” (“Pikiran Lurus Pengikut Dafa Memiliki Keampuhan,” Petunjuk Penting untuk Gigih Maju II)

Praktisi Falun Dafa (juga dikenal sebagai Falun Gong) memiliki pemahaman yang berbeda mengenai ceramah Fa ini. Beberapa waktu lalu saya berbagi pemahaman tentang ceramah ini dengan beberapa praktisi yang baru saja dibebaskan dari penjara.

Banyak pengikut Falun Dafa menderita penganiayaan yang berat di penjara karena melakukan latihan Falun Dafa, menolak untuk “diubah pendiriannya,” menolak untuk melakukan kerja paksa atau mengikuti perintah dari penjaga. Saya rasa kita harus memiliki pemahaman yang menyeluruh tentang kutipan Fa di atas dan tidak bertindak ekstrim. Saya yakin ini krusial, agar kejahatan tidak memanfaatkan celah kebocoran dan menganiaya kita dengan lebih parah.

Saya telah ditangkap dan dijatuhi hukuman berulang kali. Total 10 tahun saya dipenjarakan. Saya sering melakukan latihan, menolak untuk bekerja, melakukan aksi mogok makan, dan menolak permintaan serta perintah kejahatan selama dalam tahanan.

Guru berkata,

“Pada hari yang lalu saya berkata: Cahaya Buddha menerangi seluruh penjuru, menegakkan kebenaran memberi penerangan, artinya adalah energi yang terpancar ke luar dari tubuh kita dapat mengoreksi segala keadaan yang tidak tepat,…” (Ceramah 6, Zhuan Falun)

Pemahaman saya mengenai bagian Fa ini adalah jika kita mencari ke dalam saat menghadapi konflik, dan selalu memiliki hati yang berbelas kasih, Guru akan melindungi kita. Di samping itu, lingkungan juga akan ikut berubah. Mohon diingat bahwa: pengikut Dafa tidak memiliki musuh, dan satu-satunya misi kita adalah untuk menyelamatkan makhluk hidup.

Tidak Ada Salahnya Mengultivasikan Diri Sendiri

Setelah penganiayaan dimulai, lebih dari 20 petugas polisi membobol masuk apartemen untuk menggeledah rumah saya. Saya menunjuk ke arah petugas yang hendak mengambil patung Guru Li, pencipta Falun Dafa, dan berkata, “Hentikan!” Dia berhenti. Saya bertanya pada mereka, “Mengapa kalian membobol masuk dan menggeledah rumah saya? Hukum apa yang telah saya langgar?” Mereka berkata, “Ada orang yang mengatakan bahwa anda telah memberikan mereka buku Falun Dafa.” Saya lalu berkata, “Bukti apa yang anda miliki bahwa saya yang melakukannya? Terlebih lagi, bahkan jika saya melakukannya, itu tidak salah. Buku tersebut membimbing kultivasi kita, dan normal untuk membacanya!” Polisi tidak menjawab dan hanya mengambil beberapa buku ceramah baru yang mereka temukan di rak buku saya.

Mereka membawa saya ke kantor polisi. Lebih dari 20 petugas polisi bergiliran menginterogasi saya. Mereka berulang kali bertanya, “Bagaimana anda bisa mendapatkan buku-buku tersebut? Dan siapa saja yang telah anda berikan?” Saya berkata, “Seseorang telah memberikan saya buku-buku tersebut. Saya menyalinnya di toko percetakan. Anda mengklaim bahwa seseorang memberi tahu anda bahwa buku mereka diberikan oleh saya.” Mereka bertanya lagi, “Kepada siapa lagi anda berikan buku-buku tersebut? Siapa nama mereka?”

Saya berkata, “Kami pengikut Dafa memanggil satu sama lain dengan sebutan saudara,bukan dengan nama kami. Selain itu, bahkan jika saya tahu nama mereka, saya tidak dapat memberi tahu anda. Bila tidak anda akan menangkap mereka. Bukankah itu berarti sayalah yang mengijinkan anda untuk melakukan hal-hal buruk? Hal itu bertentangan dengan keyakinan saya.” Mereka terus menginterogasi saya selama dua hari, dan saya terus mengklarifikasi fakta tentang Dafa kepada mereka. Akhirnya, direktur berkata, “Anda menolak untuk bekerja sama, jadi kami tidak dapat melakukan apapun selain menjalankan kebijakan.”

Mereka membawa saya masuk ke sebuah mobil. Saya pikir mereka akan membawa saya ke pusat penahanan, namun mereka justru membawa saya kembali ke tempat kerja saya. Sebelum pergi, direktur berkata, “Kami memang membutuhkan pengkhianat. Namun sesungguhnya, kami memandang rendah dan membenci mereka yang mengkhianati keyakinannya. Kami mengagumi keteguhan anda atas keyakinan yang anda miliki.”

Tak lama sesudahnya, kami mengajukan banding untuk menentang penganiayaan, saya dan istri ditangkap dan dibawa ke pusat penahanan. Pada hari kedua di pusat penahanan, seorang penjaga berbicara dengan saya. Saya menggunakan kesempatan ini untuk mengklarifikasi fakta. Pada akhirnya dia berkata, “Berhubung anda berada di sini, anda harus mengikuti peraturan kami. Pertama, anda tidak boleh melakukan latihan; kedua, anda tidak boleh memperkenalkan Falun Gong di sini; ketiga, anda tidak boleh mengajarkan orang lain berlatih Falun Gong.” Saya tertawa. Dia bertanya, “Mengapa anda tertawa?”

Saya berkata, “Saya seorang praktisi Dafa, jadi bagaimana bisa saya berhenti melakukan latihan? Jika saya mengajarkan orang lain bagaimana menjadi baik berdasarkan prinsip Sejati-Baik-Sabar, itu adalah hal yang baik bagi kalian semua.”

Dia memikirkannya sejenak dan berkata, “Baik, anda dapat berlatih Falun Gong dan juga dapat mengajarkan mereka menjadi orang yang baik, namun anda tidak boleh mengajarkan mereka latihan Falun Gong.” Saya berpikir, “Jika mereka berani berlatih, saya akan berani mengajari mereka.” Saya lalu berkata, “Tidak masalah. Silahkan umumkan hal ini kepada para tahanan.” Dia lalu pergi ke sel-sel dan memberi tahu semua orang, “Kalian semua dengarkan! Saat praktisi Falun Gong melakukan latihan, tidak ada yang boleh mengganggunya. Dan kalian semua harus belajar darinya bagaimana untuk menjadi orang yang baik.” Saya telah mengklarifikasi fakta kepada pengawas sel tempat saya, dan dia mengatur tempat untuk saya melakukan latihan. Lalu, dia mengijinkan semua tahanan mempelajari gerakan latihan dari saya.

Saya ditahan lagi di pusat penahanan pada tahun 2012. Saat penjaga berbicara dengan saya, saya mengklarifikasi fakta padanya. Akhirnya dia berkata, “Tanggung jawab kami adalah menjamin bahwa tidak akan ada masalah. Berhubung anda berada di sini, mohon agar tidak melanggar peraturan kami, saya juga tidak akan mempersulit anda.” Dia bertanya apakah saya memiliki permintaan. Saya berkata, satu-satunya permintaan saya adalah dapat berkultivasi seperti biasanya. Dia lalu bertanya, “Pada jam berapa anda biasa melakukan latihan?” Saya menjawab, “Saya harus memancarkan pikiran lurus pada tengah malam, siang hari, jam 6 pagi, dan jam 6 sore. Selain itu, saya harus bermeditasi selama dua jam.”

Pusat penahanan memberikan “waktu duduk” selama dua jam” setiap harinya bagi praktisi Falun Gong sejak tahun 2005. Mereka ingin praktisi duduk di ranjang dan melakukan “introspeksi diri atas kesalahan terdahulu” selama dua jam tersebut. Dia setuju dan secara khusus menginstruksikan pengawas sel untuk tidak mengganggu saya saat berlatih, dan tidak menugaskan saya “tugas berdiri” [masing-masing tahanan diharuskan untuk melakukan “tugas berdiri.” Saat yang lainnya duduk atau tidur dia harus berdiri di sudut sel. Alasan sesungguhnya adalah pada umumnya sel terlalu kecil untuk menampung semua tahanan untuk duduk atau tidur dalam waktu yang bersamaan.] Oleh karenanya, tidak ada yang mengganggu saat saya memancarkan pikiran lurus, dan tahanan yang bertugas tengah malam, dan jam 6 pagi akan membangunkan saya untuk memancarkan pikiran lurus.

Saya Di sini Bukan untuk Bekerja

Saya ditahan di kamp kerja paksa tahun 2001 dan ditugaskan untuk bertani. Pada awalnya, saya rasa harus melakukannya dengan baik, karena sebagai seorang pengikut Dafa, saya harus menjadi orang baik sepanjang waktu. Jadi saya bekerja keras dan menyelesaikan tugas saya lebih awal dari yang lainnya setiap hari. Tiga bulan kemudian, “instruktur” pasukan memuji kerja keras saya saat perkumpulan besar dan meminta tahanan lainnya agar belajar dari saya.

Namun, setelah perkumpulan tersebut, saya tiba-tiba tersadarkan bahwa misi saya bukanlah untuk bekerja di sana, namun untuk membuktikan kebenaran Fa. Saya membulatkan tekad malam itu untuk menolak pergi kerja paksa ke depannya. Saya menulis deklarasi dan menjelaskan pada tahanan yang mengawas mengapa saya memutuskan untuk menolak bekerja. Karena saya telah mengklarifikasi fakta pada mereka, mereka memberi dukungan. Pada pagi kedua saat sarapan, saya membacakan deklarasi dengan lantang di muka umum. Penjaga mencoba membujuk saya untuk bekerja, namun tidak memaksa saya.

Saat penjaga datang bekerja jam 8 pagi, kepala pasukan mendengar tentang keputusan saya. Dia dengan marah mendekati saya dan berteriak, “Tahukah anda tempat apa ini? Apa anda tahu apa yang anda lakukan?” Saya juga berbicara dengan suara keras, “Saya tahu ini adalah kamp kerja paksa, dan bukan tempat saya yang seharusnya. Saya orang yang baik dan mengikuti prinsip Sejati-Baik-Sabar -- apa anda ingin mengubah saya menjadi orang jahat?” Dia menjawab, “Bukan kami yang membawa anda kemari.”

Saya berkata, “Lalu, saya sudah memberi tahu anda bahwa saya tidak melanggar hukum apapun. Jiang Zemin-lah yang menangkap dan mengirim saya kemari.” Saya lalu menyadari bahwa penjaga juga adalah korban dari Partai Komunis Tiongkok (PKT), jadi saya mengubah suara saya dengan nada yang damai. Saya berkata, “Kita tidak saling membenci, dan masalah saya bukanlah sesuatu yang dapat anda putuskan. Penolakan saya bekerja bukan ditargetkan pada anda atau kamp kerja paksa. Itu menargetkan penganiayaan terhadap Falun Gog, dan Jiang Zemin. Anda boleh saja melaporkan keputusan saya kepada atasan anda.” Mungkin dia juga merasa bahwa apa yang saya katakan masuk akal, dan dia pergi ke kantor manajemen untuk melapor. Sekitar satu jam kemudian, dia kembali dan memberi tahu saya, “Jika anda tidak ingin bekerja, anda boleh beristirahat di taman.” Kami lanjut berbicara selama sekiar satu jam. Setelah itu, saya dikurung dalam sel isolasi. Saya menggunakan penjaga sebagai pembawa pesan bagi saya, dan lingkungan kultivasi saya menjadi bahkan lebih baik, saya memiliki lebih banyak waktu melafalkan Fa, melakukan latihan, dan mengklarifikasi fakta.

Suatu hari, penjaga yang bertugas mengawasi praktisi Falun Gong meminta saya bekerja. Saya bertanya padanya, “Mengapa anda meminta saya untuk bekerja? Dia berkata, “Yang lainnya semua bekerja, mengapa anda tidak?” Saya berkata, “Bagaimana bisa saya diperlakukan sama seperti mereka? Mereka datang kemari karena telah melanggar hukum, dan perlu mengubah diri mereka dengan menderita. Jika mereka bekerja dengan baik, mereka dapat memiliki masa penahanan yang lebih singkat. Namun saya dijebak dan ditangkap, dan saya tidak perlu mengubah diri karena saya telah berusaha keras menjadi orang baik berdasarkan prinsip Falun Gong. Terlebih lagi, tak peduli apakah saya bekerja atau tidak, saya masih akan tetap diawasi dengan ketat dan masa penahanan saya tetap tidak diperpendek. Lalu, mengapa saya harus bekerja?”

Tiba-tiba dia menjadi marah, dan berteriak, “Cukup beri tahu saya, bekerja atau tidak!” Dengan senyum saya menjawab, “Sekali lagi, pertama-tama anda harus menjelaskan mengapa saya harus bekerja.” Karena melihat keputusan saya, dia mengubah sikapnya dan berkata, “Jika anda tidak ingin bekerja, tidak masalah.” Melihatnya mengubah sikap, saya berkata, “Sesungguhnya saat anda tidak memaksa saya bekerja, saya juga telah membantu pengawas dengan pekerjaan mereka. Jika anda memaksa saya bekerja, saya tidak akan melakukan apapun. Saya memiliki prinsip saya sendiri.”

Memikirkan Orang Lain Terlebih Dahulu

Guru berkata,

“Jika anda selalu dalam belas kasih, memperlakukan orang dengan Shan, selalu memikirkan orang lain sebelum melakukan sesuatu, setiap kali berjumpa masalah yang pertama-tama dipikirkan ialah, apakah hal ini bagi orang lain terasa berat atau tidak, apakah dapat mencederai orang lain, dengan demikian tidak akan timbul masalah. Oleh karena itu dalam berlatih Gong anda harus mengikuti kriteria yang tinggi, kriteria yang lebih tinggi lagi untuk mematut diri.” (Ceramah 4, Zhuan Falun)

Saya menyadari bahwa harus berbelas kasih terhadap semua orang di sekitar kita, termasuk mereka yang berniat menganiaya kita. Jika kita dapat mengatasi semuanya dengan kebaikan, lingkungan juga ikut berubah.

Setelah saya dipenjara, para penjaga menugaskan pengawas untuk mengawasi saya, yang membuat saya merasa tidak nyaman, dan memiliki konflik dengan pengawas. Namun saya lalu mencari ke dalam, saya menyadari bahwa para pengawas ini juga adalah kehidupan yang dianiaya oleh PKT. Saya menggunakan kesempatan ini untuk mengklarifikasi fakta pada mereka dan memberi tahu mereka bahwa jika mereka melaporkan segala yang saya lakukan itu akan membahayakan mereka. Pada awalnya mereka mencatat semua detail keseharian saya, namun sesudahnya mereka hanya merekam jadwal saya setiap hari dan tidak pernah melaporkan hal lainnya ke penjaga. Saya dapat melakukan latihan dan menyalin Fa seperti biasa. Saat penjaga bertanya apa yang saya lakukan setiap hari, mereka hanya berkata bahwa saya terus menyalin “kitab Buddha.”

Agar tidak menimbulkan masalah bagi para pengawas, saya selalu mencoba untuk mempertimbangkan bagaimana tindakan saya mempengaruhi mereka. Contohnya, saat melakukan latihan, saya selalu menghindari mereka. Saya tahu mereka tidak akan mengganggu saya, namun jika orang lain melihat saya berlatih itu akan menimbulkan masalah bagi pengawas.

Ketika saya pergi ke pemandian, pengawas pergi. Saat selesai saya menunggu di luar hingga menemukan seorang tahanan untuk diajak kembali. Tahanan bertanya pada saya, “Mengapa anda tidak pergi saja sendiri?” Saya berkata, “Jika saya pulang sendiri, penjaga akan membuat masalah bagi para pengawas.” Dia menghela nafas dalam, “Kalian praktisi Falun Gong benar-benar baik dan selalu memikirkan kebutuhan orang lain.”

Umumnya saya bermeditasi pada dini hari saat yang lainnya masih tertidur. Kebanyakan petugas patroli, yang juga tahanan, telah memahami kebenaran dan tidak mengganggu saya. Namun ada beberapa pengecualian. Suatu hari, seorang pengawas memberi tahu saya bahwa seorang petugas patroli telah melapor padanya bahwa saya melakukan meditasi di shift nya, dan pengawas memberi tahunya, “Itu bukan urusan anda.” Pengawas juga memberi tahu saya bahwa orang ini adalah yang terburuk, dan juga senang mengadukan orang lain. Meski tidak ada yang menghentikan saya berlatih, sejak saat itu, saat jam tugas antara dua petugas patroli yang cenderung mengadukan orang lain, saya sengaja memberi jeda satu jam antara dua patroli untuk bermeditasi, hanya untuk menghindari petugas patroli berbuat dosa, dan membuat pengawas tidak merasa tertekan.

Pengikut Dafa Memiliki Belas Kasih dan Bermartabat

Kita pengikut Dafa adalah toleran dan berbelas kasih, namun saat kita menghadapi penganiayaan, kita seharusnya memegang erat dan meneguhkan pikiran lurus yang dapat menghancurkan faktor jahat di dimensi lain, meski kita tidak menargetkan orang-orang di dimensi ini.

Saya dibawa ke kamp kerja paksa tahun 2002. Suatu hari, penjaga mengumpulkan semua tahanan di lapangan olah raga dan mulai menggeledah semua sel. Saya melihat direktur pasukan dan kepala pengawas memasuki sel saya, dan setelah beberapa saat, saya melihat mereka keluar, penjaga memegang tumpukan kertas yang tebal. Saya berkata, “Kertas-kertas tersebut adalah milik saya, mengapa anda mengambil barang milik saya?” Dia berkata, “Ini dilarang, dan kami harus menyitanya.” Saya berkata, “Itu adalah draft dari surat yang saya tulis kepada departemen dan kader lain. Ini adalah hak yang diberikan Konstitusi kepada saya, dan kebijakan kamp kerja paksa juga mengijinkannya. Jika anda mengambil barang-barang saya tanpa seijin saya, anda bertindak secara ilegal!” Dia masih memegang kertas saya, berjalan pergi, dan berkata, “Saya mengatakan bahwa ini adalah dilarang, maka pastilah ia terlarang!” Dengan lantang saya berkata, “Saya akan menuntut anda! Anda harus memastikan barang-barang saya tetap aman, awas jangan sampai satu barang pun yang hilang!” Tak lama setelah dia pergi, dia kembali lagi, memegang kertas saya, dan berkata, “Seperti yang anda katakan, saya tidak akan sembarangan menaruh kertas-kertas anda. Saya memasukkannya ke dalam tas di depan anda, saya akan menyegel tas tersebut dan menyimpannya untuk anda. Saat anda dibebaskan, saya akan mengembalikannya pada anda.” Dia lalu menyegel tas tersebut dan mengembalikannya pada saat saya dibebaskan.

Para penjaga melabeli diri mereka sendiri sebagai perwakilan pemerintah. Mereka mengaku bahwa jika tahanan bertentangan dengan mereka, mereka disebut melawan pemerintah. Saat saya dipindahkan ke bagian baru, saya menemukan ada banyak peraturan yang tidak masuk akal. Seorang tahanan harus berdiri dalam “posisi militer,” dan berteriak “tahanan [Nama mereka] sedang lewat!” atau “tahanan [Nama mereka] melapor masuk. Saat tahanan melihat penjaga, dia harus berdiri tegak, menundukkan kepala dan berteriak “Halo, petugas!” Saya diberitahu bahwa rekan praktisi ditahan di sana yang menolak untuk berteriak “Halo, petugas” sering digantung selama setengah tahun. Saya berpikir, “Saya seorang praktisi Dafa, harapan penyelamatan makhluk hidup. Saya tidak bisa membiarkan para penjaga tersebut berbuat tidak hormat kepada praktisi Dafa.” Jadi saat saya melihat penjaga, saya akan melafal Fa dalam hati, “…hati merefleksikan belas kasih, ekspresi wajah tenang dan damai.” (Bab II, Maha Metode Menuju Kesempurnaan), lalu menatap mereka, tersenyum, dan memberikan mereka anggukan sebagai tanda pengenalan. Saya tidak pernah berteriak “Halo petugas,” namun tidak pernah dihukum karenanya.

Para penjaga mengatur praktisi Falun Gong yang ditahan yang menolak “diubah pendiriannya” untuk mengenakan “tanda tahanan” berwarna merah. Saya menolak menggunakannya. Saat penjaga membicarakan hal tersebut kepada saya, saya menjelaskan fakta kebenaran pada mereka. Mereka tidak memaksa saya menggunakannya sejak saat itu, namun mereka justru sering bertanya tentang moralitas tradisional.

Suatu hari sipir memanggil saya ke kantornya, saya juga tidak berteriak “Tahanan [nama saya] melapor untuk masuk,” dan hanya langsung masuk. Direktur kantor tersebut berkata pada saya, “Anda bahkan tidak melapor masuk di depan sipir?” Namun sebelum dia selesai berbicara, sipir menjawab, “Tidak masalah, dia tidak perlu melakukannya.” Dia lalu meminta saya duduk dan berkata, “Tahun Baru Imlek akan segera tiba. Kami membeli beberapa buah sebagai hadiah kepada tahanan atas performa bagus mereka. Ini bagian anda.” Saya bertanya padanya, “Apa ada hal lainnya lagi?” Dia berkata tidak ada. Saya lalu berterimakasih padanya dan pergi.

Terkadang saya juga “bekerja sama” dengan penjaga. Saya ditahan lagi tahun 2012. Suatu hari, direktur pasukan yang bertanggung jawab atas “masalah Falun Gong” berbicara dengan saya. Dia meminta saya untuk menuliskan pengenalan diri, semakin detail semakin bagus. Saya memberitahunya bahwa saya tidak pernah menandatangani apapun atau menulis sesuatu kepada polisi. Namun, setelah dia berulang kali memintanya, saya mengubah pikiran dan merasa itu adalah kesempatan yang bagus untuk mengklarifikasi fakta kepada para penjaga. Butuh waktu dua minggu bagi saya untuk menulis pernyataan hampir 10.000 kata. Saya menjelaskan mengapa saya berlatih Falun Gong, manfaat yang saya dapat dari berlatih, dan mengapa menganiaya Falun Gong adalah illegal. Setelah saya menyerahkannya, direktur datang untuk berbicara dengan saya lagi, namun masih menggunakan klise Partai. Saya bertanya apakah dia telah membaca pernyataan saya, dan dia berkata tidak. Saya berkata, “Mohon baca dahulu sebelum berbicara dengan saya. Butuh waktu setengah bulan bagi saya untuk menulisnya atas dasar permintaan anda.” Hampir satu bulan kemudian, dia datang kembali. Dia berkata telah membaca pernyataan saya dua kali dan merasa itu sangat menyentuh, dan dia sepenuhnya setuju dengan apa yang saya tulis. Sejak saat itu, dia tidak mengganggu saya.

Saya dibebaskan tahun 2010. Dua hari setelah dibebaskan, petugas polisi dari kantor polisi setempat, bersama dengan beberapa petugas dari Kantor 610 serta kantor manajemen daerah pemukiman, datang ke rumah saya, membawa beberapa hadiah. Petugas pencatat di antara mereka meminta saya untuk pergi ke kantor polisi untuk dipindai sidik jari dan menandatangani sesuatu. Saya menolak. Petugas polisi berkata, “Jika anda tidak melalui prosedur ini, maka anda tidak bisa mendapat pendaftaran rumah tangga serta kartu identitas anda yang baru.” Saya berkata, “Tak peduli apakah saya mendapat kartu identitas atau tidak, saya masih warga negara Tiongkok dan masih seorang pengikut Dafa.” Beberapa bulan kemudian, polisi menelepon saya untuk mengambil pendaftaran rumah tangga serta kartu identitas saya. Saya bertanya, “Apakah ada prasyarat?” Petugas menjawab, “Tidak. Ketua departemen polisi mengatakan kondisi anda khusus, dan kami setuju untuk mendaftarkan rumah tangga anda dan menerbitkan kartu identitas anda.”

Saya baru saja melakukan apa yang seharusnya pengikut Dafa lakukan atas dasar Fa. Namun, karena saya tidak dapat belajar Fa dan melakukan latihan dengan layak dalam waktu yang lama, saya harus mengejar ketinggalan. Saya harus belajar Fa dengan baik, mengultivasikan diri dengan baik, dan menggunakan waktu terbatas yang tersisa untuk menyelamatkan lebih banyak makhluk hidup.