Falun Dafa Minghui.org www.minghui.org CETAK

Norwegia: Praktisi Meningkatkan Kesadaran tentang Falun Dafa Selama Pandemi di Oslo

3 Juni 2021 |   Oleh Lan Ling, koresponden Minghui di Norwegia

(Minghui.org) Praktisi Falun Dafa di Oslo, Norwegia, mendirikan stan klarifikasi fakta setiap hari Sabtu di luar Parlemen dan Teater Nasional di pusat kota Oslo, dan di stasiun kereta api di pusat kota. Kegiatan mereka telah membantu banyak orang mengetahui tentang penganiayaan Partai Komunis Tiongkok (PKT) terhadap Falun Dafa.


Penduduk setempat menandatangani petisi menyerukan diakhirinya penganiayaan oleh PKT dan pengambilan organ secara paksa.

'Saya Sangat Peduli pada Orang Tionghoa'

Rebecca Wolsdal bekerja di bidang seni dan mengatakan dia tahu Falun Dafa dan penganiayaan PKT.

Dia berkata, "Falun Dafa bermanfaat bagi jiwa dan raga seseorang, dan PKT tidak dapat mentolerir ini. Praktisi Falun menyebarkan fakta kebenaran tentang Falun Dafa dengan sangat baik, dan saya berharap lebih banyak orang akan memahami kebenaran. Apa yang terjadi di Tiongkok sekarang, bisa juga terjadi di negara-negara Barat. Orang-orang di negara-negara Barat harus lebih waspada. Penyebaran virus PKT (virus corona) telah membuat orang-orang merenung."

Rebecca mengkhawatirkan orang-orang yang hidup di bawah rezim PKT. Dia mengerti betapa sulitnya orang-orang di sana untuk mengungkapkan pikiran mereka. Dia merasa bahagia atas 300 juta orang Tiongkok yang telah mundur dari PKT. Dia ingin memberi tahu mereka: "Mundur dari PKT akan membawa harapan! Saya berharap anda bisa menjadi diri anda sendiri dan saya sangat peduli pada anda!"

Penganiayaan adalah Tindakan Pemberontakan Terhadap Tuhan

Gunnar, dari Norwegia barat, adalah lulusan perguruan tinggi baru-baru ini yang mengambil jurusan ekonomi. Dia saat ini bekerja untuk asosiasi gereja. Dia mendengarkan dengan saksama seorang praktisi yang memperkenalkan Falun Dafa dan kemudian berkata: "Saya percaya bahwa berlatih Falun Dafa akan bermanfaat bagi kesehatan."

Praktisi memberi tahu Gunnar bagaimana PKT menganiaya Falun Gong selama 20 tahun. Gunnar berkata: "Penganiayaan brutal PKT terhadap Falun Dafa adalah tindakan pemberontakan terhadap Tuhan. Anda melakukan sesuatu yang sangat baik. PKT menyalahgunakan kekuasaannya dengan menutupi semua informasi."

Dia berkata, “Kita tidak boleh mengabaikan masalah seperti ini. Ini sangat penting.”

Magne menyatakan bahwa memerintah negara dengan kejahatan akan membahayakan bangsa.

Magne adalah seorang pria lanjut usia yang sangat menyadari sifat jahat komunisme, terutama setelah apa yang terjadi selama masa ayahnya. Ayahnya pernah mengatakan kepadanya: "Apa pun yang anda lakukan, jauhi kejahatan dan komunisme."

Magne berkata, "PKT menganiaya orang-orang yang percaya pada Tuhan. Rezim semacam ini tidak membiarkan orang memiliki kebijaksanaan dan itu sangat jahat. Kita tidak bisa membiarkan ini terjadi! Jika suatu negara dikuasai kejahatan, maka bangsa itu dalam bahaya.”

Stim melewati stan informasi dan melihat petisi. Dia bertanya: "Bisakah saya menandatangani petisi?" Setelah menulis namanya, Stim berkata: “Saya seorang Kristen. Saya sangat menyadari semua perbuatan jahat PKT. Rezim komunis membakar gereja, orang-orang di Tiongkok tidak memiliki kebebasan. Inilah sebabnya, selama 10 tahun, saya menolak membeli produk buatan Tiongkok.”

Stim berkata, “Mengakhiri PKT adalah akar untuk menyelesaikan semua masalah.”

Menandatangani Petisi Membuat Hidup Saya Lebih Berarti

Thao, seorang imigran Vietnam, tampak seperti orang yang sangat sibuk. Dia bergegas melewati stan dan kemudian kembali untuk menandatangani petisi.

Dia berkata, “Saya senang mendengar orang-orang mengungkap kejahatan penganiayaan. Saya terburu-buru tapi saya rasa menandatangani petisi akan membuat hidup saya lebih berarti.”

Shahian (kiri) dan Helen (kanan) dengan senang hati membantu mengakhiri penganiayaan

Helen dan Shahian sedang belajar menjadi agen real estate. Mereka menandatangani petisi untuk membantu mengakhiri kejahatan PKT dan kemudian melambai kepada orang yang lewat untuk meminta mereka menandatangani petisi.

Salah satu dari mereka berkata, “Bagi kami tidak dapat ditoleransi melihat sebuah negara menganiaya rakyatnya. Setidaknya ini yang bisa kita lakukan. Tindakan PKT itu biadab, kita harus menyingkirkan PKT! ” Mereka berdua senang membantu mengakhiri penganiayaan.

Nami, seorang imigran dari Iran, mengetahui Falun Dafa dua tahun lalu. Dia berkata, “Falun Dafa bermanfaat bagi jiwa dan raga seseorang, terutama selama pandemik.”

Nami menyatakan bahwa dia bertemu Falun Dafa dua tahun lalu di luar gedung parlemen dan mulai mempelajari latihan. Setelah melakukan latihan, Nami bisa tidur lebih nyenyak di malam hari.

Dia mengecam penganiayaan PKT terhadap praktisi Falun Dafa. Dia berkata, “PKT adalah tirani. Mereka tidak bisa dan tidak akan menang. Orang-orang di dunia ini tidak akan tertipu oleh mereka. Saya tidak akan pernah membeli produk dari Tiongkok."

Tove datang ke stan informasi bersama suaminya dan menandatangani petisi. Suami Tove berkata bahwa dia telah bekerja di Tiongkok selama 20 tahun dan sangat sadar akan metode jahat PKT. Ia mengatakan bahwa menandatangani petisi sangat penting. Dia berkata, “Masalah ini menjadi perhatian semua orang.”

Tiga pemuda dari Kroasia datang ke stan informasi dan menandatangani petisi. Salah satu dari mereka pergi membawa beberapa brosur klarifikasi fakta untuk memperkenalkan Falun Dafa kepada keluarganya. Dia mengatakan telah menandatangani petisi untuk mengakhiri penganiayaan saat berlibur di London, Kanada dan Australia. Dia juga telah menonton video tentang Falun Dafa di YouTube.

Maja dan Leah, siswa sekolah menengah, menandatangani petisi dan berfoto di depan stan informasi.

PKT telah menganiaya praktisi Falun Dafa selama 22 tahun. Selama ini, praktisi Falun Dafa di seluruh dunia terus melakukan klarifikasi fakta. Melalui upaya mereka, lebih banyak orang telah menyadari bahwa penganiayaan PKT terhadap sekelompok orang yang percaya pada nilai-nilai Sejati-Baik-Sabar membahayakan seluruh dunia. Orang-orang di mana pun harus menjauh dari PKT yang jahat.