(Minghui.org) Sejarah penuh dengan pelajaran yang dapat kita pelajari, dari orang baik, bijaksana, dan orang berani yang dapat kita ambil sebagai teladan dan dari orang-orang yang mengajari kita apa yang tidak boleh dilakukan.
Seorang Pejabat "Setia" di Dinasti Song
Tahun 1279 menandai berakhirnya Dinasti Song dan naiknya Dinasti Yuan, yang diperintah oleh Kekaisaran Mongol.
Sebelum jatuhnya Dinasti Song, ada seorang pejabat bernama Jian Caiwang, yang merupakan wakil gubernur Huzhou (sekarang Provinsi Zhejiang). Ketika tentara Mongol mendekat, Jian memesan plakat timah dengan tulisan judul "Jian Caiwang: Pejabat Setia Dinasti Song."
Di plakat timah tersebut dibuatkan sebuah lubang; Jian merangkai dua koin perak dan mengikatnya ke pelat timah tersebut. Dengan huruf yang lebih kecil, diukir di bawah judul, berbunyi, “Siapa pun yang menemukan tubuh saya, tolong bantu kubur saya. Silakan gunakan koin ini untuk biaya penguburan dan batu nisan saya."
Jian mengikat plakat timah itu ke pinggangnya setiap hari. Dia memberi tahu orang lain bahwa, begitu tentara Mongol tiba, dia akan melompat ke air dan bunuh diri untuk menunjukkan kesetiaannya pada Dinasti Song. Pengabdiannya menggerakkan banyak orang. Beberapa penganut Konfusianisme bahkan menggunakan dia sebagai contoh teladan bagi murid-murid mereka.
Pada Tahun Baru Tiongkok 1276, tentara Mongol tiba. Tentara mencari Jian ke mana-mana tetapi tidak dapat menemukannya. Semua orang mengira dia telah mengorbankan dirinya sendiri, seperti yang dia janjikan sebelumnya.
Setelah orang Mongol mengambil alih kota, orang-orang melihat seorang pejabat dengan wajah yang tidak asing lagi. Mengenakan pakaian Mongol dan menunggang kuda, dia sangat percaya diri. Dia adalah Jian.
Ternyata sehari sebelum orang Mongol tiba, dia sudah keluar kota pagi-pagi sekali untuk menemui tentara Mongol. Dia menyerah dan dengan rendah hati menyambut tentara Mongol ke kota. Hasilnya, posisinya sebagai wakil gubernur Huzhou tetap dia miliki.
Tapi sejak hari itu, dia menjadi bahan tertawaan orang-orang.
Pejabat Korup dengan "Energi Positif"
Dalam sejarah, pejabat korup seperti Jian sangat dikenal oleh rekan-rekan mereka suka menjanjikan "kesetiaan." Pejabat seperti itu juga terlihat di dalam Partai Komunis Tiongkok (PKT). Dalam film dokumenter PKT, sering ada adegan ketika seorang pejabat berbicara dengan lantang tentang kejujuran dan tidak mementingkan diri sendiri, kemudian ditangkap karena korupsi beberapa saat kemudian.
Tentu saja, film dokumenter hanyalah refleksi dari kenyataan.
Fang Qingjian, wakil sekretaris Partai Distrik Kecheng, Kota Quzhou, Provinsi Zhejiang, diadili pada 7 Agustus 2020. Dia dijatuhi hukuman 5,5 tahun penjara karena penyuapan.
Ironisnya, ID Fang di media sosial WeChat adalah "Energi Positif." Setiap hari dia menerbitkan setidaknya dua artikel tentang energi positif, yang sering diangkat oleh media berita.
“Selama kita rajin bekerja, tidak ada yang sulit bagi kita,” kata-kata yang sering ia tulis.
Namun, bertentangan dengan apa yang dia klaim, Fang sering menghabiskan dana publik untuk fasilitas hiburan kelas atas. Istrinya pernah menghabiskan 60.000 yuan ($ 9.200 USD) dana publik untuk keperluan pribadinya. Dia menerima segala suap dari kecil hingga besar.
Sejak Kongres Nasional PKT ke-18 pada tahun 2012, Fang telah menerima sekitar 90 suap, dengan rata-rata lebih dari satu kali sebulan.
“Semakin banyak Fang berbicara tentang kejujuran dan energi positif, semakin sering menerima suap,” tulis seorang netizen.
Fang hanyalah salah satu dari banyak lainnya.
Wang Yafei, sekretaris Partai dari Anhui Province Publishing Group, dulu menulis artikel yang menginspirasi dan memiliki jutaan pengikut di Weibo, platform media sosial Tiongkok. Tidak lama setelah itu, dia dijatuhi hukuman 13 tahun penjara karena menghabiskan 51 juta yuan ($ 7,9 juta USD) untuk kepentingannya sendiri. Pengumuman dari media berita PKT menyebut dia sebagai "serakah secara finansial dan korup dalam hidup."
Shi Yaozhong, presiden Hai'nan Socialism College, adalah seorang pejabat tinggi terkenal di Provinsi Hainan karena dia sering mengajukan proposal tentang cara memerangi korupsi. Namun, karena menerima suap, ia dijatuhi hukuman 6,5 tahun penjara karena korupsi. Tidak hanya itu, dia sering meminta suap dan mengancam si penyuap jika uangnya tidak diterima seperti yang diharapkan.
"Sepuluh Aturan Emas" untuk Pejabat PKT
Contoh-contoh di atas tidak terkecuali; sebenarnya, mereka adalah aturan dan cerminan dari sifat asli PKT.
Dalam beberapa dekade sejak PKT mengambil alih kekuasaan, komunisme telah menipu orang. Ia memberi tahu mereka di permukaan bahwa pemerintah melayani rakyat, pada dasarnya, sistem politik PKT telah menjadi alat bagi para pejabat untuk memperoleh ketenaran dan kekayaan untuk keuntungan mereka sendiri.
Gambar sesi pelatihan untuk pejabat PKT di Sekolah Partai Provinsi Guangdong (juga dikenal sebagai Sekolah Tinggi Administrasi Guangdong)
Ini dikonfirmasi oleh materi pelatihan yang bocor untuk pejabat PKT di Sekolah Partai Provinsi Guangdong (juga dikenal sebagai Sekolah Tinggi Administrasi Guangdong). Sebuah gambar, yang beredar di internet pada Oktober 2020, menggambarkan "Sepuluh Hal yang Harus Dihindari Oleh Pejabat."
Tampilan gambar presentasi mengajarkan para pejabat untuk tidak meninggalkan jejak bagi pelanggaran ini:
1) Jangan bicara omong kosong dalam wawancara
2) Jangan merokok tembakau bermerek di depan umum
3) Jangan minum anggur bermerek dalam resepsi biasa
4) Jangan menjiplak saat menerbitkan artikel
5) Jangan tersenyum di daerah bencana
6) Jangan menjadi juru bicara selama insiden darurat
7) Jangan memakai jam tangan bermerek dalam aktivitas bisnis
8) Jangan gunakan payung saat mengunjungi lembaga yang lebih rendah
9) Jangan memublikasikan di media sosial jika anda akan berkencan
10) Jangan menulis blog atau buku harian saat anda bermain dengan pelacur
Foto tersebut menunjukkan banyak peserta pelatihan yang menatap ke layar besar. Layar memiliki bingkai yang bertulisan "Sekolah Partai PKT Provinsi Guangdong" dan "Sekolah Tinggi Administrasi Guangdong.” Melalui mikrofon, seorang pembicara sedang menguliahi para pejabat tentang apa yang tidak boleh mereka lakukan.
"Ini membuktikan bahwa propaganda PKT adalah kebohongan dan rezim telah membusuk," tulis seorang netizen.
Kapal Tenggelam
Situasi serupa terjadi dengan Partai Komunis Uni Soviet (CPSU) sebelum runtuh. David Kotz, profesor ekonomi di University of Massachusetts Amherst, menggambarkan pertemuannya dengan seorang pejabat senior CPSU dalam bukunya yang berjudul Revolution from Above: The Demise of the Soviet System.
Pembicaraan itu terjadi sebelum Soviet bubar. Pejabat itu mengaku, meski menjadi anggota CPSU, ia tidak percaya pada komunisme.
Posisi seperti itu sangat umum. Leonid Brezhnev adalah Sekretaris Jenderal CPSU antara tahun 1964 dan 1982. Menurut keponakannya, Brezhnev pernah memberi tahu saudaranya bahwa komunisme adalah kebohongan untuk menipu rakyat jelata.
Demikian pula, pejabat tinggi PKT juga tidak percaya pada komunisme; mereka hanya menggunakannya sebagai alat untuk mengumpulkan ketenaran dan kekayaan untuk memuaskan keserakahan mereka. Para pejabat di partai tahu apa yang akan terjadi setelah partai runtuh, jadi mereka semua berusaha semaksimal mungkin untuk mempertahankan status quo demi kepentingan pribadi mereka. Sementara itu, mereka telah mentransfer aset mereka ke luar negeri, memindahkan anggota keluarga mereka ke luar negeri, dan menyiapkan beberapa paspor untuk diri mereka sendiri, siap untuk terjun dari "kapal tenggelam" setiap saat.
Statistik menunjukkan 91% anggota Komite Sentral PKT memiliki anggota keluarga yang beremigrasi ke luar negeri dan bahkan menjadi warga negara asing. Ketika Komite Tetap Kongres Rakyat Nasional meninjau versi draf Undang-Undang Administrasi Keluar dan Masuk pada tahun 2012, sekitar 8 juta orang sudah memiliki kewarganegaraan asing tetapi tidak melaporkannya untuk dapat terus menerima pensiun dan tunjangan lainnya.
Sebuah artikel dari Komisi Sentral untuk Inspeksi Kedisiplinan PKT pada September 2020 memperingatkan bahwa mereka yang mentransfer aset mereka ke luar negeri untuk "terjun dari kapal" akan menghadapi penyelidikan. “Artinya banyak orang yang siap melakukan 'lompatan' dan mungkin lebih banyak lagi yang akan bersiap untuk 'melompat' tersebut,” tulis seorang netizen.
PKT mengklaim memiliki 94 juta anggota, tetapi hanya sedikit yang masih percaya pada komunisme. Meskipun demikian, kebanyakan dari mereka telah mewarisi kebudayaan tersebut dan terus menekan rakyat, menghancurkan budaya tradisional, dan membahayakan dunia.
Selama beberapa dekade terakhir, PKT telah meluncurkan gelombang kampanye politik untuk menganiaya semua jenis kelompok. Mereka termasuk tuan tanah, kapitalis, intelektual, pendukung demokrasi, dan praktisi Falun Gong. Rezim tersebut sekarang telah memperluas penindasannya ke Hong Kong sambil secara aktif mendorong ideologi komunis di seluruh dunia.
Ada banyak pelajaran bersejarah yang memberi tahu kita bahwa rezim totaliter tidak akan bertahan lama dan bahwa rekan serta pendukung mereka akan menghadapi konsekuensi. Lebih dari 370 juta orang Tiongkok telah meninggalkan keanggotaan mereka di PKT dan organisasi pemudanya. Karena semakin banyak orang bergabung dalam momentum, teror merah akan dihapuskan oleh sejarah untuk selamanya.