(Minghui.org) Ibu Liu Hongshu sakit hati ketika dia akhirnya diizinkan untuk melihat putranya yang lebih dari enam bulan ditangkap karena berlatih Falun Gong, sebuah latihan pikiran-tubuh kuno yang telah dianiaya oleh rezim komunis Tiongkok sejak tahun 1999.
Liu, seorang penduduk Kabupaten Qishan, Provinsi Shaanxi, kurus kering dan wajahnya bengkak parah juga mengalami luka-luka. Seorang penjaga di Pusat Penahanan Kabupaten Qishan memberitahu ibunya bahwa Liu telah melakukan mogok makan untuk memprotes penganiayaan. Namun terlepas dari kondisinya yang serius, pihak berwenang menolak untuk membebaskannya.
Liu, berusia 50-an tahun, ditangkap di rumahnya pada tanggal 27 September 2020. Orang tuanya, berusia 80-an tahun, ketakutan menyaksikan polisi menyita materi informasi Falun Gong Liu.
Penangkapan Liu, yang telah membantu merawat adik laki-lakinya yang memiliki penyakit kronis dan tinggal bersama dia dan orang tua mereka, membuat orang tuanya berjuang untuk merawat diri mereka sendiri dan putra bungsu mereka.
Dilaporkan bahwa polisi sedang bersiap untuk menyerahkan kasus Liu ke kejaksaan.
Liu mempelajari Falun Gong pada tahun 1999 dan dia memuji latihan itu karena menyembuhkan cedera otak yang dideritanya dalam kecelakaan mobil sepuluh tahun sebelumnya, yang menghalangi mencari pekerjaan atau menikah. Dengan kesehatan yang baik, ia menemukan beberapa pekerjaan di luar kota. Setelah pihak berwenang mengetahui bahwa dia berlatih Falun Gong, mereka menangkapnya beberapa kali dan menggunakan berbagai metode penyiksaan untuk memaksanya melepaskan latihan. Orang tuanya juga diintimidasi dan diancam oleh polisi.
Laporan terkait dalam Bahasa Inggris:
After Repeated Arrests for His Faith, Shaanxi Man Targeted Again—Elderly Parents in Distress