(Minghui.org) Masyarakat manusia adalah masyarakat yang penuh pesona. Apa yang kita lihat dengan mata, dari sudut pandang manusia biasa - sulit dibedakan mana yang benar dan mana yang salah.
Guru berkata: “Dapat membedakan yang benar dan yang sesat.”
(Kesadaran, Petunjuk Penting untuk Gigih Maju I)
Pada masa awal penganiayaan Partai Komunis Tiongkok (PKT) terhadap Falun Dafa, saya pergi ke Beijing untuk memohon keadilan bagi Dafa. Ketika saya memegang spanduk di Lapangan Tiananmen, dua polisi berpakaian preman berusaha merebut spanduk dari belakang. Saya berbalik dan melihat dua kurcaci berlari mengejar saya dengan cepat, tinggi mereka hanya sekitar 30 cm. Saya merasa sangat aneh, jadi saya memperhatikan mereka dengan tenang.
Sebenarnya , mereka hanya berjarak satu atau dua langkah dari saya. Namun, saat berlari, mereka tidak bisa mengejar saya. Saya memperhatikan untuk waktu yang lama, kemudian tiba-tiba sebuah pikiran muncul di benak: "Oh, mereka di sini untuk menangkap saya." Begitu niat pikiran tergerak, dalam sekejap, kedua kurcaci itu menjadi setinggi saya. Mereka menerkam saya dan pada saat yang sama menangkap saya.
Beberapa tahun kemudian, saya sering memikirkan hal ini. Saya selalu bertanya dalam hati: “Mengapa demikian?” Ketika belajar Fa, saya secara bertahap mengerti: Saya terpesona oleh ilusi manusia biasa saat itu. Seperti yang Guru katakan: “Segala yang berada dalam ruang medan anda semua berada dalam kendali kesadaran otak anda, dengan kata lain, jika anda melihat menggunakan Tianmu, akan benar-benar otentik bila dilihat dengan hening tanpa aktivitas pikiran, asalkan sedikit saja pikiran anda ikut bergerak, yang terlihat semua palsu, inilah yang dimaksud timbul gangguan iblis oleh pikiran sendiri, juga disebut berubah mengikuti pikiran sendiri.” (Zhuan Falun)
Pada awalnya, saya tidak memikirkannya, dua kurcaci yang saya lihat adalah kurcaci nyata di dimensi lain. Karena kita berada di ruang yang berbeda, mereka selalu tidak bisa mendekat. Seandainya saya dapat menyadari bahwa itu adalah pencerahan Guru saat itu, mereka tidak akan dapat menyentuh saya.
Kemudian, ketika niat pikiran manusia biasa saya tergerak, saya lalu memasuki dimensi manusia biasa lagi, dan semuanya berubah seperti yang saya inginkan. Pikiran manusia atau pikiran lurus, inilah perbedaan antara manusia dan dewa. Pepatah mengatakan, dari tidak ada menjadi ada, dari ada menjadi tidak ada.
“Saya dulu pernah mengatakan, sesungguhnya segala sesuatu yang terjadi di saat ini dalam masyarakat manusia biasa, semua adalah disebabkan oleh sifat hati pengikut Dafa.” (Ceramah Fa pada Konferensi Fa Philadelphia, Amerika Serikat Tahun 2002)
Mengamati situasi saat ini, berapa banyak hal buruk yang disebabkan oleh hati kita? Dalam dua dekade kultivasi, kita telah melalui banyak pasang surut, dan bahkan di dalam hati, kita masih memiliki bayang-bayang penganiayaan jahat, dan kita sering menempatkan diri dalam posisi dianiaya.
Pada dasarnya tidak ada apa-apa, tetapi jika menggunakan konsep manusia untuk memikirkannya: bagaimana jika ada gangguan kejahatan, jika kejahatan mengetuk pintu, menganiaya, dan lainnya? Bagaimana menghadapinya? Dan masih banyak lagi. Apa yang akan dihasilkan oleh pikiran negatif ini? Mungkin tidak masalah jika satu orang berpikir seperti ini, tetapi jika banyak pengikut Dafa berpikir seperti ini, apa yang akan terjadi?
“Saya beri sebuah contoh kepada anda sekalian, dalam agama Buddha diajarkan bahwa segala fenomena masyarakat manusia adalah ilusi, tidak nyata. Mengapa disebut ilusi? Benda yang nyata-nyata berada di tempat, siapa yang dapat mengatakan itu palsu? Bentuk eksistensi benda adalah demikian, namun bentuk perwujudannya tidak demikian,” (Zhuan Falun)
Mungkin segala sesuatu dalam masyarakat manusia ada hubungannya dengan pengikut Dafa, atau mungkin terwujud sesuai dengan mentalitas pengikut Dafa. Jika pikiran dan niat pikiran pengikut Dafa semua lurus, kejahatan akan sangat sulit untuk berbuat apa-apa.
Pada tahun 2013, kamp-kamp kerja paksa di Tiongkok dibubarkan. Setelah salah satu praktisi wanita setempat kembali ke rumah dari kamp kerja paksa, polisi dari kantor polisi setempat meneleponnya dan menyuruhnya untuk rutin melapor ke kantor polisi. Suami praktisi wanita tersebut yang juga seorang rekan praktisi berkata, "Saya akan pergi dengan anda, dan saya akan bertanya kepada mereka mengapa anda dikirim ke kamp kerja paksa dan kelas pencucian otak? Saya juga ingin memberi tahu mereka bahwa mereka semua telah melanggar hukum. Pada saat yang sama, kita juga harus mengklarifikasi fakta kepada mereka."
Suami tidak berpikir tentang keselamatan dirinya, dia hanya ingin membuktikan bahwa Falun Dafa baik, dan perbuatan polisi adalah salah. Saya ingin mereka memahami fakta kebenaran, membuat pilihan yang tepat, dan memiliki masa depan yang baik.
Kami berdua datang ke kantor polisi, kami terkejut menemukan bahwa bangunan kantor polisi itu sekecil kotak korek api. Setelah beberapa saat, itu baru pulih kembali. Begitu kami berdua memasuki pintu, polisi menjadi gelisah karena kami semua sesungguhnya saling mengenal. Polisi mengatakan bahwa masalah ini tidak ada hubungannya dengan mereka. Kami kemudian meminta mereka untuk menelepon pejabat yang terkait. Setelah telepon tersambung, saya mendengar pejabat berteriak dari sana: "Suruh mereka pergi, cepatlah, jangan datang lagi!"
Penganiayaan yang dihadapi oleh rekan praktisi ini adalah nyata. Namun, di bawah kewibawaan pikiran lurus pengikut Dafa, itu adalah ilusi, dan akan hancur seketika.
Faktanya, ketika pengikut Dafa memiliki pikiran lurus yang kuat, kejahatan lah yang akan takut jika pintunya diketuk.