(Minghui.org) Seorang pria Kabupaten Mengying, Provinsi Shandong, meninggal dunia satu hari setelah dia ditangkap saat bekerja di ladang milik keluarganya pada tanggal 17 Juni 2021.
Petugas dari Kantor Polisi Kabupaten Mengyin menginformasikan keluarga Sun Pijin mengenai kematian Sun pada tanggal 18 Juni. Mereka berkata bahwa Sun menolak menjalani tes virus corona di Rumah Sakit Pengobatan Tiongkok Kabupaten Mengyin dan dia melompat dari gedung dan meninggal ditempat. Polisi menutup tempat kejadian dan tidak memngizinkan siapapun mendekat.
Saat keluarga Sun melihat jasadnya di Rumah Duka Kabupaten Mengyin, mereka menemukan bahwa dia mengalami kebocoran cairan otak, salah satu bola matanya hilang, dan perutnya cekung.
Sebelum penangkapan Sun, putrinya (nama panggilan Jiaojiao), ditangkap di rumah dan saat ini ditahan di Pusat Penahanan Linyi.
Dengan kematian Sun, Jiaojiao kini tidak memiliki orang tua, karena ibunya, Yu Zaihua, meninggal dunia enam tahun lalu setelah sebelas tahun hidup berpindah- tempat untuk menghindari penganiayaan karena keyakinan yang sama dengan keluarga pada Falun Gong.
Sejak rezim komunis Tiongkok memulai penganiayaan terhadap Falun Gong, sebuah latihan kultivasi pada tahun 1999, keluarga Sun telah ditangkap, ditahan dan disiksa berkali-kali.
Pada tanggal 10 Desember 1999, Yu pergi bersama dua praktisi setempat ke Beijing memohon untuk berlatih Falun Gong, tetapi ditangkap dan ditahan selama satu bulan.
Dia bersama suaminya ditangkap pada tanggal 22 Februari 2000 dan dipaksa untuk menghadiri sesi pencucian otak setiap hari dari jam 8 pagi hingga siang selama dua bulan. Saat mereka tetap menolak melepaskan Falun Gong dua bulan kemudian, polisi menahan mereka di pusat pencucian otak selama berhari-hari. Mereka dipaksa untuk berdiri dibawah terik matahari selama berjam-jam, dipukul dengan parah, dan dipaksa untuk membungkuk sudut 90 derajat dengan kedua tangan menyentuh lantai.
Polisi menangkap Yu sekali kali lagi pada tanggal 23 September 2000. Mereka menendangnya begitu keras selama interogasi sehingga tulang selangkanya patah. Dia dibebaskan setelah 19 hari penahanan.
Yu kemudian dijatuhi hukuman tiga tahun kerja paksa, ketika dia ditangkap sekali lagi pada tanggal 16 Januari 2001 karena kembali ke Beijing memohon untuk berlatih Falun Gong. Karena kondisi kesehatannya yang buruk, kamp kerja paksa menolak menerimanya dan polisi membawanya kembali.
Yu dan Sun tinggal jauh dari rumah pada bulan Februari 2002, ketika mereka mendengar bahwa polisi akan menangkap Yu karena membuat spanduk tentang Falun Gong.
Satu tahun kemudian, pada tanggal 12 Maret 2003, Sun ditangkap dan dijatuhi hukuman lima tahun di Penjara Weifang.
Yu ditangkap lagi pada tanggal 31 Januari 2004. Dia dipukuli, dicekok paksa makan dan disuntik dengan obat-obatan beracun. Akibatnya, kakinya mengalamiatrophia dan dia hampir mati. Baru kemudian polisi membebaskannya.
Yu terpaksa hidup berpindah-pindah saat polisi mencoba menangkapnya lagi pada tanggal 2 Juni 2004. Dia hidup misikin selama sebelas tahun. Dia menderita edema pada seluruh badan pada bulan Juli 2015 dan meninggal dunia pada tanggal 19 Agustus 2015. Dia berusia 47 tahun waktu itu.
Selama kampanye “sapu bersih” tahun lalu (upaya bersama untuk memaksa semua praktisi Falun Gong dalam daftar hitam pemerintah untuk melepaskan Falun Gong), sebuah kelompok petugas polisi pergi ke rumah Sun pada tanggal 25 Oktober 2020 dan berusaha membawanya ke sesi pencucian otak di Hotel Wenhe.
Karena dia tidak ada di rumah, polisi mengancam bahwa mereka akan memaksanya untuk pergi. Saat putri Sun mencoba untuk menghalangi polisi mengambil foto plat nomor mobil ayahnya dan kemudian mengambil foto para petugas polisi sendiri, seorang petugas polisi mencekeknya dan berkata, “Saya tantang kamu coba lagi!”
Husband Illegally Sentenced to Five Years in Prison, Wife Destitute and Homeless