(Minghui.org) Praktisi Falun Dafa di St. Louis, Missouri mengadakan acara nyala lilin di Danau Creve Coeur pada malam hari pada tanggal 19 Juli 2021, untuk mengenang praktisi di Tiongkok yang telah kehilangan nyawanya dalam penganiayaan selama dua dekade karena keyakinannya dan menyerukan komunitas internasional untuk bekerja sama mengakhiri penganiayaan.
Praktisi Falun Dafa di St. Louis, Missouri mengadakan acara nyala lilin di Danau untuk mengenang praktisi di Tiongkok yang telah kehilangan nyawanya dalam penganiayaan oleh Partai Komunis Tiongkok karena keyakinannya.
20 Juli 2021, menandakan 22 tahun penganiayaan Falun Gong oleh partai komunis Tiongkok. Beberapa praktisi yang menghadiri acara nyala lilin juga dianiaya di Tiongkok sebelum pindah ke Amerika Serikat. Meskipun ditahan dan disiksa, mereka tetap teguh pada keyakinannya dan terus bertahan untuk membawa perhatian dunia terhadap penganiayaan ini.
Memilih “Sejati, Baik, Sabar” di Ambang Kematian
Geng Sa [Pria], seorang peneliti, gelar PhD-nya ditangguhkan oleh Institute of Botany di bawah naungan Chinese Academy of Sciences. Ketika dia kemudian mendapatkan pekerjaan di Henan Normal University, universitas tersebut melarangnya mengajar dan melakukan penyelidikan ketika tahu dia berlatih Falun Gong. Mereka memotong gajinya dan pada akhirnya menangguhkan gajinya. Bahkan sampai sekarang, administrasi sekolah masih memutuskan pasokan air dan listrik di apartemennya di Tiongkok, mencegahnya agar dia tidak menjual atau menyewakan apartemennya.
Di saat Geng berhasil bertahan dari penganiayaan brutal, istrinya, Guan Ge, disiksa sampai mati di Kamp Kerja Paksa Shibalihe.
Menjadi duda dan tidak bisa hidup normal di Tiongkok, Geng pindah ke Amerika Serikat dan memulai hidup baru. Mengingat kembali 22 tahun yang lalu, dia berkata, “Setelah banyak mencari, saya akhirnya menemukan Falun Gong, hidup saya bahagia. Ketika Partai Komunis Tiongkok meluncurkan penganiayaan, saya sangat kesulitan. Saya berpikir apa yang harus saya lakukan. Akhirnya, saya berpikir: Sejati, Baik, Sabar adalah tujuan hidup saya dan saya tidak bisa hidup tanpanya. Saya tidak punya pilihan lain selain memegang teguh prinsip ini.
“Ketika saya di ambang kematian, ketika saya melihat tubuh istri saya, dan saya sangat putus asa terhadap masa depan saya, pikiran untuk mempertahankan keyakinan saya menjadi lebih kuat. Itu adalah hak asasi saya untuk berkeyakinan, dan saya tidak salah untuk percaya dengan Sejati, Baik, Sabar.”
Meningkatkan Kesadaran Sampai Hari Penganiayaan Berakhir
Tian [Wanita] bekerja di perusahaan agrikultur di Amerika Serikat ketika penganiayaan dimulai pada 20 Juli 1999, dia baru berlatih Falun Gong selama satu tahun. Dia tidak bisa mengerti mengapa disiplin spiritual yang mengajarkan orang menjadi baik malah dianiaya. Berita terus datang tentang praktisi ditangkap dan disiksa di Tiongkok. Dia merasa perlu untuk melakukan sesuatu untuk membantu menghentikan hal ini. Jadi beberapa hari setelah penganiayaan dimulai, dia dan beberapa praktisi pergi ke Washington, D.C. untuk melakukan protes di depan kedutaan besar Tiongkok.
Dia melihat banyak praktisi dari seluruh penjuru Amerika Serikat. Mereka secara damai dan berharap anggota staf dari dalam kantor kedubes mendengar suara mereka. Tetapi tidak ada yang pernah keluar untuk berbicara dengan mereka.
“Setelah itu, kami mulai mengatur kegiatan untuk meningkatkan kesadaran tentang penganiayaan kepada pemerintah Amerika Serikat dan warga Amerika. Hal itu telah menjadi tradisi tahunan bagi saya untuk pergi ke Washington, D.C. untuk mengikuti acara, menyerukan untuk dihentikannya penganiayaan,” dia berkata.
Baru saja kembali dari Washington, D.C. beberapa hari lalu, Tian berkata dia merasa lebih mengerti dan lebih banyak orang mengerti juga tentang sifat iblis dari Partai Komunis Tiongkok dan berdiri bersama orang Tiongkok untuk berjuang mempertahankan hak asasi mereka.
Tian berkata dia lega melihat Departemen Luar Negeri AS memberikan sanksi kepada petugas polisi Tiongkok dan direktur dari kantor 610 atas peran mereka terhadap penganiayaan. Masih ada juga RUU diperkenalkan di kongres AS untuk melawan kejahatan pengambilan organ hidup-hidup dari praktisi Falun Gong dan undang-undang yang mengutuk kejahatan pembunuhan dan kekuasaan totaliter Partai Komunis Tiongkok selama 100 tahun terakhir.
Dia berkata penganiayaan terhadap Falun Gong gagal total dan Partai Komunis Tiongkok tidak bisa menggunakan kekerasan atau tirani untuk mengubah pikiran seseorang. Dia menunggu hari di mana penganiayaan berakhir, tetapi sebelum hari itu datang, dia tidak akan berhenti meningkatkan kesadaran terhadap penganiayaan, dia berkata.
Praktisi berbicara dengan pejalan kaki tentang penganiayaan terhadap Falun Gong di Tiongkok.
Acara nyala lilin praktisi juga menarik banyak warga lokal yang sedang berjalan kaki di sekitar danau. Banyak orang terkejut mendengar tentang penganiayaan, termasuk pengambilan organ dari praktisi Falun Gong yang disetujui negara PKT. Mereka berkata penganiayaan harus segera dihentikan dan pelaku kejahatan harus diadili.