Falun Dafa Minghui.org www.minghui.org CETAK

Menganggap Diri Sebagai Seorang Kultivator

10 Agu 2021 |   Oleh praktisi Falun Dafa di Eropa

(Minghui.org) Ketika saya mulai berkultivasi hampir dua tahun yang lalu, hidup saya berubah dari bawah menuju ke atas. Saya ditawari pekerjaan sebagai pendidik sosial, pindah ke negara baru, berkultivasi di lingkungan baru, dan bertemu dengan praktisi baru Falun Dafa.

Namun, suami tidak bekerja untuk waktu yang lama. Meskipun saya tidak pernah mengeluh secara terbuka, pikiran mencela ada di ujung lidah saya dari waktu ke waktu, seperti, “Dia tidak berkultivasi dengan baik dan tidak mencari ke dalam. Itulah sebabnya, dia tidak berhasil dalam mencari pekerjaan.”

Kemudian, saya menyadari bahwa saya telah melihat kultivasi sebagai jaminan untuk kehidupan yang lebih baik dan lebih nyaman. Ketika saya mencari ke dalam untuk mencari keterikatan, saya menemukan niat kuat yang tersembunyi bahwa ini akan menghilangkan kesulitan atau penderitaan di permukaan. Dalam retrospeksi, mencari ke dalam, mengidentifikasi, dan menghilangkan keterikatan menjadi formalitas yang selalu disertai dengan kekhawatiran dan keraguan. Hal itu menunjukkan pada saya bahwa masalah tidak akan hilang. Saya ingin berbagi dengan anda pengalaman berikut yang membantu saya memahami lebih dalam tentang keseriusan kultivasi.

Lingkungan Kultivasi di Tempat Kerja

Sebagai hasil dari restrukturisasi internal, tekanan di tempat kerja meningkat bagi saya. Lebih dari separuh karyawan secara bertahap diberikan pemberitahuan atau diberhentikan dan kami terus-menerus harus melatih karyawan baru. Klien kami, kaum muda penyandang disabilitas intelektual, bereaksi terhadap situasi tersebut dengan perilaku yang semakin agresif. Tim kami mengalami serangan fisik paling banyak. Selain itu, ada tekanan psikologis karena manajemen menganggap kami bertanggung jawab atas situasi tersebut.

Saya sering menangis ketika belajar Fa atau ketika saya melihat foto Guru karena saya melihat standar untuk diri saya sendiri sebagai seorang kultivator dan saya tidak selalu berhasil mengendalikan diri dalam situasi tertentu. Ketika rekan-rekan saya menjelek-jelekkan manajemen selama istirahat, saya juga terbawa suasana. Ketika seorang klien menjadi agresif, saya juga menjadi marah dan mengembangkan rasa ketidaksukaan. Ketika kami membagi siapa yang menemani klien mana selama pertemuan hari itu, saya senang ketika saya ditugaskan untuk klien yang kurang agresif.

Didorong oleh emosi manusia, saya juga ikut campur dalam urusan rekan-rekan saya. Misalnya, dua hari sebelum liburannya, rekan saya ditekan untuk menunda liburannya karena kekurangan staf. Dia sangat tidak senang tetapi tidak bisa menolaknya. Saya merasa bahwa dia diperlakukan tidak adil dan diganggu. Saya mendiskusikan daftar tugas dengan manajemen kelompok dan mengambil lembur sehingga rekan saya masih bisa mengambil cuti. Saya percaya bahwa apa yang saya lakukan adalah baik. Pada akhirnya, saya bekerja sangat keras sehingga saya hampir tidak punya waktu untuk melakukan tiga hal yang harus dilakukan oleh seorang praktisi Dafa. Terlepas dari segalanya, rekan saya harus membatalkan liburannya karena seseorang tidak hadir pada minggu berikutnya.

Guru berkata,

“Masih ada setingkat arti, mengenai anda mengumpulkan De, suatu urusan yang anda anggap baik, namun bila anda lakukan boleh jadi justru adalah suatu perbuatan buruk. Ketika suatu urusan anda anggap adalah hal buruk, jika anda campur tangan, boleh jadi merupakan suatu kebaikan. Mengapa demikian? Karena anda tidak mampu melihat Yinyuan Guanxi di antaranya.” Ceramah 9, Zhuan Falun)

Saya tidak segera menyadari bahwa apa yang saya lakukan adalah salah bagi seorang kultivator. Dalam rapat staf, manajer wilayah mengkritik saya karena tidak bekerja sama dengan pemimpin kelompok saya yang seorang karyawan baru dan karena tidak menghormati posisinya. Saya merasa bahwa saya disalahpahami dan dituduh secara tidak adil. Saya merasakan gelombang kesedihan ketika saya menyadari bahwa saya tidak berkultivasi dengan baik. Saya merasa sulit untuk mengesampingkan kebencian saya terhadap manajemen. Di rumah, saya sering tidak dapat menemukan kedamaian. Karma mengganggu saya ketika belajar Fa, melakukan latihan, dan memancarkan pikiran lurus. Saya menjadi mengantuk saat melakukannya. Kultivasi saya tergantung pada seutas benang.

Guru berkata,

“Di tengah lingkungan manusia biasa yang rumit, di tengah gesekan Xinxing antarmanusia, anda dapat membebaskan diri mencuat ke atas, inilah yang paling sulit. Letak kesulitannya ialah anda mengerti dengan jelas bahwa anda menderita kerugian dalam hal kepentingan di tengah manusia biasa, di hadapan kepentingan yang langsung menyangkut pribadi anda, apakah hati anda tak terusik; dalam intrik-mengintrik antarmanusia, apakah hati anda tak terusik; saat sanak keluarga dan handai tolan mengalami penderitaan, apakah hati anda tak terusik, bagaimana anda mempertimbangkan hal tersebut, selaku seorang praktisi Gong memang demikian sulit!” (Ceramah 8, Zhuan Falun)

Keterikatan

Keterikatan yang ditunjukkan kepada saya sangat banyak sehingga saya merasa kewalahan. Itu termasuk kebanggaan, iri hati, kenyamanan, dan kebencian. Bagaimana saya bisa menyingkirkan semuanya? Sebelum berkultivasi, saya selalu percaya bahwa orang tidak bisa berubah. Mereka hanya dapat menekan sifat-sifat buruk mereka untuk waktu yang singkat tetapi mereka tidak dapat benar-benar menyingkirkannya. Mungkin seperti itu bagi orang biasa. Namun, bagi seorang kultivator Dafa, saya dapat memastikan bahwa Fa dapat melenyapkan segala sesuatu yang buruk dari bawah sampai atas.

Kesulitan di tempat kerja telah memperkuat keteguhan saya dalam kultivasi. Saya dengan serius memikirkan kultivasi saya dan apa artinya mengikuti pengaturan Guru. Saya menyadari bahwa dengan pengaturan Guru, saya mengharapkan jalan yang nyaman tanpa kesulitan. Apakah saya masih mengikuti Guru ketika kepentingan saya sendiri terpengaruh? Apakah saya masih mengikuti prinsip Fa ketika kepentingan pribadi saya diprotes dengan keras? Pada saat itu, saya merasa bahwa hati saya memberi jawaban dengan lantang dan afirmatif “Ya.” Tubuh saya terasa ringan, seolah beban berat telah terangkat.

Saya bertekad untuk berkultivasi lebih baik. Saya tidak putus asa ketika karma pikiran mengganggu saya. Terkadang, saya hanya bisa membaca dua atau tiga kalimat dengan hati yang tenang. Tapi, itu sangat menyentuh. Ketika menghadapi konflik, saya mencoba untuk menjaga sikap batin yang tenang. Saya menahan diri ketika rekan kerja menjelek-jelekkan orang lain. Jika saya tidak melakukannya dengan baik dalam situasi tertentu, saya mendorong diri saya untuk melakukan yang lebih baik di waktu berikutnya. Ketika jatuh sekali dan sekali lagi, saya tidak tinggal di bawah dan mengasihani diri sendiri seperti dulu, tetapi segera bangkit.

Saya mencoba membantu rekan-rekan saya memahami perspektif saya, dengan menjelaskan bahwa pemimpin kelompok yang baru memiliki awal yang sulit, dia berusaha sangat keras dan bekerja sangat keras. Pemimpin kelompok saya tampaknya berpikiran terbuka sejak saat itu dan kami bekerja sama dengan lebih baik satu sama lain.

Seorang klien mengalami krisis emosional dan meninju wajah saya. Dalam hati, saya tidak merasakan dendam padanya. Saya ingin membantunya. Saya tetap tenang, bahkan ketika dia terus meraih saya. Saya menyanyikan “Falun Dafa Baik” untuknya. Dia langsung tenang, duduk, dan mendengarkan. Ketika saya bertanya bagaimana kabarnya, dia meminta saya untuk terus bernyanyi.

Sekarang, saya melihat pergantian sebagai kesempatan untuk mengklarifikasi fakta kepada banyak makhluk hidup. Seorang rekan kerja memberi tahu saya bahwa dia datang “secara kebetulan” ke tim kami. Manajemen memiliki orang lain dalam pikiran tetapi secara tidak sengaja mengirim email kepadanya. Dia dipekerjakan. Saya mengerti bahwa tidak ada yang kebetulan. Saya dapat memberitahunya tentang Falun Dafa dan penganiayaan. Dia menandatangani petisi dan meminta informasi lebih lanjut sehingga dia bisa memberi tahu suami dan putrinya tentang hal itu.

Saya belum dapat mengklarifikasi fakta kepada karyawan lain yang sebelumnya telah mengundurkan diri dan dia kembali ke tempat kerja kami secara paruh waktu setelah beberapa bulan. Saya sangat terkejut tetapi juga sangat senang dengan kesempatan untuk melakukan yang lebih baik kali ini. Saya bisa memberitahunya tentang Falun Dafa dan penganiayaan. Dia sangat tertarik dengan masalah spiritual.

Saya semakin menyadari bahwa adalah tugas saya untuk memberi makhluk hidup kesempatan untuk diselamatkan. Saya juga memahami bahwa ketika saya mengutamakan penyelamatan makhluk hidup dalam segala hal yang saya lakukan, saya merasa mudah untuk melepaskan keterikatan dan mengambil langkah mundur ketika menghadapi konflik. Dengan cara ini, saya dapat meninjau titik awal saya.

Guru berkata,

“Di tengah proses mengerjakan yang dipandang adalah hati manusia anda, bukan melihat keberhasilan anda itu sendiri. Di tengah proses anda mengerjakan niscaya telah menyelamatkan manusia! Di tengah proses anda mengerjakan adalah proses peningkatan anda dalam Xiulian, bersamaan juga berperan menyelamatkan makhluk hidup! Bukan berarti anda telah berhasil mengerjakan hal itu maka baru berperan menyelamatkan makhluk hidup.” (“Ceramah Fa pada Konferensi Fa di New York Tahun 2016”)

Pentingnya Belajar Fa Bersama

Kami terus belajar Fa bersama selama pandemi virus corona. Namun, kelompok itu menyusut menjadi empat atau lima praktisi. Saya masih sangat menghargai kesempatan ini.

Selama berbagi dengan kelompok, saya berbicara tentang situasi pekerjaan saya dan bahwa saya memiliki sedikit waktu untuk proyek Dafa dan belajar Fa karena harus lembur. Seorang rekan praktisi menunjukkan bahwa saya harus melenyapkan gangguan kekuatan lama dan menyangkal semuanya. Pikiran pertama saya adalah bahwa saya tidak membagikan pemikiran ini. Kesulitan membantu saya dalam kultivasi. Namun, petunjuk ini membuat saya sibuk malam itu. Saya memancarkan pikiran lurus untuk melenyapkan faktor-faktor yang mengganggu dari kekuatan lama. Saya berjalan di jalur yang telah Guru atur untuk saya, apa pun kesulitannya, dan meminta bantuan agar saya dapat melihat jalan di tengah kabut.

Keesokan harinya, supervisor saya mendekati saya dan mengatakan bahwa saya dapat mengambil cuti selama tiga minggu ke depan untuk mengimbangi lembur. Selama tiga minggu itu, saya punya banyak waktu untuk belajar Fa dan mengerjakan proyek Dafa.

Suami saya diminta untuk wawancara pada saat itu. Setelah beberapa hari dia ditawari pekerjaan dan kontrak kerja. Saya ditawari kesempatan untuk bekerja di Epoch Times. Saya sudah berharap untuk kesempatan seperti itu setahun yang lalu. Namun, itu tidak mungkin bagi saya karena masalah waktu dan uang.

Ketika saya kembali ke tempat kerja setelah cuti tiga minggu, saya melihat perubahan besar dalam diri saya. Seolah-olah, lapisan lumpur tebal telah luruh dari tubuh saya. Situasi kerja tidak berubah di permukaan tetapi jauh lebih mudah bagi saya untuk tidak terusik. Itu adalah pemurnian hati yang mendasar.

Falun Dafa benar-benar luar biasa. Saya telah menyadari bahwa ini bukanlah sesuatu yang telah saya capai, tetapi itu diberikan kepada saya melalui karunia dan belas kasih Guru.