(Minghui.org) Membaca artikel berbagi pengalaman kultivasi sangat membantu kultivasi saya. Pada saat yang sama, saya sering terinspirasi oleh praktisi lain.
Mengatasi Kesengsaraan Saat Menghafal Fa bersama Suami
Saya membentuk kelompok belajar Fa untuk menghafal Fa dan meningkat setiap minggu. Suami saya juga seorang praktisi. Dia mulai berlatih Falun Gong pada waktu yang sama dengan saya.
Dia bertugas mendistribusikan koran dan akan berangkat sekitar pukul 12:20 dan kembali ke rumah sekitar pukul 03:30 dini hari. Meskipun saya bukan bagian dari timnya, saya berbicara dengannya dan memutuskan untuk ikut dengan mobil. Saya ingin mengatasi keterikatan saya pada tidur dan menggunakan kesempatan ini untuk menghafal Fa. Kami mulai menghafal Fa setelah Tahun Baru Imlek pada Februari 2021.
Kami berbicara tentang bagaimana kami harus bekerja sama, berapa banyak kalimat yang harus kami hafal dalam satu waktu, bagaimana kami akan saling mengoreksi jika kami melafalkan kalimat yang salah, dan saling mengoreksi nada suara kami. Menghafal Fa bersama suami adalah proses kultivasi hati.
Suami saya mengemudikan mobil. Kami berdua melafalkan Fa Guru dan saling mengoreksi. Pada awalnya, suami saya menjadi tidak sabar ketika dia melakukan kesalahan dan nada suara saya tidak berbelas kasih.
Saya berpikir, “Bagaimana seseorang bisa begitu lambat?” Untungnya, saya menyadari bahwa saya memiliki mentalitas berpikir negatif. Saya perlu berbelas kasih dan tenang karena saya menghafal Fa sambil melihat buku-buku ceramah Guru sedangkan suami saya melafalkan dengan hanya mendengarkan saya.
Namun, bagaimana kami bisa meningkat “jika semua orang baik satu sama lain”? Akibatnya, kesengsaraan mulai terjadi. Suami saya dapat menghafal Fa dengan sangat baik sedangkan saya terus melupakan apa yang baru saja saya hafal. Saya membutuhkan waktu hampir satu jam untuk menghafal satu paragraf pendek.
Saya tidak ingin membuang waktu. Jadi, saya memberi tahu suami saya bahwa dia bisa terus menghafal Fa tanpa saya dan saya akan menggunakan waktu lain untuk mengejar ketinggalan. Kami bertengkar dan suami saya marah. Dia menolak untuk menghafal Fa lagi karena dia merasa bahwa dia menghafal Fa karena saya yang menyuruhnya.
Pikiran Tidak Murni
Di permukaan, sepertinya saya sedang memikirkan apa yang baik untuknya. Tetapi setelah mencari ke dalam, saya menyadari bahwa niat saya tidak murni ketika saya menghafal Fa. Saya memiliki qing yang sangat kuat, yaitu sentimentalitas.
Suami saya memiliki banyak kebiasaan buruk sebelum berlatih Falun Gong. Setelah berkultivasi, saya pikir bahwa hidup akan menjadi lebih baik jika kami berdua mempraktikkan keyakinan yang sama. Alasan saya ingin suami saya menghafal Fa adalah karena saya ingin dia memperlakukan saya dengan lebih baik. Pikiran saya egois! Saya tahu bahwa saya perlu menghilangkan pemikiran ini.
Saya bertanya-tanya, mengapa saya tidak bisa menghafal Fa. Saya menyadari bahwa saya memiliki mentalitas pembenaran diri. Saya percaya bahwa saya telah berlatih dengan sangat baik dan saya tidak merasa perlu menulis Fa atau menghafal Fa. Selain itu, ketika bertemu dengan rintangan yang tidak bisa saya atasi, saya menyerah. Itu adalah keterikatan sentimentalitas.
Guru berkata:
“Karena di antara manusia ada Qing, manusia adalah hidup demi Qing ini, yakni Qing keluarga, Qing antara pria dan wanita, Qing orang tua, Qing perasaan, Qing persahabatan, dalam melakukan pekerjaan juga memerhatikan aspek Qing, kesemuanya tidak dapat lepas dari Qing ini, ingin atau tidak ingin untuk berbuat sesuatu, senang atau tidak senang, cinta dan benci, segala hal dari segenap masyarakat manusia, semua berasal dari Qing ini.” (Ceramah Enam, Zhuan Falun)
Saat itulah, saya tercerahkan bahwa saya perlu memperbaiki diri dan melenyapkan konsep manusia. Sebagai praktisi, kita menghafal Fa untuk lebih mematuhi standar Dafa dalam kehidupan kita sehari-hari. Ketika pemahaman saya berubah menjadi lebih baik, saya mulai menghafal Fa dengan lebih baik.
Setelah kesengsaraan ini, kesengsaraan yang lain muncul. Suami saya mulai mudah marah dan menjadi sangat blak-blakan.
Guru berkata:
“Kesabaran adalah kunci untuk meningkatkan Xinxing. Bersabar dengan marah dan benci, merasa dipersalahkan, menahan air mata, itu adalah bentuk kesabaran dari seorang manusia biasa yang terikat oleh rasa khawatir. Sama sekali tidak timbul marah dan benci, tidak merasa dipersalahkan barulah merupakan kesabaran dari orang Xiulian.” (“Apa yang Dimaksud Kesabaran?,” Petunjuk Penting untuk Gigih Maju)
Saya memutuskan untuk mematuhi standar Dafa dan mengatasi kesengsaraan ini. Namun, kesengsaraan ini tidak berlalu secepat yang lainnya. Meskipun saya tidak menyimpan dendam, saya juga tidak menyalahkan suami saya untuk apa pun, saya masih terjebak dalam posisi di mana saya tidak bisa membuka mulut dan berbicara dengannya. Ini karena apa pun yang saya katakan semuanya salah di mata suami saya.
Beberapa hari berlalu tanpa perbaikan dan saya tercengang. Bagaimana saya harus meningkatkan tingkat saya? Saya menyadari bahwa alasan saya mencapai jalan buntu adalah karena Guru sedang melenyapkan sifat keiblisan saya dan mentransformasi karma saya.
Itu adalah takdir hubungan saya untuk bertemu suami saya. Kadang-kadang, hubungan kami mungkin termasuk pembalasan karma. Mungkin saya berutang padanya atau mungkin dia berutang sesuatu kepada saya dari masa lalu. Saya mengerti bahwa semua ini muncul sebagai pembalasan karma.
Untuk memperoleh Fa dalam hidup ini, saya harus membayar semua utang saya. Tidak akan ada kehidupan berikutnya bagi saya karena saya ingin kembali ke asal saya yang sebenarnya. Setelah memikirkan ini, saya dipenuhi dengan hati yang penuh belas kasih dan ketulusan.
Saya berkata dalam hati kepada Guru, “Apa pun utang suami saya, saya tidak lagi menagihnya. Apa pun utang saya kepada suami saya, saya akan mencoba yang terbaik untuk menyelesaikannya dengan penuh belas kasih.” Saya mengulangi ini tiga kali dan dengan seketika sepotong materi berat keluar dari hati saya.
Keajaiban Terjadi Saat Melakukan Latihan
Kami menuju ke pabrik milik praktisi karena dia membutuhkan orang untuk menghasilkan beberapa produk. Perjalanan ke dan dari pabrik membutuhkan waktu dua jam. Alhasil, waktu menjadi sangat sempit bagi kami karena kami harus sampai di sana pukul delapan pagi dan berangkat pukul tiga sore. Saya membutuhkan waktu untuk belajar Fa dan melakukan pekerjaan rumah tangga. Ini membuat saya mengabaikan latihan. Saya akan melakukan dua perangkat latihan selama istirahat makan siang.
Saat melakukan perangkat latihan ketiga dan keempat pada suatu sore, musik berhenti selama latihan ketiga. Saya terkejut dan menyadari bahwa pikiran saya telah mengembara dan saya tidak memperhatikan apa yang saya lakukan.
Saya tahu bahwa Guru sedang mencerahkan saya dan saya menyatukan kedua telapak tangan saya atau heshi kepada Guru. Saya meminta maaf dan berkata kepada Guru, “Saya minta maaf Guru. Saya akan berlatih dengan rajin di kemudian hari.” Sebuah suara berkata, “Anda berpikir negatif. Bagaimana saya bisa melenyapkan karma anda?” Saya tahu bahwa ini adalah Guru yang penuh belas kasih mencerahkan saya.
Ketika saya melakukan latihan perangkat keempat, saya merasa seperti dikelilingi oleh medan energi. Saat melakukan latihan perangkat keempat untuk kedua kalinya, saya bisa merasakan energi berputar di sekitar tubuh saya.
Ketika belajar Fa pada malam itu, saya melihat bahwa setiap kalimat dalam Zhuan Falun adalah bunga lotus. Itu sangat menakjubkan dan indah. Terima kasih Guru telah mencerahkan dan menyemangati saya. Saya akan memanfaatkan waktu dengan lebih baik dan mencoba yang terbaik untuk menyingkirkan semua keterikatan hati saya.