(Minghui.org) Guo Lirong dari kota Chengdu, karena teguh keyakinannya pada Falun Dafa, telah diculik oleh petugas Keamanan Negara - Biro Keamanan Umum Distrik Chenghua Chengdu pada 10 Juli 2019. Tanggal 20 Oktober 2020, ia disidang ilegal di pengadilan Distrik Chenghua, dan dihukum ilegal penjara satu tahun delapan bulan. Selama dipenjara satu tahun delapan bulan, Guo Lirong selalu dianiaya. Pada 10 Maret 2021 Guo kembali ke rumah.
Guo Lirong, mantan insinyur Grup Qianfeng Chengdu
Aparat PKT Menculik, MenjebakGuo Lirong, 60 tahun, mantan insinyur Qianfeng Group Co., Ltd., kota Chengdu mulai berkultivasi Falun Gong sejak tahun 1997, ia menjadi orang yang baik mengikuti standar "Sejati, Baik, Sabar". Tanggal 20 Juli 1999, Partai Komunis Tiongkok (PKT) mulai menganiaya Falun Gong secara kejam, Guo Lirong berkali-kali diculik, dipenjara ilegal, bahkan dua kali dijebloskan ke Laogai (Pendidikan ulang melalui kerja paksa).
Pada 11 Juli 2019, Guo Lirong difitnah dan dijebak oleh Wang Haoquan, polisi Kantor Kepolisian Jalan Fuqing, Biro Keamanan Umum cabang Chenghua kota Chengdu, Guo ditahan di pusat penahanan. Guo Lirong yakin ia tidak melanggar hukum, ia menolak menghafal peraturan penjara, polisi bersama narapidana memerintahkan Guo Lirong tidur di lantai beton, karena terus-menerus tidur di lantai beton, kaki Guo Lirong sakit terus. Karena Guo menolak menghafal peraturan penjara, polisi melarang Guo Lirong menyikat gigi menggunakan sikat gigi, akibatnya, Guo menyikat gigi dengan jari tangan, dan berbagai bentuk penganiayaan lainnya.
Tanggal 20 Agustus 2019, Guo Lirong dipindahkan ke "grup buru sergap", kader petugas adalah Dai Zuojun (lafal). Dai Zuojun bekerja sama dengan polisi menangani kasus Guo. Ia minta Guo Lirong mengaku bersalah dan mengancam Guo Lirong, katanya: "Sebelum Anda masuk grup ini, ada seorang praktisi Falun Gong Yi Wenjun (lafal) tidak mau mengaku bersalah, ia dihukum delapan tahun dan baru kemarin naik ke gunung, Anda tidak mau mengaku bersalah, akan berdampak pada masa depan putra Anda, putra Anda tidak bisa menjadi pegawai negeri."
Guo Lirong memberitahunya, berkultivasi Falun Gong dilindungi oleh Pasal 36 Konstitusi negara. Negara tidak memiliki satu pasal hukum yang melarang Falun Gong, berkultivasi Falun Gong adalah sah secara hukum. Bulan Oktober polisi liburan panjang, mereka mengharuskan semua tahanan menulis “surat jaminan”, karena Guo Lirong menolak menulis "surat jaminan", Guo Lirong dilarang menggunakan alat kebutuhan sehari-hari yang ia beli, semua barang kebutuhan sehari-hari yang ia beli sendiri di sel penjara disita sipir penjara, kertas toilet, harus meminjam dari narapidana, buang air kecil hanya bisa meminjam sepotong kecil saja, jatah makanan yang diberikan untuk setiap tahanan juga dikurangi, hanya diberikan sup sayur. Lagipula Guo Lirong terus-menerus dipaksa tidur di lantai beton dalam jangka lama, dan Guo Lirong tidak diperbolehkan membeli kebutuhan sehari-hari.
Pusat Penahanan Merampas Hak-hak Hukum Praktisi Falun Gong
Di pusat penahanan, Guo Lirong menerima pemberitahuan dua kasus banding administratif dari Pengadilan Menengah Rakyat Chengdu, karena ia menghadapi persidangan ilegal. Kepada kader pengurus Dai Zuojun, Guo Lirong menyatakan ingin bertemu jaksa setempat, berkonsultasi seputar pengetahuan hukum yang terkait, Guo telah mengisi aplikasi dan menyerahkannya, namun akhirnya, hak konsultasi Guo dirampas hanya karena ia menolak menulis “jaminan hari raya”.
Demi niat tersebut, Guo Lirong meminta kepala patroli tiga tim tahanan, Jiang, menyatakan ingin bertemu dengan direktur pusat penahanan untuk melaporkan situasinya, namun hingga masa tahanan Guo selesai, permintaan Guo tidak pernah dipenuhi.
Karena difitnah Guo Lirong dipenjara, ia tidak tahu isi konkrit dakwaan yang telah ditimpakan kepadanya, Guo meminta kader pengurus Dai Zuojun mencarikannya di internet, ketentuan 300 pasal hukum pidana, hingga 20 Desember Guo meninggalkan grup ini, ia tidak diberitahu tentang isi dari ketentuan hukum. Dai Zuojun menolak Guo Lirong memahami hukum dan peraturan negara.
2 Januari 2020, Guo Lirong dipindahkan dari Grup 922 ke Grup 107, saat Guo Lirong sampai di grup ini, ia meminta polisi penjara Hu Wenjuan menyampaikan pesannya kepada pihak keluarga, meminta agar keluarganya dapat mengiriminya buku-buku hukum (konstitusi, hukum pidana, hukum acara pidana, hukum administratif) dan lainnya, namun pihak keluarga memberitahu, pusat penahanan tidak mengizinkan mengirimi buku-buku terkait hukum. Padahal pada Desember 2019, Perdana Menteri Tiongkok, Li Ke Qiang bersumpah di hadapan konstitusi, seluruh negeri sedang mempopulerkan pengetahuan hukum bagi seluruh warga.
Borgol, Belenggu, Penganiayaan "Sembilan Putus"
Guo Lirong menggunakan waktu istirahatnya dengan meditasi (sejak masuk grup ini, Guo bermeditasi setiap hari). Tanggal 9 Februari 2020, Guo Lirong tiba-tiba dikuliahi oleh sipir penjara Hu Wenjuan, katanya Guo telah mengacaukan disiplin penjara, Guo dipasangi borgol dan belenggu. Setiap malam piket shift TV, sampai borgol dan belenggu dilepas.
Di penjara, memakai borgol dan belenggu adalah salah satu hukuman yang paling berat, semua tahanan yang diborgol dan dibelenggu dikenakan "sembilan putus". Sembilan Putus termasuk: Larangan: sikat gigi, cuci muka, cuci rambut, mandi, berkomunikasi dengan keluarga, alat-alat kebutuhan sehari-hari, lauk hadiah dari tahanan tidak boleh dimakan dan lainnya, dilarang memakai alat-alat kebutuhan sehari-hari milik sendiri, mau tisu toilet harus pinjam ke napi ‘penjepit’ (sebenarnya milik Guo Lirong, tapi diambil penjaga piket), saat buang air kecil hanya boleh meminjam satu lembar kecil tisu toilet, buang air besar hanya boleh meminjam dua lembar kecil.
Setelah hukuman "Sembilan Putus" Guo Lirong selesai, rambutnya menggumpal saat dikeramas, dan butuh waktu lama baru bisa disisir.
Penjara juga menerapkan hukuman beruntun, jika Guo Lirong terpantau sedang bermeditasi, polisi akan menghukum seluruh tahanan, menghukum seluruh grup hingga serasa ‘lebih baik mati daripada hidup’.
Liu Xping, sipir piket di penjara (nomor polisi 92637), mengambil seluruh salinan dan putusan sidang yang belum ditandatangani oleh Guo Lirong, hingga Guo Lirong keluar penjara, pun tidak diberikan.
Salinan dan Putusan Sidang Dirampas
Tanggal 20 Oktober 2020 Guo Lirong disidang secara ilegal. Tanggal 24 Oktober 2020, petugas piket pusat penahanan Liu Xiping (nomor polisi 92637), meminta Guo Lirong menandatangani salinan persidangan dan putusan sidang, Guo Lirong keberatan dengan salinan persidangan, belum sempat ditandatangan, Liu Xiping berdalih ia sudah mau pulang kerja, tanpa menunggu Guo Lirong tandatangan, Liu membawa pergi semua berkas salinan dan putusan sidang, ia mengatakan, anda berhak menolak tandatangan, hingga Guo melewati hukuman satu tahun delapan bulan di pusat penahanan, semua berkas salinan dan putusan sidang tidak pernah diberikan kepada Guo Lirong.
Dipaksa "Menyumbang"
Setiap tahanan diharuskan membayar paling tidak 50 yuan setiap kali ia dipindahkan ke sel (kelompok) lain, membeli mangkuk, sendok, bangku, baskom, ember, deterjen, dan sebagainya, total akhir, di kelompok tersebut, setiap orang kembali harus keluarkan lebih dari 60 yuan. Sebelum Tahun Baru Imlek 2021, karena Guo Lirong tidak menulis "Jaminan Hari Raya", supervisor sel 1204 Mu Liuhong membatalkan sepihak pesanan makanan yang telah dibeli Guo Lirong dan bahkan nama Guo Lirong sudah tertulis di kantong makanan, Guo Lirong dilarang memakannya, hanya karena Guo menolak menulis "Jaminan Hari Raya".
Tanggal 9 Maret 2021, menjelang berakhirnya masa tahanan Guo Lirong, Mou Liuhong, kader penanggung jawab, memaksa Guo Lirong menyumbangkan sisa uangnya sejumlah 80 yuan lebih kepada kelompoknya. Guo Lirong menolak, ia dipanggil diajak bicara oleh kepala tim distrik ke-12 bernama Su, dan seorang lain yang tidak diketahui namanya, Guo Lirong masih menolak menyumbang, sehari sebelum Guo Lirong keluar rutan (9 Maret) sekitar jam 4 sore, kader Mu Liuhong mengumpulkan seluruh tim, ‘memberikan kuliah’ terkait donasi, intinya, jika Guo Lirong menolak menyumbang, ke depannya, seluruh tim 1204 dilarang menjual semua kebutuhan sehari-hari termasuk makanan kecil kepada Guo Lirong.
Malamnya, penjaga piket dan anggota kelompok datang membujuk Guo Lirong, kondisi mereka di dalam sudah menderita, jika Guo Lirong menolak menyumbangkan uang, tak terbayangkan dampak penderitaan yang akan mereka alami. Di bawah tekanan yang luar biasa besar, sekalipun bertentangan dengan hati nurani, Guo Lirong akhirnya menandatangani pernyataan "sumbangan sukarela".
Selama satu tahun delapan bulan Guo Lirong ditahan ilegal, Guo beberapa kali menyurati keluarganya, minta mereka mengirimkan buku-buku terkait hukum, terutama saat menghadapi sidang, Guo Lirong bertindak sebagai pembela dirinya sendiri, ia tidak menyewa pengacara, ia menulis surat lagi ke rumah, minta dikirimkan buku-buku: “Konstitusi”, “Hukum Acara Pidana”, “Hukum Pidana”, “Hukum Kepolisian Rakyat”, dan “Ketentuan tentang Tata Cara Penanganan Kasus Pidana oleh Biro Keamanan Publik”. Buku-buku ini dipakai saat persidangan, namun petugas pusat penahanan mengatakan, buku-buku tersebut tidak boleh dibawa masuk.
Sejak tahun 2000 hingga kini, Guo Lirong telah berulang kali: diculik, disandera, dipenjara, di-Laogai (kamp kerja paksa) secara ilegal, informasi lebih banyak, baca juga dalam bahasa Mandarin "Berulang Kali Dianiaya, Insinyur Chengdu Guo Lirong Dihukum Ilegal Lagi"