(Minghui.org) Sejak bulan Maret 2021, Wu Guifang, 72 tahun, dari Kota Zhoukou, Provinsi Henan, telah dilecehkan berkali-kali dan ditangkap oleh komite lingkungan karena keyakinannya pada Falun Gong, sebuah ajaran spiritual yang telah dianiaya oleh Rezim komunis Tiongkok sejak tahun 1999. Pelecehan tersebut menyebabkan penyakit jantung Wu kambuh dan dia dirawat di rumah sakit selama setengah bulan; putra bungsunya yang baru saja keluar dari rumah sakit dilarikan ke rumah sakit lagi dan dirawat di ICU setelah mendengar bahwa Wu dilecehkan.
Ini bukan pertama kalinya Wu menjadi sasaran rezim komunis Tiongkok karena keyakinannya. Sebelumnya dia telah ditangkap sembilan kali dan disiksa. Penyiksaan itu membuatnya lumpuh selama lebih dari setengah tahun; lengannya lumpuh permanen.
Disiksa Sampai Lumpuh
Suami Wu meninggal muda, dan Wu membesarkan ketiga putra mereka sendirian. Kesulitan itu menyebabkan dia menderita penyakit jantung, penyakit perut dan banyak penyakit lainnya. Pada tahun 1996, dia mempelajari Falun Gong dan sembuh dari penyakitnya dalam waktu kurang dari sebulan.
Sejak Partai Komunis Tiongkok mulai menganiaya Falun Gong pada bulan Juli 1999, Wu telah dianiaya karena menolak melepaskan keyakinannya.
Suatu kali, Wu diikat dan disiksa setelah ditangkap karena keyakinannya. Petugas Li Yuzheng, Huang Jinqi, dan Wang Guosheng dari Kantor Keamanan Domestik Distrik Chuanhui, termasuk di antara petugas yang menyiksanya. Biasanya polisi akan melepaskan tali dan menunggu setengah jam untuk mengikatnya kembali, untuk menghindari lengan praktisi menjadi cacat. Namun, pada hari penangkapan Wu, polisi menahannya semalaman. Saat dia berlutut di tanah dan mengerang kesakitan, petugas Huang Jinqi menampar wajahnya dengan sepatu kulit, hingga sepatu itu patah.
Di pagi hari, setelah petugas Wang Guosheng kembali, dia berjalan menghampiri Wu, meraih tali, mengangkatnya dan kemudian melemparkannya ke tanah. Dia mengulanginya beberapa kali sampai Wu pingsan karena kesakitan. Penyiksaan tersebut menyebabkan lengan Wu menjadi cacat permanen.
Pelecehan Berulang
Sejak tahun 2020, sebagai bagian dari kampanye “Sapu-bersih” (upaya bersama yang bertujuan untuk memaksa setiap praktisi Falun Gong dalam daftar hitam pemerintah untuk melepaskan Falun Gong), Wu dilecehkan oleh pihak berwenang di Kota Zhoukou lagi.
Wang Zhenying, kepala komite lingkungan, membawa pernyataan jaminan tercetak ke rumah Wu pada bulan Maret 2021. Wang memerintahkan putra Wu untuk menyalin pernyataan itu pada selembar kertas, atau dia mengancam akan mengeluarkan cucu Wu dari sekolah, bergabung dengan tentara, atau mencari pekerjaan. Wu dan putranya menolak untuk mematuhinya.
Seminggu kemudian, Wang dan lima staf lainnya dari komite lingkungan melecehkan Wu lagi dan bersikeras agar dia menandatangani pernyataan jaminan. Ketika Wu menolak, mereka mengancam akan menyerahkan kasusnya ke polisi.
Pada bulan berikutnya, Wu dilecehkan empat kali lagi dan diperintahkan untuk menandatangani pernyataan jaminan, yang dia tolak.
Pada tanggal 14 April, beberapa staf dari komite lingkungan dan petugas polisi pergi ke rumah Wu lagi. Mereka mengatakan kepadanya bahwa kantor polisi telah menunjuk seorang petugas baru untuk bertanggung jawab atas lingkungannya dan mereka datang untuk mengenalnya.
Polisi meminta informasi tentang semua anggota keluarga Wu, bahkan cucu dan tempatnya bersekolah. Wu menanyakan nama pada dua petugas polisi dan hanya diberi tahu nama belakang mereka—Liang dan Pan. Dia kemudian mengetahui bahwa mereka adalah Liang Jinhui dan Pan Shuai.
Belasan petugas pergi ke rumah Wu lagi pada tanggal 23 April. Wu sedang mencetak materi informasi Falun Gong di rumah dan menolak untuk membiarkannya masuk. Setelah 20 menit, petugas masih bersikeras bahwa mereka tidak akan pergi jika Wu tidak membiarkan mereka masuk.
Mendengar keributan itu, cucu perempuan Wu membuka pintu untuk melihatnya dan petugas bergegas masuk. Ketika mereka melihat Wu sedang mencetak materi, seorang petugas mulai merekam video sementara yang lain berteriak agar seseorang menelepon Kantor Keamanan Domestik.
Petugas dari Kantor Keamanan Domestik tiba dalam lima menit dan menghabiskan waktu dua jam untuk menggeledah rumah Wu. Laptop, printer, buku-buku Falun Gong, DVD, dan barang-barang pribadi lainnya, termasuk lukisan dekorasi Tahun Baru Imlek di pintu depan, dibawa pergi.
Kemudian, petugas membawa Wu ke sebuah gang di mana kerumunan mulai berkumpul.
Tepat ketika petugas hendak membawa Wu ke dalam mobil mereka, putra keduanya berteriak keras.
“Jangan pergi! Lihat ini, semuanya. Ibu saya berjalan keluar rumah sendiri. Mari kita setujui ini: setelah ibu saya pergi, jika dia sakit, anda akan membawanya ke dokter. Anda harus mengembalikan ibu yang sama kepada saya. Jangan bilang ibu saya sakit dan memaksa saya untuk menandatangani dokumen sebelum anda mengizinkan saya untuk melihatnya, seperti yang anda lakukan di masa lalu. Jika ibu saya sakit, anda harus bertanggung jawab dan merawatnya.”
Setelah mendengar ini, semua petugas, kecuali dari Kantor Keamanan Domestik, lari. Seorang petugas meyakinkan putra Wu bahwa kali ini berbeda.
Putra Wu melanjutkan, “Saya tidak peduli apakah ini terakhir kali atau kali ini. Anda harus mengembalikan ibu yang sama kepada saya. Anda harus membawanya kembali. Saya tidak akan menjemputnya.”
Pada pukul 8 malam, polisi membawa Wu kembali ke rumah.
Setelah Wu kembali ke rumah, staf dari komite lingkungan terus melecehkannya setiap 20 hari.
Wu sedang menyiapkan makan siang di rumah pada tanggal 30 Juni. Ketika dia melihat ke atas, dia melihat sekelompok orang berdiri di depannya. Karena terkejut, dia menderita serangan jantung. Wajahnya pucat dan tangannya gemetar. Sekelompok orang pergi setelah melihat hal ini.
Saat itu, putra bungsu Wu baru saja pulang ke rumah setelah dirawat di rumah sakit selama dua minggu. Dia bertanya pada Wu apa yang terjadi setelah melihat ibunya terlihat tidak sehat. Ketika dia mendengar apa yang terjadi, dia menjadi marah dan kondisinya memburuk serta harus dikirim ke rumah sakit untuk perawatan darurat.
Sekelompok petugas polisi pergi ke rumah Wu lagi pada tanggal 30 Juli dan mengancam bahwa mereka akan menangkapnya kapan saja.
Laporan terkait dalam Bahasa Inggris:
Ms. Wu Guifang, Mr. Zhang Shiying, and Other Practitioners Arrested in Zhoukou City, Henan Province