Falun Dafa Minghui.org www.minghui.org CETAK

Dewasa dalam Bekerja di Media

11 Jan. 2022 |   Oleh praktisi Falun Dafa di Taiwan

(Minghui.org) Salam kepada Guru! Salam kepada rekan praktisi!

Saya bergabung dengan NTDTV pada tahun 2003 dan cuti sementara tahun 2007 dan tidak lama kemudian kembali lagi. Saya terjungkal dalam suka maupun duka selama 18 tahun terakhir. Berkat belas kasih dan perlindungan Guru yang luar biasa, saya dapat sampai ke titik ini!

Menemukan Dafa, Memenuhi Sumpah Janji Saya Melalui Pekerjaan Media

Sejak kecil, saya sering berpikir, “Mengapa saya ada? Apakah yang saya lihat di cermin adalah saya atau bukan?” Saya memilih untuk memilih belajar filsafat saat kuliah dan pasca sarjana, dengan harapan dapat menemukan arti hidup dalam teori orang bijak dan filsuf kuno.

Saya mengetahui penganiayaan praktisi Falun Dafa yang dilakukan oleh Partai Komunis Tiongkok di sebuah klub buku tahun 1999. Setelah itu, secara kebetulan, karena kesehatan ibu saya yang buruk, seorang pekerja kantor di sekolah tempatnya bekerja memberikannya buku Zhuan Falun, buku utama Falun Dafa. Meskipun ibu saya tidak berlatih, buku ini membuat saya mulai berkultivasi pada tahun 2001.

Suatu hari pada tahun 2003, seorang rekan praktisi berbagi pengalaman dalam sebuah kelompok belajar Fa besar dengan harapan bahwa rakyat Tiongkok dapat melihat NTDTV saat Fa meluruskan dunia. Terkesan dan terinspirasi oleh tekadnya, saya juga bergabung dengan NTDTV, memulai perjalanan saya dalam membuktikan kebenaran Dafa dan menyelamatkan makhluk hidup melalui jurnalisme.

Namun dengan begitu ujian datang terus-menerus dalam menyeimbangkan pelajaran akademik dan pekerjaan media saya, dan juga bagaimana membuat anggota keluarga saya, yang tidak berlatih Dafa, paham mengapa saya selalu mewawancarai orang, menulis berita, dan sering begadang untuk menyunting berita. Pada masa-masa awal, NTDTV tidak sesukses seperti sekarang. Saat itu, hampir semua orang adalah sukarelawan, yang membuatnya lebih sulit lagi bagi keluarga saya untuk mengerti dan menerima tingkat komitmen saya.

Tampaknya keluarga tidak mendukung saya, padahal sebenarnya, sayalah yang tidak benar-benar menetapkan hati. Saya masih berpikir tentang menyelesaikan studi doktoral saya, sementara bekerja sebagai reporter NTDTV. Saya berdiri di atas dua perahu dan kesulitan menyeimbangkan keduanya. Kapanpun saya mengalami kemunduran, saya berkata pada diri sendiri bahwa saya masih bisa menyelesaikan disertasi dan mendapat gelar Ph.D saya. Namun begitu saya duduk untuk mengerjakan disertasi, pikiran saya fokus dengan bagaimana menulis kisah berita.

Saya sadar bahwa saya tidak dapat berpijak dengan teguh dalam pilihan saya. Saat bekerja untuk NTD, saya tidak benar-benar melakukannya demi misi menyelamatkan makhluk hidup, namun untuk membuktikan keterampilan dan diri saya sendiri. Karena keterikatan tersebut, saya meninggalkan NTD pada tahun 2007 dan pergi ke Jerman untuk mengejar gelar Ph.D saya dalam filsafat, dengan alasan “memenuhi ekspektasi orang tua dan anggota keluarga saya.”

Setibanya di Jerman, saya pikir telah memulai hidup yang benar-benar berbeda. Saya menghadiri kelas bahasa setiap hari dan juga menemukan kesempatan untuk mengklarifikasi fakta kepada teman sekelas saya. Namun, beberapa minggu kemudian, sebuah pesan di papan buletin asrama membawa saya kembali bekerja di NTD lagi.

Itu adalah pesan yang dipajang oleh mahasiswa lain, yang mencari orang untuk berbagi layanan wifi, dengan harga 6 euro selama satu bulan. Saya membalas pesan tersebut, kemudian terhubung dengan Internet dan NTDTV cabang New York. Saya lalu mulai mengerjakan berita global, dan banyak acara besar terjadi pada waktu itu. Pengalaman tersebut membantu saya mengesampingkan ego dan meningkatkan diri dalam membuat pengorbanan bagi orang lain dan proyek.

Mengingat kembali, saya bersyukur karena Guru menjaga saya sepanjang waktu. Suatu kali setelah 12 jam bekerja terus-menerus, di sinar pagi pertama hari itu, saya merasa seakan-akan pembatas yang mengelilingi saya telah menghilang. Saya berada di ruangan kosong, dengan pikiran jernih mengapa saya melakukan ini semua.

Namun saya masih harus memutuskan apakah saya akan bekerja di NTDTV penuh waktu atau tidak. Tidak seperti lingkungan kerja profesional matang yang kami miliki saat ini, semua orang yang dulu bekerja bagi NTDTV harus mengambil banyak sekali tugas pada waktu yang bersamaan, sembari menghadapi kritik dan ujian Xinxing lainnya dari berbagai tempat. Bagi saya, bergabung dengan media secara penuh waktu merupakan ujian apakah saya dapat melepaskan rasa takut serta keterikatan saya terhadap nama dan keuntungan. Itu bagaikan memilih dua dunia berbeda yang tidak pernah tumpang tindih. Bila saya ingin melakukan dengan sangat baik di NTDTV, saya harus membuat pilihan.

Setelah saya menetapkan hati untuk mengabdi bekerja penuh waktu bagi NTDTV di Taiwan, ibu saya, yang selalu meminta saya untuk bekerja sebagai pegawai negeri dan masih berkabung karena kematian ayah baru-baru ini serta keluarga kami lainnya, tiba-tiba berhenti berceloteh tentang ekspektasinya terhadap saya. Tekanan dari keluarga saya berakhir secara ajaib.

Menghadapi Konflik dan Keterikatan Saat Melakukan Pekerjaan Media

Berkat perlindungan Guru sepanjang jalan, media kami berkembang sangat pesat. Banyak proyek dengan cepat dibangun dari awal. Dari tidak tahu apapun menjadi ahli, sedikit demi sedikit, kami menggapai apa yang kami miliki saat ini. Dalam proses ini, banyak keterikatan tersembunyi saya juga muncul. Saya menghadapinya dan mengultivasi pemikiran manusia biasa saya, dengan tekad kuat melakukan apa yang Guru ingin kita lakukan -- menyelamatkan lebih banyak orang.

Setiap pagi di departemen berita, kami harus menyeleksi topik untuk empat acara berita harian. Kami juga bertanggung jawab dalam menyusun acara bincang-bincang dua episode per minggu. Beban kerjanya sangat berat, namun kami semua bekerja sama, terutama di saat-saat kritis, untuk menyelesaikan tugas tersebut. Kami semua tahu pentingnya melepaskan keterikatan terhadap diri sendiri dan menggunakan berita untuk membuktikan kebenaran Fa. Bila kami kehilangan hati untuk menyelamatkan orang dan mengendurkan tekad dalam berkultivasi, kejahatan mungkin memanfaatkan celah kekosongan kami. Terefleksi dalam pekerjaan, kebocoran kami mungkin berakibat kecelakaan saat siaran, atau alat tidak berfungsi.

Tanggung jawab utama saya adalah untuk mengatur berita bagi semua daerah Asia Pasifik. Pada awalnya, praktisi lain tidak yakin seberapa baik kami melakukannya. Butuh waktu lama untuk mengatasi banyak rintangan dalam melewati ujian Xinxing.

Untuk mendirikan brand NTDTV dan sudut unik kami dalam melaporkan berita, saya harus mendiskusikan pilihan berita secara langsung dengan para editor dan reporter berita utama malam secara langsung, tiga hari seminggu. Mungkin karena kepribadian saya yang keras kepala, ini membuat tekanan bagi para reporter dan editor, saya mulai memperhatikan perubahan sikap mereka terhadap saya -- mereka memutuskan untuk duduk sejauh mungkin dari saya saat diskusi, dan mereka yang datang terlambat harus duduk di samping saya.

Saya merasa sedih dan getir. Saya menghadapi situasinya dengan sentimentalitas manusia biasa. Pada saat itu, saya berpikir, “Saya sudah memberikan segalanya dan sepenuhnya mengabdikan diri saya, namun mengapa saya menjadi beban bagi orang lain?”

Suatu malam setelah bekerja, saya tidak langsung pulang, namun melafal Fa di kantor. Saya pergi ke lukisan patung Guru dan memohon bantuan Guru agar saya menyingkirkan rasa benci saya.

Dalam perjalanan pulang malam itu, saya menonton wawancara seorang penari Shen Yun di ponsel saya. Penari tersebut mengatakan sesuatu seperti ini, saat anda menempatkan diri anda tinggi-tinggi, secara natural anda akan mencari sesuatu sebagai balasannya, dan saat anda tidak mendapat apa yang anda inginkan, anda akan merasa disalahkan dan tidak adil. Benar-benar adalah hardikan tongkat bagi saya!

Kesetiaan saya terhadap proyek media bercampur dengan pengejaran manusia biasa. Saya tidak memenuhi standar tinggi bagi seorang praktisi Dafa dalam melakukan hal baik tanpa syarat. Saya baru saja menghafalkan bagian “Masalah Tentang Mengejar Sesuatu” Zhuan Falun di kantor sebelum pulang ke rumah, namun saya hanya melakukannya tanpa memasukkan Fa ke dalam hati. Saya memperlakukan belajar Fa sebagai sebuah tugas untuk diselesaikan. Betapa tidak hormatnya saya terhadap Fa!

Saya menghafalkan ceramah Fa beberapa kali lagi, melepaskan pengejaran saya dan mencoba lebih rendah hati. Saya merasa malu karena hanya berfokus pada kontribusi saya dalam proyek. Setelah saya menyadarinya, rasanya seakan-akan sebuah gunung besar langsung meledak di hati saya. Rasanya lega dan ringan. Terima kasih Guru, karena dengan belas kasih telah menyadarkan saya!

Guru mengajarkan kita:

“Xiulian dalam kondisi Wuwei, asalkan berusaha Xiulian Xinxing anda, tingkat anda niscaya sedang menerobos, benda-benda yang seharusnya anda miliki dengan sendirinya juga akan diperoleh.” (Zhuan Falun)

Meningkat dengan Menyingkirkan Keterikatan

Departemen berita meluncurkan sebuah acara bincang-bincang pada tahun 2019, yang bertepatan dengan peningkatan tajam penonton selama protes di Hong Kong melawan UU ekstradisi. Selama proses ini, kami juga berjumpa banyak cendekiawan dan para ahli yang jujur. Tiap minggunya, kami mendiskusikan masalah politik dan ekonomi penting secara mendalam. Tahun 2020, kami membuat saluran video khusus untuk program ini. Selama pemilu A.S., kami menganalisis bagaimana ideologi sosialis memasuki Amerika. Kami menyaksikan perubahan menegangkan dalam sejarah Amerika, dan mengenali proses bahwa pengikut Dafa tidak seharusnya terobsesi dengan keberpihakan.

Perubahan dari satu episode per minggu menjadi dua episode per minggu mungkin tidak tampak seperti perubahan besar bagi orang luar. Namun dalam produksi program kami, ini melibatkan segala jenis uji coba dan rintangan, dari menemukan orang yang dapat melakukan program dari sedikit sumber daya manusia yang tersedia, hingga koordinasi antara tim yang mengatur produksi. Di setiap video, kami bekerja bagaikan prajurit yang siap perang. Tanpa banyak bicara, kami diam-diam bekerja satu sama lain demi menyelesaikan tugas.

Setiap episode yang diproduksi juga berkaitan dengan kultivasi kami. Setelah berkultivasi lebih dari satu dekade, saya pikir saya telah mengultivasikan sifat iri hati dan mentalitas bersaing saya. Namun saat konflik dengan praktisi lain muncul, saya menemukan bahwa saya masih jauh dari benar-benar melepaskan diri saya dari mentalitas tersebut.

Sebagai contoh, saya menjadi sangat kesal saat pembawa acara bincang-bincang mengubah naskah yang saya tulis dengan penuh upaya, saat penonton memuji pembawa acara, atau saat bintang tamu dan pembawa acara berbincang dengan ramah setelah acara. Saya merasa bahwa sebagai produser, saya membawa beban yang sangat besar dan bekerja sangat keras di balik layar, namun tampaknya tidak ada yang mengakui kontribusi saya. Saya mau tidak mau merasa tidak diapresiasi dan merasa dendam. Saya tahu itu adalah sifat iri hati, namun saya tidak dapat mengatasinya tak peduli betapa kerasnya saya berusaha.

Saya memiliki masalah dengan pembawa acara bincang-bincang di banyak kesempatan. Demi menghindari konflik yang lebih banyak, saya tanpa sadar menjauh darinya. Suatu kali, dia berbicara dengan keras lagi saat melakukan panggilan telepon di kantor, saya langsung memakai headset saya. Lalu kata-kata “kapasitas penyimpanan tidak memadai” tampak di layar komputer saya. Bagaimana bisa? Komputer saya masih baru. Peringatan ini sangatlah jelas: kapasitas hati saya tidak memadai!

Kultivasi adalah serius. Bila kita tidak menghadapinya, konflik akan jadi semakin kuat. Kemudian, praktisi ini juga berseteru dengan beberapa orang lainnya di departemen berita, dan beberapa anggota mengancam untuk keluar. Tampaknya praktisi ini tidak akur dengan banyak orang. Namun semakin banyak pikiran negatif yang saya miliki terhadap praktisi tersebut, situasinya menjadi semakin parah. Pada waktu itu, saya tidak mencari ke dalam, namun mencari solusi keluar. Saya bahkan meminta lebih banyak aturan untuk membatasi dan mengatur semua orang, dan beralih ke manajemen tingkat atas untuk membantu memecahkan masalah.

Di suatu siang akhir pekan, selama belajar Fa dan sesi berbagi pengalaman secara rutin di departemen berita, saya menenangkan pikiran saya sejenak dan melihat bahwa hanya ada satu cara untuk mengubah segala sesuatunya -- dengan tanpa syarat melepaskan ego saya.

Guru pernah berkata:

“Saya sampaikan pada anda sekalian dua kalimat ucapan: “Tanpa huruf ‘Fei (非)’ berarti hati manusia (心), ada hati manusia maka sudah bukan ‘Bei (悲)’". (“Ceramah Fa pada Konferensi Fa di Amerika Serikat Barat Tahun 2004,” Ceramah Fa di Berbagai Tempat 5)

Tidak penting bagi saya untuk menganalisis dan menjelaskan apa yang salah dengan praktisi ini, namun mentalitas apa yang saya miliki saat menghadapi situasi tersebut? Saya pikir bahwa saat rekan praktisi dipenjarakan dan disiksa di Tiongkok, bukan saja mereka tidak membalas, mereka juga mencari ke dalam untuk melihat apakah mereka memiliki mentalitas nafsu bersaing.

Guru berkata:

“…baik buruk timbul dari sebuah pikiran manusia,"(“Ceramah Fa pada Konferensi Fa di Amerika Serikat Barat Tahun 2004,” Ceramah Fa di Berbagai Tempat 5)

Alasan saya tidak dapat menyingkirkan sifat iri hati adalah karena saya tidak benar-benar meningkat dan membubung dari belajar Fa saya. Dasar saya dalam membedakan baik dan buruk tampaknya masih tentang membela diri saya sendiri. Karena saya memiliki pemikiran dan keterikatan manusia biasa, saya gagal memandang masalah dengan pikiran lurus atau mempertimbangkan perasaan orang lain, apalagi menumbuhkan rasa belas kasih terhadap mereka.

Dengan mencari ke dalam, saya melihat mentalitas bersaing serta keterikatan saya terhadap nama dan kepentingan pribadi. Setelah memancarkan pikiran lurus dalam waktu yang lama untuk menyingkirkan keterikatan, saya timbul pemahaman yang tulus dan belas kasih bagi praktisi tersebut, dan benar-benar berharap kami semua dapat melakukan dengan baik di departemen berita.

Malam itu kami berbicara dari hati ke hati. Pembatas di antara kami lenyap. Saya mengingatkan kami berdua, “Ingat penyelamatan belas kasih Guru, mari kultivasikan keluhan dan dendam kita.” Dengan tulus saya berkata, “Terima kasih karena telah membuat saya melihat kekurangan saya, mari bekerja sama dengan baik hingga akhir!”

Kata Penutup

Delapan belas tahun terakhir tampak seperti sekejap mata. Perjalanan mengikuti Guru dalam pelurusan Fa bagaikan mendaki gunung demi gunung. Saat saya berpikir untuk menyerah di masa-masa sulit, Guru selalu dengan belas kasih menyadarkan saya agar dapat melepaskan keterikatan dan terus menempuh jalur saya di media.

Selama masa-masa itu, Guru juga berulang kali membuat saya merasakan bahwa bila pikiran kita benar, kita akan memiliki keampuhan dalam membuktikan kebenaran Fa dan menyelamatkan makhluk hidup dalam pekerjaan kita. Saat saya memiliki pikiran lurus selama pekerjaan media saya, tidak akan butuh waktu lama untuk menemukan informasi yang saya cari, atau begitu saya keluar melakukan wawancara, hujan yang turun akan berhenti. Ada juga kalanya saat orang yang hendak saya wawancarai muncul di hadapan saya tanpa saya minta. Dalam kasus baru-baru ini, saya jatuh dengan keras saat bergegas ke stasiun TV, namun saya tidak cedera sama sekali dan hanya tergores ringan.

Rasa terima kasih saya terhadap Guru melampaui kata-kata! Saya akan berkultivasi dengan rajin dan melakukan tiga hal dengan baik.

Terima kasih Guru! Terima kasih rekan praktisi!

Mohon tunjukan bila ada hal yang kurang berkenan.

(Dibacakan saat Konferensi Berbagi Pengalaman Falun Dafa Tahun 2021 di Taiwan)