(Minghui.org) Ada pepatah kuno dalam budaya tradisional Tiongkok: "Kebaikan akan mendapat pahala dan kejahatan akan mendapat ganjaran buruk." Banyaknya bukti di banyak budaya yang tampaknya mendukung hal ini. Sebagai contoh, saya ingin berbagi nasib dua pejabat di kota kami di Tiongkok.
Diberkati karena Berbuat Baik
Seorang mantan sekretaris Partai Komunis Tiongkok (PKT) di sebuah desa di kota kami menggantikan posisi sekretaris cabang PKT dan kepala desa pada tahun 1984. Dia kemudian menjadi sekretaris PKT desa pada tahun 1999. Dia adalah pria yang baik hati dan diingat dengan baik oleh penduduk setempat.
Belasan orang sedang berlatih Falun Gong di desanya ketika PKT (yang dipimpin oleh Jiang Zemin saat itu) melancarkan penganiayaan nasional terhadap latihan tersebut pada bulan Juli 1999.
Dia menyadari bahwa para praktisi Falun Gong ini semuanya adalah orang baik. Misalnya, beberapa perempuan tidak menghormati mertua mereka di masa lalu,merekakemudian menjadi menantu perempuan yang sangat baik setelah mereka mempelajari Falun Gong. Di dalam rumah tangga di mana ibu dan menantu perempuan selalu bertengkar sepanjang waktu, dendam di antara mereka kemudian lenyap setelah mereka mulai berlatih Falun Gong.
Dia juga mengingat bagaimana praktisi Falun Gong telah membantu mempermudah pekerjaannya: Ketika pemerintah kotapraja mendesak orang-orang untuk membayar pajak, seperti untuk kesejahteraan umum, biaya administrasi desa, atau biaya tambahan pendidikan, kebanyakan orang-orang tidak mau membayar. Mereka berdebat dengan para kader desa dan mempersulit dia dalam menanganinya sebagai kepala desa.
Namun situasinya berubah setelah beberapa orang mulai berlatih Falun Gong. Setiap kali pembayaran jatuh tempo, dengan segera setelah pemberitahuan disiarkan di desa, para praktisi segera muncul untuk melakukan pembayaran. Sikap kooperatif mereka membantu mengubah situasi dan membuat pekerjaan menjadi lebih mudah bagi para kader desa. “Praktisi Falun Gong adalah orang baik dan hanya melakukan hal-hal yang baik!” pikirnya.
Namun, serangan nasional terhadap Falun Gong sangat besar pada saat itu, dan para praktisi di desa ditangkap oleh pejabat kotapraja dan ditahan di markas desa. Mereka tidak diizinkan pulang, dan masing-masing dari mereka diperas 5.000 yuan untuk “biaya hidup.”
Sekretaris desa harus terlihat bekerja sama dengan pemerintah kotapraja, namun dia pernah mengatakan kepada seseorang bahwa mereka memang menjadi orang yang sangat baik setelah mulai berlatih Falun Gong dan adalah sangat kejam untuk memperlakukan orang-orang baik seperti mereka dengan cara seperti itu.
Uang yang diperas dari mereka disimpan di kantor desa. Setelah pejabat kotapraja pergi, sekretaris desa mengembalikan uang tersebut kepada para praktisi.
Keesokan harinya ketika pejabat kotapraja kembali untuk mengambil uang tersebut, mereka diberitahu bahwa uang itu telah dikembalikan kepada para praktisi. Karena marah, mereka melaporkan kejadian itu kepada sekretaris PKT kotapraja.
Ternyata beberapa anggota keluarga sekretaris PKT kotapraja juga berlatih Falun Gong, jadi dia tidak ingin membuat keributan tentang hal itu dan berkata, "Jika uangnya sudah dikembalikan, biarlah."
Sekretaris desa sangat baik kepada para praktisi Falun Gong. Dia kemudian diberkahi dengan pahala.
Dia menjalankan bisnis makanan beku pada saat itu dan mendapat keuntungan yang besar dari apa pun yang dia simpan, baik itu kentang, bawang, atau pun seledri. Semuanya berjalan dengan baik. Keluarganya membangun dua rumah baru antara tahun 2000 dan 2007.
Kini mantan sekretaris desa itu menikmati kehidupan yang bahagia dan sejahtera, dengan dua putra, tiga cucu laki-laki, dan satu cucu perempuan.
Kejahatan Mendapat Ganjaran Buruk
Sekretaris PKT dari desa tetangga mengalami nasib yang sama sekali berbeda atas apa yang dia lakukan.
Ketika penganiayaan terhadap Falun Gong dimulai, dia mengikuti instruksi dari atas dan mengumpulkan lebih dari 20 praktisi di desanya dan menahan mereka di kantor desa. Para praktisi tidak diizinkan pulang dan keluarga mereka harus mengantarkan makanan kepada mereka.
Pada malam tanggal 20 Juli 1999, dia mengurung sejumlah praktisi di garasi sebagai bentuk penyiksaan. Dia menganggap mereka sebagai pemimpin kelompok setempat. Suhu udara sekitar 36°C (96,8°F) hari itu, dan di dalam garasi sangat panas dan pengap. Pada siang hari, dia juga memaksa para praktisi untuk berbaring di lantai beton dengan perut di bawah terik matahari.
Tidak lama kemudian, istrinya terserang penyakit yang tak tersembuhkan, yang menjangkiti selama enam tahun sebelum akhirnya meninggal. Selama waktu itu, mereka menghabiskan semua uang tabungan mereka dan berhutang 20.000 yuan kepada penduduk desa tetangga. Dia juga kehilangan jabatannya sebagai sekretaris PKT desa sejak lama.
Beberapa penduduk desa berkomentar bahwa sekretaris desa benar-benar berlebihan dalam apa yang dia lakukan, karena para praktisi tidak melakukan kesalahan atau melanggar hukum apa pun. Mereka percaya dia menerima pembalasan karma karena memperlakukan para praktisi Falun Gong dengan begitu kejam.