Falun Dafa Minghui.org www.minghui.org CETAK

[Konferensi Berbagi Pengalaman Fa] Menggunakan Keterampilan Bilingual Saya sebagai Penerjemah Minghui

17 Okt. 2022 |   Oleh praktisi Falun Dafa di Luar Tiongkok

(Minghui.org) Saya seorang praktisi muda dan bergabung dengan tim penerjemah Minghui pada akhir tahun 2019. Selama 2 tahun 8 bulan terakhir, saya telah menerjemahkan sekitar 480 artikel.

Ketika pemberitahuan tentang Fahui Minghui dikirim, saya menghindari menulis artikel, meskipun sangat dianjurkan. Proses kultivasi saya tidak seperti praktisi di Tiongkok di mana mereka bertahan di bawah tekanan besar dari Partai Komunis Tiongkok (PKT), juga tidak seperti praktisi di luar negeri di mana mereka mengklarifikasi fakta setiap hari di tempat wisata sambil membantu orang-orang untuk mundur dari PKT. Jadi saya selalu memiliki mentalitas bahwa tidak ada yang signifikan tentang kultivasi saya yang layak untuk dibagikan. Saya tidak merasa perlu menulis artikel berbagi pengalaman. Selain itu, saya tidak terlalu fasih berbicara dan tidak benar-benar tahu bagaimana mengekspresikan diri. Saya menjadi sangat pasif selama proses ini dan berpikir bahwa saya akan lebih baik mendengarkan berbagi pengalaman praktisi lain.

Pada sharing sekitar dua minggu sebelum Fahui, seorang praktisi menanyakan apakah saya akan menulis artikel pengalaman. Dia kembali menyampaikan pesan dan mendorong semua orang untuk menulis artikel. Saya sadar bahwa ini bukan kebetulan karena saya dua kali diingatkan tentang berbagi pengalaman. Terlepas dari berapa lama atau seberapa pendek artikel berbagi pengalaman saya, atau seberapa membosankan atau menariknya, saya memikirkan kebutuhan untuk meringkas dan melaporkan proses kultivasi saya kepada Guru Li sebagai penerjemah Minghui selama dua tahun delapan bulan terakhir.

Tujuan awal saya bergabung dengan tim penerjemahan Minghui adalah untuk menggunakan dengan baik keterampilan bilingual saya dalam berbahasa Inggris dan Mandarin. Saya juga ingin berkontribusi pada tim Minghui karena sebagian dari ceramah Guru selalu ada di benak saya. Saya selalu berpikir itu berkaitan dengan saya.

Guru berkata,

“Lagi pula untuk mengerjakan Minghui, harus praktisi yang sangat bisa dipercaya, karena dia membangun hubungan langsung dengan praktisi daratan, harus praktisi yang sangat bisa dipercaya, dan juga sangat fokus, harus benar-benar dapat terjun ke dalam. Terutama pengikut Dafa muda, mereka paling dibutuhkan, namun mereka paling tidak mudah duduk diam, maka sangatlah sulit.” (Ceramah Fa di Washington DC Tahun 2018)

Ketika saya menerima kesempatan untuk menjadi penerjemah Minghui pada tahun 2019, saya bertekad untuk melakukan proyek ini dengan baik dan berpikir itu akan menjadi tugas yang mudah. Saya dibesarkan di lingkungan orang Tiongkok dan Barat, jadi menerjemahkan dari Bahasa Mandarin ke Bahasa Inggris sepertinya bukan tugas yang sulit. Saya menjadi begitu percaya diri dan bahkan berpikir, “Saya pasti tidak akan seperti pengikut Dafa muda lainnya yang tidak bisa bertahan dengan sesuatu. Saya pasti bisa melakukannya dan bertahan sampai akhir.”

Tahap Awal Penerjemahan

Menerjemahkan artikel membutuhkan banyak format berbeda dan terkadang saya perlu meneliti topik tertentu. Saya masih cukup bersemangat untuk melakukan terjemahan. Sekitar bulan Maret 2020, virus COVID melanda kami dan perusahaan saya mengharuskan semua orang untuk bekerja dari rumah. Saya senang karena ini adalah kesempatan bagi saya untuk menerjemahkan lebih banyak artikel dan tetap stabil secara finansial. Jadi saya biasanya menerjemahkan sebuah artikel dalam satu atau dua hari, terkadang tiga hari untuk artikel panjang. Saya menjadi cukup bangga pada diri sendiri dan berpikir ini adalah pencapaian yang luar biasa. Seiring berjalannya waktu, saya mulai lebih fokus pada kuantitas daripada kualitas artikel. Saya terikat pada berapa banyak artikel yang bisa saya terjemahkan bukannya benar-benar menaruh hati saya ke dalam terjemahan. Saya mulai membuat kesalahan kecil dan ini terjadi berulang kali. Pemimpin tim saya akan dengan penuh belas kasih dan berulang kali menunjukkan kesalahan saya. Saya mulai merasa malu pada diri sendiri dan berpikir, “Bagaimana saya masih bisa melakukan kesalahan seperti ini? Pemimpin tim saya sudah mengingatkan saya berkali-kali!”

Saya menyadari fakta bahwa saya cukup terikat pada hasil yang bertentangan dengan proses. Saya menekankan pentingnya kuantitas ketika saya seharusnya benar-benar memerhatikan kualitas pekerjaan saya. Kadang-kadang, saya bahkan tidak ingat apa yang saya terjemahkan setelah mengunggahnya secara online. Saya membandingkan diri saya dengan seorang penari Shen Yun. Misalnya, lebih dari ribuan pertunjukan yang mungkin dilakukan penari Shen Yun dalam hidupnya, dia akan selalu berusaha untuk memberikan yang terbaik di setiap pertunjukan. Seorang penari selalu mengungkapkan yang terbaik dalam dirinya kepada penonton. Jika penari mengandalkan kuantitas pertunjukan daripada kualitas, bagaimana dia bisa menyelamatkan makhluk hidup?

Guru berkata,

“Kualitas kesadaran dari seorang yang licik sebaliknya malah tidak baik, karena orang yang terlalu pintar dia dapat mengerjakan formalitas di permukaan, disenangi pimpinan maupun atasan. Sedangkan pekerjaan yang sebenarnya bukankah harus orang lain yang mengerjakannya?” (Ceramah 9, Zhuan Falun)

Saya merasa seolah-olah saya hanya melakukan terjemahan pada tingkat yang dangkal. Beban kerja sebenarnya sedang dilakukan oleh orang lain. Hal ini mengakibatkan produktivitas yang jauh lebih rendah. Saya mengoreksi mentalitas saya dan mulai memerhatikan detail-detail kecil.

Setelah beberapa waktu, saya mencapai terobosan lain dalam kultivasi saya. Saya mulai khawatir tentang seberapa panjang atau pendek setiap artikel setiap kali ketua tim menugaskan saya artikel. Saya akan senang dan puas ketika mendapatkan artikel pendek karena itu berarti lebih sedikit pekerjaan dan lebih sedikit waktu untuk menerjemahkan. Saya akan mulai khawatir dan memikirkan artikel yang belum selesai jika saya menerima artikel yang lebih panjang yang membutuhkan beberapa hari kerja. Saya mulai memperlakukannya sebagai tugas daripada melihatnya sebagai cara untuk meningkat dalam kultivasi. Kemudian terpikir oleh saya bahwa saya tidak dapat melakukan tugas seperti yang telah Guru sebutkan. Itu terbukti menjadi tantangan bagi saya dan segalanya tidak berjalan seperti yang saya rencanakan sebelumnya. Saya meluruskan pikiran-pikiran ini dan tahu bahwa saya perlu memperlakukan segala sesuatu dengan hati tenang. Saya juga belajar pentingnya menyampaikan ide penulis daripada hanya menerjemahkan kata demi kata. Itu juga tanggung jawab saya untuk pembaca agar memahami artikel dengan baik.

Baru-baru ini, saya mulai malas menerjemahkan artikel dan kecepatan saya dalam menerjemahkan tidak secepat sebelumnya. Saya menyadari alasan saya menerjemahkan artikel dengan cepat adalah karena saya dapat memperoleh lebih banyak kebajikan. Saya dengan cermat menghitung jumlah kerugian atau keuntungan yang saya miliki dalam kultivasi. Saya juga ingin menebus banyak celah kultivasi saya di masa lalu dengan menerjemahkan lebih banyak artikel. Setelah menulis ini di sini, saya menyadari fakta bahwa saya cukup egois dan pikiran saya benar-benar sibuk dengan keuntungan pribadi saya tanpa ruang untuk memikirkan orang lain. Kultivasi adalah tentang melepaskan daripada mengejar. Saya akan menyelesaikan tugas dengan antusias jika itu sesuai dengan keinginan saya, dan sebaliknya, jika itu adalah sesuatu yang tidak saya sukai, saya akan menghindarinya.

Guru pernah menyebutkan,

“Bukan berarti seseorang ingin melakukan sedikit kebaikan lalu disebut belas kasih, itu adalah terdorong oleh semangat yang menggebu, anda suka melakukan sesuatu barulah anda lakukan demikian. Itu bukan belas kasih, itu bertolak dari kesukaan pribadi anda. Dikatakan secara lebih rendah, itu berupa keterikatan. Belas kasih yang sesungguhnya tidak ada sifat ego apapun di dalamnya, terhadap siapapun, terhadap makhluk hidup, segala masalah dipandang dengan pikiran lurus, semuanya diperlakukan dengan kasih dan sayang.” (“Apa yang Disebut Sebagai Pengikut Dafa,” Ceramah Fa di Berbagai Tempat – 11)

Keinginan untuk membuktikan diri sendiri telah tertanam begitu dalam sehingga saya tidak dapat mendeteksinya. Ke depan tidak peduli hal apa yang saya hadapi, saya perlu "... sebelum berbuat sesuatu terlebih dahulu mempertimbangkan kepentingan orang lain." (Ceramah 9, Zhuan Falun) Saya akan menggunakan sebaik mungkin sedikit waktu yang tersisa untuk melakukan pekerjaan penerjemahan dengan baik.

Terima kasih Guru! Terima kasih rekan-rekan praktisi!

(Dipresentasikan pada Konferensi Berbagi Pengalaman Tim Minghui 2022)