(Minghui.org) Praktisi di Prefektur Kanagawa berkumpul di Yokohama, kota terbesar kedua di Jepang, pada tanggal 16 Oktober 2022 untuk mengekspos kekejaman Partai Komunis Tiongkok (PKT), terutama penganiayaan terhadap Falun Dafa. Beberapa pejabat terpilih dan pembela hak asasi manusia berbicara di acara tersebut. Mereka mengecam kejahatan PKT, termasuk pengambilan organ secara paksa, dan menyerukan agar rezim dibubarkan.
Anggota Dewan Kota: Dukungan yang Konsisten
Anggota dewan kota Maruyama dari Zushi.
Anggota dewan kota Zushi, Maruyama, berbicara di acara tersebut dan mendorong praktisi untuk melanjutkan upaya mereka. Dia mengatakan bahwa sangat disayangkan bahwa praktisi Falun Gong telah ditindas selama lebih dari 20 tahun di Tiongkok karena keyakinan mereka pada Sejati-Baik-Sabar, itulah mengapa penting bagi publik Jepang untuk mengetahui apa yang sedang terjadi.
Dia berkata, “Beberapa orang mungkin berpikir bahwa PKT sangat kuat dan upaya seperti itu tidak membuahkan hasil. Tapi, ini salah karena upaya gerakan akar rumput ini efektif.”
Kejahatan Pengambilan Organ
Kritikus Kotaro Miura mengecam pengambilan organ paksa oleh PKT yang menargetkan praktisi.
Kotaro Miura adalah seorang kritikus dan dia mengecam penindasan di Tiongkok, khususnya pengambilan organ secara paksa. Miura berkata, “Faktanya, malpraktik ini telah menjadi rantai pasokan perdagangan organ. PKT takut ini terungkap karena sangat kejam.
Budaya tradisional telah mengajarkan kita pentingnya kebaikan, tetapi PKT menentangnya dan mempromosikan kekerasan serta kepentingan materi.” Kotaro mengatakan bahwa PKT telah merusak ribuan tahun sejarah. “Orang-orang berkewajiban untuk menghentikan kekejaman ini karena dunia kita membutuhkan keadilan, kebaikan, dan kebenaran.”
Dia menyatakan harapan bahwa lebih banyak warga Jepang dan juga orang Tionghoa di Jepang akan melihat acara ini sehingga mereka dapat mendukung tujuan yang benar.
Nilai-nilai Tradisional
Matsuoka dari Partai Pertama Jepang.
Matsuoka dari Partai Pertama Jepang mengatakan bahwa dia tahu tentang Falun Dafa dan prinsip-prinsip Sejati-Baik-Sabar. Baik adalah apa yang paling ditakuti oleh PKT, tetapi dia percaya bahwa pesan Sejati-Baik-Sabar akan menjangkau di mana-mana di Tiongkok dan seluruh dunia.
Dia berharap rapat umum dan pawai akan membantu semua orang belajar tentang penindasan di Tiongkok. Dia mendorong praktisi untuk terus berusaha sampai tragedi ini berakhir.
Pentingnya Fakta
Inagaki, ketua Himpunan Falun Dafa Jepang, mengatakan bahwa penganiayaan terhadap Falun Dafa adalah salah satu pelanggaran hak asasi manusia terburuk dalam sejarah manusia.
Inagaki, ketua Himpunan Falun Dafa Jepang, mengatakan bahwa latihan ini telah meningkatkan kesehatan dan nilai moral masyarakat melalui prinsip Sejati-Baik-Sabar. Tetapi PKT telah menargetkan nilai-nilai tradisional selama beberapa dekade terakhir dan menjadikan penganiayaan terhadap Falun Dafa sebagai salah satu pelanggaran hak asasi manusia terburuk dalam sejarah manusia.
Inagaki menekankan pentingnya setiap orang untuk tetap mendapat informasi tentang apa yang terjadi di Tiongkok. PKT memiliki rekam jejak pelanggaran hak asasi manusia dan bukti sekarang menunjukkan bahwa rezim mengancam seluruh dunia. Dia mengatakan bahwa seperti pembicara lain yang disebutkan sebelumnya, penganiayaan terhadap Falun Dafa membahayakan nilai-nilai dasar dan berhubungan dengan semua orang. Inagaki mengatakan bahwa dia berharap lebih banyak orang akan maju dan menolak PKT.
Umpan Balik Positif dari Penonton
Ratusan praktisi berpartisipasi dalam pawai setelah rapat umum. Dengan spanduk seperti “Falun Dafa Baik,” “400 Juta Orang Tionghoa Telah Mundur dari PKT,” dan “Tiongkok Bukanlah PKT,” pawai ini dipimpin oleh Tian Guo Marching Band dan diiringi oleh kelompok genderang pinggang. Pawai dimulai dari Stasiun Sakuragich, melewati pusat kota Yokohama dan tempat-tempat wisata termasuk Gudang Bata Merah Yokohama serta Pecinan. Banyak orang berhenti untuk menonton.
Praktisi mengadakan pawai di Yokohama pada tanggal 16 Oktober 2022.
Publik Menyatakan Dukungan
Orang-orang belajar tentang Falun Dafa dan menandatangani petisi untuk membantu mengakhiri penganiayaan di Tiongkok
Yamashita (tengah) dan cucunya (kiri) membaca informasi tentang Falun Dafa.
Yamashita melakukan perjalanan dari Kagoshima dengan cucunya. Ini adalah pertama kalinya dia mendengar tentang Falun Dafa. Dia berterima kasih kepada praktisi atas informasinya dan berjanji untuk menyelidikinya.
Saat melihat pawai di Stasiun Sakuragich, Takahashi mengatakan bahwa banyak orang yang belum mengetahui tentang penindasan tersebut. Dia berkata, “Anda perlu memberi tahu lebih banyak orang tentang ini. Tolong pertahankan!”
Nguyen dari Nagoya mengunjungi Yokohama bersama teman-temannya. Dia berkata, “Berasal dari Vietnam, saya tahu apa itu komunisme. Saya berharap semua orang dapat memiliki kebebasan berkeyakinan.”
Kosugi (kanan) menandatangani petisi.
Iwata, wisatawan dari Gifu, mengatakan bahwa dia benar-benar menentang PKT. Dia berkata, “Penganiayaan terhadap Falun Gong adalah salah, belum lagi pengambilan organ secara paksa.” Dia juga mendoakan yang terbaik bagi para praktisi.
Mori (kiri) mengatakan bahwa pengambilan organ paksa itu salah dan menandatangani petisi yang menyerukan diakhirinya.
Mori yang tinggal di Yokohama mengatakan bahwa pengambilan organ secara paksa sangat salah. Dia menjelaskan, “Meskipun PKT masih memerintah Tiongkok, situasinya akan berubah dan orang-orang akan mendapatkan kembali kebebasan mereka.”
Sato, yang juga dari Yokohama, berkata, “Saya mendengar tentang penindasan terhadap Falun Dafa saat saya bekerja di Taiwan. Saya juga mengetahui pengambilan organ di Tiongkok. Kita perlu bekerja sama dan menentang PKT.”
Yamada, yang tinggal di daerah tersebut, memuji acara praktisi. Dia berkata, “Ini akan membantu orang mempelajari hal-hal mengerikan yang terjadi di Tiongkok.” Takaya setuju dan berkata, “Tragedi ini gila.”
Setelah Dang Anh Tlian dan Nguyen Van Tal, dua orang Vietnam yang bekerja di Jepang, mendengar tentang penganiayaan yang diderita praktisi karena keyakinan mereka, keduanya segera menandatangani petisi.
Shifang
Shifang, yang berada di Yokohama dalam perjalanan bisnis, mengatakan bahwa dia telah melihat aktivitas praktisi sebelumnya. Dia berkata, “Saya suka rapat umum dan pawai. Saya sangat berharap lebih banyak orang akan belajar tentang fakta dengan cara ini.”
Praktisi Muda: Sebuah Perspektif Baru
Wang Tianyu
Wang Tianyu, seorang siswa sekolah menengah, mulai berlatih Falun Dafa bersama orang tuanya. Dia berkata, “Latihan ini memberi saya banyak perspektif baru. Saya biasa mengeluh tentang orang lain atau situasi saya. Setelah mulai berlatih, saya mulai mencari ke dalam untuk melihat bagaimana saya bisa berkembang.” Teman-temannya menganggapnya lebih berpikiran terbuka dan santai. Ada yang mengatakan bahwa dia seperti orang baru.
Dia menambahkan, “Dibandingkan dengan prinsip Sejati-Baik-Sabar, perjalanan saya masih panjang. Tetapi, saya sedang mengerjakannya dan saya sangat berterima kasih kepada Guru Li Hongzhi, pencipta latihan ini.”
Latar Belakang: Apa Itu Falun Dafa dan Mengapa Dianiaya oleh PKT?
Falun Dafa (juga dikenal sebagai Falun Gong) pertama kali diperkenalkan ke publik oleh Guru Li Hongzhi di Changchun, Tiongkok, pada tahun 1992. Sekarang, disiplin spiritual tersebut dipraktikkan di lebih dari 100 negara dan wilayah di seluruh dunia. Jutaan orang yang telah memeluk ajaran yang didasarkan pada prinsip Sejati-Baik-Sabar, dan telah mempelajari lima perangkat latihan tersebut telah mengalami peningkatan kesehatan dan kesejahteraan.
Jiang Zemin, mantan ketua Partai Komunis Tiongkok (PKT), menganggap popularitas disiplin spiritual yang semakin meningkat tersebut sebagai ancaman terhadap ideologi ateis PKT. Dan pada tanggal 20 Juli 1999, ia mengeluarkan perintah untuk memberantas latihan tersebut.
Di bawah arahan pribadi Jiang Zemin, PKT mendirikan Kantor 610, sebuah organisasi keamanan di luar kerangka hukum dengan kekuatan untuk mengesampingkan polisi dan sistem peradilan dan yang satu-satunya fungsinya adalah melakukan penganiayaan terhadap Falun Dafa.
Minghui.org telah mengkonfirmasi kematian ribuan praktisi sebagai akibat dari penganiayaan selama 23 tahun terakhir. Jumlah sebenarnya diyakini jauh lebih tinggi. Praktisi yang tak terhitung jumlahnya telah dipenjara dan disiksa karena keyakinan mereka.
Ada bukti nyata bahwa PKT menyetujui pengambilan organ dari praktisi yang ditahan, yang dibunuh untuk memasok industri transplantasi organ Tiongkok.