(Minghui.org) Saya adalah seorang praktisi Falun Dafa muda yang duduk di kelas empat SD. Saya melihat guru dan beberapa teman sekelas sedang menyilangkan kaki mereka suatu hari saat istirahat makan siang di bulan Mei 2021. Saya mendapati hal itu menarik dan bertanya kepada guru kepala saya apa yang sedang mereka lakukan. Guru kepala saya berkata, “Kami sedang melakukan latihan meditasi. Itu adalah sebuah bentuk kultivasi.” Saya mulai berkultivasi Falun Dafa sejak saat itu.
Saya merasa tidak enak badan setelah kembali dari rumah paman saya suatu hari. Tidak hingga ibu saya mengukur suhu tubuh, barulah saya sadar bahwa saya demam. Ibu saya memberitahu saya untuk minum banyak air, tapi demamnya masih tidak turun. Saya masih merasa tidak enak badan saat waktunya tidur malam, dan suhu tubuh saya 39oC. itu dianggap sebagai demam tinggi, dan ibu saya sangat khawatir.
Saya merasa lemas, dan segera setelah saya menutup mata, saya berpikir tentang apa yang guru kelas katakan kepada saya, “Kamu harus dengan tulus melafalkan ‘Falun Dafa baik. Sejati-Baik-Sabar baik’ ketika kamu merasa tidak enak badan.” Saya mulai melafalkan sembilan kata-kata itu dan tertidur setelah beberapa saat. Demamnya hilang di pagi berikutnya, dan saya merasa sangat ringan. Saya berpikir itu adalah sebuah keajaiban.
Saya akan dengan sengaja membuat ibu saya tahu setiap kali saya melakukan kebaikan. Saya ingin semua orang melihat bahwa saya telah melakukan hal baik. Tetapi, setelah berkultivasi Falun Dafa, saya sadar bahwa kebaikan seharusnya tidak secara sengaja diperlihatkan dan kejahatan seharusnya tidak disembunyikan. Dewa melihat segalanya. Saya belajar untuk mencari ke dalam, dan melepaskan keterikatan akan mentalitas pamer dan membanggakan diri sendiri.
Ibu saya berkata bahwa saya egois. Saya hanya akan mengambil jaket saya dari gantungan dan ibu saya akan marah dan berkata, “Mengapa kamu begitu egois? Tidakkah kamu bisa mengambilkan jaket adikmu juga?” ibu akan memarahi saya hingga saya menangis. Selama waktu itu saya merasa sangat dipersalahkan. Saya mengikuti ajaran Guru setelah berlatih Falun Dafa.
Guru berkata,
“…mengultivasi diri hingga mencapai kesadaran lurus yang tanpa ego dan tanpa mementingkan diri sendiri,” (“Sifat Kebudhaan Tanpa Kebocoran,” Petunjuk Penting untuk Gigih Maju)
Saya mulai mengambilkan jaket adik saya juga setiap kali saya mengambil jaket saya sendiri. Ibu saya tidak lagi memarahi saya karena egois. Terima kasih Guru karena mengajarkan saya prinsip ini. Jika semua orang “tidak egois dan altruistik,” bukankah dunia akan indah?
Saya memiliki teman yang akan selalu marah karena hal-hal sepele. Saya bersyukur bahwa ia membantu saya meningkatkan xinxing. Ia marah suatu kali tapi saya tidak mengetahui apa salah saya. Saya terus mencari ke dalam dan sadar bahwa saya mungkin mengatakan sesuatu hal yang negatif ketika sedang bermain dengannya. Saya menemukan keterikatan “berbicara negatif.” Teman saya juga belajar mencari ke dalam dan menemukan keterikatannya “tidak bisa menerima kritik.” Kami berbaikan dan jarang bertengkar sekarang.
Adik saya terus menendang saya suatu kali. Saya ingin memarahinya tapi saya bertahan karena saya ingat sebuah kalimat dari ajaran Guru.
Guru berkata,
“…Sebagai orang Xiulian, mengintrospeksi ke dalam adalah sebuah pusaka.” (Ceramah Fa pada Konferensi Fa Washington D.C. Tahun 2009,” Ceramah Fa di Berbagai Tempat – 9)
Saya mulai mencari ke dalam dan menyadari bahwa saudara perempuan saya kesal karena saya berdiri terlalu dekat dengannya. Saya dengan tulus meminta maaf dan adik saya tersenyum. Di masa lalu, adik saya masih akan tetap marah setiap kali saya meminta maaf padanya. Senang rasanya melihat dia tersenyum pada saya.
Saya ingin menonton Shen Yun Performing Arts tahun ini ketika perusahaan melakukan tur ke Taiwan. Ibu saya mengatakan kepada saya bahwa saya harus menggunakan uang di celengan saya. Meskipun saya tidak punya banyak uang tersisa setelah membeli tiket, saya tahu bahwa Shen Yun adalah pertunjukan terbaik dan mengajarkan orang untuk mematuhi prinsip-prinsip Sejati-Baik-Sabar. Adik saya terus mengolok-olok saya ketika saya tidak punya banyak uang tersisa di celengan saya. Dia bahkan bertanya, “Kamu bisa menggunakan uangmu untuk membeli lebih banyak mainan. Mengapa kamu harus pergi menonton Shen Yun?” Saya mulai berpikir bahwa dia benar. Namun setelah dipikir-pikir, saya tahu bahwa karma dan kebajikan adalah satu-satunya hal yang dapat dibawa bersama saya ke alam baka. Apakah saya bisa membawa mainan? Tentu saja tidak.
Terima kasih Guru Li Hongzhi karena telah mengajari kami prinsip-prinsip Sejati-Baik-Sabar. Saya membuat banyak perubahan positif dan percaya bahwa Sejati-Baik-Sabar akan membawa keajaiban ke seluruh dunia dan seluruh alam semesta
Terima kasih Guru.