(Minghui.org) Suami saya dulunya seorang pemarah, dia sangat mudah mengamuk. Dia menampar wajah orang di meja makan jika mereka memprovokasinya; dia menurunkan jendela mobil untuk memaki pengemudi mobil yang lewat jika menghalangi jalannya; dia memaki saudara perempuannya sendiri ketika saudarinya menipunya untuk mengalihkan kepemilikan rumah kami atas namanya. Dia menganiaya dan memukuli saya ketika keluarga kami mengalami kesulitan karena penganiayaan keyakinan saya pada Falun Dafa.
Tetapi prinsip Dafa dan dedikasi saya pada keyakinan saya mengubahnya. Dia secara bertahap menerima Dafa dan menjadi lembut dan damai, lebih baik dan lurus. Dia sekarang bangga memiliki istri seorang praktisi Falun Dafa.
Cerita Kami
Saya bertemu suami saya saat saya berusia 20 tahun. Meskipun dia mudah marah, saya tertarik dengan kepribadiannya yang berani. Dia baik kepada saya dan sangat pandai menyesuaikan diri. Tetapi kami sering bertengkar karena kepribadian kami yang berbeda, dan terkadang berubah menjadi konflik fisik. Meskipun teman dan kolega saya pesimis tentang hubungan kami, kami menikah dua tahun kemudian.
Kehidupan pernikahan kami ternyata berantakan. Suami saya sering makan di luar bersama teman-temannya dan pulang tengah malam. Terkadang dia bahkan tidur di luar. Dia juga melakukan banyak kebiasaan buruk seperti merokok, minum, berjudi, menari, dan berkelahi. Dia mencari teman wanita muda dan kemudian berselingkuh. Jadi kami bertengkar sepanjang waktu.
Hal-hal seperti itu berlangsung lama. Meskipun dia berulang kali menulis janji untuk berubah menjadi lebih baik, namun tak lama kemudian dia selalu kembali ke dirinya yang dulu. Saya lelah secara fisik dan mental.
Demi kesehatan saya, saya mendapat kesempatan untuk belajar tentang disiplin spiritual dan meditasi, Falun Gong, juga dikenal sebagai Falun Dafa, pada akhir tahun 1998 ketika saya berusia 28 tahun. Saya membaca buku Zhuan Falun dan sangat tertarik dengan prinsip-prinsipnya yang mendalam dan memutuskan untuk memulai jalur kultivasi.
Dipandu oleh Sejati-Baik-Sabar, prinsip utama Falun Dafa, saya memeriksa diri sendiri ketika saya menemukan masalah. Hubungan saya dengan suami saya membaik. Saya mengatakan kepadanya betapa indahnya Dafa dan dia menerimanya. Dia mulai menekan kakinya untuk berlatih meditasi. Kemudian, pada Juli 1999, penganiayaan terhadap Falun Dafa dimulai.
Suami Keracunan tetapi Akhirnya Tersadar
Karena tekanan yang luar biasa, hubungan kami menjadi tegang lagi. Dia tidak banyak berbicara dengan saya dan selalu bermuka masam. Dia kurang peduli pada saya dan kembali ke gaya hidupnya yang lama.
Melihat bagaimana orang-orang ditipu oleh kebohongan yang dilakukan oleh pemerintah, saya pergi ke Lapangan Tiananmen dan berteriak, “Falun Dafa baik, Sejati-Baik-Sabar baik.” Saya ditangkap dan ditahan, hal ini benar-benar membuat suami saya stres dan sedih.
Didorong oleh kebencian yang dipicu oleh media, dia mulai melecehkan saya dan mengutuk Dafa dan Guru Li (pencipta Dafa). Dia meneriaki saya dan memukuli saya ketika dia mendapati saya sedang membaca buku-buku Dafa atau melakukan apa pun yang berhubungan dengan Dafa. Dia tidak mau mendengarkan saya dan memperlakukan saya sebagai musuhnya.
Namun, saya masih memperlakukannya dengan cara yang sama, dengan belas kasih. Saya juga terus mengatakan kepadanya kebenaran tentang Dafa. Hubungan kami mengalami pasang surut selama sekitar dua hingga tiga tahun.
Dafa memiliki kekuatan untuk menginspirasi orang dan menyadarkan mereka. Suami saya secara bertahap menyadari bahwa saya telah menjadi lebih baik dan lebih sabar. Semangat pantang menyerah saya memengaruhi dia dengan cara yang halus.
Dia mengakui kepada saya bahwa Dafa bermanfaat bagi keluarga dan masyarakat dan seluruh umat manusia, bahwa Dafa meningkatkan standar moral, dan bahwa Guru Li adalah orang yang paling dihormati yang dia kenal. Dia tidak lagi menyalahkan saya atas ketakutan yang kami alami dan berhenti berbicara tidak hormat tentang Dafa. Kemudian, dia mengizinkan saya membeli printer dan bahkan mengantar saya untuk mengantarkan materi ke praktisi lain.
Kegigihan Suami
Saya divonis enam tahun penjara pada tahun 2008. Banyak hal terjadi selama tahun-tahun itu. Putra saya tumbuh, dari seorang siswa sekolah menengah pertama menjadi seorang mahasiswa. Mertua saya tinggal di pedesaan bersama adik laki-laki suami saya. Tetapi setelah mereka sakit, saudaranya tidak mau merawat mereka. Jadi suami saya membawa mereka ke rumah kami untuk tinggal bersamanya. Ayah mertua saya kemudian mengalami stroke dan menjadi lumpuh sebagian setelah berbulan-bulan dirawat di rumah sakit. Ibu mertua saya meninggal karena kanker hati meskipun telah berobat. Suami saya menanggung sendiri semua biaya pengobatannya, tanpa keluhan, meskipun dia memiliki empat saudara kandung.
Kakak perempuannya kemudian menipunya dan mengalihkan hak atas rumah saya menjadi namanya. Rumah itu senilai puluhan ribu yuan, dia menolak untuk membayar kami meskipun suami saya hanya meminta setengah dari nilainya. Jadi keduanya saling bermusuhan. Bisnis pabrik suami saya juga menurun dan dia akhirnya berhutang lebih dari satu juta yuan.
Terlepas dari semua kesengsaraan, suami saya bertahan sendiri dengan tekad yang kuat. Dia mengunjungi saya secara teratur di penjara dan membawakan saya uang dan kebutuhan. Dia tidak pernah menceritakan kepada saya tentang kesulitan dalam keluarga, dia hanya menceritakan kabar baik. Dia mengatakan kepada saya bahwa dia akan menunggu saya.
Dia datang untuk membawa saya pulang saat saya dibebaskan. Keluarga kami yang terdiri dari tiga orang dipersatukan kembali setelah enam tahun. Pengabdiannya kepada saya memenangkan pengakuan dan rasa hormat dari banyak orang yang kami kenal.
Suami Belajar Melakukan Hal-Hal Berdasarkan Prinsip Dafa
Meskipun suami saya adalah orang yang baik, dia tidak bisa mengendalikan amarahnya ketika dia harus berurusan dengan orang-orang yang tidak masuk akal atau mengkhianatinya. Saya sering berbicara dengannya tentang prinsip-prinsip Fa, seperti kebaikan mendapat balasan baik dan kejahatan mendapat ganjaran buruk, pembalasan karma, takdir pertemuan, kehilangan memperoleh, transformasi De (kebajikan), dan karma. Saya menasihatinya untuk melakukan perbuatan baik, bersikap toleran, dan memahami serta memaafkan orang lain.
Dari waktu ke waktu dia semakin banyak menerima prinsip-prinsip Dafa dan menjadi lembut dan damai, lebih baik dan lurus. Bisnisnya mulai membaik dan dia melunasi hutangnya.
Pada saat yang sama, saya mencoba untuk berbuat sesuai standar Sejati-Baik-Sabar. Saya merawat ayahnya dengan baik dan juga baik kepada saudara-saudaranya terlepas dari apa yang telah terjadi di masa lalu.
Suami saya merasakan kekuatan belas kasih saya dan benar-benar berubah. Dia memaafkan adik laki-lakinya karena tidak berbakti kepada orang tuanya dan saudara perempuannya karena mengambil rumah kami. Dia memaafkan orang yang menabrak mobilnya dengan sepeda dan tetap bergaul dengan mitra bisnisnya meskipun ada konflik kepentingan. Dia memperlakukan orang dengan jujur dan kemurahan hati serta mampu menanggung kesengsaraan yang tak tertahankan.
Saya memiliki saudara kandung, dua laki-laki dan tiga perempuan. Ayah kandung saya meninggal ketika saya berusia tiga tahun dan adik bungsu saya berusia tiga bulan. Ayah tiri saya membesarkan kami setelah ibu saya meninggal saat adik perempuan saya yang bungsu berusia enam tahun. Ayah tiri saya dan saudara-saudara saya semuanya baik, pekerja keras, tetapi mereka tidak kaya. Suami saya baik kepada mereka.
Ketika ayah tiri saya sakit dan tidak dapat mengurus dirinya sendiri saat dia berusia 80-an, adik bungsu saya berhenti dari pekerjaannya dan merawatnya di rumah. Suami saya dengan murah hati memberinya 3.900 yuan setiap bulan, selain 100 yuan dari salah satu saudara perempuan saya. Suami saya juga memberi tahu saudara laki-laki saya bahwa dia akan membayar biaya sekolah putranya.
Ketika praktisi mulai mengajukan tuntutan hukum pada tahun 2015 terhadap mantan diktator Jiang Zemin yang melancarkan penganiayaan terhadap Falun Gong, suami saya langsung setuju untuk melakukannya juga. Sepasang praktisi menjadi terlantar dan dia membiarkan mereka tinggal di pabriknya tanpa memikirkan risikonya.
Suami Saya Bangga Kepada Saya
Sekarang suami saya memberi tahu semua orang yang dia temui tentang saya dan kebenaran tentang Dafa dan betapa jahatnya Partai Komunis Tiongkok. Dia memberi tahu mereka bahwa saya adalah istri yang baik, dan bahwa saya membawakan banyak berkah untuknya meskipun dia memperlakukan saya dengan buruk sebelumnya. Tanpa saya, katanya, dia dan saudara-saudaranya akan berhenti berbicara satu sama lain. Dia menekankan bahwa praktisi Falun Dafa adalah orang baik, bahwa praktisi tidak melakukan kesalahan dengan mengikuti prinsip Sejati-Baik-Sabar, dan bahwa PKT jahat dan menipu orang.
Suatu kali saya dan suami pergi ke perjamuan, di mana banyak orang penting hadir, termasuk seorang kepala polisi dan wakil direktur departemen kepolisian. Selama makan malam, istri wakil direktur memberi tahu suami saya bahwa dia percaya pada agama Buddha dan bertanya apakah dia mempercayainya. Suami saya berkata, “Saya dan istri sama-sama percaya pada Falun Dafa.”