Falun Dafa Minghui.org www.minghui.org CETAK

Pengalaman Kultivasi Saya sebagai Anggota Tian Guo Marching Band

1 Des. 2022 |   Oleh anggota Tian Guo Marching Band Australia

(Minghui.org) Tak lama setelah terbentuknya Tian Guo Marching Band, saya melihat mereka berpartisipasi dalam dua pawai. Saya tersentuh oleh pemandangan spektakuler dan berharap bisa bergabung dalam tim. Beberapa tahun berikutnya saat benar-benar memilih instrumen, saya sadari itu adalah jalur yang sulit ditempuh. Saya juga memahami bahwa ini adalah kesempatan kultivasi yang luar biasa.

Mengatasi Karma dan Konsep Saya untuk Menjadi Anggota Tim

Saya kesulitan menghafal not balok. Kami juga perlu bermain dalam waktu yang lama selama pawai. Bisakah saya melakukannya? Saya benar-benar tidak yakin dengan diri sendiri. Saya mengingatkan diri bahwa Taiwan banyak memiliki praktisi lansia di timnya. Bila mereka bisa, maka saya juga bisa. Saya bertekad mencari seorang guru, belajar instrumen dengan baik, dan berlatih dengan tekun.

Awalnya, lutut kiri terasa sakit dan saya kesulitan berdiri dalam waktu lama. Namun saat bergerak, lutut saya terasa baik-baik saja, bahkan saat berpartisipasi dalam pawai. Saya tahu ini adalah gangguan. Saya mencari ke dalam dan bersikeras berlatih instrumen saya. Saya akhirnya bergabung dengan Tian Guo Marching Band pada bulan Juni 2017.

Meningkatkan Kultivasi Melalui Penderitaan dan Menyingkirkan Karma

Tian Guo Marching Band memiliki standar tertentu. Hanya dengan mencapai standar dan tingkat ini barulah seseorang bisa menjadi anggota tim. Setelah lulus ujian, saat melakukan penampilan pertama, di permukaan saya tampak tenang dengan kostum kuno saya. Namun itu sebenarnya adalah awal dari kesulitan dan ujian saya. Karena sepatu bot tidak dibuat secara khusus, sepatu itu tampak sangat ramping dan indah namun sebenarnya menghalangi pergerakan saya. Sebelum setiap pertunjukan, saya melilitkan perban di sekitar kaki lalu memasukkan kaki ke dalam sepatu bot. Saya menanggung penderitaan dan berjalan selama dua jam sambil membaca Fa agar terbiasa menggunakan sepatu bot dan memastikan diri bisa berjalan selama rute pawai.

Dengan cara ini, saya berpartisipasi di setiap pawai. Di tahun ketiga, saya berangsur-angsur bisa tenang. Saat saya melihat anggota tim lain bisa memakai sepatu bot dan berjalan sepanjang pawai, saya sungguh mengagumi mereka. Saya mengerti bahwa praktisi ini menanggung derita selama bertahun-tahun, jadi mereka sudah menyingkirkan banyak karma. Saya juga tahu ini membantu saya menyingkirkan karma dan meningkatkan diri sehingga bisa mencapai standar yang dituntut oleh Tian Guo Marching Band. Bila saya bisa mencapai standar, semuanya akan menjadi lebih lancar dan lebih mudah.

Berpartisipasi dalam Pawai Hong Kong

Saya sudah berkultivasi selama lebih dari 20 tahun dan telah berpartisipasi dalam berbagai kegiatan dan pawai, namun saya tidak pernah memiliki pengalaman yang sebanding dengan pawai Tian Guo Marching Band di Hong Kong yang saya ikuti. Penderitaan fisik dan ujian bagi tekad serta ketekunan di sana benar-benar tidak mudah.

Pada bulan Mei 2017, saya berencana membawa anak saya, yang merupakan seorang praktisi, untuk berpartisipasi dalam pawai Hong Kong. Setelah itu, kami berencana terbang ke Amerika Serikat untuk menghadiri konferensi Fa. Namun halangan muncul:

Masalah Pertama: Dua hari sebelum penerbangan, pergelangan kaki anak saya terkilir parah dan tidak bisa berjalan. Dia harus menggunakan kursi roda.

Seorang kru pesawat berkata, “Anda harus membeli tongkat jalan! Saat pergelangan kaki saya terkilir, butuh waktu dua bulan untuk sembuh.” Dalam hati saya berpikir bahwa karena kami adalah praktisi, situasi kami berbeda.

Setelah keluar dari bandara Hong Kong, saya menarik koper kami dan memapah putri saya untuk naik kereta, kami lalu naik taxi dan akhirnya sampai ke rumah praktisi yang berada di lantai tiga. Saya cemas dengan pawai keesokan harinya dan bagaimana caranya membuat pengaturan bagi putri saya, seorang praktisi lalu berkata bahwa dia tidak akan keluar hari itu jadi dia bisa menjaga putri saya. Saya sangat bersyukur!

Masalah Kedua: Saya lupa membawa ikat pinggang saya. Karena saya benar-benar asing dengan Hong Kong dan putri saya tidak bisa berjalan, saya tidak bisa keluar. Saya harus meminjam ikat pinggang untuk pawai.

Masalah Ketiga: Ada yang mengira sepatu kulit saya adalah sampah lalu membuangnya. Namun saya berhasil menemukan sepasang sepatu kulit berwarna hitam yang ukurannya lebih pas. Ini menyelesaikan masalah mendasar yang saya hadapi untuk pawai.

Dalam perjalanan ini, saya harus melakukan semuanya sendiri, jadi saya sangat cemas. Terdengar sederhana, namun terkekang oleh lingkungan sendiri membuat saya tidak bisa melakukan apapun. Saya menjadi cemas dan gelisah. Terutama saat saya hendak pergi dan mendapati sepatu saya dibuang, rasanya langit runtuh. Namun saya mengingatkan diri bahwa saya ingin berpartisipasi dalam pawai ini. Berkat kemampuan Guru Li (pencipta Dafa), situasi ini menjadi terselesaikan. Saya bisa berpartisipasi dalam pawai Hong Kong pertama saya bersama Tian Guo Marching Band.

Di permukaan, tampaknya ada banyak gangguan. Namun kenyataannya, itu semua adalah untuk menguji pikiran dan perbuatan lurus saya. Guru berkata, “Pikiran lurus para pengikut kuat Guru memiliki kemampuan mengatasi keadaan langit.” (“Budi Jasa Guru dan Pengikut,” Hong Yin II)

Selama pawai kedua, ujian sesungguhnya datang. Di separuh perjalanan pawai, bagian bawah kaki saya terasa sakit. Saat kami beristirahat, saya menemukan tiga gelembung di kaki. Rasanya sangat sakit setiap kali saya melangkah.

Separuh perjalanan pawai berikutnya, saya merasa sangat lelah sampai-sampai tidak bisa melangkah lagi dan ingin keluar dari barisan pawai. Namun saya tidak membawa uang dan tidak tahu jalan. Meski saya berhenti, saya harus berjalan hingga titik akhir. Saya tidak ada pilihan lain selain mengertakkan gigi dan melanjutkan pawai. Yang aneh adalah, meski tubuh saya terasa lelah, permainan musik saya tidak terpengaruh.

Hal yang sama juga terjadi saat pawai akbar 1 Juli tahun 2019. Keseluruhan pawai memakan waktu tujuh jam dari waktu berkumpul hingga akhir pawai. Kesabaran saya hampir ditarik hingga maksimum dan saya benar-benar ingin duduk. Namun saya masih memakai seragam tim marching band. Saya harus mempertahankan martabat praktisi Dafa tak peduli betapa sulitnya hal tersebut.

Pawai di Hong Kong benar-benar adalah pertarungan antara kebaikan dan kejahatan. Di setiap pawai, saya memberikan yang terbaik dan tidak berani bersantai-santai. Kami menyelamatkan orang-orang dari mulut macan, dan kami tidak bisa mengendur.

Menyingkirkan Karma Pikiran dan Meningkatkan Kultivasi Saya

Terkadang saya tidak melakukan sebaik yang saya lakukan saat pawai Hong Kong. Pada bulan Mei 2018, saya keluar dari barisan pawai karena tubuh saya tidak bisa lagi menanggungnya. Pada saat itu, saya merasa telah gagal dan pikiran ini muncul di benak saya: Bukankah ini menodai reputasi praktisi Dafa? Masih bisakah saya berpartisipasi dalam penampilan Tian Guo Marching Band di masa yang akan datang? Saya keluar saja dari tim!

Setelah pawai berakhir dan kami kembali ke bus, saya minum air dan menenangkan diri. Saya rasa meski kali ini tidak melakukan dengan baik, saya akan melakukan dengan baik di pawai berikutnya. Saat bus sampai di bandara, saya sudah memutuskan akan berpartisipasi di pawai berikutnya. Begitu saya kembali ke Sydney, saya memesan tiket pesawat untuk pawai Hong Kong berikutnya.

Saya paham bahwa yang terjadi kali ini tidak akan pernah terjadi lagi. Demi berpartisipasi dalam pawai Hong Kong, saya harus memperkuat daya tahan fisik serta harus memiliki pikiran lurus yang sangat kuat. Saat tubuh terasa lelah, pikiran lurus saya yang kuat adalah faktor penentu dari kegagalan maupun kesuksesan saya.

Bagaimana saya bisa memperkuat pikiran lurus? Saya ingat saat membaca Fa saya biasanya membagi satu ceramah menjadi dua atau tiga sesi belajar Fa. Seiring waktu, stamina saya berkurang menjadi setengah. Saya mulai pergi ke taman terdekat untuk berjalan dan membaca Fa di waktu yang sama tanpa beristirahat. Awalnya, kaki saya terasa sakit. Saya menoleransi rasa sakitnya dan bertahan hingga menyelesaikan ceramah. Semuanya menjadi lebih baik setelah dua bulan. Saya rasa melalui proses ini, toleransi tubuh saya terhadap ketidaknyamanan dan rasa sakit menjadi membaik. Daya tahan saya dalam melakukan apa yang seharusnya saya lakukan juga membaik. Pada pawai Hong Kong berikutnya, semuanya berjalan dengan lancar.

Mengatasi Kesulitan untuk Berpartisipasi dalam Latihan Mingguan Tim

Pada bulan Mei 2019, saya pindah ke sebuah kota kecil yang berjarak 200 km dari Sydney. Kereta setempat tidak melakukan banyak perjalanan, jadi demi berpartisipasi dalam latihan tim terkadang saya harus bepergian menggunakan bus.

Kereta yang paling awal berangkat sekitar pukul 6 pagi dan tiba di stasiun kereta pusat Sydney pukul 10 pagi. Saya lalu perlu berpindah transportasi untuk sampai ke tempat latihan. Begitu saya sampai, sesi latihan hampir berakhir. Setelah latihan besar bersama di siang hari, saya harus bergegas mengejar jadwal kereta untuk pulang ke rumah. Ini menghabiskan banyak tenaga dan waktu saya. Ini adalah tantangan awal yang saya hadapi saat pindah ke kota kecil.

Saya menghabiskan waktu delapan hingga sembilan jam untuk bepergian bolak-balik setiap latihan tim. Saya masih tidak bisa bergabung dengan latihan grup kecil di pagi hari. Saya juga tidak bisa mengatur latihan mingguan bersama guru flute. Saya rasa kesulitan ini antara gangguan atau ujian. Saya harus mengatasi kesulitan ini. Saya memutuskan untuk menaiki bus hingga rumah praktisi di Sydney dan menginap semalam setelah belajar dengan guru flute. Pada hari Minggu, saya bergabung dengan grup latihan kecil dan grup latihan besar. Satu-satunya masalah adalah saya harus merepotkan rekan praktisi untuk mengantar saya bolak-balik. Saya lalu menemukan bahwa ada motel di depan stasiun kereta, ini membuat semuanya menjadi lebih nyaman. Sekarang saya punya tempat yang bagus untuk tinggal. Ini membuat perjalanan saya ke Sydney terasa seperti liburan setiap minggunya. Menikmati pemandangan indah di kereta sangat menyenangkan, dan saya bisa membaca Fa.

Menghargai dan Memanfaatkan Setiap Kesempatan

Guru berkata,

“Ketika kalian mengadakan pawai di New York, ada seseorang yang berdiri di luar bertanya ‘Apa yang mereka lakukan?’ Apakah anda tahu apa yang dikatakan seseorang di antara kerumunan penonton? Penonton yang biasa-biasa saja itu, lalu berkata: ‘Mereka sedang menyelamatkan manusia di seluruh dunia.’” (“Ceramah Fa pada Konferensi Fa di New York Tahun 2019,” Ceramah Fa di Berbagai Tempat 15)

Saya memahami bahwa misi Tian Guo Marching Band adalah untuk menyelamatkan orang. Bahkan ketika melakukan latihan musik, kita sedang membersihkan lingkungan dan mengubah hati orang-orang. Tidak mudah membuat pengaturan bagi setiap praktisi dan menemukan waktu yang tepat serta tempat untuk berkumpul, terlebih lagi bagi keseluruhan tim. Setiap sesi latihan memerlukan pengertian dan kerja sama dari semua orang.

Pertumbuhan serta pencapaian setiap anggota tidaklah mudah. Berapa banyak tahun kultivasi dan peningkatan yang dibutuhkan sebelum seorang praktisi bisa mencapai standar marching band? Setiap pertunjukkan membutuhkan banyak faktor untuk bersatu seperti orang-orang yang melihat penampilan kami, lingkungan, dan sebagainya. Bukankah ini kesempatan yang Guru atur dan ciptakan bagi kita demi menyelamatkan orang-orang? Bukankah kita seharusnya memberikan yang terbaik dan memanfaatkannya?

Seorang praktisi menunjukkan bahwa bila seseorang mengurangi satu set perangkat latihan setiap harinya, dia akan melewatkan 365 set perangkat latihan dalam setahun. Ini sangat mengkhawatirkan! Begitu kesempatan ini berlalu, ia tidak akan kembali lagi. Bahkan bila anda melakukannya dengan baik di kesempatan berikutnya, kerugian ini tidak bisa ditutupi. Begitu kesempatan berlalu, anda tidak bisa mendapatkannya kembali! Tidak ada kegiatan tim yang tidak penting. Yang ada hanya bekerja sama sebagai satu entitas dan apakah kita menanggapinya sebagai suatu hal yang penting atau tidak.

Menemukan Kekurangan Saya dan Meningkatkan Teknik Musik

Seorang anggota tim bertanya apakah kami masih perlu mencari guru. Saat saya pertama menjadi anggota tim resmi, saya juga memiliki pemikiran seperti itu: Saya rasa sudah cukup baik selama bisa memainkan keseluruhan lagu dan lulus ujian. Walau permainan saya tidak ideal, saya rasa selama saya berlatih saya akan membuat peningkatan. Saya merasa tidak perlu mencari seorang guru. Namun aturan marching band menyebutkan bahwa kami harus menemukan seorang guru untuk mengajari kami, jadi saya mencari seorang guru.

Saya rasa selama bisa memainkan nada di oktaf yang benar dengan ritme yang tepat, itu semua sudah cukup. Pemahaman saya sangat dangkal.

Saat kami diberikan sebuah lagu baru, saya tidak berlatih. Ini membuat tim harus berhenti dan mengulagi bagian tersebut karena kesalahan saya. Saya menjadi salah satu orang yang membebani seluruh entitas.

Saya menyadari bahwa latihan bersama membutuhkan kerja sama semua orang. Melalui latihan bersama, saya memahami lebih banyak tentang kerja sama yang harmonis antara alat musik yang berbeda. Sesi latihan bukan hanya agar kami familiar dengan lagu baru. Seseorang harus berlatih di rumah agar bisa melakukan bagiannya dengan benar dan menjadi familiar dengan bagiannya sebelum dia berpartisipasi dalam latihan bersama.

Saya mengikuti aturannya dan melakukan les musik. Setelah menyelesaikan satu modul kecil, saya berpikir hal apa lagi yang bisa diajarkan setelah ini selesai.

Pada les berikutnya, guru tersebut membicarakan tentang sesuatu yang tidak saya ketahui. Saya merekam pelajarannya sembari mendengarnya berbicara. Meski saya menghadiri les, saya belajar dengan lambat selama dua atau tiga tahun tanpa benar-benar mencurahkan hati pada isinya. Saat semua tempat ditutup karena pandemi, saya hanya bisa berlatih di rumah.

Berangsur-angsur saya menemukan bahwa di bawah instruksi sabar guru, cara bermain saya berubah dari kasar menjadi seperti saat ini. Tingkat penampilan saya berangsur-angsur membaik.

Belajar Juga adalah Bentuk Kultivasi

Seorang anak yang belajar dari guru saya dalam kisaran waktu yang sama dengan saya sudah bersiap-siap untuk tes level delapan. Perkembangan kami terpaut sangat jauh. Mengapa? Saya rasa karena saya menghabiskan sedikit waktu setiap hari namun seharusnya saya memahami pelajaran lebih baik daripada anak itu.

Guru musik berkata bahwa saat orang dewasa belajar les, masalah terbesar mereka adalah mereka perlu mengatasi konsep lama. Saya rasa karena ini pertama kalinya saya memiliki seorang guru, maka tidak ada masalah tentang kebiasaan lama. Namun setelah saya memikirkannya lebih jauh, saya memainkan banyak lagu dan karya musik dengan mendengar, bernyanyi serta memainkan instrumen lain. Karena saya tidak belajar melalui cara yang formal, hobi dan dogma tersebut sudah memasuki pikiran saya selama ini. Sekarang, saya belajar flute untuk menyelamatkan makhluk hidup. Oleh karenanya, informasi rumit dan salah yang selama ini saya kumpulkan selama puluhan tahun harus diganti. Saya juga perlu menyingkirkan karma yang sudah terbentuk.

Konsep lama saya berangsur-angsur tersingkir. Guru berulang kali mengoreksi saya. Dulu, saya tidak peduli. Kini, saya memiliki pemahaman yang lebih mendalam dan bisa mengendalikan permainan saya dengan lebih baik. Memikirkannya kembali, daya belajar saya yang lambat diakibatkan oleh konsep yang sudah biasa saya pupuk selama berpuluh-puluh tahun.

Saya pahami tidak mudah menggunakan musik untuk menyelamatkan orang. Kemampuan seseorang berhubungan dengan pemahamannya akan misi, sikap, tingkat partisipasi, serta perkembangannya dalam meningkatkan teknik.

Ini adalah proses kultivasi dan jalur kultivasi.

Bergabung dengan Tian Guo Marching Band bukan saja sebuah kehormatan, itu juga adalah misi dan tanggung jawab besar kita. Praktisi Dafa adalah dewa yang membela elemen lurus di alam semesta. Sebagai bagian dari tim, meski talenta musik saya terbatas, saya juga menguasai tingkat khusus dalam kultivasi musik. Mungkin saya tidak bisa benar-benar menggambarkan warna dari sebuah karya musik namun selama mencurahkan upaya, kita pasti bisa melihat dampak positif harmoni dan kemegahan dari pertunjukan marching band serta menjadi elemen lurus dalam tim.

Mengenang kembali jalur kultivasi saya selama lebih dari lima tahun dalam tim, saya tahu masih ada banyak hal yang bisa ditingkatkan namun saya merasa teguh dalam hati. Karena saya memilih proyek ini, maka itu adalah tanggung jawab dan tugas saya untuk menempatkan hati dalam jalur ini serta melakukan yang terbaik.

Ini adalah pemahaman pribadi saya. Mohon diluruskan bila masih memerlukan perbaikan!