Falun Dafa Minghui.org www.minghui.org CETAK

Fahui Tiongkok | Belas Kasih Muncul Setelah Melepaskan Keterikatan “Ego”

1 Des. 2022 |   Oleh praktisi Falun Dafa di Provinsi Liaoning, Tiongkok

(Minghui.org) Salam kepada Guru Terhormat! Salam, Rekan-rekan praktisi!

Selama sekitar setahun terakhir, saya telah melalui proses kultivasi melepaskan keterikatan “ego” sekali dan sekali lagi. Sekarang saya melaporkan pengalaman saya kepada Guru Li (pencipta Dafa) dan berbagi dengan rekan-rekan praktisi.

Kesadaran Utama yang Lemah

Pada tahun 2021, karena saya memiliki banyak hal yang harus diurus di rumah, keadaan kultivasi saya agak menurun. Meskipun saya tidak mengantuk saat belajar Fa, saya tidak dapat menginternalisasi makna Fa yang lebih dalam, dan saya tidak lagi memiliki perasaan sakral dan indah seperti sebelumnya.

Kasus Covid kembali meningkat di wilayah kami, jadi saya dan putri saya bekerja dan belajar dari rumah. Ketika saya sedang memancarkan pikiran lurus suatu hari, putri saya berkata kepada saya: “Bu, telapak tangan ibu melorot!” Saya melihat tangan saya tidak turun. Putri saya memperolok-olok saya, “Ibu cepat sekali memperbaiki!”

Saya meminta putri saya untuk mengingatkan saya jika telapak tangan saya melorot lagi saat memancarkan pikiran lurus. Ternyata dia hampir terus mengingatkan saya setiap saat. Melihat saya selalu seperti ini, dia berhenti dan meninggalkan saya sendiri.

Saya menggunakan ponsel saya merekam diri saya saat memancarkan pikiran lurus. Saya sangat terkejut sampai berkeringat dingin melihat diri saya sendiri. Bagaimana saya bisa seperti ini? Bukankah ini sedang tidur?! Saya juga merekam diri saya melakukan meditasi dan melihat saya selalu tertidur selama meditasi!

Tidak mudah untuk tetap berpikiran jernih selama memancarkan pikiran lurus atau latihan. Saya tidak bisa tetap terjaga selama beberapa menit. Saya meningkatkan frekuensi pemancaran pikiran lurus sampai saya mampu menjaga telapak tangan dalam posisi tegak selama 15 menit. Saya juga melakukan latihan berdiri selama mungkin, dan kondisi kultivasi saya meningkat.

Guru memberi tahu kita: “Dia sudah tidak ingin memerhatikan tubuh ini lagi, dia sendiri selalu linglung, selalu tidak dapat menghadirkan semangat. Pada saat itu Fu Yishi atau informasi asing pun akan mengganggu dia.” (Ceramah 6, Zhuan Falun)

Saya mendapati diri saya mudah tertidur setiap kali saya memejamkan mata. Saya tahu bahwa kesadaran utama saya harus kuat. Saya mulai melafalkan “Lunyu” dan menulisnya sekali sehari. Pikiran saya sering berkelana tapi saya tetap menulis. Saya membuat peraturan untuk diri saya sendiri – jika saya menulis hurup salah, saya akan memulai dari awal lagi. Suatu hari, untuk menyelesaikan menyalin “Lunyu” tanpa ada kesalahan saya butuh tujuh kali upaya. Saya juga mulai menghafal Fa. Setelah beberapa bulan, kesadaran utama saya menjadi lebih kuat.

Manifestasi Keterikatan Saya pada “Ego”

Tapi di mana kesalahan saya dalam hal Xinxing? Saya mencari tetapi tidak menemukan masalah. Guru menggunakan berbagai cara untuk menyadarkan saya. Belakangan saya menyadari bahwa saya terlalu terikat pada "ego".

Saya pikir saya berkultivasi dengan baik karena saya tidak terlalu memedulikan nama, keuntungan, atau Qing; hampir tidak ada konflik yang dapat mengganggu saya. Saya tidur di sarang pembenaran diri ini seolah-olah saya telah tersihir, memelihara "ego" saya sampai batas tertentu.

Ketika saya sedang menghafal artikel Guru ‘Sadarlah’ baru-baru ini: "Orang tersebut penampilannya sangat gigih maju, berpura-pura sangat lemah lembut, sangat mahir memperdaya orang." Saya merasa itu adalah saya. Saya berkultivasi di permukaan, tetapi jauh di lubuk hati saya tidak berubah. Tidak hanya saya membodohi orang lain, saya juga membodohi diri saya sendiri!

Setelah saya menyadari “ego”, Guru menggunakan satu kejadian untuk membuat saya melihat dengan jelas manifestasinya.

Dua saudari dalam arena belajar Fa kami terlibat dalam konflik keluarga sangat tegang. Adiknya tidak mau lagi berpartisipasi dalam belajar Fa dan ingin menghindari masalah. Kakak perempuan itu juga tidak bisa melepaskannya. Dia memandang rendah adiknya dan mulai mengalami beberapa karma penyakit.

Ketika saya melihat ini, saya teringat ajaran Fa Guru:

“Antara dua orang jika terjadi konflik, pihak ketiga setelah melihatnya, dia pun harus berpikir sejenak apakah saya sendiri ada yang tidak benar pada suatu aspek, mengapa kejadian ini terlihat oleh saya?” (Ceramah Fa pada Konferensi Fa Amerika Serikat Timur)

Apakah saya memiliki masalah yang tercermin di dalamnya? Saya memikirkannya dengan saksama. Bukankah pertengkaran antara saudara perempuan merupakan manifestasi dari keterikatan pada "ego"?! Bukankah saya juga terpaku pada hal-hal yang benar dan salah dipermukaan, dan sangat membela diri? Bukankah saya juga menggunakan standar saya sendiri untuk mengukur orang lain? Bukankah saya juga sangat sulit melepaskan persepsi saya sendiri? Apakah itu terwujud sebagai benci atau iri hati, semuanya berasal dari keegoisan.

Saya berbagi pemahaman saya dengan kedua saudari itu. Tapi mereka termakan emosi dan sulit menenangkan diri. Malam itu, saya memancarkan pikiran lurus untuk mereka, berharap diri mereka yang sejati dapat mengambil alih dan menangani konflik dengan pikiran lurus.

Kemudian kedua saudari itu berbagi dengan saya secara terpisah, dan keduanya sangat tenang dan rasional. Saya memberi tahu mereka bahwa apa pun konfliknya, kita tidak boleh terjebak di dalamnya. Peningkatkan Xinxing adalah yang terpenting.

Kita pengikut Dafa masih berkultivasi dalam kesesatan, jadi kita tidak boleh terjebak dalam hal benar atau salah dan melupakan niat awal kita. Apa pun yang terjadi, itu adalah hal yang baik, karena ini adalah kesempatan bagi kita untuk menemukan keterikatan kita dan menyingkirkannya.

Ketika kedua saudari ini dapat mengevaluasi hal-hal berdasarkan Fa, mereka menemukan keterikatan mereka sendiri, dan peningkatan Xinxing mereka terlihat jelas bagi semua orang. Adik perempuan itu melepaskan perasaan merasa benar sendiri dan menjadi sangat rajin. Dia juga membuat terobosan dalam mengklarifikasi fakta. Kakak perempuan, di sisi lain, mengatasi penderitaan penyakit besar. Mereka telah bekerja sama melakukan tiga hal dengan baik.

Melepas “Ego” dan Menjadi Rendah Hati

Segera setelah itu, kejadian lain terjadi, yang membuat saya mengerti bahwa “Ego” adalah hambatan terbesar yang menghalangi saya untuk meningkat.

Suatu hari, seorang rekan praktisi mengatakan kepada saya bahwa surat yang saya tulis kepada putrinya Mei telah menyebabkan Mei (juga seorang rekan praktisi) kehilangan keyakinan pada kultivasi dan bahkan tidak ingin berlatih lagi. Karena Mei sudah lama mengalami penderitaan, saya cemas untuknya, jadi saya menulis beberapa kata untuk menyemangati dia. Ketika saya mendengar kata-kata ibunya, saya segera menyadari bahwa di bagian saya ada yang tidak beres, bagaimana saya bisa menyebabkan pengaruh negatif pada Mei? Saya terus menyalahkan diri sendiri.

Setelah kembali ke rumah, saya menghadap foto Guru dan berkata kepada Guru sambil menangis, “Saya telah melakukan kesalahan. Meskipun saya tidak tahu apa yang memicu pikiran negatif pada Mei, keterikatan saya untuk membantu dia mengatasi penderitaannya sendiri adalah salah. Guru tolong bantu saya menyelesaikan ini dan bantu Mei melewati ujian ini.” Saya memancarkan pikiran lurus untuk waktu yang lama hari itu, melenyapkan semua unsur kejahatan yang mengganggu Mei. Itu adalah pikiran lurus yang paling terkonsentrasi dan terfokus yang telah saya pancarkan dalam waktu yang lama, dan sangat kuat.

Saya secara bertahap menemukan masalah saya: Untuk waktu yang lama, saya sering berbagi pemahaman saya tentang Fa dengan semua orang dalam kelompok, dan mereka semua berpikir itu sangat baik. Lambat laun, saya menjadi terikat pada pemahaman saya sendiri.

Ketika rekan praktisi berada dalam penderitaan, saya cenderung menggunakan pemahaman saya sendiri untuk “mendidik” mereka. Mereka mungkin setuju dengan saya saat itu, tetapi itu tidak benar-benar membawa perubahan nyata bagi mereka. Dari kejadian dengan Mei ini, saya menyadari bahwa itu adalah keterikatan pada pemahaman saya sendiri. Saya menempatkan diri saya terlalu tinggi. Keterikatan itu seperti tembok, menghalangi rekan-rekan praktisi untuk meningkatkan diri mereka.

Saya pergi menemui Mei keesokan harinya dan minta maaf padanya. Kami berbicara dari hati ke hati. Setelah itu, dia berkata kepada saya: "Saya merasa lebih baik setelah berbicara dengan anda, saya melihat harapan."

Saya mengatakan kepadanya: “Ketika saya melepaskan keterikatan “ego” dan benar-benar berkomunikasi berdasarkan Fa, Fa mengubah anda. Yang harus kita lakukan adalah melepaskan “ego” dan dengan rendah hati bergandengan tangan satu sama lain untuk maju bersama.”

Saya tidak lagi terpengaruh oleh perilaku permukaan rekan-rekan praktisi, karena itu bukanlah diri mereka yang sejati. Di masa lalu, saya sering cemas tentang penderitaan rekan-rekan praktisi dan itu semua hanyalah perasaan manusia biasa. Ketika saya gagal melepaskan persepsi saya sendiri, saya mungkin secara tidak sengaja menyebabkan penderitaan mereka menjadi lebih sulit untuk dilewati.

Belas Kasih Muncul Setelah Melepaskan “Ego”

Dalam proses melepaskan keterikatan pada "ego" ini, hal lain yang saya ketahui adalah pada tingkat yang berbeda ada lapisan yang berbeda untuk dilepaskan. Ada "ego" yang terlihat dan ada yang tidak terlihat dan sulit untuk diidentifikasi. Jika saya berpegang pada pemahaman saya, akan sulit untuk menerobos dan meningkat.

Manifestasi yang paling khas adalah memandang rendah orang lain, berpikir bahwa saya lebih baik dari orang lain. Padahal, ini sudah sangat berbahaya. Selama kultivasi, perlu terus mencari ke dalam dan melepaskan keterikatan pada “ego”.

Ketika saya mampu melepaskan keterikatan pada “ego”, saya menjadi rendah hati, mampu mengakomodasi, dan menghargai serta memahami orang lain. Saya juga bisa menghargai semua kehidupan. Bagi rekan-rekan praktisi, saya merasa mereka berharga dan luar biasa, yang telah tekun selama lebih dari dua puluh tahun penganiayaan.

Ketika saya menghadapi polisi, saya menghargai kesempatan untuk bertemu dengan mereka, mengklarifikasi fakta kepada mereka seperti teman, dan membantu mereka mengidentifikasi Sejati, Baik, Sabar.

Saya pikir hanya dengan cara ini kita dapat memenuhi harapan semua makhluk hidup. Inilah pemahaman saya tentang belas kasih.

Baru-baru ini, saya mulai bekerja dengan seorang rekan praktisi dalam sebuah proyek. Di akhir proyek, saya harus mengurus masalah mendesak lainnya, jadi saya menyerahkannya kepada praktisi. Saya menuliskan proses rinci bagaimana menyelesaikan proyek.

Karena dia tidak ahli dalam teknologi, butuh waktu lama, dan masih belum bisa menyelesaikannya. Dia kesal. Dia pikir saya yang menyebabkan masalah baginya dan ingin mengeluh kepada saya tentang hal itu. Ketika dia bertemu saya lagi, wajah saya yang tersenyum membuatnya melupakan keluhannya, seolah-olah tidak terjadi apa-apa. Ketika dia akhirnya menceritakan kisah itu kepada saya, saya tersentuh.

Setelah melalui masa kultivasi ini, ketika saya belajar Fa, saya mengembangkan kerendahan hati dan ketaatan kepada Guru yang berasal dari diri saya yang sejati. Saya terus-menerus menyadari prinsip-prinsip Fa. Belajar Fa setiap hari adalah hal yang paling membahagiakan. Kemegahan dan keindahan Dafa tidak dapat diungkapkan dengan kata-kata

Ini adalah pengalaman saya di tingkat saya, dan mohon tunjukkan sesuatu yang tidak pantas.