(Minghui.org) Pada tanggal 1 Desember, sehari setelah kematian Jiang Zemin, mantan pemimpin Partai Komunis Tiongkok (PKT), stasiun radio WDEL di Delaware menyiarkan program khusus berdurasi 20 menit berjudul “Jiang Zemin, Maniak Pembantaian Komunis Tiongkok Meninggal dan Kebenaran Zemin diceritakan kepada Rick Jensen oleh seorang Penyintas Falun Gong.”
Talkshow oleh Rick Jensen pada 1 Desember 2022
Dipandu oleh Rick Jensen, salah satu dari 100 pembawa acara bincang-bincang paling berpengaruh di Amerika, program ini mengundang dua tamu, Crystal Chen (korban penganiayaan Falun Gong) dan Ben Maloney, direktur promosi digital di Pusat Informasi Falun Dafa ( www.Faluninfo.net).
Rick Jensen mengatakan kepada pendengar radio bahwa Jiang Zemin menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Partai Komunis Tiongkok dari tahun 1989 hingga 2002, Ketua Komisi Militer Pusat dari tahun 1989 hingga 2004, dan Presiden Tiongkok dari tahun 1993 hingga 2003. Saya tidak tahu bahwa kebrutalan Jiang Zemin atas kerja paksa dan genosida berlanjut hingga hari ini. Namun, orang-orang akan mendengar semua tentang ini secara langsung dari para saksi yang hidup dan keluarganya dihancurkan oleh Partai Komunis Tiongkok,” katanya.
Karena kejahatan genosida dan kerja paksa, Jensen menyebut PKT sebagai organisasi tirani. Maloney pertama kali menjelaskan mengapa Jiang Zemin adalah tiran paling kejam dalam sejarah. “Jiang Zemin adalah dalang di balik penahanan, penyiksaan, dan pembunuhan massal terhadap 100 juta orang. Pada tahun 1999, satu dari 13 orang di Tiongkok berlatih Falun Gong. Saat itu, Falun Gong sangat populer di Tiongkok, dengan sekitar 100 juta pengikut,” katanya.
Praktisi Falun Gong berusaha menjadi warga negara yang baik dengan mengikuti prinsip Sejati-Baik-Sabar, yang berlawanan dengan perjuangan kelas, kekerasan, dan ateisme komunisme. Akibatnya, Jiang memulai penganiayaan pada tahun 1999 dan terus berlangsung sejak saat itu.
Sulit untuk memperkirakan dengan tepat berapa banyak praktisi yang telah kehilangan nyawanya karena penganiayaan. Salah satu kejahatan Jiang yang paling mengerikan adalah pengambilan organ dari praktisi Falun Gong yang masih hidup. “Pada awal tahun 2000-an, kami mulai mendapat berita tentang kejahatan ini, dan kemudian kami mendapat banyak bukti pengambilan organ secara hidup-hidup. Praktisi Falun Gong yang damai dipenjarakan secara ilegal, dan ketika mereka masih hidup, organ mereka kemudian dicuri,” lanjut Maloney. “Otoritas yang melakukan kejahatan ini adalah militer dan rumah sakit yang didanai negara. Organ tersebut kemudian dijual di pasar gelap. Oleh karena itu, ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Jiang Zemin.”
Pembawa acara Rick Jensen berkata ketika dia pertama kali mendengar tentang penganiayaan terhadap praktisi Falun Gong, dia tidak dapat mempercayainya karena itu “sangat kejam.” “Kemudian saya membaca lebih banyak deskripsi ini dan membaca lebih banyak laporan dari jurnalis di Tiongkok yang mempertaruhkan nyawa mereka dan melarikan diri dengan membawa bukti… Ya Tuhan, itu sepenuhnya benar. Ini tidak hanya terjadi bertahun-tahun yang lalu. Itu benar-benar terjadi,” tambahnya.
Praktisi Falun Gong Crystal Chen kemudian berbagi pengalamannya. Dia mulai berlatih Falun Gong 25 tahun yang lalu setelah menyaksikan bagaimana latihan tersebut membuat ibunya sembuh secara ajaib dari kanker stadium akhir dan kelumpuhan akibat stroke. Namun, tidak lama setelah Chen berlatih, Jiang meluncurkan penganiayaan terhadap Falun Gong pada Juli 1999. Beberapa hari sebelum Natal tahun itu, dia mengirim surat petisi kepada pemerintah menyerukan untuk mengakhiri penganiayaan, tetapi dia ditangkap karena itu. Selama lima tahun berikutnya, dia berulang kali ditangkap dan dianiaya.
“Saya kehilangan pekerjaan saya,” kenangnya. “Saya dan ibu saya juga dikirim ke kamp kerja paksa di mana kami dipaksa bekerja dalam kondisi yang mengerikan, bekerja 16 jam sehari. Kami harus melakukan banyak hal, seperti membuat bunga artifisial, lampu Natal, dan mainan. Saya terkejut mengetahui bahwa beberapa mainan yang kami produksi memiliki merek Disney.”
Selain itu, Chen dan praktisi lainnya disiksa dengan kejam. “Kami dipukuli, dilarang makan dan tidur, dll. Hal paling brutal yang pernah saya alami adalah dicekoki makanan secara paksa. Sipir dan narapidana lainnya menjepit saya ke lantai beton, memaksa saya minum air asin pekat yang bisa membunuh. Saya disiksa sampai kejang. Selama beberapa hari berikutnya, saya muntah darah dan air garam, dan saya tidak bisa makan, minum, atau berbicara. Seorang laki-laki praktisi Falun Gong meninggal setelah dicekok makan paksa dengan cara ini.”
Chen mengatakan tujuan penyiksaan adalah untuk memaksa praktisi Falun Gong melepaskan keyakinan mereka. Meskipun Jiang telah meninggal, “Penganiayaan masih berlangsung. Praktisi Falun Gong yang tak terhitung jumlahnya di Tiongkok masih ditahan di penjara dan disiksa,” katanya. “Saya berharap semakin banyak orang di Barat, termasuk penduduk Delaware, memahami apa itu Falun Gong dan memahami sifat jahat PKT. Saya harap mereka membantu mengakhiri penganiayaan terhadap Falun Gong dan kejahatan terhadap kemanusiaan.”
Jensen telah memantau dan melaporkan penganiayaan PKT terhadap Falun Gong selama dua dekade terakhir dan dia mengingatkan semua orang untuk bergabung dalam upaya membantu mengakhiri penganiayaan terhadap Falun Gong. Pada pawai Natal tahun lalu di Elsmere, Delaware, dia melihat sejumlah besar pengikut Falun Gong berpartisipasi dalam acara tersebut dan dia juga menandatangani petisi mendesak penghentian penganiayaan. Dia mendesak lebih banyak orang untuk memperhatikan masalah penting ini dan menentang kerja paksa dan genosida PKT.