Falun Dafa Minghui.org www.minghui.org CETAK

Pengikut Dafa Harus Lebih Sering Menggunakan Kemampuan Supernormal untuk Menentang Penganiayaan

21 Des. 2022 |   Oleh praktisi Falun Dafa di Tiongkok

(Minghui.org) Baru-baru ini saya membaca sebuah artikel di Minghui yang berjudul “Menyingkirkan Konsep Manusia dan Berjalan Menuju Kedewataan.” Artikel ini mengingatkan saya untuk lebih sering menggunakan kemampuan supernormal, bahkan jika kita tidak dapat melihat efek langsungnya di ruang dimensi ini. Lagipula, Guru Li (pencipta Falun Dafa) telah memberi kita kekuatan supernormal untuk menentang penganiayaan, membuktikan kebenaran Falun Dafa, dan menyelamatkan orang.

Dua Insiden

Inilah dua pengalaman tersebut. Yang pertama terjadi pada tahun 2000 ketika saya dibawa ke kamp kerja paksa. Karena menolak melepaskan keyakinan saya, direktur memanggil saya ke kantornya, di mana sudah ada lima atau enam petugas. Setelah memborgol lengan saya ke belakang, dia menyetrum saya dengan tongkat listrik di kepala, wajah, dan leher saya.

Selama waktu itu, saya melafalkan puisi Guru di dalam pikiran:

“Tidak Tersisa

Hidup dengan tidak ada yang dicari.
Meninggal pun tidak menyesali yang ditinggalkan.
Padamkan semua pikiran yang berlebihan
Tidak sulit berkultivasi Buddha.”
(Hong Yin)

Saat dia menyetrum saya, rasanya seperti sebatang logam yang menyentuh saya dan tidak ada yang lain. Berpikir bahwa voltasenya tidak cukup kuat, direktur menyesuaikan kekuatan tongkatnya sampai maksimal, tetapi tetap tidak terjadi apa-apa. Setelah mencoba beberapa kali, dia menyerah.

Pada saat itu, saya melihat beberapa praktisi dengan luka lecet di wajah dan leher akibat sengatan listrik. Namun tidak ada bekas luka pada diri saya dan saya tahu bahwa Guru telah menanggung derita bagi saya.

Insiden kedua terjadi bertahun-tahun yang lalu. Dua praktisi muda di daerah saya adalah guru SMA. Karena sibuk bekerja, saya menyarankan agar mereka menyimpan buku-buku Dafa versi elektronik di ponsel mereka, agar mereka dapat belajar Fa saat memungkinkan. Mereka menyukai ide ini dan saya memberi salah satu dari mereka sebuah kartu SD yang berisi ajaran Dafa.

Setelah sekian lama, praktisi tersebut masih belum mengembalikan kartu SD tersebut. Ketika saya bertanya kepadanya tentang hal itu, dia mengatakan dia tidak dapat menemukannya. "Bagaimana mungkin?" tanya saya. “Kamu tahu, ada buku-buku Dafa di dalamnya.”

Dia mengatakan dia tidak tahu di mana dia meletakkannya. Nyatanya, dia sudah mencarinya selama beberapa hari dan masih belum bisa menemukannya.

Menyadari rasa kesal saya yang timbul, saya tahu bahwa sebagai seorang praktisi Falun Dafa, saya harus mencari ke dalam dan merenungkan mengapa hal ini terjadi pada saya. Memikirkan kembali, saya seharusnya memasukkan kartu SD itu ke dalam kotak kecil, memudahkan untuk dibawa dan kecil kemungkinannya untuk hilang. Menyadari kecerobohan diri, saya meminta maaf kepada Guru atas kelalaian yang terjadi dan bertanya kepada Guru apakah Beliau dapat membantu saya mendapatkan kembali kartu itu.

Beberapa hari kemudian, saya perhatikan bahwa kartu itu sudah kembali ke tempat saya biasa menyimpannya. Saya sangat berterima kasih atas belas kasih Guru.

Di Kamp Kerja Paksa

Setelah Partai Komunis Tiongkok (PKT) mulai menindas Falun Dafa pada tahun 1999, saya dibawa ke kamp kerja paksa pada tahun berikutnya. Penjaga sering menginstruksikan para narapidana untuk menyiksa saya, dan seringkali saya lupa meminta bantuan Guru. Setiap kali mereka mengelilingi saya, saya akan takut.

Selama hari-hari tersebut, banyak praktisi terluka atau cacat akibat penyiksaan, dan beberapa bahkan kehilangan nyawa. Saya berada di bawah tekanan berat pada saat itu. Tetapi ketika memikirkan semuanya, saya menyadari bahwa tubuh fisik dan konsep manusia saya tidak dapat melindungi saya tanpa bantuan Guru. Jadi saya memutuskan untuk selalu menganggap diri sebagai seorang praktisi Dafa dan meminta bantuan Guru kapanpun saya membutuhkannya.

Hasilnya, saya selalu berpikir: "Saya adalah murid Guru Li Hongzhi dan Guru selalu bersama saya." Saya juga melafalkan "Falun Dafa baik, Sejati-Baik-Sabar adalah baik" dan terkadang ajaran Falun Dafa. Saya melakukannya saat sedang berjalan, makan, atau tidur. Para penjaga seringkali memaksa para narapidana untuk berbaris. Sementara yang lain mengucapkan apa yang diminta para penjaga saat kami berbaris, saya melafalkan “Sejati-Baik-Sabar” di dalam pikiran. Selain ketika saya berada di tempat-tempat kotor seperti kamar mandi, saya mempertahankan pikiran ini sepanjang waktu. Akhirnya, pikiran saya dipenuhi dengan pemikiran ini, meskipun saya masih berada di kamp kerja paksa.

Ketika penjaga dan narapidana menyiksa saya di kemudian hari, saya hanya memikirkan Guru dan ajaran Dafa. Jadi pemukulan dan sengatan listrik tidak membahayakan diri saya. Saya tahu bahwa Guru telah banyak menderita bagi saya. Terima kasih Guru!

Di Pusat Pencucian Otak

Memikirkan lagi hal ini, saya merasa tidak enak karena Guru selalu menanggung rasa sakit bagi saya. Bagaimana jika saya menghentikan para pelaku dalam melakukan perbuatan buruk atau mentransfer rasa sakit kembali kepada mereka dengan kemampuan supernormal? Lihat saja acara pertunjukan Shen Yun! Para kultivator dapat menggunakan kemampuan supernormal kapan pun mereka mau. Misalnya, para berandal tidak berani menghajar Raja Kera.

Guru berkata,

“Saya telah membicarakan dalam Fa, bahwa Xiulian Dafa kemampuan Gong yang dihasilkan paling menyeluruh, karena pengikut Dafa akan mampu berkultivasi sampai ke tingkat yang lebih tinggi, makin tinggi tingkat yang dia terobos, makin dia terbebaskan dari materi, maka dia dengan sepenuhnya dapat memanifestasikan kemampuan dasar-nya (kemampuan Gongnya). Pengikut Dafa telah sepenuhnya menggunakan fungsi kemampuan Gong di dalam pelurusan Fa. (“Apakah Kemampuan Gong,” Petunjuk Penting untuk Gigih Maju II)

Pemahaman saya adalah bahwa pengikut Dafa memiliki kemampuan supernormal yang lebih banyak dan lebih kuat daripada para kultivator di masa lalu. Tetapi sangat sering saya tidak ingat atau tidak tahu bagaimana menggunakannya. Sekarang saya mengingatkan diri sendiri untuk menggunakan kemampuan supernormal saya untuk menghentikan pelaku kejahatan.

Pada tahun 2008, saya dikirim ke pusat pencucian otak provinsi. Direktur yang menyetrum saya dengan tongkat listrik di kamp kerja paksa telah dipromosikan sebagai direktur pusat pencucian otak, tetapi saya tetap menolak untuk menyerah.

Direktur mendatangi saya pada pukul 10 suatu malam ketika petugas di ruangan lain sudah pergi. “Apakah kamu akan berhenti berlatih Falun Dafa?” tanya dirinya. "Tidak mungkin!" jawab saya.

Dia menggunakan seluruh kekuatannya untuk menampar wajah saya. Kemudian dia menjambak rambut dan membenturkan kepala saya ke dinding. “Apakah kamu masih akan berlatih Falun Dafa?” dia bertanya lagi. "Tentu saja!" jawab saya. Dia mencengkeram leher saya dengan kedua tangan untuk mencekik sampai mati.

Ketika direktur memukuli, saya memikirkan kemampuan supernormal. Ketika dia menampar wajah saya, saya berharap dia akan menampar dirinya sendiri, tetapi dia tidak melakukannya. Ketika dia mencekik saya, saya berharap dia akan mencekik dirinya sendiri, tetapi dia tidak melakukannya. Melihat kembali peristiwa ini, saya tahu bahwa saya memiliki rasa benci yang kuat dan terikat pada perkelahian. Itulah mengapa kemampuan supernormal tidak bekerja.

Melihat dia akan membunuh, saya berteriak, “Guru, tolong saya! Guru, bantu saya!” Saat direktur mencekik saya, Guru membuka sebuah saluran udara untuk saya sehingga saya bisa bernapas. Tapi direktur mengira saya sudah mati dan melonggarkan cengkeramannya. Melihat saya masih hidup, dia sangat kesal. Lagipula, dia telah memukuli, melukai, dan membunuh banyak praktisi.

Melalui kejadian ini, saya belajar bahwa, tanpa pondasi kultivasi yang kokoh, banyak konsep manusia muncul ketika kita menghadapi kebrutalan. Itu bisa termasuk rasa takut, rasa benci, dan keterikatan pada perkelahian. Itu membuat kemampuan supernormal sulit bekerja. Ini berbeda dengan pemancaran pikiran lurus kita sehari-hari, ketika kita bisa menenangkan pikiran terlebih dahulu. Oleh karena itu, ketika menghadapi bahaya di kemudian hari, saya terutama meminta bantuan Guru alih-alih berfokus pada kemampuan supernormal. Saya tahu bahwa, bahkan jika saya memanggil Guru dengan rasa takut dan konsep manusia, Guru yang belas kasih akan membantu saya.

Lima Petugas Polisi

Seiring berjalannya waktu, konsep manusia saya menghilang dan pikiran lurus saya menjadi lebih murni. Suatu kali ketika saya membagikan materi pada tahun 2021, seseorang melaporkan saya ke polisi. Saya tidak tahu itu dan lanjut membagikan materi, bahkan saat sebuah mobil polisi mengikuti saya.

Ketika saya sedang memasang poster di halte bus, polisi berhenti sekitar 20 yard jauhnya. “Saya pikir kamu adalah orang yang kami cari,” kata seorang petugas kepada saya. Saya hendak pergi, tetapi mereka berteriak, "Berhenti!"

Saya berhenti dan berbalik. Melihat mereka sudah mengepung saya, saya berkata dengan tenang, “Tetap di sana. Jangan mendekat.” Tidak seorang pun yang bergerak.

“Tolong tunjukkan tanda pengenal dan dokumen anda,” kata saya.

“Kami tidak mengatakan anda melanggar hukum,” kata seorang petugas. “Beri kami materi di tasmu dan kami akan pergi.”

Saya memancarkan pikiran lurus untuk memberantas unsur-unsur jahat di belakang polisi. Mereka tidak memenuhi syarat untuk campur tangan dalam apa yang saya lakukan, karena menyelamatkan orang sangat sakral, pikir saya di dalam hati. Mereka mengatakan mereka memiliki kamera tubuh dan tidak akan main-main. Mereka berulang kali mengatakan akan pergi jika saya memberi mereka beberapa materi dari apa yang saya miliki. Karena saya hanya memiliki lima materi tersisa dan tidak nyaman untuk mengunjungi mereka di kantor polisi, saya memberi mereka brosur dan mereka pergi.

Memikirkan kembali hal ini, saya menyadari bahwa setelah saya berkata, “Tetaplah di sana. Jangan mendekat, ”mereka sudah ditahan oleh kemampuan supernormal. Seandainya saya tahu ini, saya bisa pergi lebih awal.

Menggunakan Kemampuan Supernormal Lebih Sering

Ada banyak contoh penggunaan kemampuan supernormal dalam artikel Minghui. Ketika beberapa praktisi disetrum dengan tongkat listrik, mereka memancarkan pikiran lurus sehingga aliran listrik kembali ke para pelaku, dan berhasil. Ketika polisi tidak mendengarkan dan terus menyita materi Dafa dan foto Guru, beberapa praktisi memancarkan pikiran lurus agar petugas jatuh, dan mereka berhasil. Demikian pula, saat sipir dan narapidana memukuli praktisi, sipir dan narapidanalah yang akhirnya kesakitan dan kemudian dirawat di rumah sakit.

Sekarang ketika saya keluar dan membagikan materi, saya sering memancarkan pikiran lurus agar polisi tidak melihat saya. Ketika saya mempunyai rasa takut, saya memancarkan pikiran lurus agar “rasa takut” itu menuju ke polisi. Demikian pula, ketika saya memasang poster, saya memancarkan pikiran lurus sehingga mereka tetap di sana dan orang-orang tidak mencabutnya.

Di atas adalah pemahaman pribadi saya. Tolong tunjukkan yang tidak tepat.