(Minghui.org) Saya tinggal di Kanada. Saya ingin berbagi pengalaman saya membantu orang Tionghoa yang tinggal di luar Tiongkok untuk mundur dari keanggotaan mereka di Partai Komunis Tiongkok (PKT) dan organisasi afiliasinya. Saya dulu berpikir bahwa ketika turis dari Tiongkok melihat praktisi Falun Dafa di tempat-tempat wisata, kebanyakan dari mereka akan mundur dari Partai setelah kami mengklarifikasi fakta tentang penganiayaan. Saya menyadari tidaklah sesederhana itu setelah mulai membantu di lokasi klarifikasi fakta di tempat-tempat wisata delapan tahun lalu.
Tidak mudah membuat orang Tionghoa mundur dari PKT, terkadang karena pemandu wisata mengganggu dan mencegah turis berbicara dengan kami. Ada banyak orang dalam grup tur, orang-orang Tionghoa ketakutan ada orang lain yang memperhatikan mereka dan melaporkannya, dan seterusnya.
Ketika pertama kali pindah ke Kanada, saya berdiri di pusat perbelanjaan dan stasiun bus di akhir pekan untuk berbicara dengan orang-orang Tionghoa. Saya bertemu banyak siswa Tionghoa dalam kelompok-kelompok kecil. Dibandingkan dengan kelompok wisata, mereka tidak terpengaruh oleh propaganda PKT tentang Falun Dafa. Relatif lebih mudah bagi mereka untuk memahami watak sejati dari Partai dan mendorong mereka untuk mundur dari organisasi Partai yang mereka ikuti. Saya berhenti keluar mengklarifikasi fakta kepada orang-orang Tionghoa secara langsung setelah pindah ke kota lain. Kita sebenarnya memiliki banyak kesempatan untuk mengklarifikasi fakta dalam kehidupan sehari-hari. Saya menemukan ternyata banyak orang Tionghoa yang belum mundur dari PKT.
Saat membagikan koran Epoch Times di pintu masuk supermarket Asia, saya melihat seorang wanita sedang melihat ponselnya sambil menunggu seseorang. Sepuluh menit berlalu dan dia masih di sana, jadi saya bertanya apakah dia menginginkan koran. Dia berkata telah tahu tentang koran itu dan juga tersedia di luar gedung tempat dia bekerja. Saya menunjukkan dia jumlah orang-orang yang telah mundur dari PKT yang tercetak di halaman pertama dan bertanya apakah dia memperhatikan bahwa angka itu berubah setiap hari. Dia menjawab, “Tidak, saya tidak memperhatikannya. Saya tidak tahu apa arti angka-angka itu.” Saya mengatakan kepadanya bahwa PKT menganiaya praktisi Falun Dafa dan mengapa jutaan orang Tionghoa memutuskan untuk mundur dari Partai. Dia setuju untuk mundur dari keanggotaannya di Partai. Saat itu, orang yang dia tunggu tiba. Dia berterima kasih kepada saya dan pergi.
Sebelum pandemi COVID, seorang teman mengundang saya dan keluarga untuk makan malam di sebuah restoran. Ada banyak orang yang duduk di meja kami. Ketika semua pelanggan pergi kecuali meja kami, saya meminta dua pelayan untuk mundur dari PKT. Saya kemudian mengetahui bahwa orang di kasir adalah bosnya. Saya melihat Epoch Times juga tersedia disana untuk diambil pengunjung dan mengira pemiliknya telah mundur dari PKT. Saya kemudian mengetahui bahwa dia bahkan belum pernah mendengar tentang gerakan mundur dari PKT. Dia berkata bahwa dia berasal dari Tiongkok Selatan dan pindah ke sini bersama keluarganya ketika dia masih muda. Dia hanya bersekolah di sekolah dasar di Tiongkok. Dia juga mengatakan bertahun-tahun yang lalu dia memiliki seorang teman yang berlatih Falun Dafa. Temannya itu sudah pindah ke kota lain, tetapi tidak pernah memberitahunya tentang mundur dari PKT. Saya menjelaskan apa itu Falun Dafa dan mengapa dia harus mundur dari Partai, dia langsung setuju.
Tepat sebelum pandemi, mantan bos suami saya mengundang kami untuk makan malam bersama teman-temannya, pasangan yang sedang berkunjung dari Tiongkok. Salah satunya adalah wakil kepala di departemen pajak, sementara yang lain adalah kepala departemen dari sebuah rumah sakit terkenal. Saya tahu ini adalah orang-orang yang harus saya klarifikasi fakta, tetapi sebelum kami bertemu untuk makan malam, bos lama suami saya meminta kami untuk tidak berbicara dengan mereka tentang Falun Dafa. Saya tahu jika saya tidak memberi tahu mereka tentang situasi sebenarnya di Tiongkok di makan malam itu, mungkin tidak akan pernah ada kesempatan lain bagi mereka untuk mengetahui fakta kebenaran. Saya terus meminta bantuan Guru.
Setelah makan, saya berkata kepada wakil kepala, “Saya pikir takdir telah mengatur kita untuk bertemu. Ada sesuatu yang perlu saya katakan kepada anda, jika tidak, saya akan mengecewakan anda.” Saya menjelaskan bahwa Falun Dafa ditindas secara tidak adil di Tiongkok. Dia memberitahu saya bahwa dia tahu tentang Falun Dafa. Dia juga mengenal para praktisi dan mereka adalah orang baik. Saya bertanya apakah dia ingin mundur dari Partai. Saya tahu dia mungkin takut, karena jabatannya. Ketika saya memberi tahu bahwa dia bisa mundur dengan nama samaran, dia setuju. Saya mengatakan hal yang sama kepada istrinya dan membuatnya mundur dari PKT juga. Dia berterima kasih kepada saya. Dalam pertemuan berikutnya dan kehidupan sehari-hari, saya menggunakan pendekatan yang sama untuk membujuk teman-teman mundur dari PKT, dan hasilnya sangat bagus.
Juli dan Agustus adalah puncak musim turis. Melalui seorang teman, saya dikenalkan dengan beberapa orang Tionghoa yang sedang berlibur di kota tempat saya tinggal. Mereka telah tinggal di luar Tiongkok selama puluhan tahun. Saya ingin memberitahu anda bagaimana saya membantu beberapa dari mereka mundur dari PKT.
Sepasang suami istri yang meninggalkan Tiongkok 12 tahun lalu ternyata berasal dari kampung halaman saya. Saya mendapat kesempatan duduk di sebelah sang istri dan memberitahu dia bahwa saya berlatih Falun Dafa dan bertanya apa pendapatnya. Dia mengatakan itu adalah keyakinan. Saya kemudian menjelaskan mengapa Jiang Zemin memulai penganiayaan, tentang watak sejati PKT, dan bahwa Dafa sekarang telah dilatih di banyak negara lain. Dia mengatakan bahwa dia sadar banyak orang di negara lain yang berlatih Falun Dafa. Dia setuju untuk mundur dari PKT, tapi saya merasa ada yang tidak beres. Saya curiga dia tidak sepenuhnya memahami faktanya. Namun, karena anak-anaknya kesal, dia harus pergi dan saya tidak bisa melanjutkan percakapan kami.
Sesaat kemudian, suaminya masuk. Saya tahu mereka akan pulang keesokan harinya, jadi saya mengambil kesempatan untuk mengklarifikasi beberapa hal kepadanya dan membantunya mundur dari PKT. Dia mengatakan bibinya berlatih Falun Dafa saat dia masih mahasiswa. Ketika dia pergi ke kota lain untuk studi lebih lanjut dan kemudian meninggalkan Tiongkok, dia kehilangan kontak dengan bibinya. Suaminya baik dan setuju dengan apa yang saya katakan kepadanya.
Keesokan harinya setelah sarapan, saya mendapat kesempatan lain untuk berbicara dengan sang istri. Dia berpikir apa yang saya katakan tentang mantan pemimpin PKT yang memulai penganiayaan itu salah. Dia mengatakan PKT mungkin telah melakukan beberapa hal buruk tetapi kita tidak boleh mengkritiknya. Dia juga menyebutkan pertemuannya dengan seorang wanita yang bertanya apakah dia berasal dari Tiongkok dan mulai mengatakan hal-hal buruk tentang hal itu. Kemudian dia menyadari wanita itu adalah seorang praktisi Falun Dafa. Seseorang memanggilnya saat itu dan kami tidak dapat melanjutkan percakapan lebih lanjut.
Pasangan itu pergi di hari itu. Saya menemukan wanita itu tidak mengambil informasi yang saya berikan padanya. Saya tidak tahu apa yang mencegahnya menerima fakta dan merasa itu sangat disayangkan. Saya hanya bisa berharap ketika dia kembali ke rumah, dia mencarinya secara online dan mengetahui lebih banyak tentang penganiayaan. Saya juga berharap praktisi lain lebih berhati-hati ketika mereka mengklarifikasi fakta. Kita harus mencoba melihat sesuatu dari perspektif non-praktisi dan tidak memberikan kesan yang salah kepada orang-orang bahwa kita terlibat dalam politik.
Pasangan lain meninggalkan Tiongkok 32 tahun yang lalu dan hanya tahu tentang koran Epoch Times. Mereka tidak memperhatikan berita tentang Falun Dafa. Mereka kadang-kadang melihat praktisi melakukan aksi damai di luar konsulat Tiongkok tetapi berpikir itu tidak ada hubungannya dengan mereka. Mereka berasumsi bahwa keanggotaan mereka di Liga Pemuda PKT telah berakhir dan dengan demikian mereka telah lama memisahkan diri dari Partai.
Ibu wanita itu berusia 92 tahun dan seorang anggota Partai. Ayahnya adalah mantan kepala pabrik dan anggota Partai, tetapi dia telah meninggal bertahun-tahun sebelumnya. Pasangan ini dengan jelas memahami betapa buruknya rezim melalui kampanye politiknya yang berulang-ulang dan memutuskan untuk meninggalkan Tiongkok. Mereka dengan mudah setuju untuk mundur dari PKT.
Suatu hari saya pergi ke pantai dan bertemu dengan pasangan yang telah tinggal di luar Tiongkok selama lebih dari dua dekade. Mereka sedang berjalan dengan anjingnya dan saya memulai percakapan dengan sang istri. Dia belum pernah mendengar tentang gerakan mundur dari PKT tetapi mengatakan sering melihat praktisi melakukan aksi damai di luar konsulat Tiongkok. Saya memberitahunya banyak hal dan dia dengan senang hati setuju untuk mundur dari PKT. Sayangnya, saya harus pergi dan tidak mendapat kesempatan untuk mengklarifikasi fakta kepada suaminya yang telah pergi ke tempat lain.
Saya dan beberapa praktisi berpartisipasi dalam kegiatan untuk merayakan 400 juta orang Tiongkok mundur dari PKT. Sudah sangat larut ketika kami pergi ke restoran Tionghoa untuk makan malam. Pasangan pemilik tempat itu telah tinggal di luar Tiongkok selama hampir 20 tahun. Seorang praktisi Barat mengenal putra mereka dan sudah lama ingin memberitahu mereka tentang mundur dari PKT tetapi dia tidak bisa berbicara bahasa Mandarin. Saya dan praktisi itu berbicara dengan mereka bersama. Wanita itu berkata dia belum pernah mendengar hal ini dan segera setuju untuk mundur dari PKT.
Saat kami hendak pergi, seorang teman pemilik restoran masuk bersama istrinya. Kami mengobrol dengan mereka dan mengetahui mereka telah meninggalkan Tiongkok hampir 30 tahun yang lalu. Pria itu mengatakan dia suka membaca Epoch Times dan sudah mundur dari PKT ketika berada di Tiongkok. Saya bertanya apakah seorang praktisi membantunya mundur dari keanggotaannya di PKT. Dia mengatakan tidak, ketika dia meninggalkan negara itu, majikannya mengatakan padanya bahwa dia harus melepaskan keanggotaannya untuk meninggalkan Tiongkok. Istrinya, yang adalah seorang Kristen, pada awalnya tidak ingin mundur dari PKT karena berpikir dia dilindungi oleh Yesus. Setelah kami menjelaskan pentingnya mundur dari PKT, akhirnya dia tidak ragu-ragu untuk mundur dari keanggotaannya di PKT.
Hari berikutnya saya dan praktisi lain pergi ke taman. Kami memasang spanduk bertuliskan “400 Juta Orang Tiongkok Telah Mundur dari PKT” dan saya berjalan di sekitar taman mencari orang untuk mengklarifikasi fakta. Saya bertemu dengan seorang pria berusia 30-an yang bertanya, "Apakah anda ada hubungannya dengan spanduk yang saya lihat?" Saya mengatakan ya. Mungkin dia ingin tahu tentang Falun Dafa tetapi tidak dapat menemukan siapa pun untuk menjelaskannya. Dia mengajukan banyak pertanyaan tentang latihan Dafa, mengapa ditindas, dan mengapa saya berlatih Falun Dafa. Dia juga memiliki banyak pertanyaan tentang kehidupan.
Guru memberi saya kebijaksanaan untuk menjawab semuanya. Kami mengobrol selama lebih dari 40 menit. Saya juga membacakan puisi Guru kepadanya. Dia mendengarkan dengan tenang dan percaya apa yang saya katakan kepadanya. Dia senang.
Selama ini, putrinya yang berusia lima tahun tidak mengganggu kami meskipun cuaca sangat panas. Gadis kecil itu bermain sendiri dan sesekali datang untuk mendengarkan apa yang kami katakan. Pria itu pergi dengan enggan setelah anaknya mengatakan dia ingin pergi. Saya memberinya beberapa situs web tentang Dafa. Saya pikir dia pasti akan memperhatikan Falun Dafa dan bahkan mungkin mulai berlatih.
Saya baru-baru ini pergi ke pantai dan bertemu dengan keluarga Tionghoa. Ayah dan putranya pergi ke pantai sementara sang istri berkemas. Saya dan praktisi lain mendatanginya. Dia memberi tahu kami bahwa dia memiliki seorang teman yang berlatih Falun Dafa 20 tahun yang lalu. Teman itu memperkenalkannya pada Falun Dafa dan meminjamkannya beberapa buku untuk dibaca. Kemudian teman itu pindah ke kota lain dan mereka kehilangan kontak. Dia tidak tahu tentang gerakan mundur dari PKT dan berpikir keanggotaannya di Pionir Muda dan Liga Pemuda secara otomatis berakhir ketika dia menjadi dewasa. Kami menjelaskan mengapa penting untuk mundur dari PKT dan dia setuju untuk mundur.
Setelah meninggalkan Tiongkok, saya mengamati bahwa banyak praktisi yang saya kenal jarang bersosialisasi dengan non-praktisi. Mereka hanya menghadiri kegiatan klarifikasi fakta, oleh sebab itu tidak memiliki banyak kesempatan untuk membuat orang-orang Tiongkok mundur dari PKT. Banyak praktisi lama mengklarifikasi fakta secara langsung tetapi tidak secara menyeluruh. Praktisi muda jarang memiliki waktu untuk berbicara dengan orang-orang karena mereka harus menangani pekerjaan, keluarga, dan proyek Dafa lainnya. Praktisi yang berbicara bahasa Inggris lebih suka membagikan informasi kepada orang Barat atau Tionghoa daripada berbicara dengan mereka. Saya bahkan mendengar beberapa praktisi tidak pernah menjelaskan hal-hal ini kepada rekan kerja Tionghoa mereka meskipun mereka telah bekerja di perusahaan yang sama selama bertahun-tahun.
Meskipun praktisi di luar Tiongkok memulai banyak media dan menjelaskan fakta kepada orang-orang dari banyak negara dalam skala luas, berapa banyak warga negara Tiongkok yang memperhatikan penganiayaan? Selanjutnya, media sehari-hari yang jahat memikat orang-orang melalui seni, uang, dan nafsu. Berapa banyak orang Tionghoa yang benar-benar berinisiatif untuk masuk ke situs web Epoch Times dan mundur dari PKT?
Orang Tionghoa yang tinggal di luar negeri memiliki akses ke informasi tanpa sensor dan bersedia mendengarkan kebenaran. Beberapa praktisi bahkan mengatakan bahwa, selama orang-orang Tionghoa yang bergabung dengan Partai tidak menentang Falun Dafa, Guru akan menyelamatkan mereka. Saya tidak bisa membayangkan bagaimana masa depan orang-orang ini jika mereka tidak mundur dari PKT. Banyaknya orang yang mundur ini merupakan hasil dari upaya sungguh-sungguh para praktisi. Para dewa juga menyaksikan. Saya pikir kita harus melakukan apa yang Guru minta dan tidak meninggalkan penyesalan apapun dalam kultivasi kita.
Keterikatan menghalangi kita untuk mengklarifikasi fakta kepada orang-orang Tionghoa secara langsung. Jangan memberikan diri kita alasan untuk takut, malu, atau berpuas diri, maupun berkata, “Saya sekarang sedang mengerjakan proyek tertentu, saya mengirim pesan teks menggunakan ponsel, saya ikut serta dalam proyek panggilan telepon otomatis, atau saya tidak tahu bagaimana berbicara dengan orang,” dan seterusnya sebagai pengganti klarifikasi fakta kepada orang-orang di sekitar kita.
Beberapa praktisi yang mulai berlatih sebelum penganiayaan dimulai pada 1999 telah melalui banyak kesengsaraan. Mereka banyak berkorban dan dengan teguh berjalan di jalur kultivasi. Sekarang, beberapa praktisi ini memiliki karma penyakit dan tidak dapat berpartisipasi dalam proyek klarifikasi fakta. Ada juga yang berpikir karena sekarang banyak praktisi muda, mereka tidak perlu lagi berpartisipasi dalam kegiatan Dafa. Karena pandemi, ada lebih sedikit kesempatan untuk mengklarifikasi fakta dan banyak praktisi lama tinggal di rumah untuk membaca Fa, melakukan latihan, dan memancarkan pikiran lurus. Mungkin mereka berpikir telah melakukan banyak hal di masa lalu dan itu cukup baik untuk menghabiskan lebih banyak waktu belajar Fa, melakukan latihan, dan memancarkan pikiran lurus.
Jika seseorang tidak menghadiri kegiatan publik tetapi melakukan panggilan telepon biasa ke Tiongkok, itu tidak menjadi masalah. Saya tahu banyak praktisi enggan menelepon orang Tionghoa meskipun mereka punya waktu karena takut orang tidak akan mendengarkan mereka. Sehingga mereka merasa membuang-buang waktu. Guru memperpanjang waktu sehingga kita dapat menyelamatkan lebih banyak orang sambil mengultivasi diri kita dengan baik. Saya berharap para praktisi mendengarkan kata-kata Guru, melepaskan berbagai konsep manusia, dan menyelamatkan lebih banyak orang.
Baru-baru ini seorang praktisi mengatakan ketika dia menelepon seseorang, orang tersebut segera menutup teleponnya setelah mengatakan dia sedang bersiap-siap karena gempa bumi di daerahnya. Tidak ada yang menjawab telepon ketika praktisi menelepon kembali. Tahun lalu, dia menelepon orang lain dan diberitahu ada banjir di kampung halamannya. Orang ini tidak mendengar fakta dan dia tidak mundur dari PKT. Saya bertanya-tanya tentang nasib kedua orang ini. Saya khawatir orang-orang kehilangan kesempatan untuk diselamatkan, jadi saya merasa penting untuk menuliskan artikel ini.
Bencana di Tiongkok semakin meningkat akhir-akhir ini. PKT menyensor Internet dan menghentikan orang-orang meninggalkan negara. Kesempatan bagi orang Tionghoa untuk diselamatkan semakin berkurang. Bahkan jika kita hanya melakukan satu panggilan telepon sehari atau menyelamatkan satu orang, seluruh alam semesta diselamatkan dan dengan demikian makhluk hidup yang tak terhitung jumlahnya terhindar dari kehancuran. Ketika anda berpikir tentang praktisi di Tiongkok yang mempertaruhkan hidup mereka untuk mengklarifikasi fakta, bagaimana kita tidak bisa melepaskan rasa takut kita?
Saya mengerti bahwa situasinya berbeda di negara lain, jadi saya hanya berbicara tentang apa yang saya amati dan dengar di sekitar saya. Saya merasa bahwa praktisi di sekitar saya telah mengendur dalam mengklarifikasi fakta dan berharap melalui berbagi pengalaman ini akan mendorong saya dan yang lain untuk berbuat lebih baik lagi.