(Minghui.org) Pada saat Zhang Yuhong selesai menjalani hukuman empat tahun pada November 2022 karena berlatih Falun Gong, wanita yang tadinya sehat menjadi tidak berdaya karena stroke yang disebabkan oleh penyiksaan.
Ketika Penjara Wanita Provinsi Liaoning memberi tahu putra Zhang untuk menjemputnya, ia menolak melakukannya dan bersikeras bahwa penjara bertanggung jawab atas kondisinya. Penjara membawa Zhang ke sanatorium dan berusaha menuntut putranya karena meninggalkannya.
Sejauh ini, hanya saudara perempuan Zhang yang diizinkan menemuinya di sanatorium. Begitu Zhang melihat saudara perempuannya, dia minta pulang. Dia memberi tahu saudara perempuannya bahwa penjaga penjara menggantungnya dan memukulnya. Dia juga melihat penjaga menuangkan air mendidih ke praktisi Falun Gong lainnya. Zhang menjadi sangat emosional ketika menceritakan penyiksaan yang dia derita di penjara.
Hanya beberapa hari kemudian, Zhang kembali dibawa ke rumah sakit dan tidak dapat berbicara lagi. Dokter memberi tahu saudara perempuannya bahwa dia menderita stroke lagi. Karena dia sudah menjalani dua kraniotomi setelah stroke sebelumnya, dokter tidak dapat mengoperasinya lagi dan hanya merekomendasikan perawatan konservatif. Tidak jelas apakah Zhang mengalami pelecehan lagi selama beberapa hari itu.
Zhang, seorang warga Kota Fuxin, Provinsi Liaoning berusia 50-an, ditangkap pada 7 November 2018 setelah dibuntuti oleh polisi. Dia dijatuhi hukuman empat tahun pada Juli 2019 dan dibawa ke Penjara Wanita Provinsi Liaoning pada 24 September 2019.
Zhang menderita stroke pada akhir Juni 2020 dan tetap koma selama berbulan-bulan. Ketika keluarganya pergi ke unit perawatan intensif mengunjunginya, penjaga tidak membiarkan mereka mendekatinya dan menolak menjawab pertanyaan apapun. Seorang dokter memberi tahu keluarga bahwa dia memiliki luka di punggungnya, tetapi penjaga penjara mencegah keluarganya memeriksanya dan tidak mengizinkan dokter memberikan perincian tentang kondisinya.
Para penjaga juga memaksa keluarganya menandatangani beberapa dokumen yang membebaskan penjara dari segala tanggung jawab terkait kondisi Zhang. Meskipun penjaga penjara tidak mengizinkan keluarga Zhang mengunjunginya, mereka menyalahkan keluarganya karena tidak mengunjunginya secara teratur, menuduh bahwa “menyebabkan dia jatuh sakit.”
Dokter kemudian mengoperasi Zhang dua kali. Penjaga mencegah dokter berkomunikasi dengan keluarganya, tetapi mengatakan kepada mereka bahwa mereka harus membayar 100.000 yuan (Rp 220.000.000) untuk menutupi biaya pengobatan Zhang.
Pada awal Februari 2021 keluarga Zhang mengadakan pertemuan video dengannya. Dia tidak lagi menggunakan ventilator dan dapat berbicara, tetapi tidak jelas. Dia juga kesulitan menggerakkan sisi kanan tubuhnya.
Dia kemudian dipindahkan dari bangsal kelima ke bangsal kesebelas untuk tahanan lansia dan penyandang cacat. Otoritas penjara menuntut 200.000 yuan (Rp 440.000.000) dari keluarganya sebagai ganti pembebasannya. Karena keluarganya diperas dan tidak mampu membayar, akhirnya Zhang ditahan di penjara sampai akhir masa hukumannya.
Ketika keluarganya akhirnya diizinkan mengunjunginya lagi pada November 2021, mereka sangat terpukul melihat dia di kursi roda dan sebagian besar di satu sisi kepalanya bonyok.
Penjaga penjara menyalahkan Zhang karena tidak berperilaku baik (artinya dia menolak melepaskan Falun Gong) dan mereka hanya mengizinkannya menghabiskan 200 yuan (Rp 440.000) untuk kebutuhan sehari-hari setiap bulan.
Keluarganya mempertanyakan bagaimana bisa para penjaga terus menganiaya ketika dia sudah seperti ini. Selama kunjungan keluarga, Zhang terus menangis. Para penjaga mengakhiri pertemuan sebelum waktu yang dijadwalkan, takut dia menjadi terlalu emosional.
Selain penyiksaan fisik yang dideritanya di penjara, biro keamanan sosial setempat menangguhkan uang pensiun Zhang dan menuntut agar keluarganya mengembalikan uang pensiun yang telah diterimanya selama dua tahun pertama setelah penangkapannya, mengutip kebijakan yang diterapkan bahwa praktisi Falun Gong yang menjalani hukumn tidak berhak atas manfaat pensiun.
Liaoning Woman Recovering from Stroke Denied Medical Parole and Transferred to the Elderly Ward