Falun Dafa Minghui.org www.minghui.org CETAK

Pria Jilin Meninggal Setelah Dua Dekade Dianiaya Karena Keyakinannya

29 Des. 2022 |   Oleh koresponden Minghui di Provinsi Jilin, Tiongkok

(Minghui.org)

Nama: Liu Jun
Dalam Huruf Mandarin: 刘君
Jenis Kelamin: Pria
Umur: 70
Kota: Jilin
Provinsi: Jilin
Pekerjaan: Petani
Tanggal Kematian: 23 Agustus 2022
Tanggal Penangkapan Terakhir: 18 Juni 2006
Tempat Penahanan Terakhir: Pusat Pencucian Otak Yulinshanzhuang

Seorang penduduk Kota Jilin, Provinsi Jilin meninggal dunia pada tanggal 23 Agustus 2022, setelah mengalami penganiayaan dan penyiksaan tanpa henti selama dua dekade karena berlatih Falun Gong, sebuah disiplin spiritual yang menjadi sasaran rezim komunis Tiongkok sejak tahun 1999. Liu Jun berusia 70 tahun.

Bahkan sebulan sebelum dan sesudah kematian Liu, petugas dari Kantor Polisi Erdaoxiang pergi ke rumahnya untuk mengganggunya.

Dua Dekade Penganiayaan

Liu, seorang petani, berlatih Falun Gong pada tahun 1995. Karena mempertahankan keyakinannya menghadapi penganiayaan, dia ditangkap, ditahan dan disiksa. Rumahnya juga digeledah. Pejabat pemerintah, polisi, agen dari Komite Urusan Politik dan Hukum dan Kantor 610 berpartisipasi dalam penganiayaan terhadap Liu. Mereka yang melecehkannya berasal dari semua tingkat pemerintahan, mulai dari tingkat desa dan kecamatan hingga tingkat kota madya dan provinsi.

Pada 22 September 1999, Liu ditipu untuk pergi ke kantor polisi. Polisi menggeledah rumahnya dan menyita TV, pemutar media, dan perekam audionya. Dia diperas sebesar 500 yuan dan ditahan selama 15 hari.

Liu pergi ke Beijing untuk memohon hak untuk berlatih Falun Gong tidak lama setelah dia dibebaskan, hanya untuk ditangkap lagi. Rumahnya digeledah untuk kedua kalinya pada 28 Oktober. Polisi memeras 4.000 yuan darinya. Mereka menggeledah rumahnya lagi pada tanggal 29 Desember tahun itu dan menahannya di Pusat Penahanan No. 3 Kota Jilin.

Setelah 25 hari penyiksaan, Liu dihukum dua tahun kerja paksa. Dia dipindahkan ke Kamp Kerja Paksa Huanxiling pada tanggal 23 Januari 2000. Di sana dia menjadi sasaran berbagai bentuk pelecehan, termasuk kelaparan, dipaksa berlari sambil membawa karung pasir yang berat di pundaknya, dipaksa jongkok, dan dipukuli. Pada 27 Maret 2001, Liu dipindahkan ke Kamp Kerja Paksa Kota Liaoyuan. Sebulan pemukulan biadab dan cuci otak membuatnya patah kaki. Dia kurus dan sangat lemah sehingga tidak bisa bangun dari tempat tidur.

Pada Mei 2001, para penjaga mulai memaksa Liu untuk bekerja tanpa bayaran, kebanyakan menggali parit untuk mengubur kabel listrik. Penjaga menghasut seorang narapidana bermarga Zhang untuk memukul Liu dengan sekop. Liu pingsan. Pergelangan kaki kirinya patah dan celananya menempel di lukanya yang terbuka. Kepalanya, termasuk mata kirinya, terluka. Banyak narapidana yang hadir dikejutkan oleh kebrutalan tersebut. Beberapa memohon Zhang untuk berhenti dan beberapa menangis. Namun para penjaga mengancam bahwa jika Liu meninggal, mereka akan menguburnya di selokan. Para penjaga mengatakan kamp kerja paksa memiliki kuota kematian akibat penyiksaan, jadi tidak ada yang akan dimintai pertanggungjawaban untuk itu.

Tak lama setelah Liu dibebaskan, dia ditangkap lagi pada malam hari tanggal 28 Januari 2002 saat sedang berjalan di jalanan. Polisi memborgolnya ke bangku, menggantungnya di pergelangan tangan, dan mencekiknya dengan tudung jaketnya, sambil memukul kepalanya dengan benda berat. Dia pingsan dalam dua menit. Ketika sadar, pergelangan tangannya memar dan berdarah. Pergelangan tangannya mati rasa saat dia melakukan pekerjaan berat setelah itu.

Polisi membawa Liu ke Pusat Penahanan No. 3 Kota Jilin keesokan harinya, tetapi pusat penahanan menolak menerimanya karena kondisi fisiknya.

Liu ditangkap di rumahnya pada 11 Oktober 2002 dan rumahnya digerebek. Polisi membawanya ke Kamp Kerja Paksa Kota Jiutai pada tanggal 5 November, tetapi ia gagal dalam pemeriksaan fisik dan ditolak masuk. Polisi memukulinya dalam perjalanan ke pusat penahanan, membuat wajahnya berlumuran darah. Dia juga menjadi sasaran pemukulan biadab di pusat penahanan. Khawatir dia akan mati di sana, para penjaga membebaskannya pada 26 November 2002.

Selama Kongres Nasional Maret 2003, Liu berulang kali diganggu oleh pihak berwenang. Polisi menangkapnya dan membawanya ke Kamp Kerja Paksa Jiutai pada 22 Juli 2003, dengan surat pemberitahuan kerja paksa tertanggal Oktober 2002. Namun dia kembali ditolak masuk karena kondisi fisiknya yang buruk.

Polisi berusaha untuk menggeledah rumah Liu pada 19 Juli 2004. Dia menolak untuk membiarkan mereka masuk. Polisi kemudian memanggil Cao Jianguo, kepala polisi, yang memerintahkan agar jendela dan kunci rumahnya dibongkar. Seorang petugas memukul istri Liu dengan senter. Setelah istri Liu jatuh ke tanah, dia menginjaknya. Liu mencoba untuk menghentikannya, tetapi dipukul kepalanya hingga tersungkur ke tanah.

Polisi mencuri uang tunai 510 yuan dan menyita tiga perekam audio, sepeda motor baru yang baru saja mereka beli seharga 4.000 yuan, buku-buku Falun Gong miliknya, dan materi terkait.

Selama penggerebekan, Cao berkata kepada petugas, “Kamu bisa melakukan apa pun yang kamu mau pada mereka. Tidak apa-apa jika mereka mati. Aku bisa menutupinya untukmu.”

Liu mengajukan pengaduan terhadap Cao pada 21 Juli. Cao membalas dengan mengancam akan memenjarakan tiga anggota keluarganya selama sisa hidup mereka. Untuk menghindari penganiayaan lebih lanjut, keluarga Liu terpaksa tinggal jauh dari rumah, meninggalkan ayahnya yang tua dan sakit tanpa pengawasan.

Polisi menggeledah rumah Liu antara jam 5 dan 7 pagi pada tanggal 4 Agustus 2004 ketika tidak ada orang di rumah. Mereka kembali empat kali lagi, pada jam 9 pagi dan jam 10 malam pada tanggal 4 Agustus, jam 6 pagi pada tanggal 5 Agustus dan jam 11 malam pada tanggal 6 Agustus. Karena keluarga Liu sudah tidak tinggal lagi di sana, polisi terus memerintahkan ayahnya, yang telah menderita stroke dan tidak dapat berbicara, untuk mengungkapkan keberadaan mereka. Mereka juga membawa pria tua yang gemetar itu ke rumah saudara perempuan Liu untuk mencarinya.

Liu ditangkap lagi pada 18 Juni 2006 dan ditahan di Pusat Pencucian Otak Yulinshanzhuang. Dia diawasi oleh staf sepanjang waktu dan dipermalukan. Dia melakukan mogok makan untuk memprotes penganiayaan dan dibebaskan empat hari kemudian.