Falun Dafa Minghui.org www.minghui.org CETAK

Menyingkirkan Keterikatan pada Keuntungan Saat Mengelola Bisnis

6 Des. 2022 |   Oleh Qing Yi, seorang praktisi Falun Dafa di Taiwan

(Minghui.org) Saya mulai berkultivasi Dafa pada tahun 2003. Setelah berlatih, berangsur-angsur saya mengetahui bahwa manusia memiliki terlalu banyak keterikatan. Nama, keuntungan, dan hubungan: semua hal ini memengaruhi kita sepanjang waktu.

Saya masih ingat ketika saya masih mahasiswa, banyak orang bertanya kepada saya, “Kamu masih sangat muda. Mengapa ingin berlatih Falun Dafa?” Saat itu, saya belum melewati banyak ujian [WS1] .

Saya berpikir bahwa saya tidak terlalu menekankan pada uang karena saya tidak mengalami stres saat itu. Namun, enam tahun lalu, keadaan menjadi sangat stres ketika saya meninggalkan pekerjaan tetap saya untuk membuka usaha kecil di pasar. Saya tidak bisa lagi mengandalkan upah dari majikan saya setiap minggu. Itu membuat saya sadar bahwa saya sebenarnya sangat menekankan pada uang dan keuntungan materi.

Bisnis saya melibatkan pembelian dan penjualan produk pertanian. Pada tahap awal, meskipun hanya jual beli sederhana, selalu ada ujian Xinxing. Misalnya, ketika saya pertama kali memulai bisnis, toko saya adalah warung keliling. Ketika saya bergegas ke pasar pagi-pagi sekali, saya melihat bahwa lokasi tempat saya biasa mendirikan lapak sudah diambil orang lain. Tanpa slot lain yang tersedia, saya tidak akan bisa menjual barang-barang saya. Saat ini, banyak elemen negatif yang membuat saya sangat sakit hati, terutama ketika kendaraan saya penuh dengan barang yang harus saya jual hari itu.

Setelah mencari ke dalam, saya mengetahui bahwa ini terjadi karena saya tidak melakukan hal-hal dengan lurus. Misalnya, saya ingin mendirikan lapak saya di lokasi yang menarik, tetapi dilarang berbisnis di sana. Kemudian lagi, saya kadang-kadang meninggalkan rumah lebih awal untuk mendapatkan tempat itu dan melewatkan jam 6 waktu global untuk memancarkan pikiran lurus. Saya tahu ini salah, tetapi keterikatan saya pada keuntungan masih memengaruhi saya. Saya tidak mengikuti apa yang Guru katakan,

“…Cocokkan setiap masalah
Dapat melakukannya berarti berkultivasi.”
(“Berkultivasi Nyata,” Hong Yin I)

Saya telah menjalankan bisnis saya di lokasi itu selama tiga atau empat tahun. Belakangan, bahkan seorang pemilik rumah terdekat berkata, “Tidak apa-apa. Kamu tidak perlu membayar saya untuk menempatkan kios kamu di sini. Ini tempatmu.” Saya benar-benar mengira bahwa lokasi ini adalah milik saya, jadi ketika orang lain berada di sana, saya akan merasa seolah-olah sesuatu milik saya telah diambil alih. Kemudian seorang petugas polisi menilang saya untuk parkir secara ilegal. Pada waktu itu, saya memiliki materi Dafa di mobil. Saya biasanya memberikannya kepada pelanggan saya. Ketika petugas sedang menulis surat tilang, saya tiba-tiba menyadari bahwa saya tidak dapat memberikan brosur kepada petugas polisi karena itu akan mencemarkan nama baik Dafa. Saat itulah saya benar-benar menyadari betapa besar kesalahan yang saya buat dalam mengoperasikan bisnis saya di lokasi ini.

Setelah menyadari hal ini dari lubuk hati yang paling dalam, saya menyewa sebuah lokasi yang diperbolehkan untuk berbisnis. Namun, masih ada ujian lain. Menurut apa yang dikatakan orang biasa, jika anda pindah ke lokasi baru, anda harus mulai membangun pelanggan anda dari awal. Namun, saya memahami dari Fa bahwa jika bisnis saya tidak berjalan dengan baik, pasti ada beberapa hal yang tidak saya lakukan dengan lurus. Oleh karena itu, saya bertanya pada diri sendiri apakah saya akan kembali ke lokasi semula jika dagangan saya sangat sepi di lokasi saat ini. Jawaban saya adalah tidak. Saya telah memutuskan untuk tidak berjalan di jalur yang salah lagi. Namun, saya masih tidak tahu mengapa bisnis tidak membaik.

Suatu hari, ketika saya sedang menyerahkan uang kepada istri saya untuk pengeluaran sehari-hari, saya tiba-tiba memahami sebuah prinsip Fa yang Guru katakan:

“Kita selaku orang Xiulian justru kian tidak patut berbuat seperti ini, kita selaku orang Xiulian berprinsip mengikuti keadaan secara wajar, yang semestinya milik anda tidak akan hilang, yang bukan milik anda juga tidak akan dapat direbut. Tentu saja juga tidak absolut. Jika semua adalah demikian absolut, tidak akan ada masalah tentang manusia berbuat kejahatan. Dengan kata lain, ia juga ada kemungkinan mengandung beberapa faktor yang tidak stabil. Tetapi kita selaku praktisi Gong, sesuai prinsip adalah ditangani oleh Fashen Guru, orang lain ingin mengambil milik anda pun tak mampu. Oleh karena itu, kita berprinsip mengikuti keadaan secara wajar. Ada kalanya anda merasa bahwa benda tersebut adalah milik anda, orang lain pun memberi tahu benda itu adalah milik anda, tetapi sebenarnya itu bukan milik anda. Anda mungkin beranggapan itu memang milik anda, akhirnya itu bukan milik anda, dengan demikian ingin melihat apakah terhadap hal ini anda dapat melepas, jika tidak dapat melepas, itu berarti keterikatan hati, maka perlu digunakan cara ini guna menyingkirkan rasa kepentingan anda, inilah masalahnya. Karena manusia biasa tidak menyadari prinsip ini, selalu bersaing dan bertengkar bila dihadapkan pada kepentingan pribadi.” (Ceramah 7, Zhuan Falun)

Saya akhirnya menyadari mengapa, tidak peduli berapa banyak yang saya hasilkan setiap bulan, saya tidak berhasil menabung banyak. Selain tidak menempuh jalan lurus, saya memiliki keterikatan tersembunyi ini. Sebenarnya, ketika saya membayar seseorang, baik itu biaya sekolah anak saya atau orang yang mengantarkan barang-barang saya, saya hanya sementara menyimpankan uang itu untuk mereka—mereka akan mengambilnya kembali ketika membutuhkannya. Berapa banyak uang yang kita hasilkan telah diatur. Jadi seharusnya mudah bagi saya untuk melepaskan keuntungan materi apa pun di masyarakat manusia biasa.

Ketika seorang kultivator menjalankan bisnis, sikapnya harus sangat berbeda dengan non-praktisi.

Misalnya, ketika kita mendapatkan barang, terkadang kita bertemu dengan petani yang sudah mengemasnya untuk kita. Kebanyakan orang mencoba memilih kotak yang terlihat terbaik dengan harga yang sama. Pemikiran saya berbeda. Saya hanya memilih kotak secara acak dan membiarkan Tuhan yang menentukannya.

Padahal, kualitas barang yang kita dapatkan sudah diatur sejak lama. Takdir kita yang sudah diatur tidak akan berubah walau kita berusaha memilihnya.

Selama bertahun-tahun, sering kali saya mengambil barang sisa setelah orang lain selesai memilih, kualitas barang yang saya dapatkan secara keseluruhan lebih baik. Setiap kali saya melihat orang lain bertengkar dan berkelahi dan kedua belah pihak mengatakan mereka menipu, pikiran ini muncul di benak saya: Saya beruntung berkultivasi. Jika tidak, saya mungkin sama seperti mereka.

Ketika saya pergi ke pasar untuk berbisnis, perannya berubah. Kadang-kadang ketika barang-barang tertentu tidak terlihat begitu bagus dan pelanggan tidak ingin membelinya, keterikatan saya pada nama dan keuntungan akan terpicu. Awalnya, saya akan berpikir konyol bahwa jika saya tahu sebelumnya, saya hanya akan melihat-lihatnya saja tanpa membeli. Ketika saya mencari ke dalam untuk melihat mengapa saya tidak bahagia, saya menyadari bahwa keterikatan pada keuntungan inilah yang berulah lagi. Saya pikir jika saya menjual barang yang kurang bagus dengan harga yang lebih murah, saya tidak akan dapat memenuhi target keuntungan saya.

Meskipun saya tahu bahwa saya dapat memberi harga sesuai dengan kualitasnya, keterikatan saya untuk menghasilkan uang masih menarik hati saya. Kadang-kadang ketika saya tahu bahwa pelanggan tidak akan menyukai sejumlah barang tertentu, saya hanya bisa kehilangan uang dan yang bisa saya lakukan hanyalah memberikannya secara gratis.

Ujian Xinxing ini, yang terdengar sangat membumi, sering muncul saat bertransaksi. Namun, ketika saya mematuhi Sejati, Baik, dan Sabar dalam melakukan sesuatu, saya perlahan-lahan tidak terlalu memedulikan hal-hal sepele ini. Meskipun proses peleburan Xinxing saya sulit, setidaknya saya sekarang memiliki arah.


[WS1]Watak, Sifat, Karakter, Pikiran