(Minghui.org) Udara dingin menghantam Jepang awal Februari 2022 ini, hujan salju memecahkan rekor. Menyebabkan kereta untuk berhenti, membawa dampak cukup besar pada komuter. Badai topan tropis memukul Madagaskar bagian tenggara pada 5 Februari, menewaskan sedikitnya 10 orang dan memaksa 150.000 orang lainnya untuk mengungsi. Ibu kota Ekuador, Quito dilanda banjir terparah dalam dua dekade pada 7 Februari, menyebabkan 28 orang tewas dan 52 orang menderita luka.
Kereta Berhenti Bekerja Karena Hujan Salju Pemecah Rekor di Jepang
Jepang dihantam oleh gelombang dingin sejak 5 Februari 2022, dengan hujan salju di daerah Hokuriku. Sapporo, kota terbesar di Hokkaido, mengalami hujan salju yang memecahkan rekor, menyebabkan semua kereta dihentikan. Bus jarak jauh dan kendaraan pribadi terjebak di jalan raya. Sekitar 70 penumpang terpaksa bermalam di Bandara New Chitose pada 6 Februari.
Jepang dihantam gelombang dingin sejak 5 Februari 2022. Sapporo, kota terbesar di Hokkaido, mengalami hujan salju yang memecahkan rekor. (Sumber foto: twitter.com/jrhokkaido_info)
Hujan salju di Kota Sapporo mencapai 60 sentimeter dalam 24 jam, hingga jam 2 siang tanggal 6 Februari mencapai rekor tertinggi dalam sejarah lokal. Penumpukan salju tertinggi mencapai 133 sentimeter pada jam 1 siang di hari yang sama. Terakhir kali penumpukan salju mencapai satu meter di Kota Sapporo terjadi delapan tahun yang lalu.
Dua orang tewas saat sedang menyapu salju di prefektur Akita dan Toyama
Akibat salju menutupi jalur kereta api, dan penyapuan salju tidak dapat mengejar lebatnya hujan salju, pada pagi 6 Februari, situasi yang sangat jarang terjadi semua kereta tidak dapat masuk atau keluar Stasiun Sapporo, dengan 704 kereta terkena dampaknya. Pada 8 Februari jalur utama kereta masih ditutup, dan jumlah kereta yang tertunda masih sebanyak 339 kereta.
Kereta antara lain Jalur Hakodate dan Jalur Chitose dari Otaru ke Sapporo dan Tomakomai, juga Kereta Cepat menuju Bandara New Chitose, tertunda, membuat komuter lokal kesulitan berangkat kerja dan sekolah, termasuk ke dan dari bandara.
Penumpukan salju di Sekihara-machi, Prefektur Gifu, mencapai 84 sentimeter pada 6 Februari, rekor hujan salju tertinggi sejak tahun 1997. Penumpukan salju di Kota Maibara, Prefektur Shiga juga mencapai 81 sentimeter, hampir mencapai rekor tertinggi. Penumpukan salju di Kota Tsunan, Prefektur Niigata mencapai 349 sentimeter pada 6 Februari, yang adalah kali kedua sejak Februari 2015, penumpukan salju mencapai 3 meter di daerah itu.
Selain itu, Weathernews Jepang melaporkan bahwa dari 9 Februari hingga 10 Februari, tekanan rendah di pantai selatan Jepang dapat menyebabkan salju lebat di daerah Kanto, dan bahkan di pusat Tokyo salju dapat mencapai 10 sentimeter.
Topan Kuat Menghantam Madagaskar, Sepuluh Tewas dan Puluhan Ribu Mengungsi
Badai topan tropis memukul Madagaskar bagian tenggara, sebuah pulau di Samudra India, pada 5 Februari, menewaskan sedikitnya 10 orang dan memaksa 150.000 orang untuk mengungsi.
Ini adalah badai kedua yang menghantam Madagaskar dalam dua minggu, dengan populasi sebesar 30 juta penduduk menurut Reuters. Topan Batsirai membawa hujan lebat disertai angin kencang berkecepatan 165 km/jam pada malam tanggal 5 Februari, menyebabkan banjir di Madagaskar timur. Banjir menyebabkan gedung runtuh dan pemadaman listrik. Beberapa daerah di tenggara terisolasi karena banjir di daerah sekitarnya.
Pejabat negara itu menyatakan bahwa Nosy Varika di pantai timur adalah kota yang paling parah terkena bencana, dengan hampir 95% gedung hancur. Jalur lalu lintas ke daerah sekitarnya juga terputus.
Badai ini menambah kerusakan yang diakibatkan Topan Ana dua minggu yang lalu, yang menewaskan 55 orang dan 130.000 orang mengungsi.
Ibu Kota Ekuador Terkena Banjir Terparah dalam Dua Dekade, dengan 28 Orang Tewas dan 52 Orang Terluka
Wali kota Quito, ibu kota Ekuador, menyatakan bahwa daerah itu pada tanggal 7 Februari mengalami banjir terparah dalam dua dekade. Pada saat penulisan laporan, 28 orang tewas dan 52 orang terluka di Quito.
Agence France-Presse melaporkan banjir merendam rumah, menyapu kendaraan dan bahkan pemain bola voli dan penontonnya tersapu dari lapangan olah raga.
Tujuh belas jam hujan lebat di Quito menyebabkan banjir, dengan arus deras berlumpur merusak jalan, daerah pertanian, klinik, sekolah, sebuah kantor polisi dan sebuah gardu listrik.
Wali kota Quito, Santiago Guarderas menyatakan bahwa curah hujan pada tanggal 6 Februari 20 kali lebih lebat dari hari sebelumnya, sebuah rekor baru sejak 2003.
Di sebagian besar Ekuador terjadi hujan lebat sejak Oktober 2021. Sedikitnya 44 orang tewas.