(Minghui.org) Bulan pertama tahun 2022 tercatat 132 praktisi Falun Gong dihukum penjara karena keyakinannya, termasuk 8 kasus yang terjadi pada tahun 2020, 88 kasus pada tahun 2021 dan 36 kasus pada tahun 2022.
Falun Gong, juga dikenal sebagai Falun Dafa, adalah disiplin spiritual yang telah dianiaya oleh rezim komunis Tiongkok sejak tahun 1999. Sejak itu, tak terhitung banyaknya praktisi yang ditangkap, ditahan, dihukum, dan disiksa karena menegakkan keyakinan mereka. Tetapi karena sensor informasi yang ketat di Tiongkok, kasus penganiayaan tidak selalu dapat dilaporkan secara tepat waktu, juga tidak semua informasi tersedia.
132 kasus hukum yang baru dikonfirmasi tersebar di 20 provinsi dan kota. Beijing, kota tuan rumah Olimpiade Musim Dingin tahun 2022, mencatat jumlah tertinggi dengan 17 kasus, diikuti oleh 16 kasus di Provinsi Guangdong dan 14 di Provinsi Heilongjiang. Liaoning (12), Jilin (11), Hebei (10) dan Shandong (10) juga memiliki kasus dua digit. Daerah yang tersisa memiliki kasus berjumlah antara 8 dan 1 kasus.
Setidaknya 31 praktisi yang dihukum berusia 60 tahun atau lebih pada bulan Januari 2022, termasuk 13 berusia 60-an, 12 usia 70-an dan 6 diusia 80-an.
Pada pertengahan bulan Januari 2022, beberapa minggu sebelum Olimpiade Musim Dingin dimulai di Beijing, pihak berwenang menghukum 11 penduduk setempat dari dua hingga delapan tahun karena mengirim foto kota yang lengang selama pandemi ke media luar negeri.
Dalam laporannya seorang pejabat Departemen Luar Negeri dalam emailnya kepada The Epoch Times mengatakan bahwa menanggapi pelanggaran hak asasi manusia yang terang-terangan, Departemen Luar Negeri AS mendesak Partai Komunis Tiongkok untuk, “segera mengakhiri pelecehan dan penganiayaan bejat terhadap praktisi Falun Gong, membebaskan mereka yang dipenjara karena keyakinannya, dan mengatasi keberadaan praktisi yang hilang.”
Lanjutan email tersebut mengatakan, “Sejak tahun 1999, Partai Komunis Tiongkok (PKT) telah berusaha untuk membasmi Falun Gong, sebuah disiplin spiritual yang berasal dari Tiongkok, dan para praktisi yang damai serta pembela hak asasi manusia telah memperjuangkan hak mereka untuk mempraktikkan keyakinannya.”
Seorang pejabat menulis, “Bukti luas menunjukkan pemerintah RRT terus menindas dan menyalahgunakan komunitas ini hingga hari ini,” dia menambahkan bahwa ribuan praktisi Falun Gong menghadapi penahanan, pelecehan, dan melaporkan penyiksaan serta pelecehan setiap tahun hanya karena mempraktikkan keyakinan mereka.
David Matas, seorang pengacara hak asasi manusia di Kanada, melihat hubungan langsung antara hukuman berat dan Olimpiade Musim Dingin mendatang. Hukuman tersebut menunjukkan bahwa PKT bermaksud untuk mengintimidasi mereka yang berani menyuarakan pendapat berbeda dari yang diizinkan oleh rezim.
Faktanya, telah menjadi protokol bagi PKT untuk mengintensifkan penganiayaan sebelum dan selama Olimpiade untuk mencegah para oposisi mengekspos kebrutalan rezim selama peristiwa besar semacam itu.
Matas menjelaskan bahwa hukuman berat itu sepenuhnya bermotif politik. Di Tiongkok, hukuman seperti hukuman penjara akan meredam setiap perilaku atau keyakinan yang berbeda dari suara resmi PKT. Hukuman penjara didasarkan pada “kebutuhan politik” rezim dan tidak konsisten. Dengan Olimpiade Musim Dingin, PKT menjatuhkan hukuman yang lebih berat untuk menekan suara yang berbeda agar terlihat bagus di depan pengunjung. Langkah-langkah ini, tentu saja, membuat PKT terlihat lebih buruk.
Di bawah ini adalah cuplikan dari beberapa kasus hukuman yang dilaporkan pada bulan Januari 2022.
Dihukum Sebelum Olimpiade Musim Dingin Beijing
Sebelas Praktisi Falun Gong di Bejing Dihukum Penjara Menjelang Olympiade Musim Dingin
Sebelas praktisi Falun Gong dihukum oleh Pengadilan Distrik Dongcheng di Beijing pada tanggal 14 Januari 2022, setelah ditangkap karena mengirim foto kota yang lengang selama pandemi ke media luar negeri. Hukuman itu dijatuhkan beberapa minggu sebelum Olimpiade Musim Dingin tahun 2022, yang akan diadakan di Tiongkok dari tanggal 4 hingga 20 Februari.
- Xu Na (wanita) dihukum delapan tahun dengan denda 20.000 yuan.- Li Zongze (pria), Li Lixin (pria), Zheng Yujie (wanita), dan Zheng Yanmei (wanita) masing-masing dihukum lima tahun dengan denda 10.000 yuan. - Deng Jingjing (wanita), Zhang Renfei (pria), Liu Qiang (pria), dan Meng Qingxia (wanita) masing-masing dihukum empat tahun dengan denda 8.000 yuan.- Li Jiaxuan (wanita) dan Jiao Mengjiao (wanita) masing-masing dihukum dua tahun dengan denda 4.000 yuan.
Kesebelas praktisi ini ditangkap pada tanggal 19 Juli 2020 oleh lebih dari 100 petugas polisi. Petugas dari Kementerian Keamanan Negara melihat foto Beijing yang dipublikasikan di situs The Epoch Times pada bulan Juni 2020. Dengan memeriksa video pengintai, petugas melihat Xu dan praktisi lain lewat dan mulai memantau mereka.
Setelah para praktisi didakwa tanggal 2 April 2021, hakim Pengadilan Distrik Dongcheng melarang pengacara mereka meninjau dokumen kasusnya. Dia memutuskan bahwa hanya ketika semua pengacara yang mewakili sebelas praktisi datang ke pengadilan pada saat yang sama, dia akan mengizinkan mereka untuk melihat dokumen. Selain itu, pengacara tidak diizinkan untuk membuat salinan atau mengambil foto dari dokumen tersebut, pengadilan juga tidak akan memberikan salinan kertas atau elektronik dari file tersebut.
Para praktisi diadili pada tanggal 15 Oktober 2021 dan dijatuhi hukuman tanggal 14 Januari 2022.
Sebelum hukuman terakhirnya, Xu (wanita) juga menjadi sasaran selama Olimpiade Beijing tahun 2008 dan dihukum tiga tahun pada bulan November 2008. Suaminya, penyanyi folk terkenal Yu Zhou, meninggal dalam tahanan 11 hari setelah penangkapan mereka pada bulan Januari 2008. Dia berusia 42 tahun.
Penduduk Beijing lainnya Dihukum Penjara Sebelum Olimpiade Musim Dingin.
Penduduk Beijing lainnya, Lei Zhongfu (pria), juga dihukum penjara sebelum Olimpiade Musim Dingin.
Lei ditangkap sekitar bulan Agustus 2020 dan telah ditahan tanpa komunikasi sejak hari itu. Penangkapan terakhirnya adalah karena tekadnya untuk menegakkan keyakinan pada Falun Gong selama kampanye “Sapu-bersih” pada bulan Maret 2020, sebuah operasi pelecehan terkoordinasi yang menargetkan setiap praktisi dalam daftar hitam pemerintah. Praktisi lain yang ditangkap bersamanya, Zhao Chunying (wanita), juga telah ditahan tanpa komunikasi sejak bulan Maret 2020.
Keluarga Lei diberitahu pada awal 2022 agar pergi ke gedung pengadilan untuk mengambil putusannya. Detail tentang hukumannya belum tersedia.
Pensiunan Lei dari Biro Kedua Konstruksi Tiongkok. Sejak awal penganiayaan pada tahun 1999, ia telah ditangkap dan dipenjara beberapa kali. Dia ditangkap pada tanggal 9 Maret 2002, dan dihukum tiga tahun. Mirip dengan Xu, dia juga ditangkap sebelum Olimpiade Beijing tahun 2008 dan ditahan di Kamp Kerja Paksa Masanjia yang terkenal di dekat Provinsi Liaoning selama lebih dari tiga tahun.
Selama kampanye pelecehan pada bulan Maret 2020, ia dipaksa untuk menjalani pemeriksaan fisik dan pengambilan sampel darah serta foto. Polisi juga memaksanya untuk menandatangani formulir yang menyatakan bahwa dia melakukan pemeriksaan fisik secara sukarela sebelum diizinkan pulang.
Dua Penduduk Beijing Berusia 30-an Dihukum Penjara
Pengadilan Distrik Haidian mengumumkan vonis bersalah terhadap Liu Zixuan (wanita) dan Ye Linlin (wanita) pada tanggal 10 Desember 2021. Keduanya dihukum empat tahun karena berlatih Falun Gong.
Liu (wanita), 30 tahun, dan Ye (wanita), 32 tahun, ditangkap di apartemennya di Beijing sekitar pukul 10 malam pada tanggal 7 Agustus 2019. Petugas dari Kantor Polisi Xisanqi menggeledah tempat mereka dan menyita buku-buku Falun Gong, printer, komputer laptop, dan 40-50 eksemplar buklet informasi tentang Falun Gong.
Seorang jaksa kemudian mengungkapkan bahwa kedua wanita itu direkam oleh kamera pengintai memasuki daerah perumahan, dan dicurigai membagikan materi Falun Gong di sana. Pamflet yang ditemukan oleh petugas di lingkungan itu kemudian digunakan sebagai bukti penuntutan terhadap mereka.
Polisi memerintahkan kedua praktisi untuk menulis pernyataan melepaskan Falun Gong. Mereka juga menunjukkan pernyataan penolakan yang ditulis oleh dua praktisi lain dan mengatakan kepada mereka bahwa mereka dapat mengalihkan kesalahan kepada praktisi lain untuk membebaskan diri mereka sendiri. Namun keduanya menolak untuk mengkhianati hati nuraninya. Sejak itu mereka ditahan di Pusat Penahanan Distrik Haidian.
Pengadilan Distrik Haidian awalnya menjadwalkan sidang pada bulan September 2020 tetapi ditunda setidaknya lima kali sebelum akhirnya mengadakan sidang pada tanggal 25 Februari 2021.
Selama sidang kedua praktisi tanggal 4 Agustus, nenek Liu, berusia 80-an, dan Ye (wanita) datang untuk menghadiri sidang. Hakim Tan mengklaim bahwa nenek Liu, satu-satunya orang dari keluarganya yang dapat menghadiri sidang, bukan keluarga dekatnya dan menghalangi dia masuk ke ruang sidang.
Ketika wanita lanjut usia itu mencoba berunding dengan Tan, seorang petugas pria datang dan berteriak padanya, dan dengan petugas lain, mereka menyeret wanita lanjut usia itu keluar dari ruang sidang. Ye diizinkan untuk menghadiri sidang.
Dihukum Karena Berbicara Tentang Keyakinannya
Pria Dihukum Diam-diam Setelah Dilaporkan oleh Sekretaris Desa karena Berbicara dengan Dia tentang Falun Gong
Wang Defu (pria), seorang penduduk Kabupaten Dingxing, Provinsi Hebei, pergi ke Desa Xiaojinzhuang terdekat untuk berbicara dengan orang-orang tentang penganiayaan terhadap Falun Gong pada tanggal 23 Maret 2021. Dia bertemu dengan sekretaris desa Xiao Shan, yang menolak untuk mendengarkannya dan membenturkan kepala Wang ke tembok. Kepala Wang berlumuran darah. Xiao menelepon polisi, membawa Wang ke Kantor Polisi Desa Liuzhuo. Setelah tes virus corona, dia dibawa ke Pusat Penahanan Kabupaten Dingxing.
Keluarga Wang tidak pernah diizinkan untuk mengunjungi atau mengirim kebutuhan sehari-hari kepadanya. Seorang penjaga kemudian mengungkapkan kepada mereka bahwa Wang telah dihukum tiga tahun dan akan dipindahkan ke Penjara Jidong.
Tak lama setelah itu, istri Wang menerima surat dari penjara, yang menyatakan bahwa Wang dihukum tiga tahun atas tuduhan “merusak penegakan hokum” (dalih standar yang digunakan untuk mengkriminalisasikan praktisi Falun Gong) dan sekarang ditahan di Penjara No. 4 Jidong. Tertanggal 20 Desember, surat itu juga mengatakan bahwa hukuman penjara ditentukan oleh pihak berwenang di Baoding dan tidak ada hubungannya dengan Kabupaten Dingxing, yang berada di bawah administrasi Baoding.
Hukuman Wang telah membuat keluarganya sangat tertekan. Ibunya telah menjalani operasi punggung dan baru bisa berjalan sendiri. Istrinya sedih karena Wang dipenjara. Ia juga memiliki seorang kakak laki-laki yang buta.
Wanita Hebei Dihukum setelah Terekam Kamera Pengintai Membagikan Materi Falun Gong
Li Lianye (wanita), dari Kota Handan, Provinsi Hebei, dilaporkan oleh sekretaris Kota Dashe pada tanggal 30 Juni 2021, karena membagikan materi informasi tentang Falun Gong malam sebelumnya. Pihak berwenang mengidentifikasi plat nomor mobil Li dan menemukan tempat tinggalnya dari pencarian video pengintai.
Sekelompok petugas menangkap Li di rumahnya tanggal 15 Juli 2021. Kendaraan pribadi dan telepon genggamnya disita. Setelah diinterogasi di Kantor Polisi Desa Tushan, dia dibawa ke Pusat Penahanan No. 3 Kota Handan.
Polisi kembali ke rumah Li tanggal 17 Juli dan menggeledah ruang bawah tanah miliknya. Berdasarkan informasi dari ponselnya, mereka menemukan tempat tinggal lain dan menggeledahnya pada tanggal 18 Juli.
Pada tanggal 6 Desember 2021 pengadilan Kabupaten Ci mengadakan sidang video terhadap kasus Li di pusat penahanan. Pengacaranya mengajukan pembelaan tidak bersalah untuk Li. Pada tanggal 4 Januari 2022 hakim menghukum Li tiga tahun dengan denda 3.000 yuan.
Pria Zhejiang Dihukum karena Berbicara kepada Siswa Go tentang Falun Gong
Seorang pria di Kota Hangzhou, Provinsi Zhejiang, ditangkap pada tanggal 24 April 2021, karena berbicara dengan siswa Go tentang Falun Gong. Sementara Hong Chang (pria) ditahan di pusat penahanan setempat, penjaga mengatur enam narapidana untuk memantau dan menyiksanya. Mereka melarangnya menelepon atau bertemu dengan keluarganya. Mereka juga melarangnya berbicara dengan orang lain atau membeli kebutuhan sehari-hari. Pengadilan Distrik Xihu menjatuhkan hukuman penjara lima tahun dengan denda 50.000 yuan pada akhir bulan Desember 2021.
Sebelum hukuman terakhirnya, Hong (pria), 53 tahun, telah menjalani hukuman kamp kerja paksa dan dua kali hukuman penjara, dengan total delapan tahun, karena menegakkan keyakinannya. Karena dia menolak untuk melepaskan Falun Gong di kamp kerja paksa, dia disiksa dengan bangku harimau, dicekok paksa makan air cabai, dan jari-jari kakinya dibakar dengan korek api. Selama menjalani hukuman penjara, para penjaga dan narapidana sering melarangnya tidur dan memaksanya berdiri hingga 20 jam berturut-turut. Mereka juga membuatnya kelaparan, memborgol pergelangan tangan di belakang punggungnya, dan menyetrum lehernya dengan tongkat listrik.
Wanita Liaoning Dihukum 4,5 Tahun karena Mentweet tentang Penganiayaan Falun Gong
Song Xiaomei (wanita), seorang warga Kota Dalian berusia 51 tahun, Provinsi Liaoning, ditangkap di rumahnya pada tanggal 1 Juni 2021. Polisi menolak menunjukkan identitas mereka, bahkan setelah keluarganya berulang kali meminta. Buku-buku Falun Gong milik Song (berjumlah lebih dari 70 buah), beberapa ponsel, dan komputernya disita.
Petugas Meng Fanyu memukul kepala Song dan mencacimakinya di Kantor Polisi Fude. Meng memerintahkan untuk membuka kunci ponselnya. Song menolak untuk mematuhi dan tekanan darahnya meningkat. Polisi juga mencoba menipu keluarga Song agar bersaksi melawannya dengan berjanji akan memberikan hukuman yang lebih ringan jika mereka bekerja sama.
Polisi mengungkapkan bahwa Song men-tweet informasi tentang penganiayaan Falun Gong dan “memfitnah” para pemimpin Partai Komunis Tiongkok selama perjalanannya ke Jepang dan postingannya di-retweet oleh beberapa orang. Karena hal itu, dia didakwa “merusak penegakan hukum” dan penangkapannya disetujui tanggal 17 Juni.
Keluarga Song kemudian mengetahui dari pengacaranya bahwa petugas Meng telah memukulinya setelah dia ditangkap. Ketika mereka mencoba mencari keadilan untuknya, petugas lain berkata kepada mereka, “Kami tidak akan menangani keluhan apa pun tentang [penganiayaan] Falun Gong. Anda dapat mengajukan keluhan dengan siapa pun yang anda inginkan.”
Pada tanggal 29 November 2021 Song muncul di Pengadilan Distrik Pulandian. Pengacaranya mengajukan pembelaan tidak bersalah untuknya. Keluarganya tidak diberitahu tentang persidangan, tetapi baru-baru ini mengetahui bahwa dia telah dihukum 4,5 tahun. Song telah mengajukan banding atas putusan tersebut.
Isinyur Instrumentasi Senior Dihukum karena Membagikan Brosur Informasi
Jin Chengrong (wanita), seorang insinyur instrumentasi senior di Tianjin, dihukum karena menyebarkan brosur informasi tentang Falun Gong.
Jin, 57 tahun, ditangkap dan rumahnya digeledah pada bulan Desember 2020 oleh petugas dari Kantor Polisi Ruijing. Dia ditahan di Pusat Penahanan Distrik Beichen. Jin diam-diam diadili pada bulan Agustus 2021 dan dihukum tiga tahun dengan denda 10.000 yuan. Penjara Wanita Kota Tianjin telah menolak kunjungan keluarganya sejak dia dibawa ke sana.
Jin dulu menderita tekanan darah rendah, hiperplasia payudara, batuk kronis dan kanker tiroid. Setelah mempelajari Falun Gong pada tahun 1996, semua penyakitnya hilang. Dia merasa terdorong untuk berbagi cerita dengan orang-orang dan mengklarifikasi fakta kebenaran tentang Falun Gong, jadi dia sering membagikan materi informasi di waktu luangnya.
Sebelum hukuman terakhirnya, Jin ditangkap pada bulan Januari 2007 dan dihukum tiga tahun dengan tiga tahun masa percobaan. Keluarganya hidup dalam ketakutan sebagai akibat dari penganiayaan berulang kali terhadap orang yang mereka cintai. Tempat kerjanya juga mengurangi gaji bulanannya menjadi 700 yuan, antara tanggal 18 Mei 2007 dan 18 Mei 2010.
Pria Guandong Dihukum Delapan Tahun karena Meningkatkan Kesadaran tentang Penganiayaan Falun Gong
Seorang pria di Kota Shenzhen, Provinsi Guangdong, dihukum delapan tahun dan denda 5.000 yuan karena menyebarkan informasi tentang Falun Gong.
Guan Yibo, 52 tahun, menyalakan server wifi portabel saat naik kereta bawah tanah untuk bekerja pada tanggal 30 Mei 2019. Ketika penumpang terhubung ke wifi, mereka akan menerima informasi tentang Falun Gong di ponsel mereka. Salah satu penumpang yang menerima informasi tersebut melaporkan Guan ke polisi. Polisi menunggu di stasiun kereta bawah tanah keesokan paginya dan menangkap Guan dalam perjalanannya ke tempat kerja. Rumahnya juga digeledah.
Tanggal 1 Juni Guan dibawa ke Pusat Penahanan No.2 Kota Shenzhen dan dipindahkan ke Pusat Penahanan Distrik Nanshan pada tanggal 16 September.
Pada tanggal 19 Maret 2021 Pengadilan Distrik Nanshan mengadakan sidang melalui video. Hakim mengumumkan putusan pada tanggal 28 Juli. Pada tanggal 18 September Guan mengajukan banding ke Pengadilan Menengah Kota Shenzhen, yang memutuskan untuk menegakkan putusan aslinya.
Guan adalah satu-satunya pencari nafkah di keluarganya. Hukumannya sangat menyusahkan orang tuanya yang sudah lanjut usia dan anak-anaknya.
Warga Lanjut Usia Menjadi Target
Wanita Berusia 84 Tahun Dihukum karena Keyakinannya setelah Kehilangan Suami Akibat Penganiayaan
Yin Wenyan, seorang janda di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, baru-baru ini dihukum satu tahun dengan masa percobaan satu tahun karena berlatih Falun Gong. Yin, 84 tahun, juga diperintahkan untuk melapor ke biro kehakiman setempat dua kali seminggu. Dia harus mengajukan izin dari biro kehakiman jika dia berencana untuk bepergian keluar dari Wuhan. Masa hukumannya akan berakhir pada tanggal 21 Oktober 2022.
Yin, seorang pensiunan insinyur medis senior, dilaporkan karena membagikan materi informasi tentang Falun Gong pada tanggal 2 Agustus 2019. Polisi menemukan kediamannya melalui video pengintai dan menangkapnya tiga hari kemudian. Rumahnya juga digeledah. Dia diinterogasi di kantor polisi sampai jam 2 pagi dan kemudian dibebaskan dengan jaminan. Tanggal 5 Agustus 2020 polisi menempatkannya dalam pengawasan perumahan setahun kemudian.
Pihak berwenang terus-menerus melecehkannya selama waktu itu. Kebetulan juga putranya meninggal karena sakit. Saat masih berduka atas kematian putra mereka, Yin dan suaminya yang sakit pindah dari rumah untuk menghindari pelecehan lebih lanjut. Tetapi suaminya tidak bisa menahan tekanan mental dan meninggal segera setelah itu.
Khawatir tentang Yin, salah satu kerabat mengundangnya untuk tinggal bersama, namun polisi terus melecehkannya melalui telepon. Tidak ingin kerabatnya terlibat, Yin kembali ke rumah pada bulan Desember 2020. Polisi segera mengetuk pintunya. Seorang petugas dari Biro Kehakiman Distrik Wuchang juga meneleponnya, tetapi dia menolak untuk mengungkapkan namanya ketika ditanya.
Polisi memberi tahu Yin bahwa mereka telah menyerahkan kasusnya ke Kejaksaan Distrik Wuchang. Pada tanggal 4 Januari 2021, jaksa mendakwa dan memindahkan kasusnya ke Pengadilan Distrik Wuchang. Yin diadili pada tanggal 23 Juli 2021.
Pada akhir bulan Desember 2021, dua anggota staf dari Pengadilan Distrik Wuchang mengunjungi Yin dan menyampaikan putusan kepadanya: dia dihukum satu tahun dengan masa percobaan satu tahun dan denda 2.000 yuan. Dia juga diperintahkan untuk menghadiri “program koreksi masyarakat” selama masa tahanannya.
Dua Wanita Berusia 80-an Tahun Dihukum Penjara
Dua wanita di Kota Shuangyashan, Provinsi Heilongjiang, dihukum pada tanggal 22 Desember 2021, karena keyakinannya pada Falun Gong. Pada tanggal 20 Desember Pengadilan Hongxinglong memanggil Yang Wenshu dan Liu Guiqing, keduanya berusia 80-an. Ketika mereka menolak untuk hadir karena kesehatannya, petugas pengadilan muncul di rumah mereka dua hari kemudian untuk mengumumkan putusan.
Yang, 80 tahun, dan Liu, 83 tahun, masing-masing dihukum satu tahun dan denda. Yang awalnya dihukum enam bulan, tetapi karena dia menolak untuk mengaku bersalah dan mendesak pegawai pengadilan untuk tidak berpartisipasi dalam penganiayaan, mereka memperpanjang masa hukumannya menjadi satu tahun.
Tanggal 14 Oktober 2020, wanita ini dilaporkan oleh orang tua siswa karena berbicara dengan siswa tentang Falun Gong. Polisi menemukan praktisi melalui kamera pengintai dan mengikuti mereka selama dua hari berikutnya.
Yang dan Liu ditangkap pada tanggal 16 Oktober saat mereka membagikan materi informasi tentang Falun Gong di daerah perumahan. Polisi menggeledah rumah mereka dan menyita buku-buku Falun Gong, foto pencipta Falun Gong, komputer, printer, kertas fotokopi, dan uang kertas dengan informasi tentang Falun Gong tercetak di atasnya. (Karena sensor informasi yang ketat di Tiongkok, banyak praktisi menggunakan cara-cara kreatif untuk meningkatkan kesadaran tentang penganiayaan, termasuk mencetak pesan singkat pada uang kertas.)
Kedua wanita itu dibebaskan pukul 9 malam pada hari penangkapannya. Mereka dipaksa memakai gelang pelacak GPS dan dilarang meninggalkan wilayah yang ditentukan polisi. Liu mulai mengalami kesulitan berjalan. Polisi tetap berada di luar apartemen kedua wanita itu untuk mengawasi mereka. Karena kedua wanita itu bertetangga, mereka dituduh “berkumpul” setiap kali mereka saling mengunjungi. Polisi kemudian menyerahkan kasus mereka ke kejaksaan, melecehkan para wanita ini beberapa kali, mengajukan pertanyaan, dan mengambil foto mereka.
Wanita Berusia 73 Tahun Dihukum 5,5 Tahun
Liu Lili (wanita), dari Kota Tangshan, Provinsi Hebei, baru-baru ini dihukum 5,5 tahun karena berlatih Falun Gong. Dilaporkan bahwa tidak ada pengadilan formal yang diadakan dan putusan diumumkan di Pusat Penahanan No. 1 Kota Tangshan. Rincian lain dari hukumannya tidak tersedia pada saat penulisan.
Hukuman terakhir Liu berasal dari penggerebekan polisi pada tanggal 13 Juli 2019, ketika lebih dari 30 petugas masuk ke rumahnya dan menggeledah kediamannya. Meskipun polisi mengalah dan tidak menangkap Liu setelah ibu mertuanya yang terbaring di tempat tidur memohon kepada mereka untuk tidak melakukannya, petugas sering kembali melecehkan Liu dan keluarganya, terkadang mengambil foto mereka.
Trauma oleh polisi, ibu mertua Liu, berusia 90-an, dan suami Liu, yang telah berjuang dengan gejala sisa akibat stroke dan kebutaan selama lebih dari dua dekade, meninggal satu demi satu.
Liu menikmati kesehatan yang baik sejak dia mengikuti Falun Gong pada tahun 1996, memungkinkan dia merawat suami dan ibu mertuanya yang terbaring di tempat tidur. Tetapi pelecehan yang sering terjadi itu berdampak pada kesehatannya.
Polisi menggeledah rumah Liu lagi pada bulan Agustus 2020 dan membawanya ke kantor polisi setempat untuk diinterogasi. Dia menyangkal melakukan kesalahan apapun dalam berlatih Falun Gong. Setelah Pusat Penahanan No. 1 Kota Tangshan menolak untuk menerimanya setelah mengetahui bahwa dia menderita banyak penyakit, polisi memaksa putranya untuk membayar jaminan 10.000 yuan sebelum membebaskannya.
Selama beberapa bulan berikutnya, polisi melecehkan dan mengintimidasi Liu beberapa kali lagi. Tak lama setelah dia dibawa ke kejaksaan untuk menjawab pertanyaan pada bulan Februari 2021, polisi mencoba menahannya lagi pada tanggal 17 Maret. Pusat Penahanan No. 1 Kota Tangshan kembali menolak untuk menerimanya karena kondisi medis yang serius, tetapi polisi berhasil memaksa penjaga untuk menerimanya pada tanggal 20 Maret.
Dua Wanita Henan Berusia 60 dan 80 Tahun Dihukum Penjara
Dua warga Kota Xinyang, Provinsi Henan mengajukan banding atas hukuman mereka yang sewenang-wenang karena berlatih Falun Gong.
Bai Yuzhen (wanita), 80 tahun, ditangkap di rumahnya pada tanggal 22 Juni 2021. Praktisi lain, Jin Yuling (wanita), 60 tahun, yang kebetulan mengunjunginya, juga ditangkap. Kedua wanita itu rumahnya juga digeledah.
Jin dan Bai diadili oleh Pengadilan Kabupaten Huangchuan di Pusat Penahanan No. 1 Kota Xinyang pada tanggal 14 Desember 2021. Karena usia Bai yang sudah lanjut, dia terhuyung-huyung saat berjalan ke ruang sidang darurat. Hakim memborgol keduanya selama persidangan.
Jaksa Wu Weichen dari Kejaksaan Kabupaten Huangchuan menuduh para wanita “merusak penegakan hukum,” dalih standar yang digunakan untuk mengkriminalisasi praktisi Falun Gong. Dia memperlihatkan buku-buku Falun Gong, materi informasi, pemutar media, dan uang kertas yang disita dari rumah mereka sebagai bukti penuntutan.
Bukti lain adalah rekaman dua wanita yang direkam oleh kamera pengintai di sebuah mal. Dalam video tersebut, kedua wanita itu mengenakan masker dan topi. Tidak dapat dilihat dengan jelas apakah mereka benar-benar Bai dan Jin. Juga tidak jelas apakah Bai dan Jin mengaku bahwa yang ada dalam rekaman adalah mereka.
Pengacara kedua praktisi mengajukan pembelaan tidak bersalah untuk mereka. Para praktisi juga bersaksi dalam pembelaan mereka sendiri dan menceritakan bagaimana mereka mendapat manfaat dari berlatih Falun Gong. Mereka berpendapat bahwa polisi menggeledah rumahnya ketika tidak ada orang. Mereka berpendapat bahwa karena polisi melanggar hukum sejak awal, barang-barang yang diperlihatkan tidak boleh diterima sebagai bukti penuntutan terhadap mereka. Hakim Zhang Junjun terus-menerus menyela para wanita.
Hakim mengumumkan putusan pada praktisi tanggal 11 Januari 2022. Jin dihukum 3,5 tahun penjara dengan denda 8.000 yuan. Bai dihukum 3 tahun dengan denda 5.000 yuan. Mereka telah mengajukan banding ke Pengadilan Menengah Kota Xinyang.
Kesengsaraan Keluarga
Insinyur Software Senior Dihukum Penjara dan Istri Menunggu Putusan karena Berbagi Keyakinan
Seorang insinyur perangkat lunak senior di Kota Changchun, Provinsi Jilin dihukum penjara 1,5 tahun karena berlatih Falun Gong. Istrinya sedang menunggu vonis atas keyakinannya yang sama.
Xie Rongchun
Xie Rongchun, 51 tahun, dan istrinya, Xu Lina, 40 tahun, pertama kali dilecehkan oleh anggota staf komite perumahan pada tanggal 17 April 2021. Anggota staf komite perumahan berusaha menipu pasangan tersebut agar membuka pintu dengan mengaku sebagai petugas untuk suntikan vaksin virus corona gratis. Karena pasangan itu menolak untuk membuka pintu, polisi kembali tiga hari kemudian dan menangkap mereka. Mereka pertama kali dijatuhi 15 hari penahanan administratif di Penguncian Weizigou, kemudian dimasukkan ke dalam penahanan kriminal pada tanggal 5 Mei. Xie dipindahkan ke Pusat Penahanan No. 3 Kota Changchun, dan Xu dibawa ke Pusat Penahanan No. 4 Kota Changchun.
Polisi menyerahkan kasus Xie ke Liu Yang dari Kejaksaan Distrik Chaoyang. Dia diadili oleh Pengadilan Distrik Chaoyang melalui konferensi video pada tanggal 29 September. Hakim ketua, Zhao Ruoyu, kemudian menjatuhkan hukuman 1,5 tahun padanya pada tanggal 29 Desember 2021. Xie dijadwalkan akan dibebaskan tanggal 5 November 2022.
Kasus Xu diadili secara terpisah. Dia telah menjalani satu kali pengadilan dan sekarang menunggu putusan.
Ketika orang tua Xie, yang berusia 80-an, pergi ke pusat penahanan untuk mengunjungi pasangan tersebut, mereka sangat sedih dengan penahanannya sehingga mereka tidak dapat berdiri.
Suami Dihukum 5,5 Tahun, Istri Berjuang Menjaga Balita Sendirian
Beberapa buklet berisi informasi tentang Falun Gong muncul di sebuah lingkungan di Kota Shanwei, Provinsi Guangdong pada awal bulan Februari 2020. Sekretaris lingkungan Zheng Zequn melaporkannya ke polisi, yang memperlakukannya sebagai kasus besar. Setelah berbulan-bulan penyelidikan, polisi menangkap Huang Shengwei (pria), 50 tahun, dan tujuh praktisi lainnya tanggal 9 April dan 9 Juni 2020, setelah menuduh mereka membagikan brosur.
Polisi mengambil kunci Huang dan menggeledah rumahnya ketika tidak ada orang. Barang-barang berharga istrinya, termasuk lebih dari belasan perhiasan emas, uang tunai 7.500 yuan, komputer, dan kartu bank, hilang setelah penggerebekan polisi. Polisi menggeledah rumah Huang lagi dua hari kemudian dan meninggalkan sarung tangan sekali pakai dan puntung rokok. Keluarga Huang melaporkan kejadian tersebut ke polisi, yang membantah telah mengambil barang-barang berharga dan menolak untuk menyelidiki pencurian tersebut.
Ketika istri Huang pergi ke kantor polisi tanggal 21 April 2020 untuk meminta pembebasannya, petugas Zhong Weicheng berkata kepadanya, “Saya hanya akan menjebaknya.”
Zhong juga merekam video istri Huang untuk mengintimidasi dan memaksanya agar mengakui tuduhan yang dibuat-buat. Hakim Huang Weiqun dari Pengadilan Kota Shanwei kemudian menjatuhkan hukuman 5,5 tahun penjara kepada Huang.
Ketika Huang ditangkap tanggal 9 April 2020, istrinya sedang hamil enam bulan. Karena Huang dihukum, istrinya berjuang untuk merawat balita mereka, yang sekarang berusia sekitar 17 bulan, dan ibu mertuanya, yang berusia 70-an.
Suami Istri Sichuan Dihukum Lagi karena Keyakinan, Ibu Lannjut Usia Meninggal
Sepasang suami istri di Kota Chengdu, Provinsi Sichuan dihukum penjara karena berlatih Falun Gong. Ibu suaminya yang berduka, berusia 80-an, meninggal tiga bulan setelah penangkapan mereka.
Li Fuquan dan Liu Kequn ditangkap tanggal 28 September 2020, setelah mereka direkam oleh kamera pengintai ketika membagikan materi informasi tentang Falun Gong. Li ditahan di Pusat Penahanan Kabupaten Dayi dan Liu ditahan di Pusat Penahanan Kabupaten Pi.
Liu ditangkap di rumah sakit, saat merawat bibinya, yang bisu dan kesulitan berjalan sendiri. Penangkapan pasangan itu membuat ibunda Li dan bibi Liu, keduanya berusia 80-an, sangat putus asa.
Ibu Li menangis sangat keras karena penangkapan dan hukuman pasangan itu sebelumnya sehingga dia menjadi buta. Kali ini, dia jatuh sakit karena kesedihan dan meninggal tanggal 16 Januari 2021. Pasangan tersebut divonis masing-masing tiga tahun pada pertengahan bulan Agustus 2021.
Sebelum babak penganiayaan terakhir ini, pasangan tersebut juga ditangkap tanggal 28 Mei 2004. Li dihukum delapan tahun di Penjara Kota Huangxu dan Liu tujuh tahun di Penjara Yangmahe. Li dipukuli oleh narapidana dan menderita patah tulang rusuk saat di penjara.
Ditargetkan Berulang Kali Karena Keyakinannya
Mantan Insinyur Lumpuh Akibat Penjara Sebelumnya, Dihukum Lagi karena Keyakinannya
Seorang mantan insinyur di Kota Dalian, Provinsi Liaoning yang menjadi lumpuh setelah sepuluh tahun penyiksaan penjara dihukum lagi karena keyakinannya pada Falun Gong.
Lu Kaili (juga diterjemahkan sebagai Lyu Kaili), 57 tahun, ditangkap tanggal 20 Juni 2021, setelah polisi melihat bait di kusen pintunya yang mengatakan, “Sejati, Baik, Sabar adalah yang paling penting; Kebajikan dan perbuatan baik akan membawa berkah.”
Tanggal 20 Juni 2021 kebetulan adalah Hari Ayah. Karena orang tua Lu sendiri telah meninggal bertahun-tahun yang lalu, satu-satunya keluarga di Dalian adalah istri dan mertuanya, yang berusia 80-an. Penangkapannya merupakan pukulan berat bagi mereka, terutama bagi ayah mertuanya yang masih dalam masa pemulihan dari operasi.
Setelah lima hari di Penjara Kota Dalian, Lu dipindahkan ke Pusat penahanan Yaojia. Para penjaga awalnya menolak menerimanya karena kesehatannya yang buruk, tetapi dipaksa oleh polisi agar membawanya. Ketika keluarganya meminta pembebasan Lu, seorang petugas polisi berkata kepada mereka, “Tidak ada gunanya bagi anda untuk berbicara dengan saya. Ini perintah dari atas untuk menangkapnya.”
Lu sebelumnya menderita cedera tulang belakang setelah sepuluh tahun disiksa di Penjara Panjin. Dia baru saja belajar berjalan dengan satu kruk tidak lama sebelum ditangkap lagi. Kecacatannya menyebabkan dia banyak menderita di pusat penahanan, di mana dia harus berjalan tanpa tongkat penyangga, selain menderita inkontinensia. Rasa sakit di kakinya sering membuatnya terjaga di malam hari. Ketika pengacara mengunjunginya, dia digendong oleh seorang narapidana.
Lu diadili di Pengadilan Ganjingzi pada tanggal 16 Desember 2021 dan dihukum penjara delapan bulan serta denda 5.000 yuan. Dia telah mengajukan banding atas putusan tersebut.
Sebelum hukuman terakhirnya, Lu menjalani dua masa hukuman di kamp kerja paksa, dan satu hukuman penjara. Dia telah menghabiskan total 13,5 tahun dari 23 tahun terakhir di balik jeruji besi, dan menderita penyiksaan, termasuk ranjang kematian, digantung dengan borgol, dan disetrum dengan tongkat listrik tegangan tinggi.
Setelah Lu menginterupsi sinyal TV pada tahun 2005 yang menyiarkan video mengungkap kejahatan Partai Komunis Tiongkok, dia dihukum sepuluh tahun penjara. Penjaga penjara sering menyetrumnya dengan tongkat listrik, selama berjam-jam setiap kali. Pada tahun 2010, ia melompat dari atap sebuah gedung karena tidak tahan lagi dengan rasa sakit fisik yang ekstrem. Tulang ekornya terluka dan dia menjadi lumpuh serta mengompol.
Lu sebelum penganiayaan
Lu setelah dibebaskan dari Penjara Jinzhou
Setelah Ditahan Lebih Enam Tahun, Mantan Dokter Dijatuhi Lebih dari Empat Tahun karena Keyakinannya
Seorang mantan dokter di Kota Kunming, Provinsi Yunnan, ditangkap di rumahnya pada malam hari tanggal 21 April 2021, karena menolak melepaskan keyakinannya pada Falun Gong.
Dr. Hu Jinzhao, 54 tahun, ditahan di Pusat Penahanan Kedua Distrik Panlong dan ditolak kunjungan keluarganya. Keluarganya bertanya-tanya dan akhirnya mengetahui bahwa dia telah dihukum empat tahun penjara dan didenda 8.000 yuan pada awal bulan Desember 2021. Dia telah mengajukan banding dari pusat penahanan.
Sebelum penangkapan terakhirnya, Dr. Hu, mantan dokter yang bertugas di Rumah Sakit Jiwa Provinsi Yunnan, mengalami beberapa penangkapan sejak penganiayaan terhadap Falun Gong dimulai pada bulan Juli 1999. Dia disiksa di pusat penahanan selama sebulan, dikamp kerja paksa selama 3 tahun 40 hari, pusat cuci otak selama seminggu, dan di penjara selama 3 tahun. Akibat penganiayaan, majikannya memecat dia dari pekerjaannya sebagai dokter dan mencegahnya bekerja di tempat lain. Tidak dapat menahan tekanan dan pelecehan terus-menerus dari pihak berwenang, istrinya menceraikannya.
Dr. Hu Jinzhao
Polisi Melanggar Prosedur Hukum
Polisi Merampok dalam Penangkapannya, Wanita Liaoning Dihukum Tiga Tahun
Ketika Shen Xiaona (wanita), dari Kota Anshan, Provinsi Liaoning, kembali ke rumah bersama anaknya pada malam tanggal 27 April 2021, dia diseret ke dalam oleh beberapa polisi yang bersembunyi di dalam apartemennya. Sekitar dua puluh petugas telah masuk ke rumahnya lebih awal malam itu.
Direktur polisi, Xu Tong, memukul kepala Shen dan menendang punggungnya. Baik dia maupun petugas tidak berseragam. Seorang petugas melambaikan kartu identitasnya di depan Shen dan dengan cepat menyimpannya. Mereka menggeledah rumahnya tanpa surat perintah penggeledahan dan menyita buku-buku Falun Gong dan perhiasan. Meskipun polisi kemudian mengembalikan perhiasannya, mereka menolak mengembalikan buku-buku Falun Gongnya.
Setelah menyaksikan polisi memukuli ibunya dan menggeledah rumah mereka, putri Shen menjadi sangat ketakutan setiap kali dia melihat petugas polisi di jalan.
Shen dibawa ke Kantor Polisi Qidashan sekitar tengah malam. Dia diikat di kursi besi, sampel darahnya diambil secara paksa, dan dipukuli oleh polisi.
Keluarga Shen menyewa pengacara untuknya. Pengacara mengajukan pengaduan terhadap petugas polisi atas penangkapan dan kekerasan sewenang-wenang, namun Departemen Kepolisian Gaoxin masih menyetujui penangkapannya pada tanggal 3 Juni 2021.
Shen diadili oleh Pengadilan Lishan pada tanggal 27 Desember 2021. Jaksa menuduhnya berbicara dengan Jiang Juan tentang Falun Gong dan memberikan dua flash disk dengan informasi tentang Falun Gong. Jiang tidak muncul di pengadilan untuk pemeriksaan silang.
Pengacara Shen berpendapat bahwa adalah kebebasan berkeyakinan dan berekspresi untuk berlatih Falun Gong dan berbicara dengan orang-orang tentang hal tersebut. Dia mengatakan bahwa dia tidak melanggar hukum apa pun atau menyebabkan kerugian bagi siapa pun. Sementara pengacara menuntut pembebasan, hakim menghukumnya tiga tahun pada tanggal 27 Desember 2021.
Dua Penduduk Guangdong Dihukum karena Berlatih Falun Gong, Anak Menderita Selama Penangkapan Ibunya
Dua warga Kota Qingyuan, Provinsi Guangdong dihukum penjara pada bulan Oktober 2021 karena berlatih Falun Gong.
Shao Yanfang (wanita), 36 tahun, dan Lai Chengmei (wanita), 57 tahun, ditangkap pada malam hari tanggal 11 April 2021. Tiga puluh dua petugas tiba dengan beberapa mobil dan bus di rumah Shao, ketika dia sedang makan malam bersama putrinya yang berusiac13 tahun dan putranya 11 tahun. Ketika dia menolak untuk membiarkan polisi masuk, mereka mendobrak pintu dan mematikan catu dayanya beberapa kali. Kedua anaknya ketakutan ketika lampu di rumah mereka padam.
Polisi menerobos masuk setelah Shao dipaksa membuka pintu. Mereka berusaha mengenakan tudung hitam di kepalanya, tetapi dihentikan oleh putranya. Shao terus berteriak sebagai protes “Falun Dafa Baik!” Polisi kemudian mencoba menutup mulutnya dengan kain, tetapi mengalah di bawah protes keras dari putrinya.
Setelah mendengar tentang kejadian itu, suami Shao bergegas pulang, hanya untuk dikunci di luar oleh polisi.
Polisi menghabiskan empat jam menggeledah rumah Shao, menyita komputer, printer, pemotong kertas, laminator, kertas fotokopi, dan banyak perlengkapan kantor lainnya. Mereka menuduhnya menggunakan peralatan untuk memproduksi materi Falun Gong. Dia diborgol dan dibawa pergi.
Petugas polisi pergi ke rumah Lai, memborgol dan mengenakan kerudung hitam di kepalanya, sebelum membawanya pergi.
Baik Shao maupun Lai dipaksa menjalani pemeriksaan fisik menyeluruh dan diperintahkan untuk membaca satu setengah halaman kata-kata. Mereka curiga bahwa polisi merekam suara mereka untuk database pengawasannya. Kedua wanita itu kemudian dibawa ke Pusat Penahanan Kabupaten Yangshan dan dipindahkan ke Pusat Penahanan Kota Yingde setelah polisi menyerahkan kasus mereka ke Kejaksaan Kota Yingde, yang ditugaskan untuk menangani kasus Falun Gong di wilayah Qingyuan.
Shao dihukum lima tahun dengan denda 30.000 yuan oleh Pengadilan Kota Yingde pada tanggal 28 Oktober 2021. Lai menerima hukuman dua setengah tahun dengan denda 10.000 yuan.
Wanita Jilin Dihukum Penjara, Polisi Menyita 200 K Yuan Uang Tunai
Cui Weiwei, dari Kota Changchun, Provinsi Jilin, ditangkap pada tanggal 9 November 2020. Polisi menyita laptop, printer kerja suaminya, uang tunai 200.000 yuan dan barang-barang lainnya. Ketika keluarganya kemudian meminta pengembalian uang sitaan, polisi menolak dan hanya mengembalikan ponsel putranya.
Pengadilan Distrik Chaoyang mengadakan dua sidang rahasia, pada tanggal 14 Mei dan 5 September 2021, tanpa memberi tahu keluarga Cui. Dia menolak untuk mengaku bersalah dan menyatakan bahwa dia tidak melanggar hukum apa pun dalam berlatih Falun Gong.
Pada tanggal 15 Desember Hakim ketua, Chen Xiaojing, memvonis Cui tiga tahun dengan denda 10.000 yuan. Dia telah mengajukan banding atas putusan tersebut dan masih ditahan di Pusat Penahanan No. 4 Kota Changchun pada saat penulisan.