(Minghui.org) Tahun Baru Imlek adalah salah satu hari libur yang paling dirayakan di Tiongkok dan di seluruh Asia. Menjelang Tahun Baru Imlek, banyak praktisi Falun Dafa baik di dalam maupun di luar Tiongkok mengirimkan ucapan mereka kepada pencipta Dafa melalui Minghui.org. Mereka mengucapkan terima kasih yang tulus dan mengucapkan Selamat Tahun Baru Imlek kepada Guru Li Hongzhi, pencipta Falun Dafa. Di antara ucapan selamat ini ada dari praktisi muda dan guru dari Sekolah Minghui di Vancouver. Mereka merefleksikan perubahan positif yang mereka alami setelah mulai berlatih.
Guru dan murid dari Sekolah Minghui di Vancouver mengucapkan Selamat Tahun Baru Imlek kepada Guru Li.
Guru Sekolah Minghui: Lingkungan Kultivasi Sangat Disukai oleh Orang Tua dan Murid
Tao Qiong, guru sekolah Minghui, berkata bahwa praktisi Falun Dafa menganut prinsip Sejati-Baik-Sabar. Murid belajar untuk mencari ke dalam dan menemukan kekurangan sendiri setiap kali mereka menghadapi konflik. Dengan cara ini, konflik dengan cepat diselesaikan dan tidak mencuat. Lingkungan kultivasi di Sekolah Minghui sangat disukai oleh orang tua dan murid.
Dia menjelaskan, “Sekolah Minghui didirikan oleh praktisi Falun Dafa. Ini adalah program sekolah sepulang sekolah dan musim panas. Siswa belajar Fa dan berlatih lima perangkat latihan Falun Dafa di sekolah. Mereka juga menganut prinsip-prinsip Falun Dafa Sejati-Baik-Sabar dalam kehidupannya sehari-hari.
Tao menambahkan, “Saat ini banyak anak-anak terlibat dalam konflik yang seringkali menjadi sasaran fisik. Namun, ini jarang terjadi di Sekolah Minghui. Falun Dafa juga membantu murid membuka kebijaksanaan mereka. Banyak dari murid kami sangat baik dalam karakter dan dalam studinya.”
Para guru dan murid di Sekolah Minghui ingin mengucapkan Selamat Tahun Baru Imlek kepada Guru Li Hongzhi.
Usia 13 Tahun: Falun Dafa Memberi Saya Kebijaksanaan dan Mengajarkan Saya untuk Sabar
Rui Rui, 13 tahun, adalah anak tertua kedua di keluarganya. Menurut ibunya Angela, “Rui Rui adalah yang paling nakal dari ketiga bersaudara. Sangat sulit bagi kami untuk mendisiplinkannya. Setelah dia mulai menghadiri Sekolah Minghui dua tahun lalu, Rui Rui menjadi patuh, berperilaku baik dan cerdas. Dia mulai sering belajar Fa dan bahkan suka membaca buku.
Rui Rui (berbaju biru) berlatih perangkat kelima latihan Falun Dafa, meditasi.
Rui Rui berkata, “Dengan berlatih Falun Dafa, saya menjadi tenang dan pikiran saya menjadi jernih. Hati terasa murni dan saya juga lebih toleran terhadap orang lain. Jika ada yang memperlakukan saya dengan tidak adil, saya bisa tetap tenang dan mengutamakan orang lain.
Salah satu teman sekelasnya di sekolah dasar didiagnosis dengan ADHD (Attention-Deficit/Hyperactivity Disorder). Dia menggertak Rui Rui dengan mendorong dan menendangnya. Suatu hari dia mengguncang meja Rui Rui begitu keras hingga tabletnya jatuh ke lantai dan penyok. Dilain waktu dia membuang semua barang di ransel Rui Rui. Banyak teman sekelasnya menyaksikan apa yang terjadi dan tidak tahan dengan itu. Mereka menyuruh Rui Rui untuk memberi tahu para guru. Dia berkata, “Saya tidak akan memberi tahu guru. Jika saya memberitahunya, dia akan ditegur.”
Teman sekelas itu tersandung dan jatuh ke tanah suatu hari dan terluka parah. Rui Rui segera membawanya ke kantor perawat untuk membalut lukanya.
Angela berkata, “Rui Rui tidak akan memperlakukan teman sekelasnya dengan baik jika dia tidak berlatih Falun Dafa. Dia belajar untuk toleran terhadap orang lain. Pada awalnya sulit baginya untuk melatih toleransi dan dia akan melakukannya dengan enggan, namun, seiring berjalannya waktu, dia mampu menerima semuanya dengan hati yang tenang.”
Rui Rui merasa Falun Dafa meningkatkan standar moral dan membuka kebijaksanaannya. Dia mendapat hadiah untuk komposisi bahasa Inggrisnya dan bahkan membuat orang tuanya menangis satu kali selama konser piano. Dia berkata, “Saya unggul dalam piano karena saya berlatih Falun Dafa, jadi suara piano yang saya mainkan adalah murni.”
Rui Rui berkata, “Terima kasih Guru karena telah memberikan saya tubuh yang sehat dan membimbing saya untuk menjadi orang yang lebih baik. Saya belajar untuk toleran terhadap orang lain dan tidak hanya memikirkan diri saya sendiri.”
Meluruskan Diri Setelah Berlatih Falun Dafa
An berusia empat belas tahun dan merasa bahwa dia menjalani kehidupan yang menyedihkan. Dia ingin menjadi laki-laki dan berpikir untuk menjalani operasi transgender. Dia memberi orang tuanya waktu yang sangat sulit dan dengan mudah kehilangan kesabaran karena hal-hal sepele.
Ibunya, Li, berkata, “Ini benar-benar tantangan dan waktu yang sulit bagi kami.”
An An berubah setelah dia mulai berlatih Falun Dafa. Dia tidak lagi menyimpan dendam dan mampu memberi alasan kepada orang tuanya setiap kali mereka tidak setuju pada sesuatu. Dia tidak lagi ingin menjalani operasi transgender dan menyadari bahwa itu bukan hal yang benar untuk dilakukan.
Setelah dia berhenti memikirkan operasi transgender, dia mengatakan banyak hal menjadi lancar, “Saya merasa hidup menjadi lebih mudah.”
Menemukan Kedamaian Batin Setelah Berkultivasi Falun Dafa
Emily berlatih perangkat kelima Falun Dafa, meditasi.
Emily berusia 11 tahun dan mulai berlatih Falun Dafa bersama ibunya pada usia yang sangat muda. Sejak penguncian pandemi dimulai dua tahun lalu, Emily dapat menghabiskan lebih banyak waktu belajar Fa daring dengan teman-teman sekelasnya dari Sekolah Minghui. Emily berkata bahwa dia mendapat banyak manfaat dan belajar membedakan mana yang benar dan mana yang salah sesuai dengan prinsip Sejati-Baik-Sabar.
Dia berkata, “Saya tidak lagi mendengarkan musik rap atau rock karena tidak sesuai dengan prinsip Sejati-Baik-Sabar. Musik itu membuat orang mudah kehilangan kesabaran.”
Emily hanya membaca buku dengan gambar yang digambar tangan atau dengan konten yang sesuai. Dia merasa Falun Dafa membantunya menjadi damai dan tenang. Sulit bagi banyak anak untuk mengendalikan emosi mereka saat ini. Emily mengatakan bahwa setiap kali orang mengutuk atau meneriakinya, dia pergi begitu saja dan tidak membiarkan hal itu mengganggunya.
Falun Dafa Membantu Melenyapkan Kemarahan dan Kecanduan pada Game Komputer
Peng Peng berusia 13 tahun dan lahir di Tiongkok. Orang tuanya ditahan secara ilegal di Tiongkok karena mereka adalah praktisi Falun Dafa. Akibatnya, ia harus tinggal bersama kakek dan neneknya yang memanjakannya. Sulit bagi orang tuanya untuk mendisiplinkannya ketika dia kembali kepada mereka. Dia juga kecanduan game komputer, yang menjadi sangat buruk sehingga dia marah setiap kali orang tuanya mengambil game itu darinya.
Orang tuanya merasa sulit untuk mendisiplinkannya dan memutuskan untuk memperkenalkannya pada Falun Dafa. Emosi Peng Peng menjadi tenang setelah dia mulai berlatih.
Dia berkata, “Emosi saya mengalami perubahan dramatis setelah saya mulai berlatih Falun Dafa. Di masa lalu, saya meneriaki dan mengutuk orang setiap kali mereka berbuat salah kepada saya. Sekarang saya tidak lagi memperlakukan orang lain seperti itu.
Dia juga melenyapkan keterikatannya bermain game komputer. Dia berkata, “Membaca Zhuan Falun membantu saya melenyapkan kecanduan game komputer. Saya berhenti bermain game segera setelah saya memikirkan prinsip-prinsip Fa yang disebutkan dalam Zhuan Falun. Saya juga menghafal Zhuan Falun dan berhenti melakukan hal-hal buruk.
Selain karakternya meningkat, kesehatan Peng Peng juga meningkat. Dia berkata, “Saya sekarang lebih sehat. Seluruh tubuh saya akan gatal dan sakit di masa lalu. Setelah saya mulai berlatih Falun Dafa, saya merasa nyaman dan energik.”
Dia berkata, "Guru, terima kasih telah mengawasi saya ketika saya tidak rajin berkultivasi."