(Minghui.org) Seorang musisi dan guru sitar di Kota Dalian, Provinsi Liaoning, telah hilang sejak Maret 2021. Dia menghilang pada saat pertemuan besar Partai. Keluarganya mencurigai bahwa dia ditangkap karena keyakinannya pada Falun Gong, disiplin spiritual yang telah dianiaya oleh rezim komunis Tiongkok sejak 1999.
Wang Guijuan
Wang Guijuan, berusia sekitar 47 tahun, pertama kali ditangkap di rumahnya pada 18 Mei 2020. Buku-buku Falun Gong, laptop, ponsel, MP3, ID, dan kartu bank miliknya disita.
Polisi membawanya ke pusat penahanan pada hari berikutnya, tetapi dia ditolak karena kesehatannya yang buruk. Setelah membawanya kembali ke kantor polisi, petugas memaksanya duduk di kursi besi dan menginterogasinya lagi.
Polisi menggeledah rumahnya sekali lagi ketika tidak ada orang di sekitarnya. Banyak barang berharganya, termasuk gelang giok, kalung, jam tangan, dan sitar, dibawa pergi. Seorang petugas mengeluh kepada Wang bahwa mereka kelelahan menggeledah rumahnya.
Polisi kemudian membebaskan Wang dengan jaminan, setelah memerintahkannya untuk membayar jaminan 2.000 yuan dan biaya pemeriksaan fisik 500 yuan. Seorang petugas berusia 30-an terus mencanci dia dan Falun Gong. Polisi juga mengambil nomor telepon sepupunya, kemungkinan untuk pelecehan di masa yang akan datang.
Polisi kembali lagi pada hari berikutnya pada jam 6 pagi, mengetuk jendela dan pintunya. Mereka kembali setiap dua atau tiga hari sekali setelah itu untuk mengganggunya. Karena tidak bisa hidup dengan tenang, dia tidak ada pilihan selain tinggal jauh dari rumah.
Polisi menutup akun WeChat kantor Wang untuk mencegahnya menghubungi kliennya. Karena ID dan kartu banknya ditahan oleh polisi, dia tidak dapat melakukan penarikan tunai atau naik bus.
Pada Maret 2021, selama Kongres Rakyat Nasional dan Konferensi Konsultatif Politik Rakyat Tiongkok, Wang hilang dari tempat yang dia sewa. Keluarganya curiga dia ditangkap, tetapi pihak berwenang menolak memberi tahu mereka apa yang terjadi.